BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Produktivitas Kerja. (2005) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AQUA TIRTA INVESTAMA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa kelak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

KUESIONER FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2011

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

Manusia sebagai salah satu faktor'produksi mempunyai peranan yang sangat penting dan vital, yang tidak dimiliki oleh faktor produks, yang lain,

PENGARUH KOMUNIKASI, KONDISI FISIK TEMPAT KERJA, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN WONOGIRI PADA TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif dan efisien dalam suatu perusahaan. Apalagi bila dikaitkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Bappenas,2006)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi

Hubungan Gaya Kepemimpinan, Motivasi Serta Lingkungan Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Di Bagian Produksi Di PT. X

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebelumnya. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEGAWAI PERPUSTAKAAN ITS

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan bagian yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi dengan yang lain. Dalam kehidupannya manusia sering

BAB I PENDAHULUAN. karena sumber daya manusia secara aktif mendorong produktifitas. karena itu perusahaan harus selalu memperhatikan, menjaga, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB I PENDAHULUAN. PT. Pertamina (Persero) merupakan suatu perusahaan tambang minyak

BAB II LANDASAN TEORI. aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan seta waktu.

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus seiring perkembangan zaman. Saat ini baik perusahaan swasta

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN Oleh : RETNO DJOHAR JULIANI DOSEN ADMINISTRASI NIAGA UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG

MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan baik usaha baru

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN. Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I. lingkungan kerja non fisik dan meningkatkan kinerja karyawannya.

BAB I PENDAHULUAN. daya non manusia sebagai alat penunjang terselesainya kegiatan perusahaan.

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KORELASI ANTARA LINGKUNGAN KERJA DENGAN SEMANGAT KERJA PEGAWAI DI KANTOR CAMAT PALARAN KOTA SAMARINDA

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. dibebankan (Alex S. Nitisemito, 1991:184). Lingkungan kerja terdiri dari dua

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pemimpin yang mampu menumbuhkan suatu disiplin, motivasi, lebih diciptakan. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah mencapai

Pendidikan Meningkatkan Kualitas dan Produktivitas Kerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan demikian dalam menggunakan tenaga kerja perlu adanya insentif yang

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan bagian dari. manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya tanpa adanya perusahaan sebagai tempat mencari nafkah sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan mereka karena ukuran-ukuran kinerja yang ada dirasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sehingga perusahaan di dalam menggelolah usaha diharapkan mampu

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi hidup matinya perusahaan atau organisasi. Dalam berorganisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL KOTA SAMARINDA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

II. LANDASAN TEORI. 1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. disebut manajemen sumber daya manusia. Manajemen sumber daya menusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mardiana (2005: 15) Lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. karier yang wajar dan realistik, rencana tersebut tidak akan menjadi kenyataan tanpa

BAB III PEMBAHASAN. telah penulis lakukan di Bagian Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. peralatannya guna mencapai tujuan pemerintah. 1 Keberhasilan pemerintahan akan

BAB II. Maharani (2006) melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Insentif. dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan CV.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia akan dapat meningkatkan efesiensi, efektifitas, dan produktifitas kinerja dalam sebuah perusahaan.

PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. faktor produksi lain dalam jangka waktu tertentu. Hal ini tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas pendidikan baik secara kuantitas maupun kualitas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hal Zainal Asikin, Dasar-dasar Hukum Perburuhan, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh kalangan orang banyak, baik dalam organisasi yang kecil maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah memasuki berbagai lapisan kehidupan di dunia termasuk

Transkripsi:

26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Produktivitas Kerja Karyawan 1. Definisi Produktivitas Kerja Karyawan Pengertian produktivitas kerja karyawan telah banyak dikemukakan para ahli, baik ahli ekonomi, manajemen, manajemen sumber daya manusia, maupun ahli perilaku organisasi. Siagian (2002) mendefinisikan produktivitas sebagai kemampuan memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal bahkan kalau mungkin yang maksimal. Hal senada juga dinyatakan oleh Nawawi (1998), bahwa produktivitas adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber kerja yang dipergunakan (input). Dari pengertian tersebut maka produktivitas dipandang sebagai rasio antara keluaran (output) dengan masukan (input). Untuk itu produktivitas kerja dikatakan tinggi jika hasil yang diperoleh lebih besar daripada sumber kerja yang dipergunakan. Sebaliknya produktivitas kerja dikatakan rendah, jika hasil yang diperoleh lebih kecil daripada sumber kerja yang dipergunakan. 11

