Ardhi Abdillah Suhadak Ahmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata-kata kunci: good corporate governance, profitabilitas, corporate social responsibility

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan konsep

PENGARUH TINGKAT PENGUNGKAPAN CSR DAN MEKANISME GCG PADA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: Izzati Amperaningrum 1), Yusuf Fadillah 1) ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik (good corporate governance) (Wicaksono, 2014:1).

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan investasi yang sudah dikeluarkan dapat diperoleh kembali dengan. Perusahaan dapat memberikan return yang tinggi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Komite Cadbury mendefinisikan Corporate Governance sebagai sistem yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PT KERETA API (PERSERO) DIVISI REGIONAL III SUMATERA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

ABSTRAK. Kata kunci: ukuran perusahaan, dewan komisaris, leverage, profitabilitas, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

ABSTRAK. Kata kunci: rasio keuangan, CR, ROA, EPS, dan harga saham

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pada sasaran hasil utama mereka untuk kepentingan organisasi. Bila teori agency

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Kata kunci: good corporate governance, corporate social responsibility, profitabilitas, nilai perusahaan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menentukan antara arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow,

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi ADRIWAL

Kata kunci : Compliance Reporting, Mekanisme Good Corporate Governance, Nilai Perusahaan, Tobin s Q

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen,

Gambar 3.1 Rerangka Pemikirann

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik (good corporate governance) diharapkan dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PT REPUBLIKA MEDIA MANDIRI MALA MUHARYA SARI EKONOMI / AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti merujuk penelitian-penelitian

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai good corporate governance mulai populer khususnya di

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori agensi mengistilahkan pemilik sebagai principal, sedangkan manajer

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya dengan ukuran keuangan. Pengukuran dengan aspek keuangan lebih

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melihat kinerja suatu perusahaan, para stakeholder akan menjadikan

PENGARUH KONEKSI POLITIK TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE )

BAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. dan lain sebagainya. Pemahaman tentang praktik good corporate

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan risiko tersebut kepada pihak lain. terdiri dari pengungkapan kuantitatif dan kualitatif. Untuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, DEWAN DIREKSI DAN PEMEGANG SAHAM TERHADAP RETURN ON INVESTMENT

BAB I PENDAHULUAN. keuangan harus menyajikan informasi yang berintegritas tinggi (PSAK no. 1,

BAB I PENDAHULUAN. Made 2016). Berdasarkan Financial Accounting Standards Boards (FASB)

BAB I PENDAHULUAN. Isu Corporate Governance (CG) telah muncul sejak tahun 1840-an namun

BAB 1 PENDAHULUAN. Lemahnya good corporate governance (GCG) yang ada di negara-negara di

Disusun Oleh: NURUL FAJRINA B

BAB I PENDAHULUAN. terhadap good corporate governance yang selama ini kurang diperhatikan semakin

Keywords : Current Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR). vii Universitas Kristen Maranatha

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki sebuah perusahaan go public. Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maretha dan

OLEH: KWEE MING EN

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat perekonomian di Indonesi menjadi

ABSTRACT. Keywords: Profitability, Liquidity, Solvency, Activity, Company Size, Age Company and Dividend Payout Ratio. viii

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan, khususnya perusahaan yang telah go public. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

BAB II LANDASAN TEORI Luas Pengungkapan dalam Laporan Tahunan. informasi keuangan dan bukan keuangan yang membantu stakeholders dalam

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATWAKTUAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibangun dengan paradigma berbasis ekonomi atau single P (Profit).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba dan implikasinya

Rizki Muti Agustiani. Abstrak. Kata kunci: nilai perusahaan, tobin s Q, good corporate governance

SKRIPSI PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH :

TUGAS AKHIR OKKY PUSPITASARI

THE INFLUENCE OF PRUDENCE, INSTITUTIONAL OWNERSHIP, CAPITAL INTENSITY, PROFITABILITY, LEVERAGE, PROFITABILITY AND SIZE AGAINST TAX AVOIDACNCE

Transkripsi:

