Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52

dokumen-dokumen yang mirip
AUTOMATIC ROOF SYSTEM REPLICATION FOR PROTECTING THINGS FROM THE RAIN BASED ON MICROCONTROLLER AT89S52

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

MIKROKONTROLER AT89S52

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

I/O dan Struktur Memori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 LANDASAN TEORI

Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL LAMPU OTOMATIS BERBASIS WEB

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM

AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

Pendahuluan Mikrokontroler 8051

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer,

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Rancang Bangun Sistem Kontrol Lampu Otomatis Berbasis Web

BAB 2 LANDASAN TEORI. Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

DAFTAR PUSTAKA. Paulus Andi Nalwan. Teknik Antarmuka Dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51, Jakarta:

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 ABSTRAKSI

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

USER MANUAL FLIP-FLOP MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

BAB III PERANCANGAN ALAT

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

BAB III PERANCANGAN SISTEM

USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

RANCANG BANGUN PENGUKUR DAN PENGENDALI SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S51 DAN SENSOR SUHU LM 35

BAB III METODE PENELITIAN

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51

ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809

BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB 2 LANDASAN TEORI. bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke Flash,

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Component tester adalah instrument elektronika, atau alat penguji komponen yang

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN SISTEM KEMBANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S5x UNTUK APLIKASI SISTEM KONTROL

BAB 2 LANDASAN TEORI. dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silikon

PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI

AKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8]

Transkripsi:

Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52 MUHAMAD SULEMAN Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma muhamad.suleman@yahoo.co.id ABSTRAK Mikrokontroller merupakan IC yang dapat diprogram dan diprogram ulang karena memiliki RAM dan ROM tersendiri. Mikrokontroller dapat diaplikasikan dalam bentuk Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52. Replika sistem atap otomatis untuk pelindung benda terhadap hujan dalam makalah ini menggunakan sebuah sensor cahaya yaitu LDR (Light Dependent Resistance) y ang dipasang untuk menentukan kondisi cahaya di luar rumah dan sensor hujan untuk menentukan keadaan hujan di luar rumah. Replika sistem atap otomatis untuk pelindung benda terhadap hujan ini juga menggunakan IC mikrokontroller AT89S52 yang berfungsi sebag ai pusat pengendali. Keluaran dari simulasi untuk pelindung benda terhadap hujan adalah atap otomatis. Replika sistem atap otomatis untuk pelindung benda terhadap hujan ini bekerja berdasarkan cahaya dan air hujan yang mengenai sensornya. Kata kunci : Sensor Cahaya, Sensor Hujan, Mikrokontroler PENDAHULUAN Dalam kegiatan sehari-hari pada zaman yang serba modern ini, setiap orang pada umumnya menginginkan sesuatu yang serba praktis dan effisien. Begitu banyak kegiatan yang sering dilakukan setiap hari, akan tetapi membuat orang melupakan hal-hal yang dianggap kecil terhadap benda yang dimiliknya sendiri tetapi sebenarnya begitu penting. Salah satu contohnya dalam hal menjemur pakaian, tempat tidur, sofa dan benda lainnya yang di anggap penting. Pada saat selesai mencuci pakaian, tentunya juga perlu menjemur pakaian agar kering dan bersih. Namun kegiatan sehari-hari di luar rumah dari 1