27 Produktivitas kerja juga dinyatakan sebagai efektivitas menunjukkan sejauh mana tujuan, sasaran atau hasil yang direncanakan dapat dicapai. Sedang efisiensi menunjukkan sejauhmana sumber daya yang tersedia digunakan dengan benar. Dengan kata lain, efektivitas menunjukkan kemampuan untuk mencapai tujuan, sasaran, atau target yang telah ditetapkan, sedang efisiensi menunjukkan kemampuan untuk memperoleh keluaran atau hasil tertentu dengan menggunakan sumberdaya atau masukan yang minimal (Handoko, 1994 dalam Sasmita, 2007). Beberapa pendapat yang memandang produktivitas kerja sebagai kombinasi dari efisiensi dan efektivitas dikemukakan oleh Robbins (1996), bahwa produktivitas sebagai suatu kinerja yang mencakup keefektifan dan efisiensi. Pendapat Robbins (1996) sejalan dengan pendapat Bettignies (1985), produktivitas telah dirumuskan sebagai hasil penjumlahan (summing-up) dari efektivitas + efisiensi. Sedang Atmosaeprapto (2001) memandang produktivitas sebagai fungsi dari efektivitas pencapaian sasaran dan efisiensi penggunaan masukan. Produktivitas = f (efektivitas, efisiensi). Hubungan antara efektivitas dan efisiensi dalam fungsinya sebagai penentu produktivitas (dalam Sasmita, 2007). Dengan demikian dapat dikatakan sebagai hasil, produktivitas menunjukkan ukuran teknis, yang menunjukkan perbandingan antara

28 keluaran yang dihasilkan dengan masukan sumber-sumber yang digunakan, atau sebagai kombinasi dari efektivitas dalam mencapai sasaran dan efisiensi dalam penggunaan sumberdaya masukan. Aigner (1986) yang dikutip oleh Sasmita (2007), sebagai suatu proses, pengertian produktivitas intinya mengandung makna the will (keinginan) dan effort (upaya) manusia untuk berusaha meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan disegala bidang. Berkaitan dengan pendapat tersebut Kopelman (1985) juga menyatakan produktivitas sebagai state of mind-mind being confident that tomorrow can better than to day through one s own effort, artinya suatu sikap mental yang selalu berusaha dan mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini. Definisi tersebut sejalan dengan pengertian produktivitas yang dinyatakan oleh Dewan Produktivitas Nasional seperti yang dikutip oleh Umar (2003) yaitu suatu sikap mental yang selalu berusaha dan mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini. Sikap mental yang demikian membuat orang selalu mencari perbaikan-perbaikan dan peningkatan-peningkatan. Orang yang memiliki sikap seperti itu akan terdorong menjadi dinamis, kreatif,

29 inovatif, dan terbuka, namun tetap kritis dan tanggap terhadap ide-ide baru dan perubahan-perubahan. Mengikuti pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian produktivitas pada dasarnya dapat dilihat sebagai hasil dan juga sebagai proses. Sebagai hasil, produktivitas menunjukkan ukuran teknis, yang menunjukkan perbandingan antara keluaran yang dihasilkan dengan masukan sumber-sumber yang digunakan, atau sebagai kombinasi dari efektivitas dalam mencapai sasaran dan efisiensi dalam penggunaan sumberdaya masukan. Sebagai proses, esensi pengertian produktivitas mengandung makna sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Dalam kontek pekerjaan, produktivitas berarti, cara kerja hari ini harus lebih baik dari cara kerja kemarin, dan hasil yang dicapai besok harus lebih banyak atau lebih baik dari yang diperoleh hari ini. 2. Teori Produktivitas Kerja Produktivitas yang diukur oleh daya guna (efisiensi) penggunaan personel sebagai tenaga kerja, Produktivitas ini digambarkan dari ketepatan penggunaan metode atau cara kerja dan alat yang tersedia sehingga volume dan beban kerja dapat diselesaikan sesuai waktu

