PERENCANAAN SALURAN DRAINASE KECAMATAN PELALAWAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN DRAINASE KAWASAN KELURAHAN NUNANG KECAMATAN PAYAKUMBUH BARAT

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE KAWASAN KOMPLEK PERUMAHANBELIMBING KECAMATANKURANJI KOTA PADANG SUMATERA BARAT

PERENCANAAN DRAINASE KELURAHAN KAMPUNG PONDOK KECAMATAN PARIAMAN TENGAH KOTA PARIAMAN

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN SALURAN DRAINASE JALAN VETERAN KECAMATAN PADANG BARAT KOTA PADANG

PERENCANAAN DRAINASE PERUMAHAN BATU KASEK KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI KAWASAN KOMPLEK PERUMAHAN JAYA SETIA DI KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data

TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA

TINJAUAN PERENCANAAN DIMENSI PENAMPANG BATANG MARANSI DAN BATANG LURUIH KOTA PADANG

PERENCANAAN DRAINASE KOTA SEBA

STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri

BAB IV ANALISA. membahas langkah untuk menentukan debit banjir rencana. Langkahlangkah

EVALUASI SISTEM JARINGAN DRAINASE DI JALAN SOEKARNO HATTA MALANG

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

Rt Xt ...(2) ...(3) Untuk durasi 0 t 1jam

KAJI ULANG SISTEM DRAINASE UNTUK MENGATASI BANJIR GENANGAN DI PERUMAHAN VILLA JOHOR, KEC. MEDAN JOHOR. Elgina Febris Manalu 1, Ir. Terunajaya, M.

ANALISIS ULANG DEBIT RENCANA SALURAN DRAINASE PARUPUK TABING PADANG

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS M. HARRY YUSUF

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO

EVALUASI SISTEM DRAINASE KECAMATAN PONOROGO KABUPATEN PONOROGO. Heri Suryaman. Prof. Dr. Ir. H. Kusnan, SE., MM.,MT. Abstrak

Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

EVALUASI DAN PERENCANAAN ULANG SALURAN DRAINASE PADA KAWASAN PERUMAHAN SAWOJAJAR KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penelitian tentang Analisis Kapasitas Drainase Dengan Metode Rasional di

Demikian semoga tulisan ini dapat bermanfaat, bagi kami pada khususnya dan pada para pembaca pada umumnya.

PENATAAN SISTEM DRAINASE DI KAMPUNG TUBIR KELURAHAN PAAL 2 KOTA MANADO

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

EVALUASI DAN ANALISA DESAIN KAPASITAS SALURAN DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS DARMA AGUNG MEDAN TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI

EVALUASI KAPASITAS SALURAN GUNA MENANGANI MASALAH BANJIR DI JALAN BENDUNGAN SUTAMI KOTA MALANG

BAB III METODE ANALISIS

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN LINGKAR BOTER KABUPATEN ROKAN HULU

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE OPI REGENCY JAKABARING PALEMBANG LAPORAN AKHIR

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN

EVALUASI SISTEM DRAINASE DI DAERAH SIMO GUNUNG, SIMO MULYO BARAT, SIMO MULYO, DARMO SATELIT, DAN DARMO INDAH YANG BERADA DI SURABAYA BARAT

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI GAYUNGSARI BARAT SURABAYA DENGAN BOX CULVERT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Menurut Dr.Ir. Suripin, M.Eng. (2004;7) drainase mempunyai arti

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

ANALISA DEBIT BANJIR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI ( DAS ) BATANG MERAO KABUPATEN KERINCI AKIBAT PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.

EVALUASI SISTEM DRAINASE TERHADAP GENANGAN DI KECAMATAN WATES KABUPATEN BLITAR

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN

EVALUASI DAN PERENCANAAN ULANG SALURAN DRAINASE PADA KAWASAN PERUMAHAN SAWOJAJAR KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PENGEMBANGAN SISTEM DRAINASE PERKOTAAN BERWAWASAN LINGKUNGAN (STUDI KASUS SUB SISTEM DRAINASE MAGERSARI KOTA MOJOKERTO)