2 pagi hingga petang membuat letih dan tidak dapat mengambil pakaian yang ada di jemuran pada saat hujan turun. Hasilnya pakaian yang sudah kering dan bersih menjadi basah dan kotor. Begitu juga saat menjemur tempat tidur dan sofa ketika hujan turun maka tempat tidur dan sofa akan basah dan kotor. Dari parmasalahan yang ada maka timbul satu ide dari penulis untuk membuat alat yaitu Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52, yang dapat mengendalikan atap agar benda dapat terlindungi pada saat hujan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk membuat alat baru yaitu Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52 dan di harapkan dapat membantu orang-orang yang sibuk bekerja di luar rumah, contohnya dalam hal mengangkat pakaian, tempat tidur, sofa dan benda lain yang di jemur agar benda tersebut tetap terlindungi pada saat hujan turun atau hari sudah gelap sehingga atap secara otomatis akan menutup. Untuk mencapai hasil yang diinginkan harus dilakukan penelitian baik itu dengan cara membaca buku teori maupun membuat langsung alat dan mengambil data pengamatan langsung pada saat alat dibuat. Sehingga jika ada kesalahan dan hasil yang diinginkan tidak tercapai dapat langsung diubah baik itu secara program maupun secara perangkat keras. Manfaat dari penelitian ini adalah alat ini dapat dikembangkan dengan menambahkan sensor sensor lain yang lebih kompleks dan diaplikasikan langsung dalam kehidupan sehari hari. Sehingga dapat benar benar menggantikan peran manusia dalam melakukan pekerjaan pekerjaan rumah. TINJAUAN PUSTAKA LDR ( Light Dependent Resistor ) Merupakan sensor cahaya yang bekerja jika terkena cahaya. LDR memiliki hambatan yang sangat tinggi jika tidak terkena cahaya dan memiliki hambatan yang sangat kecil mendekati 0 jika terkena cahaya.[1] Gambar 2.1 Simbol LDR [2] Sensor Hujan Merupakan jenis sensor yang akan aktif jika sensor terkena air hujan. Jika sensor terkena air hujan maka jalur

3 antara port dan ground akan terhubung. Sehingga nilai tegangan di port akan bernilai nol karena terhubung langsung dengan ground.[1] a. Flash 8 Kbyte b. 256 bytes RAM c. Saluran masukan/keluaran (I/O) d. 3 buah 16 bit timer/counter e. Port serial full duplex f. Osilator on-chip dan sirkuit waktu Gambar 2.2 Simbol Sensor Hujan Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 merupakan sebuah Mikrokontroler 8 bit bertenaga rendah dengan teknologi CMOS berkinerja tinggi yang dilengkapi dengan memori flash yang dapat diprogram sebesar 8 Kbyte. Komponen ini dibuat dengan teknologi memori Atmel yang nonvolatile dan berkapasitas tinggi serta kompatibel dengan set intruksi dan kaki out standar industri 80CSI. Flash onchip memungkinkan memori program dapat diprogram ulang dalam system atau dengan pemprograman memori nonvolatile yang konvensinal. Dengan menggunakan CPU 8 bit dengan flash yang diprogram dari sistem dalam sebuah monolitik chip, Atmel AT89S52 adalah sebuah Mikrokontroler yang sangat baik untuk menyelesaikan solusi yang sangat fleksibel dan efektif dalam biaya, untuk banyak masalah aplikasi serta untuk mengontrol modul tambahan.[6] Dalam spesifikasinya AT89S52 menyediakan fitur-fitur standar antara lain: Arsitektur Mikrokontroler AT89S52 Mikrokonroler tipe AT89S52 buatan Atmel merupakan salah satu tipe Mikrokontroler yang mempunyai arsitektur 8052. Mikrokontroler dengan arsitektur 8052 merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler paling lama dan paling banyak digunakan di dunia karena bersifat low cost dan high performance. Arsitektur ini dikeluarkan pertama kali oleh intel dan kemudian menjadi sangat popular. Ada seri-seri Mikrokontroler berarsitektur 8052 yang tergabung dalam keluarga Mikrokontroler, yaitu keluarga MCS-51.[6] Diagram Blok AT89S52 Diagram blok arsitektur dari AT89S52 dapat dilihat dalam gambar 2.15 AT89S52 dirancang dengan logika statis untuk operasi frekuensi menuju nol dan dapat mendukung mode penyimpanan tenaga yang dapat dipilih dari 2 software. Mode iddle menghentikan CPU sementara program DAC memperbolehkan RAM, timer/counter, port serial dan sistem interupsi untuk

