BAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Teoretis. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya,

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari Freudenthal Institute, Urecht University di negeri Belanda. kepada siswa, melainkan tempat siswa menemukan kembali ide dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB II KAJIAN TEORI. Hisyam Zaeni menyebutkan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN TEORI. pasang bagi. Metode Pembelajaran ini merupakan metode untuk menunjukkan. dan mendorong siswa bekerja bersama secara informal.

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB II KAJIAN TEORI. sama lain. Dalam uraian ini dapat berkenalan dengan beberapa perumusan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

BAB II KAJIAN TEORI. dan mental siswa selama proses pembelajaran. Jika siswa sudah terlibat secara

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar. a. Aktivitas Belajar

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas

Oleh: Ernawati SMA Negeri 1 Gondang, Tulungagung

BAB II KAJIAN TEORETIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

BAB II KAJIAN TEORI. mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. 1 Aktivitas belajar dapat

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK

II. TINJAUAN PUSTAKA. sains tersebut (Gallagher, 2007). Dengan demikian hasil belajar sains diharapkan

BAB III METODE PENELITIAN. yang dijadikan subjek 25 siswa, laki-laki 10 dan perempuan sebanyak 15 siswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada

BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Belajar Siswa, Pembelajaran Matematika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Fathurrohman dan Sutikno juga menjelaskan bahwa metode adalah cara atau. kata mengajar sendiri berarti memberi pelajaran.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB I PENDAHULUAN. andil yang cukup besar. Guru memang bukan satu-satunya penentu. itu, guru adalah bapak ruhani ( spiritual father) bagi siswa, yang

BAB II KAJIAN TEORI. dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan yang dapat

BAB II KAJIAN TEORI. mempelajari sesuatu, kita akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

BAB II KAJIAN TEORI. berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 1 Dengan ini mereka

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur. perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB II KAJIAN TEORIE. Langkah-langkah permainan kategori: dengan subjek pada judul baris. 1. Kategori Gigi Ompong Dentin Magnet Menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II TINJAUAN TEORETIS. sebagai a plan method, or series of ectivities designed to echieves a particular

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

II. TINJAUAN PUSTAKA. salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT). Menurut

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pebelajaran Secara Umum

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Pemahaman Konsep Matematika. mengembangkan kemampuannya dalam setiap materi pelajaran.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar, dimana kegiatan tersebut sangatlah penting, artinya akan ada. tersebut yang sudah mengalami proses pembelajaran.

Transkripsi:

8 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoretis 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Strategi dalam konteks pendidikan dapat dimaknai sebagai perencanaan yang berisi serangkaian perencanaan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan. Strategi dalam konteks pendidikan mengarah kepada hal yang lebih spesifik, yakni khusus pada pembelajaran. 11 Menurut Wina Sanjaya strategi pembelajaran adalah sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 12 Kampt menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien. Senada dengan pendapat diatas, Dicky dan Carey juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah satu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. 13 Berdasarkan pengertian strategi di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang 11 Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013, hlm. 13. 12 Mardia Hayati, Desain Pembelajaran Berbasis Karakter, Pekanbaru: Al-Mujtahadah Press, 2012, hlm. 42. 13 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010, hlm. 126. 8

9 dilakukan oleh guru dan siswa dengan tujuan mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Dengan menggunakan strategi dalam proses pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran yang tadinya terkesan monoton berubah menjadi menyenangkan. 2. Pengertian Strategi Menjadi Kritikus Tayangan Video Kritikus dalam kamus besar bahasa Indonesia kontemporer memiliki arti orang yang ahli dalam memberikan pembahasan atau pertimbangan mengenai baik buruknya suatu pendapat, hasil karya dan sebagainya. 14 Strategi Menjadi Kritikus Tayangan Video merupakan salah strategi yang menjadikan siswa aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran, dengan melibatkan siswa menjadi kritikus tayangan video yang berkaitan dengan materi pembelajaran akan menjadikan siswa berpikir dalam mengeluarkan pendapat. Siswa ikut terlibat dalam proses pembelajaran, saling interaksi akan terjalin baik antar siswa dan guru serta antar siswa dan siswa lainnya, sehingga aktivitas belajar siswa yang diperoleh akan lebih meningkat. Dengan interaksi dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran maka akan terwujudlah ilmu pengetahuan yang berkualitas. Adapun langkah-langkah dari strategi Menjadi Kritikus Tayangan Video adalah sebagai berikut: 14 Peter Salim, Yani Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English Press, 2002, hlm. 778.

