LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KATA PENGANTAR

Kata Pengantar. Padang, 22 Agustus 2016 Plt. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat. Ir. Besli NIP

LAPORAN KINERJA (LKJ)

DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK iii v vi

Tabel 2.1 Rekapitulasi Hasil Renja SKPD sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 Dinas Pertanian Kabupaten Lebak

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA.

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN

RECANA KERJA SATUAN KERJA PERANGAKAT DAERAH DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 40 TAHUN 2014 T E N T A N G

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

Trenggalek, Mei Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek

TUGAS POKOK DAN FUNGSI A.

I. PENDAHULUAN. mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BENGKAYANG

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

PROVINSI SUMATERA SELATAN WALIKOTA PAGAR ALAM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR TAHUN 2016

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2008

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

1. RENSTRA SKPD DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat BAB I. PENDAHULUAN

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 117 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI PAPUA

29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

RENCANA AKSI DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KAB. BLITAR TH 2018

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

PROFIL DISTANNAK NAGAN RAYA

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LkjIP) DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAGETAN 2015

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

STRATEGI DAN PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN PASER BIDANG INDUSTRI TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KOTA BINJAI TAHUN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

DINAS PERKEBUNAN. Tugas Pokok dan Fungsi. Sekretaris. Sekretaris mempunyai tugas :

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 85,281,211, BELANJA LANGSUNG 123,982,604,692.00

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB II RENCANA STRATEJIK

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional (RPJPN) , bahwa tahun

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM SESUAI RPJMD BESERTA PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Transkripsi:

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN Jln. Raya Padang-Indarung Km. 8 Bandar Buat Padang LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 I. II. III. IV. V. VI. DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI SUMATERA VII. BARAT TAHUN 2015 VIII. IX. X. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Dalam rangka terselenggaranya good governance diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan sah sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi (Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada atasan masing-masing yang menggambarkan kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 65 Tahun 2012 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat diharapkan penguatan Akuntabilitas Kinerja dan pengembangan manajemen kinerja Pemerintah Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan Unit Kerja Mandiri akan dapat mewujudkan penyelenggaraan Pemerintah yang baik di Provinsi Sumatera Barat. 1.2. Maksud dan Tujuan 2

Dinas Pertanian Tanaman Pangan selaku Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memiliki kewajiban untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang dilengkapi dengan penetapan kinerja sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Panduan Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 1.3. Aspek Strategis Pembangunan pertanian secara umum dan pembangunan sub sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan daerah Propinsi Sumatera Barat baik langsung seperti dalam pertumbuhan PDRB, penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan penyediaan pangan, maupun tidak langsung melalui peningkatan dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan sektor lain. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari peranan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dalam melaksanakan koordinasi dan pemberian fasilitasi bagi pelaksana pembangunan pertanian yang dilakukan oleh masyarakat. Pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura sebagai bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil dan mutu produksi, mengembangkan usaha profesional yang efektif dan efisien serta mampu bersaing di pasar bebas, baik di dalam negeri maupun luar negeri sehingga punya kontribusi terhadap perekonomian daerah. Berbagai usaha pertanian tanaman pangan dan hortikultura baik secara aspek produksi, pengolahan maupun pemasaran memiliki potensi besar sebagai sumber percepatan pertumbuhan ekonomi daerah. Revitalisasi pertanian 3

menjadi penting tidak hanya dalam mendorong percepatan pertumbuhan produksi, tetapi juga dalam peningkatan nilai tambah produk lokal dengan pengembangan agroindustri di pedesaan. Program pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura pada hakekatnya adalah rangkaian upaya untuk memfasilitasi, melayani dan mendorong berkembangnya usaha-usaha pertanian untuk peningkatan produksi dan produktivitas yang mengarah pada peningkatan efisiensi usaha dan mutu produk melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, serta peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta. Sumatera Barat mempunyai potensi lahan sawah dan lahan kering. Luas lahan sawah adalah 230.232 ha, terdiri dari sawah irigasi 184.034 ha, serta sawah tadah hujan, pasang surut dan lainnya seluas 45.234 ha, sedangkan luas lahan kering untuk tanaman pangan adalah 709.004 ha terdiri dari pekarangan 99.761 ha, tegal kebun 348.886 ha, ladang huma 138.777 ha. Guna mengupayakan memenuhi kebutuhan akan produk tanaman pangan dan hortikultura domestik dan ekspor diperlukan usaha peningkatan produksi yang mengarah pada peningkatan efisiensi usaha, mutu produk dan produktivitas melalui penguasaan Iptek, pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, serta peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta. Pelaksanaan program dan kegiatan yang direncanakan pada tahun 2015 tidak terlepas dari analisis terhadap lingkungan strategis yang terkait dengan Penilaian atas Sumberdaya alam dan sumberdaya manusia (Petani), Isu-Isu strategis dan strategi pengembangan pertanian sebagai berikut: 4