4 tetap berfungsi. Mode power down menghemat isi RAM namun membekukan osilator, menon-aktifkan fungsi-fungsi chip lainnya sampai intruksieksternal dilakukan atau terjadi reset hardware. Dalam pengoperasiannya, AT89S52 cukup memberikan tegangan yang berkisar antara 4-5.5 Volt DC pada kaki VCC dan kaki GND diberikan tegangan 0 Volt. Selain kaki VCC dan GND, kaki-kaki yang dimiliki AT89S52 antara lain : RST, ALE/PROG, PSEN, EA/VPP, XTAL1 dan XTAL2, dan 4 buah port yaitu : port 0, port 1,port 2, port 3 yang masing-masing port tersebut terdiri dari 8 bit. Gambar 2.3 Diagram blok Mikrokontroler AT89S52.[7] Fungsi Kaki-kaki AT89S52 IC AT89S52 mempunyai 40 kaki dan dikemas dalam bentuk yang berbeda, pada dasarnya fungsi kaki yang ada memiliki persamaan. Konfigurasi kaki AT89S52 beserta penjelasan dari kaki tersebut ditunjukkkan sebagai berikut ini : [3],[6] Gambar 2.4 Konfigurasi kaki AT89S52.[4],[8] Fungsi kaki Mikrokontroler AT89S52 : a. VCC kaki 40 dihubungkan dengan tegangan catu +5 Volt b. Ground kaki 20 dihubungkan dengan tegangan ground c. RST Proses Reset merupakan proses untuk mengembalikan sistem ke kondisi semula dan akan tidak mempengaruhi internal program memori. Tingkat kemampuan untuk 2 buah mesin terlihat ketika osilator melakukan reset pada device. Reset terjadi jika kaki RST berikan logika 1 selama minimal 2 siklus mesin selama osilator bekerja, maka akan

5 mereset Mikrokontroler yang bersangkutan. Kaki ini akan semakin tinggi untuk 98 periode osilator setelah melewati watchdog times out. Bit DISTRO pada SFR AUXR (alamat 8EH) dapat digunakan untuk mengabaian feature tersebut. Pada keadaan awal bit DISTRO, keadaan keluaran RESET HIGH berada dalam kondisi enable. d. ALE/PROG Adress Latch Enable (ALE) merupakan pulsa keluaran untuk pemasangan byte yang rendah dari alamat, selama terjadi pengaksesan ke memori eksternal. ALE digunakan untuk men-demultiplex address dan data bus. Kaki ini juga merupakan PROG (program pulse input) ketika terjadi pemograma flash. Dalam keadaan normal, ALE menggunakan kecepatan stabil yaitu sekitar 1/6 dari frekuensi osilator dan dapat dipergunakan untuk external timing atau untuk clocking. Namun perlu diketahui bahwa, satu pulsa ALE akan dilewati selama terjadi pengaksesan ke memori data eksternal. Jika diinginkan, operasi ALE dapat dinon-aktifkan dengan cara mengatur bit 0 pada SFR di alamat 8EH. e. PSEN Program Store Enable (PSEN) adalah pembaca strobe ke program memori eksternal. PSEN merupakan kontrol sinyal yang mengijinkan untuk mengakses program (code) memori eksternal. Kaki ini dihubungkan ke kaki OE (Output Enable) dari PROM. f. EA/VPP Eksternal Access Enableee (EA) harus terhubung dengan ground untuk mengaktifkan microcontroller dalam mengambil kode dari lokasi program memori eksternal yang dimulai dari 0000H sampai FFFFH. Perlu diketahui bahwa, bila clock bit 1 telah diprogram, EA akan dihubungkan dengan reset secara internal. EA harus dihubungkan dengan VCC untuk melakukan eksekusi program secara internal. Kaki ini juga menerima programming enable voltage (VPP) sebesar 12 volt selama pemrograman flash. g. XTAL1 dan XTAL2 XTAL1 dan XTAL2 adalah masukan dan keluaran ke dan dari inverting oscillator amplifier. XTAL1 dan XTAL2 terdapat pada kaki 18-19, paada Mikrokontroler disebut on-chip oscillator. Pada Mikrokontroler berarsitektur 8052 memiliki on-chip oscillator yang dapat bekerja jika didrive menggunakan kristal.