10 a. Pilihlah video yang ingin anda pertunjukkan kepada siswa b. Katakan kepada siswa, sebelum menonton video, bahwa anda ingin mereka mengkritisi apa yang akan ditayangkan. Perintahkan mereka untuk meninjau beberapa faktor, termasuk: 1) Realisme Realisme merupakan pemikiran yang mementingkan kenyataan. 15 Artinya tayangan video benar-benar ada dan terjadi. 2) Relevansi Relevansi dapat diartikan hubungan dan kaitan. 16 Artinya tayangan saling berhubungan dengan materi ajar. 3) Saat-saat tak terlupakan Setiap anak bebas memilih bagian yang paling diingat saat melihat tayangan video. 4) Penataan isi Kritkian siswa pada tayangan video. 5) Daya terapnya pada kehidupan sehari-hari mereka. Tayangan video harus memiliki contoh daya terap dalam kehidupan sehari-hari siswa. c. Putarlah video d. Laksanakan diskusi yang dapat anda sebut pojok kritikus 15 Meity Taqdir Qodratillah dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011, hlm. 450. 16 Frista Amanda W, Kamus Besar Lengkap Bahasa Indonesia, Jombang: Lintas Media, 2013. hlm. 939.

11 e. Lakukan jajak pendapat terhadap siswa dengan menggunakan semacam sistem penilaian keseluruhan, semisal: 1) Bintang satu sampai lima 2) Jempol keatas (bagus), jempol kebawah (jelek). 17 3. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Menjadi Kritikus Tayangan Video Adapun kelebihan strategi Menjadi Kritikus Tayangan Video adalah: a. Mendorong siswa lebih aktif. b. Menimbulkan rasa ingin tahu siswa tentang materi dengan adanya tayangan video. c. Memudahkan siswa dalam memahami materi dengan adanya tayangan video. d. Mengembangkan keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat. e. Menjalin interaksi yang erat antar siswa. 18 Sedangkan kelemahan dari strategi menjadi kritikus tayangan video bagi sekolah yang masih kekurangan sarana seperti teknologi sulit menerapkan. Strategi ini juga tidak bisa diterapkan di kelas bawah yang siswanya masih belum terlalu bisa mengeluarkan pendapat dan pemalu. Untuk meminimalisir kekurangan dari strategi menjadi kritikus video sebaiknya strategi ini diterapkan disekolah-sekolah yang sudah cukup sarana dalam hal teknologi. Penerapan strategi menjadi kritikus tayangan video hendaknya pada kelas tinggi. 17 Ibid, hlm. 138. 18 Widyawati, [Online], tersedia di: http//digilib.uin-suka.ac.id/15361/1/10410024_bab-i_ivatau-v_daftar pustaka.pdf, tanggal download: 13 Januari 2016.

12 4. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas menurut kamus besar bahasa Indonesia merupakan kegiatan, kesibukan, kegiatan kerja yang dilaksanakan di tiap bagian bidang, seperti pada bidang pendidikan, bidang pelajaran dan sebagainya. 19 Menurut SardimanAktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental, sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi pembelajaran. Dengan kata lain tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. 20 Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar tak lepas dari aktivitas-aktivitas yang dapat mengalami perubahan tingkah laku siswa. Dengan adanya aktivitas-aktivitas dalam kegiatan belajar akan terjalin interaksi-interaksi yang baik. Jadi pada intinya belajar dan aktivitas merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktivitas belajar siswa dalam berfikir maupun bertindak. Dengan aktivitas belajar siswa, pelajaran menjadi berkesan dan dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam bertindak, siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, inti sari dari pelajaran yang disajikan. Bila siswa 2001, hlm. 93. 19 Eka Yani Erfina, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Tiga Dua, Surabaya, 2001, hlm 11. 20 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

13 menjadi partisipan yang aktif, maka ia memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan dengan baik. 21 5. Jenis-jenis Aktivitas Menurut Paul D. Dierich kegiatan belajar terbagi dalam 8 kelompok, ialah: 22 a. Kegiatan-kegiatan visual, contohnya: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), contohnya: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, contohnya: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan, atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. d. Kegiatan-kegiatan menulis, contohnya: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. e. Kegiatan-kegiatan menggambar, contohnya: menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola 21 Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), Jakarta: Bumi Aksara, 1991, hlm. 87. 22 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, hlm. 172-173.