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB VI ANALISIS KAPASITAS DAN PERENCANAAN SALURAN

ANALISIS CURAH HUJAN DI MOJOKERTO UNTUK PERENCANAAN SISTEM EKODRAINASE PADA SATU KOMPLEKS PERUMAHAN

EVALUASI SALURAN DRAINASE PADA JALAN PASAR I DI KELURAHAN TANJUNG SARI KECAMATAN MEDAN SELAYANG (STUDI KASUS)

EVALUASI KAPASITAS SISTEM DRAINASE DI KECAMATAN MEDAN JOHOR ALFRENDI C B HST

TUGAS AKHIR ELGINA FEBRIS MANALU. Dosen Pembimbing: IR. TERUNA JAYA, M.Sc

PENATAAN DRAINASE DI KAWASAN KANTOR BADAN PUSAT STATISTIK KELURAHAN BUMI NYIUR KOTA MANADO

PENATAAN SISTEM DRAINASE DESA TAMBALA KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA

STUDI PENGENDALIAN BANJIR KOTA BANGKINANG SISI BARAT

STUDI EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN AW.SYAHRANI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR

Perencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo

ANALISA HIDROLOGI dan REDESAIN SALURAN PEMBUANG CILUTUNG HULU KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA

STUDI POTENSI PENERAPAN SISTEM DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN PADA KECAMATAN RUNGKUT KOTA SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting

KAJIAN TERHADAP SISTEM JALAN MERDEKA DAN HOS COKROAMINOTO KECAMATAN SIANTAR UTARA PEMATANG SIANTAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hidrologi dengan panjang data minimal 10 tahun untuk masing-masing lokasi

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

ANALISA PERKUATAN TEBING BATANG PASAMAN

ANALISA KINERJA RUAS JALAN BERDASARKAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN KARAKTERISTIK BETON DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH SERAT NYLON DAN POLIMER CONCRETE

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2,GRESIK

ANALISIS DIMENSI DAN POLA ALIRAN DRAINASE JALAN HANG TUAH KOTA DURI KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS

STUDI IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN GENANGAN BANJIR DI JALAN CAK DOKO KELURAHAN OETETE - KOTA KUPANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai pada Semester A tahun ajaran dan

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

ANALISIS KAPASITAS DRAINASE KAWASAN PERUMAHAN NEVERITY SIMPANG KALUMPANG KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG

PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. adalah merupakan ibu kota dari Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Dalam RTRW

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Menurut Triatmodjo (2008), Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya,

EVALUASI DESAIN MASTERPLAN SISTEM DRAINASE KOTA TANJUNG SELOR. The Design Evaluation of Tanjung Selor City Drainage System Masterplan SKRIPSI

KAJIAN SISTEM DRAINASE PATUKANGAN-PEGULON KABUPATEN KENDAL

Kata kunci : banjir, kapasitas saluran, pola aliran, dimensi saluran

PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP BESARNYA DEBIT(Q) PADA SUATU KAWASAN (STUDI KASUS PASAR FLAMBOYAN)

ANALISIS SISTEM DRAINASE KOTA TONDANO (STUDI KASUS KOMPLEKS KANTOR BUPATI MINAHASA)

ANALISIS KAPASITAS DRAINASE JALAN BTN LAGO PERMAI KOTA PANGKALAN KERINCI KABUPATEN PELALAWAN ABSTRACT

EVALUASI KAPASITAS SISTEM DRAINASE PERUMAHAN (Studi Kasus Perum Pesona Vista Desa Dayeuh Kecamatan Cileungsi)

TINJAUAN PUSTAKA. Gambaran umum Daerah Irigasi Ular Di Kawasan Buluh. Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai pada 18 Desember 2003, semasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAMPINGAN PERENCANAAN BANGUNANAN DRAINASE DI AREA PEMUKIMAN WARGA DESA TIRTOMOYO KABUPATEN MALANG

STUDI PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN SUKOLILO DIAN REGENCY SURABAYA TIMUR DENGAN PEMANFAATAN SISTEM LONG STORAGE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIFITAS MODEL SISTEM RESAPAN HORIZONTAL DENGAN PARIT INFILTRASI DALAM MENGURANGI LIMPASAN PERMUKAAN

