BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Sebagai salah satu unsur dari suatu organisasi, manusia tidak dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

BAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja bagi suatu perusahaan sangatlah penting, salah satunya bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana. pergaulan yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

2015 PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

2016 PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

PERAN MANAJEMEN KINERJA DALAM KEMANDIRIAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. kepadanya dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Karyawan atau tenaga kerja merupakan asset utama dan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Bappenas,2006)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prasyarat untuk memperoleh peluang partisipasi, adaptasi dalam hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. arti luas yaitu sebagai Aset utama dalam organisasi yang harus dikelola dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PEMBERIAN TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAN KEDISIPLINAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia sangat diperlukan karena

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. penilaian justru lebih lengkap dan detail karena sifat-sifat yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi memiliki prosedur kerja yang baik, struktur organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pada indikator sosial maupun ekonomi menuju kearah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja perusahaan tidak terkecuali bagi para pekerja di lingkungan UKM.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yaitu dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintah maupun tugas

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pendidikan merupakan peran yang strategik dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi serta pertumbuhan ekonomi yang terus berkembang telah

BAB I PENDAHULUAN. karyawan perusahaan yang perlu sekali diperhatikan agar pencapaian tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan bersama. Setiap organisasi memerlukan sumber daya manusia, karena sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan bersedia mengerahkan segenap kemampuannya untuk. diluar diri seseorang itu turut mempengaruhinya, pemimpin harus memilih

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB I PENDAHULUAN. masalah, kendala, dan keterbatasan yang menyebabkan gagal, kurang berhasil atau

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. wewenang, sampai dengan kepada rincian tugas masing-masing pihak yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. 1 Perlindungan terhadap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu organisasi. Dalam setiap perusahan maupun dalam sebuah instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. saja nilai komporatif tetapi juga nilai komperatitif-generatif-inovatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang semakin pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Runtunuwu (2015)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

BAB II URAIAN TEORITIS. Non Formal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil Di

ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN KERJA, PENDIDIKAN, DAN PENDAPATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI LUWES SWALAYAN WONOGIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan, sudah seharusnya memberikan pelayanan maksimal kepada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan diperhatikan. Akhir-akhir ini masalah tersebut menjadi hangat lagi setelah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semakin pesat, persaingan yang dihadapi semakin kompetitif,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

belajar yaitu dengan sistem belajar modul

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa

BAB I PENDAHULUAN. mahal dibanding dengan aset-aset lain karena SDM merupakan penggerak utama

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada umumnya didirikan dengan tujuan untuk mencapai profit

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesatuan fisik, bentuk dan nilai (Sutrisno, 2009). Peningkatan prestasi kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, pembangunan merupakan syarat mutlak bagi suatu negara.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

2016 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Dan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan titik sentral dari produktivitas, karena manusia manusia merupakan aset yang sangat berharga dalam pencapaian tujuan organisasi. Sebagai salah satu unsur dari suatu organisasi, manusia tidak dapat begitu saja disamakan dengan unsur-unsur yang lainnya. Manusia merupakan makhluk yang kompleks, setiap manusia memiliki akal, pikiran, perasaan, dan emosi yang berbeda dengan manusia yang lain dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakannya. Dalam suatu organisasi unsur manusia merupakan perangkat yang paling menentukan bahkan dalam mencapai tujuan kegiatannya, terutama berkaitan erat dengan kebijaksanaan manajerialnya, organisasi dan manusia adalah suatu sistem dalam mencapai tujuan, sedangkan manusia merupakan subsistem yang mendukung pelaksanaan tujuan tersebut. Pegawai sebagai sumber daya dalam suatu organisasi merupakan sumber daya utama diantara sumber daya yang ada, yang memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memberikan kepastian bahwa pelaksanaan fungsi dan kegiatan organisasi berjalan dengan efektif dan efisien. Untuk mendorong pegawai agar selalu bekerja lebih giat dan rajin, suatu organisasi harus menyusun strategi sehingga pegawai akan senantiasa

2 memperoleh hasil yang lebih baik dalam melaksanakan kegiatannya. Hal ini berarti tingkat produktivitas pegawai tinggi. Apabila produktivitas kerja pegawai tinggi maka produktivitas organisasi pun akan tinggi. Begitu juga sebaliknya, apabila produktivitas kerja pegawai rendah maka produktivitas organisasi akan rendah pula. Nanang Fattah (1996: 15) mengemukakan pendapatnya bahwa: Pengertian konsep produktivitas berkembang dari pengertian teknis sampai dengan perilaku. Produktivitas dalam arti teknis mengacu pada derajat keefektifan dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya. Sedangkan dalam pengertian perilaku, produktivitas merupakan sikap mental yang senantiasa berusaha untuk terus berkembang. Dari pendapat di atas menyatakan bahwa produktivitas dapat dinilai dari bagaimana seorang individu dapat menerapkan efektivitas dan efisiensi kerjanya. Produktivitas juga diartikan sebagai sikap mental seseorang untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya dalam bekerja sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang memuaskan. Menyimak pendapat di atas, timbul pertanyaan, sudah produktifkah sumber daya manusia di Indonesia? Menurut Ketua Dewan Perwakilan Daerah, Irman Gusman (2012) menyatakan bahwa Indonesia dianugerahi sumber daya alam yang melimpah, tetapi tidak berdampak maksimal pada tingkat kualitas masyarakat Indonesia pada umumnya. Hal ini tercermin dari data United Nations Development Program (UNDP) 2010-2011 yang menempatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2011 berada di urutan 124 dari 187 negara yang disurvei, dengan skor 0,617. Peringkat ini turun dari peringkat 108 pada tahun 2010.