14 f. Kegiatan-kegiatan matrik, contohnya: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun. g. Kegiatan-kegiatan mental, contohnya: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubunganhubungan, dan membuat keputusan. h. Kegiatan-kegiatan emosional, contohnya: minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap sama lain. Menurut Syaiful Bahri Djamarah jenis-jenis aktivitas adalah sebagai berikut: 23 a. Mendengarkan. Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa atau mahasiswa diharuskan mendengar apa yang guru (dosen) sampaikan. Menjadi pendengar yang baik dituntut dari mereka. b. Memandang. Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata. Karena dalam memandang itu matalah yang memegang peranan penting. Aktivitas memandang termasuk dalam kategori aktivitas belajar. Di kelas, seorang pelajar memandang papan tulis yang berisikan tulisan 23 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2011, hlm. 38-45.

15 yang baru saja guru tulis. Tulisan yang pelajar pandang itu menimbulkan kesan dan selanjutnya tersimpan dalam otak. c. Meraba, Membau, dan mencicipi/mengecap. Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar. Artinya akativitas meraba, membau, dan mengecap dapat memberikan kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Tentu saja aktivitasnya harus disadari oleh suatu tujuan. Dengan demikian aktivitas-aktivitas meraba, aktivitas membau, ataupun aktivitas megecap dapat dikatakan belajar, apabila semua aktivitas itu didorong oleh kebutuhan, motivasi untuk mencapa tujuan dengan menggunakan situasi tertentu untuk memperoleh perubahan tingkah laku. d. Menulis atau mencatat. Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar. Dalam pendidikan tradisional kegiatan mencatat merupakan aktivitas yang sering dilakukan. Dalam mencatat tidak sekedar mencatat, tetapi mencatat yang dapat menunjang pencapaian tujuan belajar. e. Membaca. Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah atau perguruan tinggi. Membaca disini tidak mesti membaca buku belaka, tetapi juga majalah, Koran, tabloid, jurnal-jurnal hasil penelitian, catatan hasil belajar atau kuliah, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan studi.

16 f. Membuat Ikhtisar atau ringkasan atau menggarisbawahi. Banyak orang yang merasa terbantu dalam belajarnya karena menggunakan ikhtisarikhtisar meteri yang dibuatnya. Ikhtisar atau ringkasan ini memang dapat membantu dalam hal mengingat mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang. g. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan. Dalam buku ataupun di lingkungan lain sering dijumpai table-tabel, diagram, ataupun bagan-bagan. Materi non verbal semacam ini sangat berguna bagi seseorang dalam mempelajari materi yang relevan. Demikian pula gambargambar, peta-peta, dan lain-lain dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu pemahaman seseorang tentang sesuatu hal. h. Menyusun paper atau kertas kerja. Dalam menyusun paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus metodologis dan sistematis. Ketika seseorang ingin membuat paper, bukan harus mempersoalkan judulnya, tapi yang harus dipermasalahkan adalah masalahnya. Untuk mengasai masalah harus digali dari sumbernya yaitu buku. Hal ini dikategorikan sebagai aktivitas i. Latihan atau Praktek. Learning by doing adalah konsep belajar yang menghendaki adanya penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat. Dengan banyak latihan kesan-kesan yang diterima lebih fungsional. Dengan demikian, aktivitas latihan dapat mendukung belajar yang optimal.