EVALUASI PERBAIKAN SALURAN DRAINASE KAMPUS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2012 RIZKI YOWA KINARA

KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA BIMA NUSA TENGGARA BARAT

ANALISA DRAINASE UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR PADA RUAS JALAN GARUDA SAKTI DI KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC-RAS

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

Analisis Kinerja Saluran Drainase di Daerah Tangkapan Air Hujan Sepanjang Kali Pepe Kota Surakarta

STUDI PERENCANAAN DRAINASE PERUMAHAN GRAND KENONGO ESTATEDESA KENONGO KEC. GEDEG DAN DESA MLIRIP KEC. JETIS (KABUPATEN MOJOKERTO)

Transkripsi:

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE KECAMATAN PELALAWAN Riano Hartiko,Nazwar Djali, dan Bahrul Anif Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, Padang E-mail : riano_86@yahoo.co.id,nazwardjali@yahoo.com,bahrulanif@gmail.com Abstrak Perencanaan ini didasarkan pada banyaknya bangunan yang didirikan pada Kecamatan Pelalawan yang dapat memberikan efek perubahan terhadap tata guna lahan (land use), dimana lahan hijau yang semula difungsikan sebagai daerah resapan air berubah menjadi daerah perumahan. Sehingga air permukaan tidak lagi dapat meresap ke dalam tanah, tetapi mengalir di permukaan sebagai run off. Oleh karena itu diperlukan sistem drainase yang baik agar genangan air dapat ditampung dan dialirkan ke badan air terdekat. Untuk merencanakan saluran drainase, digunakan data geografis, data topografi, data curah hujan dan data penduduk daerah perencanaan. Berdasarkan perhitungan debit banjir rencana 5 tahun dan 0 tahunan, direncanakan saluran drainase Primer,Sekunder dan Tersier yang berbentuk persegi. Untuk Primer yang berbentuk persegi didapatkan tinggi saluran 0,90 m,lebar saluran,80m, untuk saluran Sekunder berbentuk persegi didapatkan tinggi saluran 0,85 m, lebar saluran,50 m. untuk saluran Tersier berbentuk persegi didapatkan tinggi saluran 0,75 m, lebar saluran,0 m. Kepada instansi dan masyarakat setempat disarankan untuk membuat saluran berdasarkan hasil perhitungan ini. Kata Kunci: Drainase, Topografi, Tata Guna Lahan, dan Curah Hujan Pembimbing I Pembimbing II Drs. Nazwar Djali. ST, SP- Dr. Ir. Bahrul Anif, MT

PLANNING DRAINAGE CHANNELS DISTRICT PELALAWAN Riano Hartiko,Nazwar Djali, dan Bahrul Anif Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, Padang E-mail : riano_86@yahoo.co.id,nazwardjali@yahoo.com,bahrulanif@gmail.com Abstract This plan is based on the number of buildings built in the District Pelalawan to give effect to the changes in land use ( land use ), where the green land that originally functioned as a water catchment area turned into a residential area. So that surface water can no longer soak into the ground, but flows on the surface as run-off. Therefore we need good drainage system so that puddles can be contained and channeled into the nearest body of water. To plan a drainage channel, use geographic data, topographic data, rainfall data and data planning area residents. Based on the calculation of flood discharge plan of 5 years and 0 years, planned drainage Primary, Secondary and Tertiary square shaped. For Primary square shaped channel obtained 0.90 m high,.80 m wide channel, to channel Secondary rectangular channel 0.85 m height is obtained, the channel width of.50 m. for rectangular channels obtained Tersir channel 0.75 m high,.0 m wide channel. To the institution and the local community are advised to make a channel based on the results of this calculation. Keywords: Drainage, Topography, Land Use, and Rainfall