30 yang tersedia. Hasil yang diperoleh bersifat non material yang tidak dapat dinilai dengan uang sehingga produktivitas kerja ini hanya dapat digambarkan melalui efisiensi personal dalam melak-sanakan tugas-tugas pokoknya. Produktivitas ini dapat diperoleh gambarannya dari dedikasi, loyalitas, kesungguhan, disiplin, ketepatan penggunaan metode atau cara kerja dan lain-lain yang tampak selama personal sebagai tenaga kerja melaksanakan volume dan beban kerjanya. Faktor kunci yang mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas adalah sikap orang-orang yang bekerjasama. Untuk memacu agar karyawan memiliki produktivitas yang tinggi maka usaha yang harus dilakukan adalah usaha perbaikan sumber daya manusia, sehingga akan ditemukan sumber daya manusia yang profesional. Maister (2004) menekankan profesionalisme bukan hanya sekedar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi profesionalisme lebih merupakan suatu sikap. Pendapat senada juga diungkapkan oleh Siagian (2002) menyatakan masalah produktivitas kerja dapat dilihat masalah keperilakuan, tetapi juga dapat mengandung aspek-aspek teknis. Untuk mengatasi hal inilah perlu adanya pemahaman yang tepat tentang faktorfaktor penentu keberhasilan meningkatkan produktivitas kerja. Faktor-faktor tersebut adalah :

31 a. Perbaikan terus-menerus Dalam hal ini diharapkan tidak adanya titik jenuh dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja, salah satu implikasinya ialah bahwa seluruh komponen perusahaan harus melakukan perbaikan secara terusmenerus b. Peningkatan Mutu Hasil Pekerjaan Berkaitan erat dengan upaya melakukan perbaikan secara terus-menerus ialah peningkatan mutu hasil pekerjaan oleh semua orang dan komponen perusahaan. Jika secara tradisional ditekankan pentingnya orientasi hasil untuk dianut oleh manajemen, dewasa ini lebih ditekankan lagi orientasi hasil kerja dengan mutu yang semakin tinggi. c. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling strategik di dalam organisasi. Tidak ada pilihan lagi bagi manajemen kecuali menerima hal ini. Memberdayakan manusia dengan berbagai kiat seperti : mengangkat harkat dan martabat manusia, manusia mempunyai hak-hak yang bersifat asasi dan tidak ada manusia lain termasuk manajemen yang dibenarkan untuk melanggar hak-hak tersebut. Suatu kiat yang terbukti ampuh dalam pemberdayaan sumber daya manusia dalam organisasi ialah penerapan gaya

32 manajemen yang berpartisipatif melalui proses demokratisasi dalam kehidupan berorganisasi, dan pemerkayaan mutu kekaryaan. 3. Ciri-Ciri dari Produktivitas Kerja Menurut Ranfd (dalam Timpe, 1992), ciri karyawan yang memiliki produktivitas kerja tinggi meliputi : (Sasmita, 2007) a. Lebih dari memenuhi kualifikasi pekerjaan 1) Cerdas dan dapat belajar dengan relative cepat 2) Kompeten secara professional 3) Kreatif dan inovatif 4) Selalu meningkatkan diri. b. Bermotivasi tinggi 1) Memiliki komitmen terhadap pekerjaan 2) Tekun bekerja secara produktif pada suatu tugas sampai selesai 3) Mempunyai kemauan keras untuk bekerja (Selalu Sibuk) 4) Bekerja efektif dengan atau tanpa pengawasan c. Dewasa 1) Berintegritas tinggi, bersikap seadanya, jujur, dan tulus 2) Mantap secara emosional, dan percaya diri 3) Mandiri, percaya diri, dan berdisiplin tinggi 4) Dapat bekerja dibawah tekanan

33 d. Dapat bergaul dengan efektif 1) Pribadi yang menyenangkan, dapat diterima baik oleh atasan dan sesama rekan kerja. 2) Berkomunikasi dengan jelas, dan terbuka terhadap saran-pendengar yang baik. 3) Bekerja produktif dalam rangka upaya tim 4) Bekerja sama berbagi gagasan berbagi gagasan/membantu teman dalam bekerja. Dengan demikian dalam penelitian ini karyawan dikatakan produktif apabila mampu menunjukkan ciri-ciri lebih dari memenuhi kualifikasi pekerjaan, bermotivasi tinggi, dewasa, dapat bergaul dengan efektif, maka dapat dikatakan karyawan memiliki tingkat produktivitas kerja yang tinggi (Ranfd, Timpe, 1992, dalam Sasmita, 2007). 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Banyak faktor yang mempengaruhi produktifitas kerja yang baik yang berhubungan dengan tenaga kerja maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijakan pemerintah secara keseluruhan. Menurut Anoraga (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah : a. Pendidikan, pada umumnya seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki produktivitas kerja yang tinggi.

