BAB I PENDAHULUAN. berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai satu atau. lebih, sehingga terjadi interaksi antar individu.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren yang dikenal berbasis Entrepreneur. Hal ini bisa dibuktikan dengan

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berasal dari jawaban responden

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam bentuk pendidikan sekolah dan luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia secara individual menjadi manusia yang berakhlakul karimah,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring bertambahnya manusia dan tuntutan hidup dalam bermasyarakat,

BAB IV ANALISA DATA. menguntungkan. Dimanapun dan kapanpun manusia itu menjalani proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala

Tabel 13 : Rekapitulasi angket indikator variabel y pengalaman religiusitas santri BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun karakter, character building is never ending process

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

POLA KEPEMIMPINAN K. H. M. THOHIR ABDULLAH, A.H DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN RAUDLOTUL QUR AN DI MANGKANG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN CIPARI DESA SUKARASA KECAMATAN PANGATIKAN KABUPATEN GARUT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak institusi pemerintah maupun swasta masih menganggap

: MOH. RIFQI KHAIRUL UMAM B

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pondok Pesantren Modern di Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih optimal, berdaya guna,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ranah agama, tradisi, adat istiadat dan sosial budaya. Hal ini karena yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki visi, misi dan tujuan yang berbeda. Organisasi adalah sebuah wadah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB IV PENUTUP. kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis Pesantren di Sekolah Dasar Al- Ahmadi Surabaya peneliti dapat menyimpulkan :

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang pasti akan dialami oleh setiap individu atau organisasi. Ketika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia yang cerdas dan berkarakter. Pendidikan sebagai proses

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Metode pembelajaran ialah setiap upaya sistematik yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi kehidupannya. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama khususnya Pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Quran menjelaskan bahwa manusia itu makhluk yang mempunyai dua fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN A. La tar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di. bidang pendidikan Nasional dan merupakan bagian integral dari upaya

BAB I PENDAHULUAN. itu biaya pendidikan dan biaya konsumsi.

Oleh : Anggono Ariebowo, Bambang Suprijadi, Bambang Adji Murtomo

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan

Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MONDRIAN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas, perlu adanya pengelolaan

BAB V PENUTUP. dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Realitas Patriarkhi dalam Pesantren di Kabupaten Kediri

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

PERANAN DINAS KESEJAHTERAAN RAKYAT PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERANCANA DALAM UPAYA PENANGANAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dan sebaik-baik ciptaan dibanding dengan makhluk-makhluk Allah swt

Pondok Pesantren Modern berwawasan lingkungan di Semarang

Overview:

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan

KIAI WAHID HASYIM SANG PEMBAHARU PESANTREN. Oleh, Novita Siswayanti, MA. *

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Abd A la dalam bukunya pembaruan pesantren menyebutkan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. (punishment) sebagai ganjaran atau balasan terhadap ketidakpatuhan agar

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan struktur koordinasi terencana yang formal, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. jasmaniah dan rohaniah berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, dan berencana, diluar

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Menurut G.R. Terry

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. Islam dalam Kurun Modern, (Jakarta: LP3ES, t.th.), h Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan

BAB IV MEMAKNAI HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK SANTRI

2015 POLA ADAPTASI SOSIAL BUDAYA KEHIDUPAN SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu untuk dapat bersaing di zaman yang semakin maju. Pendidikan juga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Organisasi adalah sekumpulan orang yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dengan kata lain organisasi adalah suatu unit sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih, dikoordinasi secara sadar dan berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai satu atau serangkaian tujuan. 1 Berdasarkan pengertian tersebut, maka suatu organisasi memiliki unsurunsur sebagai berikut : 1. Organisasi merupakan suatu sistem sosial, yang terdiri dari dua orang atau lebih, sehingga terjadi interaksi antar individu. 2. Dikoordinasi secara sadar dan berfungsi dalam suatu dasar yang terusmenerus. Koordinasi yang dilakukan secara sadar mencakup koordinasi usaha, suatu tujuan bersama, pembagian tenaga kerja, yang membentuk struktur organisasi. 3. Organisasi dibentuk untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Ada organisasi yang bertujuan untuk mencari laba ada juga yang non profit. Tujuan dari suatu organisasi itu harus jelas dan rasional, apa bertujuan untuk mengembangkan karakter organisasi atau untuk meningkatkan program kerja. Organisasi akan mencapai tujuannya jika dikelola dengan baik, efektif, dan 1 Danang Sunyoto dan Burhanudin, 2011, Perilaku Organisasional, CAPS, Yogyakarta, hal. 1.

