Pemanfaatan Citra Aster untuk Inventarisasi Sumberdaya Laut dan Pesisir Pulau Karimunjawa dan Kemujan, Kepulauan Karimunjawa

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel 1.1 Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Banguntapan Tahun 2010 dan Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan

Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS,

INTERPRETASI CITRA IKONOS KAWASAN PESISIR PANTAI SELATAN MATA KULIAH PENGINDERAAN JAUH OLEH : BHIAN RANGGA J.R NIM : K

Perubahan Luasan Mangrove dengan Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh Di Taman Nasional Sembilang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

Aplikasi Citra Satelit QuickBird Untuk Kajian Alih Fungsi Lahan Sawah di Kota Denpasar

Evaluasi Kesesuaian Tutupan Lahan Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2 Tahun 2009 Dengan Peta RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2007

By. Lili Somantri, S.Pd.M.Si

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN :

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

Evaluasi Perubahan Penggunaan Lahan Pesisir Kabupaten Kendal Tahun dengan Menggunakan Data Citra Landsat-TM

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

Interpretasi Citra dan Foto Udara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SAMPANG

TUGAS TERSTRUKTUR I ANALISIS LANDSKAP TERPADU

ANALISA PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG NANING KABUPATEN SEKADAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Pasal 12 Undang-undang Kehutanan disebutkan bahwa. penyusunan rencana kehutanan. Pembentukan wilayah pengelolaan hutan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian yang meliputi pengolahan data citra dilakukan pada bulan Mei

Penggunaan data informasi penginderaan jauh terutama

Perubahan Nilai Konsentrasi TSM dan Klorofil-a serta Kaitan terhadap Perubahan Land Cover di Kawasan Pesisir Tegal antara Tahun

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 3 A. CITRA NONFOTO. a. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik

MATERI 4 : PENGENALAN TATAGUNALAHAN DI GOOGLE EARTH

KLASIFIKASI DARATAN DAN LAUTAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT ALOS Studi Kasus di Pesisir Timur Kota Surabaya

APLIKASI DATA CITRA SATELIT LANDSAT UNTUK PEMANTAUAN DINAMIKA PESISIR MUARA DAS BARITO DAN SEKITARNYA

Jurnal KELAUTAN, Volume 4, No.1 April 2011 ISSN : INVENTARISASI DATA POTENSI SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KABUPATEN SUMENEP

INTERPRETASI CITRA SATELIT LANDSAT

ULANGAN HARIAN PENGINDERAAN JAUH

Metode penghitungan perubahan tutupan hutan berdasarkan hasil penafsiran citra penginderaan jauh optik secara visual

MONITORING PERUBAHAN LANSEKAP DI SEGARA ANAKAN, CILACAP DENGAN MENGGUNAKAN CITRA OPTIK DAN RADAR a. Lilik Budi Prasetyo. Abstrak

PERUBAHAN LUAS EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI TIMUR SURABAYA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

SATUN ACARA PERKULIAHAN(SAP)

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 5. A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN 1 HASIL KEGIATAN PKPP 2012

5. PEMBAHASAN 5.1 Koreksi Radiometrik

RINGKASAN MATERI INTEPRETASI CITRA

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KOMPOSIT BAND CITRA LANDSAT DENGAN ENVI. Oleh: Nama : Deasy Rosyida Rahmayunita NRP :

KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2

ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH PESISIR UNTUK BUDIDAYA DENGAN MEMANFAATAN CITRA SATELIT DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI SEBAGIAN BALI SELATAN

ABSTRAK. Kata kunci : Citra Satelit Quickbird, Peta Terumbu Karang

Agus Purwoko Dosen Program Studi Kehutanan FP USU

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

TEORI DASAR INTERPRETASI CITRA SATELIT LANDSAT TM7+ METODE INTERPRETASI VISUAL ( DIGITIZE SCREEN) Oleh Dwi Nowo Martono

STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI TELUK BANTEN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT MULTITEMPORAL

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan, Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Image Fusion: Trik Mengatasi Keterbatasan Citra

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI

ANALISIS PERUBAHAN LUASAN HUTAN MANGROVE MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT DI KABUPATEN ROKAN HILIR PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL

PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JAUH ALOS AVNIR UNTUK PEMANTAUAN LIPUTAN LAHAN KECAMATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

BAB II TEORI DASAR. Beberapa definisi tentang tutupan lahan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENENTUAN EKOSISTEM LAUT PULAU- PULAU KECIL DENGAN MENGGUNAKAN DATA SATELIT RESOLUSI TINGGI STUDY KASUS : PULAU BOKOR

Statistik Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XII Tanjungpinang Tahun Halaman 34 VI. PERPETAAN HUTAN

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

Sudaryanto dan Melania Swetika Rini*

PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOTIK ISSN:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perubahan penutupan lahan merupakan keadaan suatu lahan yang mengalami

ANALISIS PERUBAHAN LUAS EKOSISTEM MANGROVE DI KABUPATEN BARRU

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN CITRA SATELIT LANDSAT DALAM PENGELOLAAN TATA RUANG DAN ASPEK PERBATASAN DELTA DI LAGUNA SEGARA ANAKAN


Aninda Nurry M.F., Ira Mutiara Anjasmara Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

Gambar 7. Lokasi Penelitian

ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya

BAB III METODE PENELITIAN

KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SAMPANG

Sumber bacaan 4/30/2012. Minggu 10: Klasifikasi Data Citra KOMBINASI WARNA

Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

Pemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Penginderaan Jauh di Pulau Batam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERENTANAN TERUMBU KARANG AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA MENGGUNAKAN CELL - BASED MODELLING DI PULAU KARIMUNJAWA DAN PULAU KEMUJAN, JEPARA, JAWA TENGAH

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI DATA SATELIT SPOT 4 UNTUK MENDETEKSI TERUMBU KARANG: STUDI KASUS DI PULAU PARI