17 Berdasarkan penjelasan di atas, menunjukkan bahwa aktivitas dalam belajar tidak hanya tergolong pada aktivitas visual saja. Apabila berbagai macam aktivitas belajar di atas dapat terealisasikan dengan baik pada proses pembelajaranmaka akan tercipta suasana belajar yang tidak membosankan yang benar-benar menjadi aktivitas belajar yang baik. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan jenis aktivitas yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut: a. Aktivitas visual yaitu mengamati guru, mengamati video, mengamati teman mempresentasikan hasil kritikan. b. Aktivitas mendengarkan yaitu mendengarkan arahan dari guru, mendengarkan video, dan mendengarkan kritikan teman. c. Aktivitas lisan yaitu siswa mempresentasikan hasil kritikan, siswa memberikan kritikan kepada teman yang mempresentasikan hasil kritikan. d. Aktivitas menulis yaitu menulis hasil kritikan pada LKS. e. Aktivitas mental yaitu mengingat, membuat keputusan, merancang kritikan. f. Aktivitas emosional yaitu tenang, berani, dan gembira. 6. Hubungan Strategi Menjadi Kritikus Tayangan Video dengan Aktivitas Belajar Siswa Siswa yang berperan aktif dalam proses pembelajaran bukan sekedar datang, duduk, diam dan pulang. Dengan pembelajaran aktif, siswa dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya, mengembangkan minat belajarnya, bahkan mengembangkan bakat yang ia miliki. Selain itu

18 dalam pola pembelajaran aktif peran guru bukan satu-satunya sumber belajar.siswa dapat mencari informasi serta menggali pengetahuan melalui berbagai sumber belajar yang memudahkan siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.sedangkan guru bertindak sebagai mediator dan fasilitator dalam rangka membantu optimalisasi. 24 Pola pembelajaran yang diterapkan dalam proses Pembelajaran saat ini mengacu pada pola belajar aktif, di mana pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru atau teacher center, melainkan pusat pada siswa atau student center. Siswa merupakan subjek utama dalam kegiatan pendidikan sehingga semua aktivitas hendaknyaa diarahkan untuk membantu perkembangan siswa. Keberhasilan proses pembelajaran terletak dalam perwujudan diri siswa sebagai prilaku yang mandiri, pembelajar efektif, dan pekerja prodiktif. Pembelajaran yang berpusat pada siswa pada umumnya merupakan pembelajaran aktif yang melibatkan siswa dalam aktivitas fisik maupun melibatkan siswa secara mental dan berpikir. 25 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan dalam kegiatan proses pembelajaran siswa harus aktif selain itu guru juga dituntut untuk dapat membangun kegiatan-kegiatan positif seperti interaksi-interaksi di dalam kelas yang dapat diwujudkan dengan berbagai strategi salah satunya adalah penerapan strategi menjadi kritikus tayangan video. dengan berbagai kegiatan yang ada dalam langkah-langkah penerapan strategi 24 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Insane Madani CTS, Edisi Revisi, 2008, hlm. xvi. 25 Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013, hlm. 46.

19 menjadi kritikus tayangan video ini aktivitas visual siswa akan meningkat melalui kegiatan mengamati tayangan video yang guru tampilkan, selain itu aktivitas siswa dalam berpikir juga akan meningkat dengan kegiatan mengkritik tayangan video yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Dengan penerapan strategi menjadikritikus tayangan video siswa secara keseluruhan akan diberikan kesempatan dalam mengeluarkan pendapat, seluruh siswa juga dapat menilai hasil kritikan siswa lain. Intarksi dalam proses pembelajaran akan berjalan dengan baik, baik interaksi guru dan siswa maupun siswa dengan siswa. Penerapan strategi menjadi kritikus tayangan video dapat menciptakan situasi belajar yang tidak membosankan, dengan adanya tayangan video yang berkaitan dengan materi pelajaran dengan penggunaan bahasa dari video dapat dengan mudah dimengerti siswa. B. Penelitian yang Relevan Setelahpeneliti membaca dan mempelajari beberapa karya ilmiah sebelumnya, penelitian inisangat relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh: 1. Santi Sritiswati dari Instansi yang sama yaitu Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau tahun 2013 dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata PelajaranSains Melalui Strategi Menjadi Kritikus Tayangan Video siswa kelas VSekolah Dasar Negeri Muhammadiyah 019