3 Di kawasan ASEAN, Indonesia hanya unggul dari Vietnam yang memiliki nilai IPM 0,593, Laos dengan nilai IPM 0,524, Kamboja dengan nilai IPM 0,523, dan Myanmar dengan nilai IPM 0,483. Peringkat pertama dalam hal kualitas manusia adalah Singapura dengan nilai 0,866, kemudian disusul Brunei dengan nilai IPM 0,838, disusul Malaysia dengan nilai IPM 0,761, Thailand dengan nilai IPM 0,682, dan Filipina dengan nilai IPM 0,644. Dari hasil di atas sangat jelas bahwa produktivitas sumber daya manusia Indonesia masih tergolong sangat rendah di kawasan ASEAN, terlihat dari peringkat yang menurun setiap tahunnya, dan tentunya hal ini harus menjadi motivasi agar produktivitas sumber daya manusia di Indonesia meningkat, tidak terkecuali sumber daya manusia yang ada di Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. Pusat Produktivitas Nasional dalam Rosidi (1993: 58) melaporkan bahwa terdapat 14 faktor yang mempengaruhi produktivitas nasional, yaitu: 1) pendidikan, 2) keterampilan, 3) disiplin), 4) motivasi), 5) sikap dan etika kerja, 6) gizi dan kesehatan, 7) tingkat penghasilan, 8) jaminan sosial, 9) lingkungan dan iklim kerja, 10) hubungan industrial pancasila, 11) teknologi, 12) sarana produksi), 13) manajemen, 14) kesempatan berprestasi. Satu diantara banyak faktor di atas yang dapat mempengaruhi produktivitas adalah disiplin. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi pimpinan organisasi harus memperhatikan kedisiplinan seluruh anggota yang ada dalam organisasi tersebut karena disiplin merupakan faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

4 Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan Sedarmayanti (2009: 72-76), mengemukakan berbagai faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja antara lain: (1) Sikap mental (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja); (2) Pendidikan; (3) Keterampilan; (4) Manajemen; (5) Hubungan Industrial Pancasila (HIP); (6) Tingkat penghasilan; (7) Gizi dan kesehatan; (8) Lingkungan dan iklim kerja; (9) Sarana produksi; (10) Teknologi; (11) Kesempatan berprestasi. Berdasarkan wawancara dengan Kasubag Kepegawaian Dinas Pendidikan Kabupaten Subang, terungkap fenomena yang menunjukkan rendahnya produktivitas kerja pegawai, yaitu: 1. Kurangnya pengetahuan pegawai tentang pedoman kerja yang seharusnya. 2. Kerjasama antar pegawai rendah. 3. Suasana kerja yang kurang kondusif. 4. Kurangnya pemahaman tentang pekerjaan yang diembannya. 5. Adanya tumpang tindih dalam tanggung jawab kerja karena lebih mementingkan kepentingan sendiri. 6. Masih terdapat pegawai yang lalai dalam mengerjakan tugas atau pekerjaannya sehingga tidak mampu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan sesuai dengan waktunya, yang membuat pekerjaan semakin menumpuk dan semakin lama untuk terselesaikan. Hal ini terlihat dari data kinerja pada periode Januari-Juni 2012 berikut ini:

5 Tabel 1. 1 Data Kinerja Periode Januari-Juni 2012 No. Unit Kerja Jumlah Pegawai Yang Wajib Menyampaikan Laporan Laporan Yang Seharusnya Diterima Laporan Yang Diterima Jumlah Pegawai Yang Rutin Menyampaikan Laporan Jumlah Pegawai Yang Menyampaikan Laporan 1. Bagian Umum 6 35 25 5 1 2. Bagian Keuangan 5 52 40 4 1 3. Bagian Kepegawaian 9 50 35 5 4 4. Bidang Bina Program 6 20 18 4 2 5. Bidang Pendidikan TK/ SD 7 25 21 5 2 6. Bidang Dikmenumjur 7 22 15 2 5 Bidang Pendidikan 7. 8 26 20 4 4 Nonformal Sumber: Data Kinerja Periode Januari-Juni 2012 Ket. 5