Sumatera Barat mempunyai potensi lahan sawah dan lahan kering. Pada tahun 2014 luas Lahan sawah tercatat 230.232 ha, terdiri dari sawah irigasi 184.034 ha, serta sawah tadah hujan, pasang surut dan lainnya seluas 45.234 ha, sedangkan luas lahan kering untuk tanaman pangan adalah 709.004 ha terdiri dari pekarangan 99.761 ha, tegal kebun 348.886 ha, ladang huma 138.777 ha. Penggunaan lahan di Provinsi Sumatera Barat secara umum meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung dibedakan menjadi kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, dan kawasan perlindungan setempat, sedang kawasan budidaya diantaranya berupa kawasan permukiman, kawasan pertanian tanaman pangan dan hortikultura, kawasan perkebunan, kawasan peternakan, kawasan industri, kawasan pertambangan, kawasan perikanan dan kelautan, dan kawasan hutan Adapun isu strategis pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura Provinsi Sumatera Barat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. ASPEK TEKNIS a. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian. b. Alih fungsi lahan. c. Perbaikan infrastruktur di perdesaan. d. Peningkatan mutu dan keamanan pangan. e. Kelembagaan perbenihan tanaman pangan dan hortikultura. f. Peningkatan ketersediaan sarana produksi pertanian. 2. ASPEK EKONOMIS a. Penguatan daya saing ekonomi. 5

b. Peningkatan akses permodalan petani. c. Peningkatan akses pemasaran hasil pertanian. d. Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. 3. ASPEK SOSIAL a. Peningkatan kemampuan kelembagaan petani. b. Peningkatan kualitas sumber daya manusia pertanian. c. Pengembangan pola kemitraan dengan petani penangkar 4. ASPEK EKOLOGIS a. Pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi yang berwawasan lingkungan. b. Pelestarian dan pemanfaatan agen hayati dan pestisida nabati. c. Pengelolaan air dan tanah berwawasan lingkungan dan berkesinambungan. Fokus pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura adalah peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui pengembangan ekonomi rakyat, yang bersumber bukan hanya dari kegiatan usaha tani (on - farm) saja, tetapi justru sebagian besar dari kegiatan di luar usaha tani (off farm). Beberapa hal yang mendasar dalam pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura dilaksanakan melalui strategi pengembangan pertanian sebagai berikut : a. Pemberdayaan petani melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha tani b. Mengembangkan teknologi selaras alam dengan mengutamakan penggunaan bahan dan sumber daya lokal serta teknologi spesifik lokasi (kompos jerami, kincir air irigasi, bajak kerbau, pupuk 6

kandang, embung, agens hayati, pestisida hayati, pestisida nabati dan predator burung hantu) c. Pengembangan kawasan komoditi, produksi dan agroindustri d. Mengembangkan infrastruktur kelembagaan untuk mendukung pola tani selaras alam (Lembaga sertifikasi organik, Pusat studi dan Pusat pelatihan, Laboratorium, Lembaga Perbenihan) e. Menyiapkan insentif untuk petani yang menghasilkan produk organik dan menerapkan budidaya pertanian yang baik dan benar 1.4. Gambaran Organisasi Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor : 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan tata Kerja Dinas Daerah Propinsi Sumater0a Barat Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dengan kedudukan sebagai : 1. Dinas Pertanian Tanaman Pangan merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang Pertanian Tanaman Pangan 2. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera Barat mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang Pertanian Tanaman Pangan dengan fungsi sebagai berikut: 1. Perumusan Kebijakan Teknis di Bidang Pertanian Tanaman Pangan; 2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pertanian Tanaman Pangan; 7

3. Pembinaan dan fasilitasi bidang Pertanian Tanaman Pangan lingkup Provinsi dan Kabupaten/Kota. 4. Pelaksanaan tugas dibidang Sarana dan Prasarana Pertanian, Tanaman Pangan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil dan Hortikultura; 5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang Pertanian Tanaman Pangan; 6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya Susunan Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi berdasarkan Perda Propinsi Sumatera Barat Nomor : 4 Tahun 2008 terdiri dari : 1. Kepala Dinas 2. Sekretariat terdiri dari : a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Program 3. Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian, terdiri dari : a. Seksi Pengolahan Lahan dan Air b. Seksi Pengawasan Pupuk dan Pestisida c. Seksi Pengembangan Kelembagaan 4. Bidang Tanaman Pangan terdiri dari : a. Seksi Pengembangan Padi b. Seksi Pengembangan Palawija c. Seksi Benih 5. Bidang Hortikultura terdiri dari : 8