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Pada Perusahaan Publik Pemenang Annual Report Award Periode 2010-2012 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Ardhi Abdillah Suhadak Ahmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Email : ardhi.abd@gmail.com Abstract This research aims to know the influence of good corporate governance against the financial performance. The type of research is explanatory research with quantitative approach. This study uses secondary data from a performance profile and annual reports obtained from IDX. The selection of samples is carried out by purposive sampling. Data analysis using multiple linear regression. Good corporate governance consist of disclosure and the composition of independent Board of Commissioners. Financial performance variables consist of ROA and ROE. The population of this research is the company listed as the winner of annual report award for the period 2010-2012 at the IDX with 21 companies sampled for 3 periods with 37 observation data. The results of this study show that, the composition of independent board of commissioners does have a significant negative effect on ROA, disclosure does not have a significant effect on ROA, the composition of independent board of commissioners does not have a significant effect on ROE, disclosure does have a significant negative effect on ROE, the composition of independent board of commissioners and disclosure simultaneously does have a significant effect on ROA, the composition of independent board of commissioners and disclosure simultaneously does have a significant effect on ROE Keyword : the composition of independent Board of Commissioners, disclosure, ROA, ROE Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh good corporate governance terhadap kinerja keuangan. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu performance profile dan annual report yang didapat dari BEI. Pemilihan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Variabel good corporate governance terdiri dari disclosure dan komposisi dewan komisaris independen. Variabel kinerja keuangan terdiri dari ROA dan ROE. Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar sebagai pemenang annual report award periode 2010-2012 di BEI dengan 21 perusahaan sampel selama 3 periode dengan 37 data observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komposisi dewan komisaris independen berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, disclosure tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, komposisi dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE, disclosure berpengaruh negatif signifikan terhadap ROE, komposisi dewan komisaris independen dan disclosure secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap ROA, komposisi dewan komisaris independen dan disclosure secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap ROE. Kata Kunci : komposisi dewan komisaris independen, disclosure, ROA, ROE 1

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Good governance menurut pandangan global merupakan suatu hal yang penting disegala aspek bermasyarakat baik dalam lingkungan corporate, politik, maupun lingkup masyarakat yang lebih luas. Good governance dalam lingkungan corporate disebut juga good corporate governance yang terdiri dari mekanisme, proses, dan hubungan yang digunakan untuk mengontrol dan mengarahkan perusahaan. Penerapan good corporate governance di Indonesia sudah mulai dilakukan sejak tahun 1990-an, namum pencapaiannya masih belum maksimal dikarenakan banyak faktor yang akan dibahas dalam penelitian ini. Indonesia juga tergabung dalam asosiasi corporate governance di asia dalam rangka monitoring dan pengawasan penerapan good corporate governance. Secara praktis, penerapan good corporate governance di Indonesia sangat diperlukan demi mendukung perkembangan perekonomian yang sedang terjadi sekarang ini dan menjaga Indonesia dari krisis ekonomi seperti yang terjadi pada tahun 1997 yang salah satu penyebabnya disinyalir adalah corporate governance yang buruk. Secara akademis, penerapan good corporate governance diperlukan berkaitan dengan teori agensi yang bertujuan untuk menghindari konflik antara prinsipal dan agen. Konflik yang muncul karena perbedaan kepentingan ini harus dikelola agar dapat meminimalisir kerugian yang terjadi dikedua belah pihak. Good corporate governance juga diperlukan disamping untuk menjaga hubungan antara prinsipal dan agen juga memenuhi hak-hak dari stakeholder yang berkepentingan. Good corporate governance akan mempengaruhi kinerja perusahaan, salah satunya adalah kinerja keuangan perusahaan. Terdapat lima prinsip yang mendasari penerapan good corporate governance yaitu a. transparency b. accountability c. responsibility d. independency dan e. fairness (Per-Men BUMN, 2011:4). Kelima prinsip ini memiliki peran penting dalam penerapan GCG karena dengan menerapankan prinsip ini secara konsisten dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dan juga dapat menarik investor untuk melakukan investasi pada perusahaan. Prinsip keterbukaan dan akuntabilitas menuntut perusahaan untuk lebih terbuka dalam mengungkapkan laporan keuangan perusahaan. Prinsip tanggung jawab dan kewajaran menuntut perusahaan untuk berlaku adil dan bertanggung jawab dalam memenuhi hak-hak stakeholder dari luar perusahaan tanpa mengurangi perhatian kepada pemangku kepentingan didalam perusahaan. Informasi mengenai perusahaan yang mudah didapat, lengkap, dan mudah dimengerti merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kondisi bisnis Indonesia yang semakin kompetitif. Disclosure merupakan bagian dari good corporate governance dan Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) telah membuat regulasi mengenai informasi apa yang harus diungkapkan perusahaan kepada masyarakat. Informasi yang paling berperan adalah informasi keuangan perusahaan yang menggambarkan kondisi dan nyawa perusahaan (KNKG, 2006:5). Informasi keuangan perusahaan digambarkan melalui laporan keuangan. Laporan keuangan menampilkan data mengenai rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba yaitu return of asset (ROA) dan return of equity (ROE). Penelitian ini akan mengukur seberapa efektif penerapan good corporate governance yang kemudian berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba yang diukur dengan rasio profitabilitas ROA dan ROE. Komposisi dewan komisaris independen dan corporate disclosure akan menjadi alat ukur sejauh mana good corporate governance sudah di terapkan didalam perusahaan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau yang dulu dikenal sebagai Bapepam menjelaskan bahwa perusahaan yang menerapkan good corporate governance harus memiliki dewan komisaris independen paling sedikit 30% dari jumlah komisaris yang ada dan harus memenuhi kriteriakriteria corporate disclosure sebagai bentuk transparansi informasi yang mencerminkan good corporate governance. Penerapan disclosure dan komposisi dewan komisaris independen dipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Kedua variabel good corporate governance ini sangat mewakili penerapan prinsip good corporate governance. Penerapan disclosure yang memadai dipercaya akan meningkatkan minat investor untuk berinvestasi pada perusahaan sehingga dengan investasi tersebut perusahaan dapat meningkatkan kinerjanya yang dalam penelitian ini kinerja keuangan diukur menggunakan ROA dan ROE. Fungsi dan peran dewan komisaris independen sebagai wakil dari pemegang saham minoritas dan pengawas 2