efisien serta sesuai dengan kebutuhan, agar organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien, maka dibutuhkan manajer. Manajer adalah orang yang melakukan atau menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan melalui orang lain, dan manajer akan membuat suatu keputusan, mengalokasikan sumber daya, serta mengatur aktifitas orang-orang yang menjadi bawahannya. 2 Tidak lagi hanya ditentukan oleh keberhasilan penerapan prinsip-prinsip organisasi, akan tetapi terdapat faktor lain yang tidak tampak yang juga ikut menentukan keberhasilan organisasi, faktor tersebut adalah keberhasilan budaya organisasi yang dimilikinya. Banyak sekali macam organisasi yang ada disekitar lingkungan kita seperti; perusahaan, lembaga pemerintah, lembaga kepolisian, rumah sakit, bank, dan masih banyak lagi organisasi lainnya. Organisasi tersebut bermacam-macam juga tujuan yang ingin dicapai, ada yang ingin mencapai laba, ada juga yang tidak ingin mencapai laba. Menjadi sebuah organisasi yang terkenal dan maju harus memiliki strategi yang mampu membuat organisasi itu bisa berkembang dengan baik. Organisasi merupakan alat yang paling tepat untuk mencapai maksud dan tujuan bersama, sebab organisasi pada dasarnya berupaya menghimpun kekuatan dan mengatur pembagiaan pekerjaan, sehingga dapat mencapai hasil maksimal dengan cara kerja yang lebih baik. Organisasi juga sangat memerlukan adanya semangat kebersamaan, dan semangat organisasi ditentukan oleh sistem yang ada dalam organisasi, seperti kualitas sang pemimpin, sejauh mana organisasi mampu berkompetisi dengan 2 Danang Sunyoto dan Burhanudin, Perilaku Organisasional, hal. 2.

yang lain sehingga organisasi dapat berkembang sesuai dengan apa yang sudah direncanakan dan dapat bersaing dalam dunia yang modern, hal ini penting sebagaimana ucapan atau nasehat Ali bin Abi Thalib yaitu Kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi dapat dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisir dengan rapi. Begitu halnya organisasi atau lembaga yang berupa pesantren. Pesantren merupakan suatu lembaga dan pengembangan ajaran Islam, pesantren juga ikut bertanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang memiliki ilmu pengetahuan, khususnya dibidang ilmu agama disamping ilmu umum lainnya yang handal, serta dilandasi dengan iman dan taqwa yang kokoh, seperti halnya Pesantren Jauharotul Hikmah yang ada di komplek lokalisasi PSK (Pekerja Seks Komersial) Putat Jaya Sawahan Surabaya. Pesantren Jauharotul Hikmah yaitu sebuah organisasi atau lembaga yang berdiri ditengah-tengah komplek lokalisasi PSK (Pekerja Seks Komersial) Putat Jaya Sawahan Surabaya. Pesantren tersebut juga mengajarkan berbagai macam kegiatan keagamaan, seperti; adanya kegiatan TPQ (Taman Pendidikan Al- Qur an), kajian tafsir, kajian kitab kuning, dan kesenian Islam khususnya albanjari. Suasana pembelajaran yang efektif dan efisien serta aktifitas dakwah di Pesantren Jauharotul Hikmah inilah yang sangat menarik untuk di analisis lebih dalam, inilah yang menjadi alasan mendasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian di Pesantren Jauharotul Hikmah dengan fokus karakter budaya organisasi dan manajemen organisasi, aktifitas yang efektif, yang keberadaannya