34 b. Motivasi, dengan mengetahui motivasi dari karyawan, maka pimpinan dapat membimbing dan mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik. c. Disiplin kerja, kediplinan dapat dibina melalui latihanlatihan antara lain dengan bekerja menghargai waktu dan biaya yang akan memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan. d. Ketrampilan, ketrampilan banyak pengaruhnya terhadap produktivitas karyawan. Ketrampilan dapat ditingkatkan melalui kursus-kursus, latihan dan lain sebagainya. e. Sikap Etika Kerja, sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang serasi, selaras dan simbang di dalam kelompok itu sendiri maupun dengan kelompok lain, dan etika dalam hubungan kerja sangat penting artinya karena dengan terciptanya hubungan tersebut dalam proses produksi akan meningkatkan produktivitas kerja. f. Gizi dan Kesehatan, gizi yang baik akan mempengaruhi kesehatan karyawan, dan semua itu akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. g. Tingkat Penghasilan, Dengan penghasilan yang cukup, akan memberikan semangat kerja bagi tiap

35 karyawan untuk memacu prestasi kerja sehingga produktivitas kerja akan tercapai. h. Lingkungan Kerja dan Iklim Kerja, Hal ini sangat penting untuk mendapat perhatian karena sering karyawan enggan bekerja karena tidak ada kekompakan kerja atau ruang kerja yang tidak nyaman, hal ini akan mengganggu kerja karyawan. i. Teknologi, Dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin otomatis dan canggih, dapat mendukung tingkat produksi dan mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan. j. Sarana Produksi, Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam proses produksi. k. Jaminan Sosial, Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan, menunjang kesehatan dan keselamatan. Dngan harapan agar karyawan semakin bergairah dan mempunyai semangat untuk bekerja. l. Manajemen, Dengan manajemen yang baik, maka karyawan akan terorganisasi dengan baik pula. Dengan demikian, produktivitas kerja karyawan akan tercapai. m. Kesempatan Berprestasi, setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya,

36 dengan diberikan kesempatan berprestasi, maka karyawan akan meningkatkan produktivitasnya. F. Lingkungan Kerja Fisik 1. Definisi Lingkungan Kerja Fisik Gie (2000) mendefinisikan lingkungan kerja fisik sebagai segenap faktor fisik yang bersama-sama merupakan suatu suasana fisik yang melingkupi suatu tempat kerja. Nitisemito (2001) mendefinisikan lingkungan kerja fisik sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan misalnya kebersihan, musik dan lain-lain. Menurut Triguno (1999) lingkungan kerja fisik adalah sarana dan prasarana yang ada di tempat karyawan bekerja yang mempengaruhi karyawan didalam menjalankan tugastugas yang dibebankan Sedang lingkungan kerja fisik menurut Sedarmayanti (2001) adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun scara tidak langsung. Kemudian Moekijat (2002) mendefinisikan lingkungan kerja fisik sebagai sesuatu yang berada di sekitar para pekerja yang meliputi cahaya, warna, udara, suara serta musik yang mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.

37 Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja fisik adalah keadaan fisik dimana para karyawan menjalankan tugas kewajiban yang mempengaruhinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya sehari-hari. 2. Teori Lingkungan Kerja Perlengkapan dan mesin-mesin yang dipergunakan dan tata ruang yang diikuti mempengaruhi lingkungan kerja fisik perusahaan pada umumnya, akan tetapi pewngaruh yang lebih besar adalah kondisi-kondisi kerja fisik dalam kondisi-kondisi mana pekerjaan harus dilakukan. Kondisi-kondisi pekerjaan ini harus menyenangkan, enak dan mengakibatkan kebiasaankebiasaan pekerjaan yang baik. Untuk memberikan kondisi yang demikian memerlukan perencanaan (Moekijat, 2002). Diantara faktor-faktor yang penting dari pada lingkungan kerja fisik dalam kebanyakan perusahaan adalah : penerangan, kebersihan dan warna, udara, suara, dan keamanan (Moekijat, 2002). Perencanaan untuk lingkungan fisik tidak dapat dipertimbangkan secara dari pada bidang-bidang perencanaan perusahaan yang penting lainnya. Semua harus dikoordinir dengan seksama (Moekijat, 2002).