Pendahuluan Drainase yang berasal dari bahasa inggris drainage mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang atau mengalirkan air. Dalam bidang teknik sipil, drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi kawasan/lahan tidak tertanggu. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitanya dengan salinitas ( Suripin,00 ). Sedangkan drainase perkotaan adalah ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya yang ada di kawasan kota tersebut (Dharma, 997). Menurut Suripin (00) akar permasalahan banjir di perkotaan berawal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat, di atas rata- rata pertumbuhan nasional, akibat urbanisasi, baik migrasi musiman maupun permanen. Salah satunya dalam hal penataan bangunan. Semakin banyaknya bangunan yang didirikan memberikan efek perubahan terhadap tata guna lahan (land use) dimana lahan hijau yang semula difungsikan sebagai daerah resapan air berubah menjadi perumahan. Sehingga hal ini dapat menyebabkan air permukaan yang semula menyerap ke dalam tanah sekarang mengalir di permukaan dan langsung masuk ke saluran drainase yang ada. Pada saat terjadi curah hujan yang tinggi,air melimpah ke luar saluran karena tidak cukupnya kapasitas saluran drainase yang ada Salah satu kawasan yang rawan terhadap banjir dan genangan adalah Kawasan kecamatan Pelalawan. Yang penyebabnya adalah durasi hujan yang turun lebih lama dan limbah penduduk yang tidak terkontrol dengan baik sehingga kawasan ini akan mengalami banjir atau genangan. Pada umumnya penanganan drainase masih tidak merata, sehingga tidak menyelesaikan permasalahan genangan secara tuntas. Pengelolaan drainase perkotaan harus dilaksanakan secara menyeluruh, dimulai dengan tahap perencanaan, kontruksi, operasi dan pemeliharaan, serta ditunjang dengan peningkatan kelembagaan, pembiayaaan serta partisipasi masyarakat ( Suripin.00) Metodologi Dalam perencanaan ini untuk menghitung curah hujan rata rata, ada metode yang harus di ketahui yaitu : a. Metoda Log Normal. b. Metode Log Person III. Setelah dihitung parameter curah hujan, selanjutnya dapat kita hitung intensitas curah hujan dengan memakai rumus Mononobe (Suripin,00) yaitu:

I t c = Intensitas hujan (mm/jam) = Koefisien pengaliran (jam) R 4 = Curah hujan maksimum harian (selama 4 jam) (mm) Waktu konsentrasi (tc) adalah waktu yang diperlukan air untuk mengalir dari permukaan tanah sampai saluran terdekat. Jadi salah satu metoda untuk penghitungan waktu konsentasi dipakai rumus yang telah dikembangkan oleh Kirpich ( 940 ) dalam (Suripin,00) yang dapat ditulis sebagai berikut : R 4 4 4 I t c t c Dalam system perhitungan drainase memakai Metode Sebaran Log Person III. Dalam menghitung banjir rencana, ada faktor yang harus diperhatikan yaitu : - Debit banjir dari air hujan Dalam menghitung debit banjir air hujan ini, dapat dihitung dengan menggunakan metode Rasional (Suripin,00) yaitu: Q = 0,78.C.I.A L 0,095 S 0,77 Q = Debit (m /dt) C = Koefisien aliran permukaan I = Intensitas hujan (mm/jam) A = Luas daerah pengaliran (km ) - Debit air buangan. Dalam perhitungan debit air buangan harus memperhatikan jumlah penduduk untuk tahun mendatang. Untuk itu diperlukan data jumlah penduduk tahun sebelumnya guna menentukan laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya. Metode yang dipakai dalam menghitung proyeksi pertumbuhan penduduk dapat memakai formula laju pertumbuhan geometrik dan laju pertumbuhan eksponensial. Rumus laju pertumbuhan geometrik dan eksponensial sebagai berikut : Pt = Po (+r) n Pt = Po x e r.n Pt = Jumlah penduduk tahun terakhir Po = Jumlah penduduk tahun sebelumya r = Laju pertumbuhan penduduk n = Jumlah selisih tahun peninjauan Untuk memperkirakan debit air kotor, terlebih dahulu diketahui jumlah pemakaian air rata-rata setiap orang dalam satu hari, dianggap pemakaian dalam satu jam maksimum adalah 0% dari kebutuhan air dalam satu hari. Dianggap pemakaian air dalam satu hari adalah 0 jam. Berdasarkan hal tersebut maka jumlah air kotor yang dibuang