ditengah-tengah lokalisasi PSK (Pekerja Seks Komersial) Putat Jaya Sawahan Surabaya, dalam kaitannya dengan perkembangan sebuah organisasi Islam yang kegiatannya kontradiksi dengan lingkungan keberadaannya. Alasan lain mengadakan penelitian di Pesantren Jauharotul Hikmah karena peneliti ingin mengetahui program kerja seperti apa yang digunakan dan pendekatan strategi dakwah yang bagaimana yang digunakan oleh pihak pesantren serta manajemen pengelolaan yang diterapkan. Sebab, pesantren yang berdiri ditengah-tengah lokalisasi PSK (Pekerja Seks Komersial) pasti banyak tantangan dan resiko-resiko yang dihadapi. Namun sampai sekarang kegiatan di Pesantren Jauharotul Hikmah masih tetap berjalan dengan baik meskipun kondisi lingkungan kurang mendukung, yang sangat jauh berbeda dengan pondok pesantren pada umumnya, secara logika peneliti meyakini keberadaan pesantren tersebut banyak yang tidak senang apalagi kegiatannya yang benar-benar bertentangan dengan kegiatan yang ada disekitarnya, sehingga lingkungan akan merasa terganggu. Bagaimana implementasi karakter budaya organisasi dan manajemen organisasi yang ada di Pesanren Jauharotul Hikmah dalam melaksanakan program kerjanya. Untuk mengetahui hal tersebut penulis ingin mengadakan penelitian lebih lanjut dengan mengambil judul Implementasi Karakter Budaya dan Manajemen Organisasi Pesantren Jauharotul Hikmah Di Komplek Lokalisasi Putat Jaya Sawahan Surabaya.

B. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana implementasi karakter budaya organisasi Pesantren Jauharotul Hikmah yang berada di komplek lokalisasi Putat Jaya Sawahan Surabaya? 2. Bagaimana implementasi manajemen organisasi Pesantren Jauharotul Hikmah yang berada di komplek lokalisasi Putat Jaya Sawahan Surabaya? C. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui implementasi karakter budaya organisasi Pesantren Jauharotul Hikmah di komplek lokalisasi Putat Jaya Sawahan Surabaya. 2. Untuk mengetahui implementasi manajemen organisasi Pesantren Jauharotul Hikmah di komplek lokalisasi Putat Jaya Sawahan Surabaya. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti serta sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian yang lebih baik. b. Untuk memberi masukan mengenai karakter organisasi bagi Pesantren Jauharotul Hikmah.

3. Manfaat Praktis a. Sebagai motivasi bagi remaja maupun masyarakat sekitar untuk dapat mengikuti kegiatan keagamaan di Pesantren Jauharotul Hikmah. b. Pesantren Jauharotul Hikmah diharapkan dapat meningkatkan kegiatan keagamaan agar masyarakat sekitar lebih tertarik, sehingga dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. c. Sebagai bahan khazanah perpustakaan dan tambahan koleksi ilmu pengetahuan bagi mahasiswa, khususnya jurusan Manajemen Dakwah. E. DEFINISI KONSEP Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasikan maksud judul penelitian ini, maka penulis perlu memberikan definisi konsep terlebih dahulu terhadap makna kata atau istilah yang terangkai dalam kalimat dari judul tersebut. Adapun definisi konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah : 1. Karakter Karakter adalah suatu model atau nilai-nilai organisasi yang khas yang dapat mengubah organisasi bisa menjadi yang terbaik. Yang dimaksud adalah perilaku organisasi merupakan bidang yang bersifat multidisipliner, mempelajari perilaku individu, kelompok, struktur, dan proses dalam organisasi secara sistematis. 2. Organisasi Ada beberapa macam menurut para ahli mengenai pengertian organisasi antara lain : Menurut Chester I. Barnard dalam Khaerul