6 Tambahan kapasitor diperlukan untuk menstabilkan sistem. h. Port 0 Port 0 adalah sebuah saluran terbuka port I/O 8-bit dua arah. Port 0 merupakan dual-purpose port (port yang memiliki dua kegunaan). Sebagai port keluaran, setiap kaki dapat mencakup 8 inputan TTL. Ketika logika 1 diberikan pada kakikaki port 0, kaki tersebut dapat digunakan sebagai inputan impedansi tinggi. Port 0 juga dapat dikonfigurasikan sebagai multiplexed low-order alamat/data bus, selama terjadinya pengaksesan ke program eksternal dan memori data. Port 0 juga dapat menerima kode byte selama pemrograman flash dan menghasilkan keluaran kode byte selama verifikasi program. Selama verifikasi program dibutuhkan eksternal pull-ups. i. Port 1 Port 1 adalah port I/O 8 bit dua arah yang memiliki pull-ups internal. Keluaran dari port 1 dapat mencakup 4 masukan TTL. Ketika logika 1 diberikam pada kaki port1, maka kaki tersebut akan dipengaruhi oleh pullups internal dan dapat digunakan sebagai masukan (input). Sebagai masukan, kaki port 1 akan menghasilkan arus dikarenakan adanya pull-ups internal. Port 1 dapat melakukan pengalamatan bytes loworder selama terjadi pemrograman flash dan verifikasi. Port 1 juga dapat melakukan beberapa fungsi khusus AT89S52 seperti yang terlihat pada tabel berikut : Tabel 2.1 Fungsi Alternatif Port 1.[4] Port kaki Fungsi Alternatif P 1.5 MOSI (Master keluara/slave masukan) P 1.6 MISO (Master masukan/slave keluaran) P 1.7 SCK (Serial waktu) j. Port 2 Port 2 adalah port I/O 8 bit dua arah yang memilki pull-ups internal. Keluaran dari port 2 dapat mencakup 4 masukan TTL. Ketika logika 1 diberikan pada kaki-kaki port 2, maka kaki tersebut akan dipengaruhi oleh pull-ups internal dan dapat digunakan sebagai masukan (input). Sebagai masukan, kaki kaki port 2 akan menghasilkan arus yang disebabkan oleh adanya pull-ups internal. Port 2 akan melakukan pengalamatan byte high-order selama menerima dari memori program eksternal dan selama pengaksesan ke memori data eksternal yang menggunakan

7 pengalamatan 16-bit (MOV @ DPTR). Pada keadaan ini port 2 akan menggunakan pull-ups internal yang sangat besar ketika menmgeluarkan logika 1. Selama melakukan pengaksesan ke memori data eksternal dengan menggunakan pengalamatan 8-bit (MOVX @ R1), port2 akan mengeluarkan isi dari fungsi register khusus P2. Port 2 juga dapat melakukan pengalamatan bit high-order dan beberapa pengendalian sinyal selama terjadi pemrograman flash dan verifikasi. k. Port 3 Port 3 adalah port I/O 8 bit dua arah yang memiliki pull-ups internal. Keluaran dari port 3 dapat mencakup 4 masukan TTL. Ketika logika 1 diberikan pada kaki-kaki port 3, maka kaki tersebut akan dipengaruhi oleh pull-ups internal dan dapat digunakan sebagai masukan( input). Sebagai masukan, kaki port 3 akan menghasilkan arus yang disebabkan oleh adanya internal pull-ups. Port 3 dapat melakukan beberapa pengendalian sinyal untuk pemrograman flash dan verifikasi. Port 3 juga dapat melakukan beberapa fungsi khusus AT89S52 seperti terlihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.2 Fungsi Alternatif Port 3.[4] Port Fungsi Alternatif Kaki P3.0 RXD (serial masukan port) P3.1 TXD (serial keluaran port) P3.2 INT0 (external interrupt 0) P3.3 INT1 (external interrupt 1) P3.4 T0 (Timer 0 external input) P3.5 T1 (Timer 1 external input) P3.6 WR (external data Memori write strobe) P3.7 RD (external data Memori read strobe) PERANCANGAN SISTEM Analisis Rangkaian Secara Diagram Blok Berdasarkan fungsinya Pembuatan Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52 dapat di bagi menjadi beberapa blok. Masingmasing blok tampak pada gambar 3.1.