setiap hari dapat dihitung dengan rumus dari M. Janu Ismono : Besar debit air kotor untuk masing-masing saluran dapat dihitung : Q ak = Q d * A saluran Q ak = Debit air kotor (m /det) Pn = Jumlah penduduk tertinggi dalam n perencanaan (jiwa) Dalam perencanaan ini hasil diatas didapatkan dengan cara melakukan tahapan perhitungan, yang dimulai dengan menghitung curah hujan memakai metoda rata rata aljabar didapatkan dari data curah hujan harian maksimum yang diambil dari stasiun klimatologi yang dapat mewakili daerah direncanakan. Dalam hal ini dipakai data curah hujan dari penangkaran hujan Stasiun Pangkalan Kerinci, Kab siak dan Rengat yang hasilnya ditabelkan sebagai berikut. Q ab = Debit air buangan dalam satu hari (m /det) A = Luas daerah pengaliran (km ) Hasil Dan Pembahasan Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, telah didapatkan dimensi saluran persegi dan trapesium, yang direncanakan dapat menampung debit yang ada. Untuk itu hasil dimensi dari saluran persegi adalah : Tabel : Curah Hujan Harian Maksimum Rata-Rata TAHU N 00 00 004 Pangkalan Kerinci Curah hujan ( mm ) Kab.Si ak Rengat Rata rata ( mm ) 560.8 88.6 8.6 44. 509.9 60 7.5 40.4667 6. 87.5 64. 458 005 45 46.4 0. 400.5 006 487. 78.9 49. 48.4 007 49. 40 54.9 95.0 H = 0,78 m fb = 0. m 008 47.9 9.7 67. h = 0.48 m 009 00 55.4 0.. 7.667 6.6 75 06.7 69.4 b = 0,96 m 0 99.4 60 47. 68.9 Gambar : Penampang Saluran Drainase Primer (Sumber : Perhitungan )

Setelah di dapatkan data curah hujan selanjutnya kita dapat menentukan metoda yang digunakan untuk menentukan frekuensi curah hujan dengan menhitung faktor deskriptornya statiknya yaitu Rata-rata (X r, Y r ) Standar Deviasi (S) Koefisien Variant (Cv) Koefisien Skew (Cs) Koefisien Kurtosis (Ck) Setelah di dapatkan factor tersebut didapatkan metode yang di pakai adalah metoda distribusi log person III. Selanjutnya untuk penentuan intensitas curah hujan curah hujan memakai rumus : R 4 I 4 tc 0.87* L tc 000* S H S L 0.85 I = Intensitas curah hujan (mm/jam) t c = Waktu konsentasi (jam) S = Kemiringan saluran (m) Setelah di hitung intensitas curah hujan selanjutnya debit rencana air hujan dihitung berdasarkan perhitungan intensitas curah hujan dengan menggunakan metode rasional yaitu: = 0.78*0.75*55,48 *0.06785 = 0.7849 m /dt Dalam menghitung debit rencana, dibutuhkan juga perhitungan debit air kotor yang membutuhkan data jumlah penduduk yang berguna untuk menentukan laju pertumbuhan penduduk yang hasilnya yaitu : Secara geometrik = 0,006 Secara eksponensial = 0,006 Untuk memperkirakan debit air kotor, terlebih dahulu diketahui jumlah pemakaian air rata-rata setiap orang dalam satu hari, dianggap pemakaian dalam satu jam maksimum adalah 0% dari kebutuhan air dalam satu hari. Dianggap pemakaian air dalam satu hari adalah 0 jam. Berdasarkan hal tersebut maka jumlah air kotor yang dibuang setiap hari dapat dihitung dengan rumus : Contoh Perhitungan debit air kotor saluran Sekunder ruas P-P Pn = 65 jiwa =.667 * 0 - m /det A = 57,4 Ha = 0,574 Km Q ah = f. C. I. A