manajemen perusahaan yang berjalan dengan baik dan sesuai dengan prinsip good corporate governance akan meningkatkan kinerja perusahaan dan mensejahterakan pemegang saham minoritas. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, perumusan masalah dalam penilitan ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah komposisi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap ROA? 2. Apakah disclosure berpengaruh terhadap ROA? 3. Apakah kompisisi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap ROE? 4. Apakah disclosure berpengaruh terhadap ROE? 5. Apakah komposisi dewan komisaris independen dan disclosure secara bersamasama berpengaruh terhadap ROA? 6. Apakah komposisi dewan komisaris independen dan disclosure secara bersamasama berpengaruh terhadap ROE? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, penelitan ini mempunyai tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh komposisi dewan komisaris independen terhadap ROA. 2. Mengetahui pengaruh disclosure terhadap ROA. 3. Mengetahui pengaruh komposisi dewan komisaris independen terhadap ROE. 4. Mengetahui pengaruh disclosure terhadap ROE. 5. Mengetahui pengaruh komposisi dewan komisaris independen dan disclosure secara bersama-sama terhadap ROA 6. Mengetahui pengaruh komposisi dewan komisaris independen dan disclosure secara bersama-sama terhadap ROE 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Good Corporate Governance Corporate governance refers to the structures and processes for the direction and control of companies. Corporate governance concerns the relationships among the management, Board of Directors, controlling shareholders, minority shareholders and other stakeholders. Good corporate governance contributes to sustainable economic development by enhancing the performance of companies and increasing their access to outside capital. (IFC, 2014:1) Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa good corporate governance merupakan suatu sistem yang mengacu pada struktur dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan untuk tujuan pengarahan dan pengendalian perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder. 2.2 Disclosure Pengungkapan laporan keuangan (disclosure) menjadi salah satu unsur good corporate governance yang penting karena hampir keseluruhan kegiatan disclosure merupakan bentuk perwujudan dari prinsip transparency. Terdapat beberapa alasan mengapa disclosure menjadi sangat penting dalam penerapan good corporate governance. Alasan-alasan tersebut adalah: 1. Pengungkapan laporan keuangan (disclosure) merupakan suatu cara untuk menyampaikan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan suatu perusahaan. 2. Peningkatan akan kebutuhan disclosure yang disebabkan oleh semakin kompleknya lingkungan bisnis, adanya kebutuhan akan informasi secara tepat waktu, dan mengingat peran akuntansi sebagai alat kontrol dan monitor. 3. Alasan pentingnya pengungkapan pada masa mendatang adalah karena lingkungan bisnis tumbuh semakin kompleks dan pasar modal mampu menyerap dan mencerminkan informasi baru dalam harga saham secara cepat (Irawan, 2006:8). Berdasarkan alasan-alasan mengenai pentingnya disclosure dalam penerapan good corporate governance, dapat ditarik kesimpulan bahwa disclosure merupaka cara untuk menyampaikan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan suatu perusahaan yang saat ini sangat dibutuhkan yang disebabkan oleh semakin kompleksnya lingkungan bisnis, kebutuhan akan informasi secara tepat waktu dan kemampuan pasar modal yang mampu menyerap dan mencerminkan informasi baru dalam harga saham secara cepat. 3