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa pegawai pada seluruh bagian terlihat masih banyak yang tidak melaksanakan pekerjaannya padahal sudah masuk jatuh tempo (deadline) sehingga target berupa laporan tidak dapat dilaporkan tepat waktu. Dengan kata lain pekerjaan belum dilaksanakan dengan optimal. Ketidaktercapaian target di atas dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya tanggung jawab pegawai kurang sehingga mengalami keterlambatan dalam menyelesaikan laporan, kurangnya kerjasama yang baik antar pegawai sehingga pekerjaan tidak cepat selesai, dan kurangnya pemahaman pegawai terhadap tugas yang diembannya. Umumnya produktivitas kerja mengacu pada perilaku-perilaku pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis berasumsi bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan dalam meningkatkan produktivitas pegawai adalah pimpinan harus lebih memperhatikan kedisiplinan seluruh anggota yang ada dalam organisasi tersebut. Organisasi harus berusaha mencari jalan untuk memacu sikap-sikap pegawai yang positif seperti: semangat kerja yang tinggi, disiplin, mau dan mampu melaksanakan tugas-tugas dengan sungguh-sungguh, dan bertanggung jawab. Salah satu cara yang dapat ditempuh organisasi dalam menjaga produktivitas kerja pegawai adalah membina kembali disiplin para pegawainya. Pembinaan adalah usaha yang dilakukan oleh pimpinan untuk meningkatkan kemampuan bawahannya dalam proses kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Pimpinan harus mampu memberi pembinaan kepada

bawahan agar dapat bekerja secara berdaya guna dan berhasil guna, sehingga pekerjaan yang dihasilkan mempunyai kualitas. Secara khusus tujuan adanya pembinaan disiplin dikemukakan oleh Bedjo Siswanto (1989: 280), yaitu: 1. Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis serta melaksanakan perintah manajemen; 2. Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan service yang maksimal kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang dibebankan kepadanya; 3. Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya; 4. Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada perusahaan. 5. Follow-up dari hal-hal tersebut di atas para tenaga kerja mampu memperoleh tingkat produktivitas kerja yang tinggi sesuai dengan harapan dan perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Pembinaan Disiplin yang Dilakukan Oleh Pinpinan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Fokus kajian dalam penelitian kali ini adalah masalah produktivitas kerja pegawai yang masih rendah pada Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. Hal tersebut dirasa penting untuk dikaji dan dianalisis apa penyebabnya sehingga bisa mencapai tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Oleh karena

itu perlu adanya suatu pendekatan tertentu terhadap pegawai dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Berdasarkan hasil kajian data empirik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang, diduga faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap produktivitas kerja adalah disiplin. Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan dalam pernyataan masalah (problem statement) sebagai berikut: Disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang masih tergolong rendah sehingga berdampak pada belum optimalnya produktivitas kerja pegawai. Kondisi ini harus segera ditanggulangi dengan cara dibina oleh pimpinan, mengingat bila tidak akan berpengaruh terhadap citra dari pegawai pemerintahan yang cenderung negatif. Berdasarkan pernyataan masalah (problem statement) di atas, masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pernyataan penelitian (research question), sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran efektivitas pembinaan disiplin di Dinas Pendidikan Kabupaten Subang? 2. Bagaimana gambaran tingkat produktivitas kerja pegawai di Dinas Pendidikan Kabupaten Subang? 3. Seberapa besar pengaruh pembinaan disiplin terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, memahami dan memperoleh informasi yang jelas guna memecahkan permasalahan mengenai pembinaan disiplin dan produktivitas kerja pegawai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui gambaran mengenai efektivitas pembinaan disiplin di Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. b. Untuk mengetahui gambaran tingkat produktivitas kerja pegawai di Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembinaan disiplin terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian Jika tujuan dari penelitian di atas tercapai maka penelitian ini akan menghasilkan dua macam kegunaan, yaitu kegunaan teoretik dan kegunaan praktis. 1.4.1 Kegunaan Teoretik Secara ilmiah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan menambah informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang manajemen khususnya, bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).

1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini berguna sebagai wahana latihan pengembangan kemampuan dalam bidang penelitian dan penerapan yang di dapat di bangku kuliah, serta menambah pengetahuan peneliti berkaitan dengan pembinaan disiplin dan produktivitas kerja. 2. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Subang Hasil penelitian ini dapat memberi masukan kepada pimpinan kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Subang dalam rangka pembinaan pegawai negeri sipil. Dalam hal ini berkaitan dengan mengadakan pembinaan, khususnya pembinaan disiplin, sehingga pegawai dapat lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Serta sebagai bahan perbandingan baik pada keadaan sebelumnya maupun yang akan datang mengenai disiplin kerja di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. 3. Bagi Perguruan Tinggi Sebagai lembaga pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pustaka atau referensi untuk penelitian selanjutnya.