Umam, bahwa organisasi adalah sistem kerja sama antara dua orang atau lebih. 3 Sedangkan menurut Schein dalam Arni, mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan. Selanjutnya Kochler dalam Arni mengatakan organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Lain lagi pendapat Wright dalam Arni, yang mengatakan bahwa organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktifitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama. 4 Dari pendapat tersebut kelihatannya berbeda-beda perumusannya, tetapi ada tiga hal yang sama-sama dikemukakan yaitu organisasi merupakan suatu sistem, mengkoordinasi aktifitas, dan mencapai tujuan bersama atau tujuan umum. Jadi yang dimaksud organisasi Islam disini adalah suatu badan atau institusi yang melakukan kerja sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama dengan mengadakan pembagian dan peraturan kerja yang berasaskan hukum Islam (Al-Qur an dan Hadits). Yang dimaksud adalah serangkaian pekerjaan organisasi Islam tersebut mengacu pada hukum-hukum Islam, sehingga bisa disebut kegiatannya adalah kegiatan yang Islami. 3 Khaerul Umam, 2010, Perilaku Organisasi, Pustaka Setia, Bandung, hal. 22. 4 Arni Muhammad, 2009, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta, hal. 23-24.

3. Karakter Organisasi Karakter Organisasi adalah gambaran suatu organisasi yang terpancar dari dalam organisasi itu sendiri yang menjadi ciri khas baik dari segi budaya, kebiasaan maupun hasil dari tujuan organisasi itu. Sehingga dari karakter itulah muncul sebuah gambaran atau penilaian untuk organisasi itu bila dipandang oleh masyarakat. 4. Komplek Lokalisasi Kalimat ini terdiri dari dua kata yaitu komplek dan lokalisasi, komplek adalah kumpulan perumahan, sedangkan lokalisasi adalah sebuah tempat yang nista. Jadi yang dimaksud komplek lokalisasi adalah kumpulan perumahan atau suatu tempat yang sangat nista yang dihuni oleh para PSK (Pekerja Seks Komersial). Arti lain dari komplek lokalisasi adalah suatu tempat yang identik dengan kawasan pelacuran. 5. Pekerja Seks Komersial (PSK) PSK (Pekerja Seks Komersial) artinya sama dengan WTS (Wanita Tuna Susila) ataupun pelacuran. Nampaknya para ahli dalam memberikan definisi tentang PSK, WTS, maupun pelacuran mempunyai kesamaan pandangan, walaupun dalam menggunakan redaksi agak berbeda. Pelacuran adalah suatu perbuatan dimana seorang perempuan menyerahkan dirinya untuk berhubungan kelamin dengan jenis lain dengan mengaharapkan bayaran baik berupa uang atau bentuk lain.

6. Pesantren Kata pesantren berasal dari santri yaitu istilah yang digunakan bagi orang-orang yang menuntut ilmu agama di lembaga Islam tradisional di Jawa. Pesantren merupakan salah satu contoh lembaga dakwah yang menempatkan posisinya sederajat dengan lembaga lainnya, pesantren dan lembaga sosial lainnya memiliki budaya, karakter, model organisasi, dan struktur kepemimpinan guna mencapai tujuan yang telah dibangunnya secara efektif. Keberadaan pesantren dengan segala keunikannya merupakan salah satu penyangga pilar pendidikan untuk memunculkan pemimpin bangsa yang bermoral. Menurut Abdul Chayyi Fanani, secara garis besarnya pesantren mempunyai beberapa model diantaranya 5 : a. Pesantren Tradisional Yang dimaksud pesantren tradisional adalah yang masih mempertahankan keasliannya dengan mengajarkan kitab yang ditulis oleh ulama abad ke-15 dengan menggunakan Bahasa Arab. b. Pesantren Modern Yaitu lembaga pesantren yang memasukkan pelajaran umum dalam kurikulum madrasah yang dikembangkan atau pesantren yang menyelenggarakan tipe-tipe sekolah umum. Seperti; MI/SD, MTS/SMP, MA/SMA/SMK, dalam lingkungannya. 5 Abdul Chayyi Fanani, 2008, Pesantren Anak Jalanan, Alpha, Surabaya, hal. 33-34.