38 3. Ciri-Ciri dari Lingkungan Kerja Fisik Moekijat (2002) menyatakan bahwa ciri-ciri dari lingkungan kerja fisik adalah sebagai berikut : a. Perpindahan pegawai berkurang Pelaksanaan pekerjaan yang sukses memerlukan penerangan yang baik. Penerangan yang baik membantu karyawan untuk melihat dengan cepat, mudah dan senang. Kondisi tersebut berdampak pada perpindahan pegawai berkurang. b. Semangat kerja lebih tinggi Semangat kerja para pegawai yang lebih baik akan diperoleh apabila mereka merasa bahwa manajemen (pimpinan) menaruh perhatian terhadap keadaan baik mereka, dan apabila suasana pekerja menyenangkan. Penerangan yang baik dsan penggunaan warna yang tepat dapat membantu meningkatkan semangat kerja karyawan. c. Hasil pekerjaan lebih banyak atau mampu memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Perubahan kondisi-kondisi penerangan yang kurang menjadi kondisi-kondisi penerangan yang baik hamper selalu mengakibatkan tambahan dalam tingkat hasil pekerjaan.

39 d. Keletihan berkurang Pertukaran udara yang cukup terutama dalam ruang sangat diperlukan, apalagi dalam ruangan tersebut penuh pegawai. Pertukaran udara yang cukup dalam ruangan akan menyebabkan kesegaran fisik karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Sebaliknya pertukaran udara yang kurang akan dapat menimbulkan rasa pengap sehingga mudah menimbulkan kelelahan dari karyawan. Begitu juga dengan adanya suara gaduh, karyawan mungkin tidak menyadari pengaruh kegaduhan suara, tetapi setelah beberapa waktu orang akan menjadi sangat lelah dan lekas marah sebagai pengaruh suara yang gaduh. e. Suasana kantor memungkinkan menjadi tampak menyenangkan dan menarik pemandangan. Pewarnaan ruangan kantor yang baik memungkinkan ruangan menjadi tampak menyenangkan dan menarik pemandangan. f. Mengurangi kejenuhan karyawan dalam bekerja. Warna tidak hanya mempercantik ruangan tempat bekerja akan tetapi juga membantu karyawan mengurangi kejenuhan saat bekerja. g. Kerasan untuk berlama-lama di lingkungan perusahaan

40 Kebersihan mempunyai kaitan erat dengan kesehatan, karena kebersihan yang terjaga dapat penyebabkan karyawan merasa nyaman berada di dalam ruangan kerja, sehingga secara psikologis karyawan akan merasa lebih betah untuk berlama-lama dalam ruangan kantor. h. Konsentrasi karyawan saat bekerja lebih baik. Sebagian besar dari pekerjaan merupakan membutuhkan konsentrasi pikiran, oleh karena itu diusahakan agar jangan banyak terjadi suara-suara gaduh. Suara yang gaduh menyebabkan kesulitan memusatkan fikiran, dalam menggunakan telepon dan dalam melaksanakan pekerjaan kantor dengan baik. i. Mutu pekerjaan yang dihasilkan karyawan lebih baik. Perubahan kondisi-kondisi penerangan yang kurang menjadi kondisi-kondisi penerangan yang baik hampir selalu mengakibatkan tambahan dalam tingkat hasil pekerjaan. j. Kesenangan dan kesehatan karyawan yang bertambah baik. Adanya ventilasi udara yang cukup untuk pertukaran udara, dan fasilitas-fasilitas seperti : Air Conditioning mampu meningkatkan kesenangan dan kesehatan karyawan yang berada di dalamnya. Selain itu dengan