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

ISSN 0853-7291 Pemanfaatan Citra Aster untuk Inventarisasi Sumberdaya Laut dan Pesisir Pulau Karimunjawa dan Kemujan, Kepulauan Karimunjawa Petrus Soebardjo*, Baskoro Rochaddi, Sigit Purnomo Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Semarang Abstrak Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Pulau Karimunjawa dan Kemujan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan pemetaan sumberdaya laut dan pesisir Pulau Karimunjawa dan Kemujan serta potensinya melalui analisis citra penginderaan jauh dengan menggunakan data citra satelit ASTER. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif, sedangkan untuk cek lapangan menggunakan sampling purposif. Hasil menunjukkan bahwa sumberdaya laut di Pulau Karimunjawa terdapat lima kelas yaitu pasir ± 41,4 ha, padang lamun/rumput laut ± 84,16 ha, pecahan karang ± 43,77 ha, karang hidup ± 379,21 ha dan karang mati ± 107,9 ha. Sedangkan sumberdaya laut yang ada di Pulau Kemujan yaitu pasir ± 86,71 ha, padang lamun/ rumput laut ± 163,16 ha, pecahan karang ± 59,00 ha, karang hidup ± 483,15 ha dan karang mati ± 153,46 ha. Sumberdaya pesisir di Pulau Karimunjawa terdapat sembilan kelas, yaitu hutan mangrove ± 184,89 ha, hutan primer ± 846,80 ha, hutan skunder ± 715,01 ha, perkebunan ± 159,40 ha, pertanian ± 25,74 ha, semak belukar ± 187,21 ha, tambak ± 38,37 ha, pemukiman ± 56,01 ha dan lahan kosong 41,96 ha. Sedangkan sumberdaya pesisir untuk Pulau Kemujan yaitu hutan mangrove ± 222,90 ha, hutan skunder ± 254,76 ha, perkebunan ± 247,73 ha, pertanian ± 31,46 ha, semak belukar ±273,30 ha, tambak ± 21,95 ha, pemukiman ± 99,07 ha, lahan kosong ± 50,47 ha dan bandara udara 16,80 ha. Uji ketelitian klasifikasi sumberdaya laut sebesar 86,04 % dan 85,50 % untuk ketelitian klasifikasi sumberdaya pesisir di Pulau Karimunjawa dan Kemujan. Kata kunci : inventarisasi, sumberdaya laut dan pesisir, citra aster Abstract This study was carried out at Karimunjawa and Kemujan Islands. The objective of this research is to investigate marine and coastal resources of Karimunjawa and Kemujan Islands through analysis of remote sensing images by using ASTER satellite image data. Descriptive method was used in this research, while for the field check use purposive sampling. The result of this study indicate that there were five classes of marine resources at Karimunjawa Island i.e. sand ± 41,4 ha, seagrass ± 84,16 ha, coral ruble ± 43,77 ha, life coral ± 379,21 ha and dead coral ± 107,9 ha. While marine resource that exist in Kemujan Island that is sand ± 86,71 ha, field of seagrass ± 163,16 ha, piece coral ± 59,00 ha, life coral + 483,15 ha and dead coral ± 153,46 ha. There were nine classes of coastal resources at Karimunjawa Island i.e. is mangrove forest + 184,89 ha, primary forest ± 846,80 ha, secondary forest ± 715,01 ha, plantation + 159,40 ha, agriculture ± 25,74 ha, coppice ± 187,21 ha, dam out ± 38,37 ha, settlement ± 56,01 ha and empty farm + 41,96 ha. While coastal resource found at Kemujan Island were mangrove forest ± 222,90 ha, secondary forest ± 254,76 ha, plantation ± 247,73 ha, agriculture ± 31,46 ha, coppice ± 273,30 ha, dam out ± 21,95 ha, settlement ± 99,07 ha, empty farm + 50,47 ha and airport ± 16,80 ha. Sensitivity test of marine resource classification equal to 86,046 % and 86,956 % for the sensitivity of coastal resource classification in Karimunjawa and Kemujan Island. Key words : inventory, seas and coastal resource, aster image. Pendahuluan Sekarang ini perkembangan teknik penginderaan jauh menghasilkan banyak citra satelit yang sangat membantu dalam perolehan data sumberdaya laut dan pesisir di Pulau Karimunjawa dan Kemujan, salah satunya yaitu citra satelit aster. Citra aster memiliki tiga subsistem yang berbeda yaitu VNIR (Visible and Nearinfrared) yang memiliki tiga panjang gelombang dengan resolusi spasial 15m dan sebuah tambahan teleskop mengarah ke belakang untuk mendapatkan citra stereo, SWIR (Shortwave Infrared) memiliki enam panjang gelombang dengan resolusi spasial 30m, dan TIR (Thermal Infrared) yang memiliki lima panjang 133 * Pemanfaatan Corresponding Citra Author Aster untuk Inventarisasi Sumberdaya Laut dan Pesisir (P. Soebardjo, dkk) Diterima / Received : 10-06-2006 c Ilmu Kelautan, UNDIP Disetujui / Accepted : 12-08-2006