2.3 Dewan Komisaris Independen Independensi dari Komisaris Independen berkontribusi penting dalam pengambilan keputusan Dewan Komisaris. Mereka memiliki pandangan yang objektif dalam menilai kinerja Direksi. (OJK, 2014:40). Dewan komisaris memegang peranan penting dalam proses pelaksanaan good corporate governance terutama dalam fungsi kontrol dan pengawasan didalam perusahaan. Berjalannya fungsi komisaris independen secara efektif akan menciptakan kontrol perusahaan yang lebih baik untuk mencapai tujuan perusahaan dan bukan untuk kepentingan pribadi. Sehingga manajemen akan bekerja lebih baik dan jujur dalam mengelola perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan. Melalui perannya dalam menjalankan fungsi pengawasan, dewan komisaris independen dapat mempengaruhi manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat diperoleh laporan laba yang berkualitas. 2.4 Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan pada penelitian ini diukur menggunakan rasio profitabilitas. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba. Rasio profitabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Return on Asset (ROA) Keterangan: EBIT : Laba sebelum pajak (Natalia, Samben dan Musviyanti, 2013:6) 2. Return on Equity (ROE) Keterangan: EAT : Laba setelah pajak (Natalia, Samben dan Musviyanti, 2013:7) 2.5 Hipotesis 1. Diduga Komposisi Dewan Komisaris Independen (X1) berpengaruh terhadap ROA (Y1) 2. Diduga Disclosure (X2) berpengaruh terhadap ROA (Y1) 3. Diduga Komposisi Dewan Komisaris Independen (X1) berpengaruh terhadap ROE (Y2) 4. Diduga Disclosure (X2) berpengaruh terhadap ROE (Y2) 5. Diduga Komposisi Dewan Komisaris Independen (X1) dan Disclosure (X2) secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROA (Y1) 6. Diduga Komposisi Dewan Komisaris Independen (X1) dan Disclosure (X2) secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROE (Y2) 3. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasasan (explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh good corporate governance terhadap kinerja keuangan. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Analisis Statistik Deskriptif 2. Uji Asumsi Klasik 3. Analisis Regresi Linier Berganda Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah : Y1 = a + b1x1 + b2x2 + e Y2 = a + b1x1 + b2x2 + e Keterangan Y1 = ROA Y2 = ROE a = Konstanta b1,b2 = Koefisien regresi untuk X1, X2 X1 = Komposisi Dewan Komisaris Independen X2 = Disclosure 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda pada penelitian ini diuji menggunakan aplikasi SPSS 22.00. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara good corporate governance yang diukur dengan komposisi dewan komisaris independen dan disclosure terhadap kinerja keuangan yang diukur menggunakan ROA dan ROE. Dari hasil analisa pengaruh good corporate governance terhadap ROA menggunakan SPSS 22.00 didapat model regresi seperti yang ditunjukkan pada tabel 1 berikut ini : 4