8 Gambar 3.1 Diagram Blok Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Analisis Rangkaian Per Blok Analisis Masukkan Untuk alat replika sistem atap otomatis untuk pelindung benda terhadap hujan menggunakan dua buah masukan dimana terdapat sensor cahaya, dan sensor hujan. Sensor Cahaya Gambar 3.2 Rangkaian LDR dan pembanding Gambar 3.3 Rangkaian Elektrik Sensor Cahaya (LDR) Sensor yang digunakan pada rangkaian ini adalah sebuah LDR ( Light Dependent Resistor ) sebagai pendeteksi cahaya pada saat alat ini dijalankan. Cara kerja LDR sendiri adalah jika kondisi cahaya terang maka nilai hambatannya menjadi kecil bahkan dapat menyentuh angka nol tergantung intensitas cahaya yang mengenai LDR tersebut dan bila kondisi gelap maka hambatannya menjadi semakin besar. Selain terdapat LDR, pada blok sensor cahaya terdapat pula pembanding. Sesuai namanya pembanding berfungsi membandingkan tegangan hasil pembagi tegangan dengan tegangan referensi yang dapat diatur sesuai kebutuhan. Disamping itu pula pembanding pada rangkaian ini juga untuk menentukan keluaran agar keluaran yang dihasilkan hanya mempunyai logika 0 dan logika 1. Keluaran dari pembanding ini dihubungkan dengan kaki port 0.6 mikrokontroler AT89S52.

9 Sensor Hujan Analisis proses Gambar 3.3 Rangkaian Sensor Hujan Gambar 3.5 Rangkaian Elektrik Sensor Hujan Sensor yang digunakan pada rangkaian ini merupakan sensor yang dibuat dari potongan PCB yang disolder sedemikan rupa seperti gambar di atas dimana terdapat dua buah jalur tembaga. Jalur yang satu merupakan jalur yang berhubungan dengan kaki port 0.7 mikrokontroler AT89S52. Sedangkan jalur yang satu lagi dihubungkan dengan ground. Ketika ada hujan maka sensor hujan ini akan basah sehingga antara jalur yang ke ground dan jalur yang ke kaki port 0.7 akan terhubung singkat. Sehingga ketika sensor hujan basah maka kaki port 0.7 mendapat logika 0. Gambar 3.4 Mikrokontroler AT89S52 Sebagai Pengendali Proses pada rangkaian ini dilakukan oleh mikrokontroler AT89S52, Blok inilah yang memproses hasil dari blok masukan (sensor cahaya, sensor hujan) untuk diteruskan ke blok selanjutnya. Keluaran dari blok mikrokontroler ini ditentukan dari program yang telah dibuat. Port yang digunakan sebagai masukan adalah port 0.6 yang telah dihubungkan dengan sensor cahaya, dan port 0.7 yang telah dihubungkan dengan sensor hujan untuk pendeteksi hujan. Port yang digunakan sebagai keluaran adalah port 3.1 dan port 3.6 yang telah dihubungkan dengan penggerak motor untuk melindungi sebuah benda.

10 Analisis Keluaran Keluaran pada rangkaian ini yaitu dan sebuah motor DC yang dianggap sebagai atap otomatis untuk pelindung benda terhadap hujan. Penggerak Motor Gambar 3.5 Rangkaian Blok Penggerak Motor Penggerak motor pada rangkaian ini dihubungkan dengan sebuah motor DC yang dimisalkan sebagai atap otomatis dimana atap otomatis akan masuk jika sensor hujan kering dan keadaan terang. Jika keadaan gelap maka atap otomatis akan keluar. Perancangan Perangkat Lunak Pada sub-bab ini akan dibahas mengenai proses pembuatan pelindung benda terhadap hujan secara perangkat lunak dengan menggunakan penjelasan secara Diagram Alur. Perangkat lunak yang digunakan untuk pembuatan listing program dan mengkompile file asm menjadi hex digunakan READS 51. Gambar 3.6 Diagram Alur program Dalam penulisan ini digunakan bahasa assembler sebagai basic program yang nantinya akan di flash ke dalam IC mikrokontroler type AT89S52. Begitu alat dinyalakan program akan memeriksa kondisi-kondisi di lingkungan dan dicocokkan dengan data yang ada. Bila terdapat kesamaan kondisi, maka program akan mengeksekusi kondisi tersebut sesuai dengan proses yang telah ditentukan sebelumnya dan alat akan menampilkan keluaran sesuai hasil proses. Dan bila tidak terdapat kesesuaian kondisi, program akan terus looping secara terus menerus sampai ditemukan kondisi yang sesuai. Selama proses looping, alat tidak akan menampilkan keluaran atau kondisi diam.