gelombang dengan resolusi spasial 90m. Perkembangan ini semakin memantapkan serta memperluas pemanfaatan teknik penginderaan jauh untuk berbagai keperluan, diantaranya untuk analisis pemetaan sumberdaya laut dan pesisir di Pulau Karimunjawa dan Kemujan. Pulau Karimunjawa dan Kemujan merupakan masa depan pembangunan Kabupaten Jepara, dimana potensi sumberdaya laut dan pesisir (biofisik, pariwisata, sektor budidaya) yang dimilikinya dipandang sebagai peluang untuk dapat mendongkrak aktivitas pembangunan sosial ekonomi, membuka lapangan pekerjaan sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat. Pendayagunaan potensi sumberdaya laut dan pesisir di Pulau Karimunjawa dan Kemujan dengan baik dan bijaksana, diperlukan adanya suatu perencanaan dan pengelolaan terpadu, sehingga kelestarian potensi sumberdaya pesisir dan laut tersebut dapat dipertahankan (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2004). Peningkatan upaya inventarisasi sumberdaya laut dan pesisir yang cepat dan akurat untuk menunjang tercapainya tujuan perencanaan dan pengelolaan sumberdaya laut dan pesisir di Pulau Karimunjawa dan Kemujan melalui pertimbangan aspek wilayah yang luas, maka penggunaan teknik penginderaan jauh merupakan pilihan yang sangat tepat. Materi dan Metode Materi dalam penelitian ini adalah citra satelit ASTER Pulau Karimunjawa dan Kemujan perekaman tahun 2003. Pelaksanaan penelitian secara garis besar dibagi menjadi 3 (tiga) tahap kegiatan : a. Tahap persiapan dan pengolahan citra. Tahapan persiapan merupakan tahapan yang dilakukan sebelum melasanakan penelitian, tahapan ini meliputi kegiatan seperti : penyediaan data penelitian berupa data citra satelit ASTER resolusi 15m x 15m perekaman 2003, penyediaan data data sekunder yang berhubungan dengan daerah penelitian meliputi peta peta pendukung, seperti peta rupa bumi, peta kedalaman, dan peta bentukan lahan dari instansi terkait. Setelah tahap persiapan selanjutnya dilakukan tahap pengolahan citra satelit. Bakosurtanal (2003) menerangkan prosedur pengolahan data citra secara digital untuk inventarisasi sumberdaya pesisir dan laut terdiri dari : Koreksi radiometri. Koreksi radiometri diperlukan karena dua alasan yang mendasar yaitu untuk memperbaiki kualitas visual citra dan sekaligus memperbaiki nilai-nilai piksel yang tidak sesuai dengan nilai pantulan objek yang sebenarnya. Koreksi geometri. Koreksi geometri diperlukan untuk memperoleh citra dengan sistem proyeksi dan koordinat seperti yang ada pada peta. Komposit band yaitu penggabungan beberapa band untuk mendapatkan data citra multi spectral dengan resolusi yang lebih tinggi. Klasifikasi citra. Untuk proses klasifikasi sumberdaya laut menggunakan metode Algoritma Lyzenga. Untuk proses klasifikasi sumberdaya pesisir menggunakan metode visual intepretasi, yaitu identifikasi klas berdasarkan warna dari komposit band. Menurut Lilliesand dan Kiefer (1990) klasifikasi vegetasi dengan skala 1 : 60.000 dikelompokkan menjadi sembilan kelas. b. Tahap pengamatan di lapangan. Pengamatan ini meliputi pengecekan hasil interpretasi dengan cara mencocokkan hasil interpretasi dengan kondisi di lapangan yang dipersyaratkan untuk mengetahui tingkat ketelitian identifikasi sumberdaya laut dan pesisir di Pulau Karimunjawa dan Kemujan. Sehingga dapat di tentukan apakah data citra tersebut masih layak untuk digunakan.atau tidak pada penelitian ini. c. Tahap re-intepretasi citra dan analisa data. Interpretasi akhir adalah reklasifikasi akhir terhadap hasil klasifikasi kelas sumberdaya laut dan pesisir. Berdasarkan hasil dari pengamatan lapangan, kemudian menghitung luasan dan prosentase dari luas total masing-masing kelas. Proses terakhir dari tahapan ini adalah melakukan pembuatan peta hasil akhir, yaitu mencetak hasil dari data data yang telah diolah yang kemudian dapat diambil kesimpulan. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan intepretasi citra satelit ASTER komposit band 3421 dan pengecekan di lapangan. Inventarisasi sumberdaya laut di kawasan Pulau Karimunjawa dan Kemujan dibagi menjadi lima kelas, yaitu pasir, padang lamun/ rumput laut, pecahan karang/ pasir kasar, karang hidup dan karang mati. Luas area dan prosentase luas masing-masing kelas untuk sumberdaya perairan di kawasan Pulau Karimunjawa dan Kemujan berdasarkan hasil intepretasi citra satelit ASTER dan pengecekan di lapangan dapat dilihat pada tabel 1 dan peta sumberdayanya dapat dilihat pada gambar 1. 134