41 adanya hal-hal tersebut mampu memberikan keuntungan-keuntungan ekonomi bagi perusahaan. k. Karyawan lebih tenang dalam bekerja. Warna mempengaruhi proses-proses perasaan, pengertian, dan pikiran. Misalnya warna biasanya mempunyai pengaruh yang penting atas tekanan darah dan ketegangan syaraf. Warna tertentu akan mempengaruhi pikiran dari beberapa orang dengan perasaan atau pikiran yang baik, warna lain mempunyai pengaruh yang sebaliknya. Dengan demikian pemilihan warna yang tepat akan mempengaruhi ketenangan karyawan dalam bekerja. G. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Produktivitas Kerja Produktivitas kerja sebagai salah satu orientasi manajemen dewasa ini, keberadaannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah lingkungan kerja fisik karyawan (Anoraga dan Suyatni, 2001). Sedarmayati (2001) menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja fisik tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja fisik mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang

42 melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja yang memusatkan bagi karyawannya dapat meningkatkan produktivitas kerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan produktivitas kerja. Gomes (2001) juga menyatakan bahwa lingkungan fisik kerja tidak nyaman akan mengurangi kesempatan bagi pekerja untuk bekerja secara efisien dan efektif. Seorang karyawan yang bekerja di lingkungan kerja fisik yang mendukung dia untuk bekerja secara optimal akan menghasilkan produktivitas kerja yang baik, sebaliknya jika seorang karyawan bekerja dalam lingkungan kerja fisik yang tidak memadai dan mendukung dia untuk bekerja secara optimal akan membuat karyawan yang bersangkutan menjadi malas, cepat lelah sehingga produktivitas kerja karyawan tersebut akan rendah. Menurut Moekijat (2002) untuk mendapatkan suasana, kerja yang baik, perlu memperhatikan berbagai faktor penunjang dalam lingkungan kerja fisik, seperti : penerangan, kebersihan dan warna, udara, suara, dan keamanan. Penjelasan tersebut di atas didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Wantoro (2006) dengan subyek karyawan bagian produksi di PT. Poliplas Makmur Sentosa, menunjukkan bahwa lingkungan kerja fisik yang diukur melalui indikator : sarana penerangan, pencahayaan matahari, kebersihan ruang kerja, paduan warna di ruang

43 kerja, ventilasi udara, tingkat gangguan suara, rasa aman terhadap kepemilikan barang pribadi dan beraktivitas di lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Poliplas Makmur Sentosa Ungaran dengan kontribusi sebesar 0,424 atau 42,40 %. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto (2006) dengan subyek karyawan bagian produksi di PT. Bina Guna Kimia Ungaran juga menunjukkan bahwa lingkungan kerja fisik yang diukur dengan indikator : kualitas penerangan di ruang kerja, kebersihan ruang kerja, kualitas paduan warna di ruang kerja, kecukupan ventilasi udara, dan tingkat kebisingan ruang kerja secara signifikan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Bina Guna Kimia Ungaran, namun kontribusi yang diberikan dalam hal ini hanya sebesar 0,250 atau 25,00 %. Dari hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan tersebut memberikan sebuah penguatan bahwa lingkungan kerja fisik karyawan yang nyaman akan mampu meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Namun demikian dalam penelitian tersebut juga dijelaskan bahwa konstribusi faktor lingkungan kerja fisik antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya memiliki pengaruh yang berbeda terhadap produktivitas kerja karyawannya. Kemudian hasil penelitian yang dilakukan oleh Amir & Sahibzada dengan judul Dampak Lingkungan Kantor Terhadap Tingkat Produktivitas Karyawan Di Sektor

44 Swasta Pakistan menunjukkan bahwa confort of level office memiliki korelasi sebesar 0,468 signifikan pada taraf 0,01 dan office layout memiliki korelasi sebesar 0,376 signifikan pada taraf 0,01. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Taiwo (2008) dengan judul Pengaruh lingkungan kerja Pada Produktivitas Pekerja (Studi Kasus Pada Pekerja Minyak dan Gas di Lagos, Nigeria) menunjukkan jika kondisi kerja yang buruk memberikan kontribusi terhadap rendahnya produktivitas karyawan, dibuktikan nilai t-hitung (3,61) > t- tabel (2,00). Dari uraian penjelasan di atas memberikan deskripsi secara jelas, bahwa lingkungan kerja fisik merupakan salah satu faktor yang memiliki kontribusi dalam peningkatan produktivitas kerja karyawan. H. Hipotesis Penelitian Ha : Lingkungan kerja fisik dapat dijadikan sebagai prediktor terhadap produktivitas kerja karyawan Le Bringin Hotel Salatiga