11 PERCOBAAN Tujuan Percobaan Pada bab ini menguji fungsi dan kinerja dari alat replika sistem atap otomatis untuk pelindung benda terhadap hujan yaitu sensor yang digunakan adalah sensor cahaya (LDR) sebagai pendeteksi cahaya pada saat alat ini dijalankan. Cara kerja LDR sendiri adalah jika kondisi cahaya terang maka nilai hambatannya menjadi kecil bahkan dapat menyentuh angka nol tergantung intensitas cahaya yang mengenai LDR tersebut dan bila kondisi gelap maka hambatannya menjadi semakin besar. Selain terdapat LDR, pada blok sensor cahaya terdapat pula pembanding. Sesuai namanya pembanding berfungsi membandingkan tegangan hasil pembagi tegangan dengan tegangan referensi yang dapat diatur sesuai kebutuhan. Disamping itu pula pembanding pada rangkaian ini juga untuk menentukan keluaran agar keluaran yang dihasilkan hanya mempunyai logika 0 dan logika 1. Keluaran dari pembanding ini dihubungkan dengan kaki port 0.6 mikrokontroler AT89S52. Selain menggunakan sensor cahaya alat ini menggunakan sensor hujan. Sensor ini dibuat dari potongan PCB yang disolder sedemikan rupa seperti gambar di atas dimana terdapat dua buah jalur tembaga. Jalur yang satu merupakan jalur yang berhubungan dengan kaki port 0.7 mikrokontroler AT89S52. Sedangkan jalur yang satu lagi dihubungkan dengan ground. Ketika ada hujan maka sensor hujan ini akan basah sehingga antara jalur yang ke ground dan jalur yang ke kaki port 0.7 akan terhubung singkat. Sehingga ketika sensor hujan basah maka kaki port 0.7 mendapat logika 0. Kemudian dari kedua sensor tersebut akan di proses oleh mikrokontroler AT89S52. Seteleh di proses maka mikrokontroler akan mengeluarkan keluaran, tetapi keluaran dari mikrokontroler ini ditentukan dari program yang telah di buat. Keluarannya tersebut berupa penggerak motor yang di hubungkan dengan sebuah motor DC yang dimisalkan sebagai atap otomatis dimana atap otomatis akan masuk jika sensor hujan kering dan keadaan terang. Jika keadaan gelap maka atap otomatis akan keluar.

12 Gambar 4.1 Gambar Rangkaian Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan benar, karena apabila tidak sesuai dengan keluaran yang diinginkan mungkin terdapat suatu kesalahan pada rangkaian atau komponen pendukung yang sudah tidak dapat berfungsi dengan baik. Melakukan pengujian untuk mengetahui apakah atap otomatis akan berjalan sesuai dengan yang ditentukan dan mengetahui tegangan yang dihasilkan pada setiap bagian blok rangkaian dengan menggunakan multitester. Dan hal lain yang mungkin belum diketahui sebelumnya. Gambar 4.2 Tampilan Fisik Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Pengujian Susunan Sistem Pengujian Konsep dasar susunan sistem yang akan diuji pada alat ini meliputi : Memastikan bahwa alat (Rangkaian Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52) dapat mengeluarkan keluaran yang Adapun alat-alat yang dipergunakan untuk membantu pengujian alat adalah : Sumber tegangan (Adaptor 12 V atau catu daya 9V sampai dengan 12V) Beberapa kabel penghubung. Cara Percobaan Alat Cara percobaan alat pada Rangkaian Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52 meliputi: 1. Hubungkan kabel adaptor dengan rangkaian.

13 b. Pengujian alat pada saat sensor cahaya terang dan sensor hujan basah Gambar 4.3 Bentuk fisik Adaptor 2. Setelah kabel adaptor terhubung dengan rangkaian, kemudian tekan saklar pada rangkaian pastikan atap dalam keadaan tertutup. Gambar 4.6 Atap otomatis keluar c. Pengujian alat pada saat sensor cahaya gelap dan sensor hujan basah Gambar 4.4 Atap masuk ketika alat dinyalakan pertama kali 3. Cek Aktivitas keadaan alat apakah sesuai dengan keadaan yang diinginkan berdasarkan kondisi pada saat itu. a. Pengujian alat pada saat sensor cahaya terang dan sensor hujan kering Gambar 4.7 Atap otomatis keluar d. Pengujian alat pada saat sensor cahaya gelap dan sensor hujan kering Gambar 4.8 Atap otomatis keluar Gambar 4.5 Atap otomatis masuk