20 Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar. 26 Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh saudari Santi Sritiswati adalah dengan penerapan strategi menjadi kritikus tayangan video dapat meningkatkan hasil belajar sains pada siswa kelas V Sekolah Dasar Muhammadiyah 019Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar. Hasil belajar siswa jauh lebih meningkat dibandingkan pada sebelum tindakan. Sebagaimana diketahui berhasilnya penerapan strategi menjadi kritikus tayangan video dapat diketahui dari adanya peningkatan hasil belajar pada siklus I ke siklus II pada sebelum diadakan tindakan rata-ratanya adalah 65,2 dengan nilai klasikalnya yaitu 40,9% sedangkan dengan penerapan strategi menjadi kritikus tayangan video pada sebuah tindakan II siklus I nilai ulangan harian I rata-ratanya 70,2 dengan nilai klasikal yaitu 77,3% pada siklus II nilai ulangan harian II rata-ratanya 73,8 dengan nilai klasikal 86,4%. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian oleh Santi Sritiswati adalah terletak pada strategi yng digunakan dan langkah-langkah pelaksanaanya, sedangkan perbedaannya adalah peneliti meneliti mata pelajaran IPS, peneliti meneliti aktivitas belajar sedangkan Santi Sritiswati meneliti hasil belajar pada mata pelajaran sains serta tempat penelitian, subjek, serta waktu penelitian. 2. Beni Saputra dari Universitas Riau Pekanbaru tahun 2011 dengan judul Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa 26 Santi Sritiswati, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata PelajaranSains Melalui Strategi Menjadi Kritikus Tayangan VideoSiswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Muhammadiyah 019 Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar, Skripsi, Pekanbaru: UIN Suska Riau, 2013.

21 Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V SDN 019 Okura. 27 Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Beni Saputra adalah berhasilnya penggunaan Audio-Visualterhadap hasil belajar, diketahui adanya peningkatan hasil belajar belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPS sebelum tindakan yaitu 54,93%, meningkat pada siklus II menjadi 80,41%. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian Beni Saputra adalah terletak pada media Video yang digunakan, sedangkan perbedaannya adalah dari segi strategi, tempat penelitian, subjek, dan objek serta waktu penelitian. C. Indikator Keberhasilan 1. Indikator Kerja a. Indikator Aktivitas Guru 1) Guru memilih video yang akan ditayangkan. 2) Guru meberikan LKS kepada setiap siswa. 3) Guru memutar tayangan video. 4) Guru memberikan siswa kesempatan untuk membuat kritikan dari tayangan video dalam bentuk tulisan pada LKS. 5) Guru memerintahkansiswa mempersentasikan hasil kritikan. 6) Guru melaksanakan diskusi yang disebut pojok kritikus. 7) Guru memerintahkan siswa memberikan nilai jempol ke atas (bagus) dan ke bawah (jelek). 27 Ibid.

22 b. Indikator Aktivitas Siswa 1) Siswa duduk dengan tenang menunggu guru memilih tayangan video. 2) Siswa menerima LKS 3) Siswa memperhatikan tayangan video. 4) Siswa membuat kritikan pada LKS dalam bentuk tulisan. 5) Siswa mempersentasikan hasil kritikan. 6) Siswa melakukan diskusi yang disebut pojok kritikus 7) Siswa memberikan nilai jempol ke atas (bagus) dan ke bawah (jelek) 2. Indikator Hasil Adapun indikator keberhasilan aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sebagai berikut: a. Aktivitas visual yaitu mengamati guru, mengamati video, mengamati teman mempresentasikan hasil kritikan. b. Aktivitas mendengarkan yaitu mendengarkan arahan dari guru, mendengarkan video, mendengarkan presentasi hasil kritikan teman, mendengarkan kritikan teman. c. Aktivitas lisan yaitu siswa mempresentasikan hasil kritikan, siswa memberikan kritikan kepada teman yang mempresentasikan hasil kritikan. d. Aktivitas menulis siswa menulis hasil kritikan pada LKS

23 e. Aktivitas mental yaitu mengingat, membuat keputusan, merancang kritikan. f. Aktivitas emosional yaitu tenang, berani, dan gembira.

24