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Terhadap ROA Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Terhadap ROE Variabel Bebas Koefisien Regresi (B) Sig Keterangan Variabel Bebas Koefisien Regresi (B) Sig Keterangan Constant 0.443 0.001 Signifikan KDKI (X₁) -0.504 0.001 Signifikan Disclosure (X₂) -0.189 0.315 Tidak Signifikan R = 0.588 R Square = 0.345 Adjusted R Square = 0.307 F hitung = 8.972 Sig. F = 0.001 a = 0,05 N = 37 Berdasarkan pada Tabel 1 didapatkan persamaan regresi sebagai berikut : Y1= 0.443 0.504 X1 0.189 X2 + e Persamaan diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Konstanta (a) = 0.443 dapat diartikan apabila nilai KDKI (X1) dan disclosure (X2) adalah 0, maka nilai ROA (Y1) adalah 0.443. Koefisien regresi (X1) = -0.504 dapat tetap dan KDKI (X1) mengalami kenaikan sebesar 1% maka nilai ROA (Y1) akan mengalami penurunan sebesar 0.504. Koefisien regresi (X2) = -0.189 dapat tetap dan disclosure (X2) mengalami kenaikan sebesar 1% maka nilai ROA (Y1) akan mengalami penurunan sebesar 0.189. Diketahui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0.307 atau 30.7% yang berarti bahwa kemampuan variabel bebas (KDKI dan disclosure) hanya mempengaruhi sebesar 30.7% terhadap variabel terikat (ROA). Sisanya sebesar 69.3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar dua variabel yang digunakan dalam penelitian. Dari hasil analisa pengaruh good corporate governance terhadap ROA menggunakan SPSS 22.00 didapat model regresi seperti yang ditunjukkan pada tabel 1 berikut ini : Constant 0.823 0.000 Signifikan KDKI (X₁) -0.289 0.213 Tidak Signifikan Disclosure (X₂) -0.699 0.026 Signifikan R = 0.476 R Square = 0.227 Adjusted R Square = 0.181 F hitung = 4.982 Sig. F = 0.013 a = 0,05 N = 37 Berdasarkan pada Tabel 2 didapatkan persamaan regresi sebagai berikut : Y2= 0.823 0.289 X1 0.699 X2 + e Persamaan diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Konstanta (a) = 0.823 dapat diartikan apabila nilai KDKI (X1) dan disclosure (X2) adalah 0, maka nilai ROE (Y2) adalah 0.823. Koefisien regresi (X1) = -0.289 dapat tetap dan KDKI (X1) mengalami kenaikan sebesar 1% maka nilai ROE (Y2) akan mengalami penurunan sebesar 0.289. Koefisien regresi (X2) = -0.699 dapat tetap dan disclosure (X2) mengalami kenaikan sebesar 1% maka nilai ROE (Y2) akan mengalami penurunan sebesar 0.699. Diketahui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0.181 atau 18.1% yang berarti bahwa kemampuan variabel bebas (KDKI dan disclosure) hanya mempengaruhi sebesar 18.1% terhadap variabel terikat (ROE). Sisanya sebesar 81.9% dipengaruhi oleh variabel lain diluar dua variabel yang digunakan dalam penelitian. 4.2 Pengujian Hipotesis a. Uji Parsial (Uji t) Diketahui nilai t hitung sebesar -3.573 dengan nilai signifikasi sebesar 0.001 < 0.05. Diketahui nilai t hitung negatif maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel Komposisi Dewan Komisaris Independen memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap ROA. 5

Diketahui nilai t hitung sebesar -1.021 dengan nilai signifikasi sebesar 0.315 lebih besar dari 0.05, dengan demikian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel disclosure berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA. Diketahui nilai t hitung sebesar -1.270 dengan nilai signifikasi sebesar 0.213 lebih besar dari 0.05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel Komposisi Dewan Komisaris Independen berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROE. Diketahui nilai t hitung sebesar -2.336 dengan nilai signifikasi 0.026 lebih kecil dari 0.05. Diketahui nilai t hitung negatif maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel disclosure berpengaruh negatif signifikan terhadap ROE b. Uji Simultan (Uji F) Diketahui nilai F hitung sebesar 8.972 dengan nilai signifikasi 0.001 lebih kecil dari 0.05. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa secara simultan good corporate governance yang diukur melalui Komposisi Dewan Komisaris Independen dan disclosure mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Diketahui nilai F hitung sebesar 4.982 dengan nilai signifikasi 0.013 lebih kecil dari 0.05. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa secara simultan good corporate governance yang diukur melalui Komposisi Dewan Komisaris Independen dan disclosure mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROE. 4.3 Pembahasan 1. Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris Independen Terhadap ROA Terdapat pengaruh yang negatif signifikan antara KDKI terhadap ROA. Pengaruh signifikan dan negatif antara KDKI terhadap ROA diprediksi disebabkan karena peran dewan komisaris independen yang seharusnya bertindak independen dengan mengesampingkan kepentingan pribadi atau manajemen dan semata-mata bertindak hanya untuk kepentingan pemilik perusahaan tidak terlaksana dengan baik. Benturan kepentingan antara manajemen perusahaan (agent) dengan pemilik yang seharusnya dihindari dengan peran komisaris independen tidak terlaksana dengan baik sehingga menyebabkan konflik agensi. 2. Pengaruh Disclosure terhadap ROA Ditemukan pengaruh negatif tidak signifikan antara disclosure terhadap ROA. Diprediksi bahwa terdapatnya pengaruh negatif tidak signifikan antara disclosure terhadap ROA disebabkan oleh item-item yang ditampilkan pada laporan keuangan perusahaan sampel merupakan item yang belum bisa menggambarkan kinerja perusahaan dengan jelas dan belum dapat memenuhi informasi yang diperlukan oleh investor. Akibatnya terjadi informasi asimetris yaitu pihak manajemen lebih mengetahui informasi internal perusahaan dan prospek perusahaan dimasa mendatang dibandingkan shareholder dan stakeholder. Asimetri informasi menyebabkan kurangnya informasi yang diperlukan sehingga tindakan atau keputusan yang diambil menjadi kurang tepat. Pengambilan keputusan yang kurang tepat sangat merugikan bagi stakeholder dan perusahaan serta dapat mempengaruhi pasar. 3. Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris Independen Terhadap ROE Ditemukan pengaruh negatif tidak signifikan antara KDKI terhadap ROE. Terdapatnya pengaruh negatif tidak signifikan antara KDKI terhadap ROE kemungkinan dapat disebabkan karena fungsi dari dewan komisaris terutama dewan komisaris independen tidak berjalan dengan baik. Apabila fungsi dari dewan komisaris seperti pengawasan dan monitoring dapat berjalan dengan baik, maka dipercaya akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan terutama kinerja keuangan. Pengawasan dan monitoring yang dilakukan oleh dewan komisaris independen dapat memperkecil terjadinya praktik kecurangan didalam perusahaan dan dapat memperkecil terjadinya konflik agensi didalam perusahaan. 4. Pengaruh Disclosure terhadap ROE Terdapat pengaruh yang negatif signifikan antara disclosure terhadap ROE. Pengaruh signifikan yang negatif antara disclosure terhadap ROE kemungkinan dapat disebabkan oleh penerapan corporate disclosure yang kurang akurat. Praktik-praktik kecurangan seperti melakukan modifikasi pada laporan keuangan agar terlihat bagus yang dapat menarik minat investor untuk 6