Kenampakkan masing-masing kelas untuk sumberdaya laut dapat disajikan sebagai berikut (Bakosurtanal, 2003): Pasir : dari hasil intepretasi pasir memiliki rona/ warna merah. Pola dan letak didalam hasil intepretasinya pasir berada pada ujung-ujung pulau dan berada di luar daratan pulau kearah laut sebelum terumbu karang. Padang lamun/rumput laut: didalam intepretasinya memiliki rona/warna orange. Memiliki lokasi dekat pasir dan pecahan karang. Padang lamun/rumput laut didalam klasifikasi dapat dikenali dengan adanya asosiasi dengan kelas yang lain, yaitu pasir dan pecahan karang. Pecahan karang : dalam kelas klasifikasinya memiliki rona/ warna kuning. Memiliki lokasi dekat dengan padang lamun dan terumbu karang. Pecahan karang dapat dilihat dengan adanya asosiasi dengan kelas yang lain yaitu padang lamun dengan terumbu karang. Terumbu karang : didalam klasifikasi dibagi menjadi dua yaitu karang mati dan karang hidup. Karang mati memiliki rona/warna hijau, sedangkan untuk karang hidup memliki rona/warna biru cyan. Terumbu karang terletak paling luar dibandingkan dengan kelas yang lain, yaitu pasir, padang lamun/ rumput laut dan pecahan karang. Berdasarkan intepretasi citra satelit ASTER komposit band 542 dan pengecekan di lapangan, inventarisasi sumberdaya pesisir di kawasan Pulau Karimunjawa dan Kemujan dibagi menjadi sembilan kelas, yaitu hutan mangrove, hutan primer, hutan skunder, perkebunan, semak belukar, pertanian, pemukiman, tambak dan lahan kosong. Luas area dan prosentase luas masing-masing kelas untuk sumberdaya pesisir di kawasan Pulau Karimunjawa dan Kemujan berdasarkan hasil intepretasi citra satelit ASTER dan pengecekan di lapangan dapat dilihat pada tabel 2 dan peta sumberdayanya dapat dilihat pada gambar 1. Kenampakkan masing-masing kelas untuk sumberdaya pesisir dapat disajikan sebagai berikut (Bakosurtanal, 2003): Hutan mangrove : pada citra dapat dikenali dengan rona agak gelap, berwarna hijau tua sampai hitam dan memiliki tekstur kasar. Hutan mangrove memiliki pola penyebaran dan lokasi menyusuri sepanjang pinggiran garis pantai, dan berasosiasi dengan tambak. Hutan Primer : pada citra berwarna hijau, memiliki rona yang terang dan memiliki tekstur halus. Pola penyebaran dan lokasi hutan primer berada pada tengah-tengah pulau dan berasosiasi dengan hutan skunder, perkebunan dan semak belukar. Hutan Sekunder : didalam citra memiliki kenampakkan warna hijau muda sampai kuning, memiliki rona yang terang dan bertekstur halus. Pola penyebaran dan lokasi hutan skunder berada di sisi luar hutan primer dan berasosiasi dengan hutan primer, semak belukar, lahan kosong dan pemukiman. Perkebunan : pada umumnya berwarna kuning muda dan memiliki rona yang sangat terang. Perkebunan didalam citra pola penyebarannya berasosiasi dengan semak belukar, pertanian, pemukiman dan hutan skunder. Pertanian : pada citra berwarna kuning sampai merah muda, memiliki rona sangat terang dan bertekstur halus sampai kasar. Menurut Lillesand dan Kiefer (1997), warna merah muda untuk sawah kosong, dan kuning kemerahan untuk sawah berpadi. Semak Belukar : pada citra berwarna kuning sampai coklat muda, memiliki rona yang terang dan bertekstur halus sampai kasar. Semak belukar memiliki asosiasi dengan lahan kosong, perkebunan dan pertanian. Tambak : pada citra dapat dikenali dengan rona agak cerah sampai gelap, berwarna biru tua sampai hitam, tekstur yang halus, ada kenampakan petak-petak dengan pola agak teratur, situsnya dekat pantai. Menurut Lillesand dan Kiefer (1997), tekstur halus timbul sebagai karateristik pantulan dari air terutama air tenang. Pemukiman : pada citra tampak berwarna merah muda sampai merah, mempunyai tekstur yang kasar, pola pada umumnya mengelompok teratur tak jauh dari jalan dan sungai. Daerah pemukiman biasanya tidak hanya berupa perumahan, tetapi juga termasuk pekarangan dan banyak diantaranya ditanami tumbuhtumbuhan, sehingga pantulan yang diterima sensor aster beragam dan menghasilkan tekstur yang kasar. Lahan kosong : pada citra memiliki kenampakkan warna merah sampai coklat dan memiliki rona terang sampai gelap. Lokasi dan penyebaran lahan kosong tidak merata. Lahan kosong berasosiasi dengan semak belukar dan perkebunan. Bandara udara: memiliki kenampakkan yang hampir sama dengan lahan kosong. Bandar udara memiliki warna cokat dengan rona yang gelap dan bertekstur halus. Lokasi dan keberadaannya tidak jauh dari jalan. Dermaga: memiliki kenampakkan berupa lokasi yang menjorok ke arah laut. Dermaga memiliki rona dan warna yang hampir sama dengan daerah 135