14 Hasil Pengujian Alat Untuk hasil Pengujian alat yang lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Berikut adalah tabel pengujian yang telah dilakukan pada setiap sensor dan dalam keadaan atau kondisi tertentu : Tabel 4.1. Hasil Pengujian Alat KON DISI Sensor Sensor Atap Cahaya Hujan Otomatis Terang Kering Keluar Terang Basah Keluar Gelap Basah Keluar Gelap Kering Masuk Setelah dilakukan beberapa pengujian pada alat serta rangkaian yang telah dibuat maka diperoleh data-data pengamatan berupa tegangan yang diukur dengan menggunakan multitester pada masing-masing kaki atau pin pada IC LM339 sebagai pembanding yang berfungsi sebagai pembanding keadaan masukkan pada sensor cahaya. Berikut ini adalah tabel pengamatan untuk tegangan pada masing-masing kaki IC LM339 : Tabel 4.2 Data Pengamatan Tegangan IC LM339 Kaki Kondisi Tegangan Kaki LM 339 Sensor Cahaya Dalam Keadaan Sensor Cahaya Dalam Keadaan Terang (Volt) Gelap (Volt) 2 4,85 Volt 0,07 Volt 4 3,09 Volt 3,09 Volt 5 2,83 Volt 4,38 Volt Tabel 4.3 Data Pengamatan Tegangan Pada Kaki Port Mikrokontroler AT89S52 Port Kondisi Tegangan Pada Kaki Port Mikrokontroler AT89S52 Sensor Hujan Dalam Sensor Hujan Dalam Keadaan Kering (Volt) Keadaan Basah (Volt) P0.7 0,47 Volt 4,83 Volt

15 PENUTUP Kesimpulan Dari hasil uji coba dan analisa yang telah dilakukan terhadap alat Replika sistem atap otomatis untuk pelindung benda terhadap hujan ini, maka dapat diambil simpulan bahwa kinerja sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan bekerja dengan baik. Dimana ketika alat ini dinyalakan maka langsung mengecek kondisi sensor cahaya dan sensor air. Jika kondisi sensor cahaya gelap maka rangkaian pembanding akan mengirimkan logika satu ke mikrokontroler, jika kondisi sensor air basah maka mikrokontroler akan mendapatkan logika nol. Kemudian mikrokontroler akan mengirim data ke kaki-kaki AT89S52 yang bertindak sebagai keluaran. Kelemahan dari alat ini adalah sensor air yang digunakan merupakan buatan sendiri sehingga keluaran yang dihasilkan tidak maksimal. 1. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diatas, maka didapatkan beberapa saran untuk penyempurnaan alat ini, yaitu: a. Mengganti komparator dengan ADC agar sensor tidak hanya menilai berdasarkan terang dan gelapnya saja tetapi lebih berdasarkan intensitas cahaya yang diterima. b. Pada pembuatan sensor hujan diharapkan untuk membuat jalur pcb yang sangat berdekatan tetapi jangan sampai terhubung satu sama lain. Selain itu, lapisi jalur PCB menggunakan timah agar tembaga jalur PCB tidak hujan. DAFTAR PUSTAKA terkorosi oleh air [1] Anonim, Modul Panduan Elektronika Dasar, Laboratorium Elektronika dan Komputer Universitas Gunadarma, Depok, 2005 [2] URL : http//www.google.com, September 2009 [3] URL: http://www.masternusa.com, Juli 2009 [4] Anonim, Modul Panduan Praktikum Mikrokontroller D3, Laboratorium Menengah Universitas Gunadarma, Depok, 2004 [5] URL: http://pdf.alldatasheet.com, September 2009 [6] Moh.Ibnu Malik, Belajar Mikrokontroller ATMEL AT89S52, Gaya Media, Yogyakarta, 2003. [7] URL: http://en.wikipedia.org/wiki/mikrokontr oler, Juli 2009 [8] URL: http://atmel.com/dyn, Juli 2009

16 [9] Anonim, Modul Panduan Praktikum Embeded System, Laboratorium Lanjut Universitas Gunadarma, Depok, 2004 [10] Data Sheet Stratix EP1S80 DSP Development Bo