berinvestasi pada perusahaan masih sering terjadi di lingkungan bisnis nasional. Akibatnya prinsip good corporate governance yaitu responsibility dan accountability tidak terlaksana dengan baik. Perusahaan belum mampu melaksanakan tanggung jawab terhadap semua stakeholder terutama investor yang menimbulkan implikasi yaitu ketidaksesuaian kinerja keuangan perusahaan terhadap laporan keuangan yang ditampilkan. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Penelitian ini menunjukkan pengaruh negatif signifikan antara komposisi dewan komisaris independen terhadap ROA. 2. Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh negatif tidak signifikan antara disclosure terhadap ROA. 3. Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh negatif tidak signfikan antara komposisi dewan komisaris independen terhadap ROE. 4. Penelitian ini menunjukkan pengaruh negatif signifikan antara disclosure terhadap ROE. 5. Penelitian ini menunjukkan pengaruh signifikan antara komposisi dewan komisaris independen dan disclosure terhadap ROA. 6. Penelitian ini menunjukkan pengaruh signifikan antara komposisi dewan komisaris independen dan disclosure terhadap ROE. 5.2 Saran 1. Variabel bebas dalam pengukuran good corporate governance dapat ditambah tidak hanya diukur dengan menggunakan komposisi dewan komisaris independen dan disclosure tetapi juga dapat menggunakan ukuran variabel lain seperti ukuran manajemen laba, audit internal dan masih banyak komponen good corporate governance yang lain. 2. Variabel terikat pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan ukuran kinerja keuangan yang lain atau dapat menggunakan variabel terikat lain seperti nilai perusahaan. 3. Bagi perusahaan dengan adanya penelitian ini diharapkan perusahaan mampu melaksanakan penerapan prinsip good corporate governance secara konsisten dan berkesinambungan, sehingga diharapkan akan dapat menghasilkan suatu kepercayaan publik dan mampu meningkatkan kinerja keuangan dengan lebih baik lagi bagi perusahaan. DAFTAR PUSTAKA International Finance Corporation. 2014. Corporate Governance. Washington DC: IFC Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-117/M- MBU/2002. 2002. Penerapan Praktek Good Coporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Jakarta: KemenBUMN. Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta: KNKG. Otoritas Jasa Keuangan. 2014. Roadmap Tata Kelola Perusahaan Indonesia: Menuju Tata Kelola Emiten dan Perusahaan Publik Yang Lebih Baik. Jakarta: OJK. Peraturan Menteri BUMN Nomor : PER- 01/MBU/2011. 2011. Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara. Jakarta: KemenBUMN. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode R&D. Bandung: Alfabeta. 7