Tabel 1. Luas area dan prosentase luas masing-masing kelas untuk sumberdaya laut di kawasan Pulau Karimunjawa dan Kemujan. Klasifikasi Luas Area P. Karimun P. Kemujan (m 2 ) (Ha) % (m 2 ) (Ha) % Pasir 413965,9 41,4 6,31 867112 86,71 9,17 Padang Lamun/Rumput laut 841563,5 84,16 12,82 1631508 163,16 17,26 Pecahan Karang 437652,5 43,77 6,67 590043,3 59 6,24 Karang Hidup 3792112 379,21 57,77 4831529 483,15 51,1 Karang Mati 1079027 107,9 16,44 1534627 153,46 16,23 Tabel 2. Luas area dan prosentase luas masing-masing kelas untuk sumberdaya pesisir di kawasan Pulau Karimunjawa dan Kemujan Klasifikasi Luas Area P. Karimun P. Kemujan (m 2 ) (Ha) % (m 2 ) (Ha) % Hutan Mangrove 1848884,50 184,89 8,20 2229048,90 222,9 18,30 Hutan Primer 8467931,60 846,8 37,55 0 0 0 Hutan Skunder 7150110,66 715,01 31,70 2547553,90 254,76 20,91 Perkebunan 1593926,51 159,40 7,07 2477340,20 247,73 20,33 Pertanian 257411,516 25,74 1,14 314565,99 31,46 2,58 Semak 1872136,75 187,21 8,3 2732911,50 273,3 22,43 Tambak 383665,869 38,37 1,70 219530,32 21,95 1,80 Pemukiman 560694,432 56,07 2,49 990702,26 99,07 8,13 Lahan Kosong 419629,717 41,96 1,86 504726,79 50,47 4,14 Bandara 0 0 0 168036,26 16,80 1,38 Tabel 3. Hasil Uji Ketelitian Inventarisasi Sumberdaya Laut di Pulau Karimunjawa dan Kemujan. Hasil Cek Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Titik Terklasifikasi Lapangan Titik Betul Salah Dalam Kategori Keterangan : A : Pasir; B : Padang Lamun C : Pecahan Karang D : Karang Mati E : Karang Hidup A B C D E Pasir 4 3 1 3 1 0 0 0 Padang Lamun 7 6 1 1 6 0 0 0 Pecahan Karang 6 4 2 1 0 4 0 0 Karang Mati 10 8 2 0 0 0 8 2 Karang Hidup 16 16 0 0 0 0 0 16 Tabel 4. Hasil Uji Ketelitian Inventarisasi Sumberdaya Pesisir di Pulau Karimunjawa dan Kemujan. Hasil Cek Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Titik Terklasifikasi Lapangan Titik Betul Salah Dalam Kategori Keterangan : A :Hutan mangrove B :Hutan primer C :Hutan skunder D :Perkebunan E :Semak belukar F : Pertanian G : Tambak H : Pemukiman I : Lahan kosong A B C D E F G H I Hutan mangrove 10 8 2 8 0 0 1 0 0 0 1 0 Hutan primer 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 Hutan skunder 3 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 Perkebunan 10 9 1 0 0 0 9 1 0 0 0 0 Semak belukar 8 7 1 0 0 0 0 7 0 0 1 0 Pertanian 2 2 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 Tambak 4 4 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 Pemukiman 28 23 5 0 0 1 1 3 0 0 23 0 Lahan kosong 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 136