c. Pesantren Konvergensi (Gabungan Antara Modern dan Tradisional) Artinya didalammnya diterapkan pendidikan dan pengajaran kitab kuning dengan metode sorogan, bandongan, dan wetonan. Namun secara reguler sistem persekolahan dikembangkan bahkan pendidikan ketrampilan pun diaplikasikan. d. Pesantren Mahasiswa Dimana para santrinya didominasi para mahasiswa, dan pengasuhnya berasal dari kalangan dosen yang berasal dari sekitar kampus. Materi pengajaran terdiri dari kitab kuning, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris. Dari kajian lapangan menurut Engking Soewarman Hasan, 6 ada empat tipologi pesantren sebagai berikut : a) Pesantren Tipe A, yaitu para santri belajar dan bertempat tinggal bersama-sama kyai. b) Pesantren Tipe B, yaitu membina pelajaran individual dan kelompok (pengajian kitab kuning). c) Pesantren Tipe C, merupakan tempat tinggal (pondok) para santri yang belajar dimadrasah-madrasah atau sekolah-sekolah atau perguruan tinggi. Pengajian kitab kuning kurang mengikat, fungsi kyai tetap sebagai pengayom pembina ajaran Islam. d) Pesantren Tipe D, menyelenggarakan tiga jenis pendidikan secara terpadu; (1) non klasikal, sumber pelajaran yang sering disebut kitab kuning melalui sorogan atau 6 Engking Soewarman Hasan, 2001, Landasan Filosofis Pengembangan Pendidikan Terpadu Pesantren (Refleksi Hasil Studi Pendidikan Terpadu Pesantren di Jawa Barat), Jurnal Landasan Filosofis, (online), Vol. 20, No. 4, diakses pada 29 Juni 2012 dari http://file.upi.edu/direktori/jurnal/jurnal_mimbar_pendidikan/mimbar_no_4_20 01/Landasan_Filosofis_Pengembangan_Pendidikan_Terpadu_Pesantren_(Refleksi_Hasil_Studi_P endidikan_terpadu_pe-santren_di_jawa_barat).pdf

bandungan, (2) klasikal, dimadrasah atau sekolah atau perguruan tinggi umum yang bernafaskan agama, (3) ketrampilan terpadu seperti; teknologi tepat guna, komputer pertanian, peternakan, dan pertokoan. Dari uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa organisasi merupakan suatu kumpulan dua orang atau lebih yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan, dan Pesantren Jauharotul Hikmah menurut pandangan penulis termasuk kategori pesantren tradisional dan pesantren tipe B, sebab pada pesantren tersebut hanya mengajarkan kitab kuning, Al-Qur an, dan Hadits. F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang tata urutan penelitian ini, maka peneliti mencantumkan sistematika pembahasan sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan; bab ini menjelaskan tentang pendahuluan, dengan langkah pembahasan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, serta sistematika pembahasan. Bab II : Kajian Teoretik; bab ini membahas tentang penelitian terdahulu yang relevan, kerangka teori mengenai karakter organisasi dan teori organisasi yang meliputi tinjauan mengenai implementasi karakter organisasi Pesantren Jauharotul Hikmah, tinjauan mengenai implementasi manajemen organisasi, serta perspektif Islam tentang organisasi.

Bab III : Metode Penelitian; pada bab ini menjelaskan tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik validitas data, serta teknik analisis data. Bab IV : Hasil Penelitian; bab ini menjelaskan gambaran umum obyek penelitian, penyajian data, dan pembahasan hasil penelitian (analisis data). Bab V : Penutup; pada bab penutup ini meliputi kesimpulan, saran dan rekomendasi, serta keterbatasan penelitian.