= 0.006 m / det Q = 0.785 m /dt Qak = 0.006 * 0.00855 n = 0,00 = 0.000057 m /det S = 0.004786 Setelah didapatkan debit banjir rencana air hujan dan debir recnana air kotor setelah itu langsung kita hitung debit banjir rencana dengan memakai rumus : Q br = Q ah + Q ak b = h Penampang hidrolis saluran segi empat Luas (A) = b x h Luas (A) = h x h = h Keliing basah (P) = b + h P = h + h = h Q br = debit banjir rencana Q ah = debit air hujan rencana Q ak = debit air kotor atau air buangan Jari-jari hidrolis (R) = A P = Setelah itu dilanjutkan untuk menghitung perencanaan dimensi saluran Dalam menghitung dimensi saluran drainase untuk kawasan Perumahan Belimbing direncanakan penampang saluran berbentuk segi empat, dengan pertimbangan saluran ini Debit = V x A Q = R S n A dapat menghemat lahan serta mudah dalam pemeliharaannya. Dalam menghitung dimensi saluran digunakan asumsi sebagai berikut : Sehingga : Q = n h S ( h) Besarnya jagaan (Freeboard) yang dipakai yaitu 0 cm Nilai koefisien kekasaran Manning dipakai 0,00 (susunan batu dengan adukan semen dan diplester) Nilai kemiringan dasar saluran berdasarkan masing-masing ruas Contoh perhitungan drainase Sekunder berbentuk persegi ruas S-S Data : Didapatkan h = 0.50 m Maka : Tinggi muka air (h) = 0,678 m Lebar dasar saluran (b) = h =, m Dari hasil diatas diperoleh : Luas penampang A = b x h = 0.678 x, = 0,76 m

Keliling basah saluran (P) P = b + h = 0.67 + ( x,) =,47 m dilakukan dengan menggunakan formula Henderson (966) yaitu sebagai berikut: Q CBH gh Jari-jari hidrolis (R) A R P 0.76 R 0.0m,47 Kecepatan aliran (V) V V V R n S 0,0 0,0,4m / dt 0,004786 Q = Debit aliran melalui gorong- gorong (m /dt) Tinggi jagaan (freeboard) diambil 0, m Tinggi saluran (H) H = h + F = 0,678 m + 0,0 m =0,978m Dalam perencanaan drainase. Juga dibutuhkan juga perencanaan gorong gorong. Gorong-gorong yang direncanakan adalah gorong-gorong dengan kontrol pemasukan (inlet control)tidak tenggelam (H>.D). Gorong-gorong direncanakan berbentuk persegi, sehingga tinggi goronggorong adalah. dari permukaan air (H<.H). Perhitungan gorong-gorong B = Lebar gorong-gorong (m) C = Koefisien kontraksi pada sisi-sisi pemasukan. Apabila ujungnya persegi, maka C = 0,9, sedangkan apabila ujungnya dibulatkan, maka C = H = Tinggi permukaan air (m) Contoh perhitungan gorong gorong Data : nilai Q masing-masing posisi Gorong-gorong Posisi S6-S8 Q = Q Ruas S-S6 + Q Ruas S5-S6 = 0.0454 + 0.0556 = 0.08097 m /det Jadi perhitungan selanjutnya :

C = 0,9 (untuk ujung persegi) H = diambil 0,9 B Jadi Q CBH gh Didapatkan nilai : B, 0m H = 0,9 B = 0,9 x,0 = 0,90 m Dari hasil perhitungan debit saluran didapatkan adalah saluran persegi yang dipertimbangkan dapat menghemat lahan serta mudah dalam pemeliharaan. Untuk itu hasil dimensi dari saluran digambarkan sebagai berikut : fb = 0. m H = 0,78 m H gorong-gorong =, x 090 =, m h = 0.48 m b = 0,96 m Kesimpulan Gambar : Penampang Saluran Drainase Sekunder (Sumber : Perhitungan ) Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, yaitu mulai dari pengolahan sampai pada tahap perhitungan dimensi saluran, maka dapat diambil kesimpulan sebahai berikut Data stasiun curah hujan yang dipakai dengan kurun waktu 0 tahun (00 0) didapat dari stasiun penakar curah hujan suliki, tanjung pati, dan koto tinggi Analisa curah hujan maksimum rata-rata dihitung menggunakan metode aljabar, Besarnya curah hujan rencana maksimum yang dihitung dengan merata-ratakan beberapa metode didapat untuk periode ulang 5 tahun adalah 9, mm dan untuk periode ulang 0 tahun adalah 0,9 mm.

Daftar Pustaka Suripin, M, Eng, Dr, Ir, Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, Penerbit Andi, Yogyakarta, 004. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Drainase Perkotaan e er it Gunadharma, 997. Padang Dalam Angka B S Kot 0 g Depertemen Pekerjaan Umum. 006. Perencanaan Sistim Drainase Jalan. Jakarta