Gambar 1. Peta sumberdaya laut dan pesisir di Pulau Karimunjawa dan Kemujan. 137

Gambar 2. Peta sumberdaya laut dan pesisir di Pulau Karimunjawa dan Kemujan. 138

pemukiman. Dermaga memiliki warna cokat dengan rona yang agak terang dan bertekstur halus. Lokasi dan keberadaannya tidak jauh dari jalan. Berdasarkan pada pelaksanaan uji ketelitian yang dilakukan, didapatkan hasil yaitu, ketelitian klasifikasi untuk sumberdaya laut sebesar 86,046 %, dengan penyimpangan sebesar 13,954 %. Uji ketelitian cek lapangan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3. Ketelitian klasifikasi = (Jumlah titik koordinat benar/jumlah semua titik) x 100% = (37/43) x 100% = 86,046 % Penyimpangan = (Jumlah titik koordinat salah/ Jumlah semua titik)*100% = (6/43) x 100% = 13,954 % Berdasarkan pada pelaksanaan uji ketelitian yang dilakukan, didapatkan hasil yaitu, ketelitian klasifikasi untuk sumberdaya pesisir sebesar 86,956 %, dengan nilai penyimpangan 13,044 %. Uji ketelitian cek lapangan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4. Ketelitian klasifikasi titik)*100 % Penyimpangan titik)*100 % = (Jumlah titik benar/jumlah = (60/69)*100 % = 86,956 % = (Jumlah titik salah/jumlah = (9/69)*100 % = 13,044 % Berdasarkan hasil uji ketelitian klasifikasi citra satelit ASTER untuk intepretasi sumberdaya laut dan pesisir menggunakan tabel Kontingensi seperti yang digunakan Lillesand dan Kiefer (1997), diperoleh ketelitian untuk klasifikasi sumberdaya laut sebesar 86,046 % dengan penyimpangan 13,954 % dan untuk klasifikasi sumberdaya pesisir sebesar 86,956 % dengan penyimpangan 13,044 % maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini masih layak untuk digunakan. Danoedoro (1996), menyatakan bahwa kriteria ketelitian agar data yang digunakan masih layak digunakan adalah minimal sebesar 85%, dengan kisaran penyimpangan maksimal sebesar 15%. Analisa ini dilakukan untuk melihat kenyataan di lapangan mengenai keberadaan sumberdaya laut dan pesisir. Sehingga dapat di tentukan apakah data citra tersebut masih layak untuk digunakan.atau tidak pada penelitian ini. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian inventarisasi sumberdaya laut dan pesisir Pulau Karimunjawa dan Kemujan dengan teknik penginderaan jauh citra satelit ASTER, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Data citra satelit ASTER perekaman tahun 2003 masih layak digunakan untuk inventarisasi sumberdaya pesisir dan laut di Pulau Karimunjawa dan Kemujan dengan ketelitian 86,046 % dan penyimpangan 13,954 %. Sumberdaya laut di Pulau Karimunjawa yang paling dominan yaitu karang hidup sebesar (± 379,21 ha) dan yang paling kecil yaitu pasir (± 41,40 ha), sedangkan sumberdaya pesisir yang dominan yaitu hutan primer sebesar (±846,80 ha) dan yang paling kecil yaitu pertanian (± 25,74 ha). Sumberdaya laut di Pulau Kemujan yang dominan yaitu karang hidup sebesar (± 483,15 ha) dan terkecil yaitu pecahan karang (± 59,00 ha), sedangkan sumberdaya pesisir yang dominan yaitu semak belukar (±273,3 ha) dan terkecil yaitu Bandara (±16,80 ha) Daftar Pustaka BAKOSURTANAL, 2003. Inventarisasi Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. BAKOSURTANAL. Cibinong. 113 hlm. Danoedoro, P., 1996. Pengolahan Citra Digital : Teori dan Aplikasinya Dalam Bidang Penginderaan Jauh. Fakultas Geografi, Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Departemen Kelautan dan Perikanan, 2004. Profil Pesisir dan Kelautan Kabupaten Jepara 2004. Jepara Lillesand and Kiefer. 1997. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 725 hlm. Lillesand and Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 725 hlm. Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh Jilid I. Fakultas Geografi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 251 hlm. Sutanto. 1987. Penginderaan Jauh Jilid II. Fakultas Geografi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 381 hlm. Subarjo, P. 2004. Evaluasi Perubahan Penggunaan Lahan Pesisir Kabupaten Kendal Tahun 1997 2001 dengan menggunakan data Citra Landsat- TM. Journal of Marine Science, Vol. 9, No.3. 139