a. Seksi Pengembangan Tanaman Buah b. Seksi Pengembangan Tanaman Sayuran c. Seksi Pengembangan Tanaman Hias dan Biofarmaka 6. Bidang Pengolahan & Pemasaran Hasil terdiri dari : a. Seksi Pasca Panen b. Seksi Pembinaan Usaha & Pemasaran c. Seksi Pembinaan Standarisasi Perizinan 7. Unit Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD ) terdiri dari : a. Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) - Kepala - Sub Bagian Tata Usaha - Kelompok Jabatan Fungsional b. Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura ( BPSB TPH ). - Kepala - Sub Bagian Tata Usaha - Kelompok Jabatan Fungsional c. Balai Diklat Pertanian (BDP) - Kepala - Sub Bagian Tata Usaha - Kelompok Jabatan Fungsional d. Balai Benih Induk Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBI TPH). - Kepala - Sub Bagian Tata Usaha - Seksi Pembibitan dan Produksi - Seksi Pengembangan dan Pemeliharaan 9

e. Balai Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (BMP TPH). - Kepala - Sub Bagian Tata Usaha - Kelompok Jabatan Fungsional f. Sekolah Pertanian Pembangunan Negeri (SPPN) terdiri dari : - Kepala - Sub Bagian Tata Usaha - Kelompok Jabatan Fungsional 1.5. Sumber Daya Manusia Kondisi Sumberdaya Aparatur Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel data pegawai berikut ini. Tabel 1. Jumlah Pegawai berdasarkan Kualifikasi Pangkat dan Golongan, dan Jenis Kelamin GOLONGAN RUANG/JENIS KELAMIN NO UNIT GOLONGAN RUANG IV KERJA A B C D JUMLAH P W P W P W P W P W 1 PROVINSI 6 6 7 0 1 0 1 0 15 6 2 BPTPH 8 2 3 1 0 0 0 0 11 3 3 BPSBTPH 0 0 3 3 0 0 0 0 3 3 4 BDP TPH 2 0 1 1 2 2 0 0 5 3 5 BBI TPH 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 6 BMP TPH 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 7 SPP N 5 4 0 1 0 0 0 0 5 5 JUMLAH 21 13 16 6 3 2 1 0 41 21 GOLONGAN RUANG III JUMLAH NO UNIT A B C D KERJA P W P W P W P P P W 1 PROVINSI 16 15 13 18 4 9 8 7 41 49 10

2 BPTPH 7 4 17 10 67 5 44 6 135 25 3 BPSBTPH 2 3 10 8 7 7 7 10 26 28 4 BDP TPH 3 1 8 4 1 1 2 2 14 8 5 BBI TPH 2 3 6 3 2 0 1 3 11 9 6 BMP TPH 0 1 3 0 1 0 1 1 5 2 7 SPP N 1 2 4 2 0 2 2 1 7 7 JUMLAH 31 29 61 45 82 24 65 30 239 128 NO NO UNIT KERJA GOLONGAN RUANG II JUMLAH A B C D P W P W P W P P P W 1 PROVINSI 21 7 2 1 5 5 2 2 30 15 2 BPTPH 14 8 1 0 4 0 0 2 19 10 3 BPSBTPH 0 0 0 0 4 2 4 0 8 2 4 BDP TPH 8 6 0 0 0 0 1 0 9 6 5 BBI TPH 7 3 1 1 2 0 1 0 11 4 6 BMP TPH 7 2 1 0 0 0 0 0 8 2 7 SPP N 6 1 0 0 4 1 0 0 10 2 JUMLAH 63 27 5 2 19 8 8 4 95 41 GOLONGAN RUANG I JUMLAH UNIT A B C D KERJA P W P W P W P P P W 1 PROVINSI 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 2 BPTPH 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 3 BPSBTPH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 BDP TPH 2 1 0 0 1 0 0 0 3 1 5 BBI TPH 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 6 BMP TPH 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 7 SPP N 1 0 0 0 1 0 1 0 3 0 JUMLAH 3 1 0 0 8 1 1 0 12 2 Potensi pelayanan yang tersedia pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat dengan sumberdaya manusia dan kelembagaan merupakan kekuatan untuk dapat melaksanakan tugas - tugas yang dibebankan terutama perannya sebagai penanggung jawab dan simpul koordinasi pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. Selanjutnya potensi pelayanan pembangunan pertanian TPH yang berada pada Kabupaten/Kota akan dapat mendukung upaya upaya pembangunan beserta seluruh unit kerja yang di Kecamatan/Balai Penyuluhan Pertanian dan para penyuluh pertanian 11

dengan segenap organisasii kemasyarakat yang bergerak di bidang pertanian. Untuk mendukung penerapan teknologi pertanian, Provinsi Sumatera Barat memiliki Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Sedangkan pada unit kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan didukung pula dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yakni, Balai Proteksi TPH, Balai Benih Induk TPH, Balai Pengawasan Sertifikasi Benih, Balai Diklat Pertanian TPH, Balai Mekanisasi Pertanian TPH, SMK-PP N Padang. 1.6. Sistimatika Penulisan Penyusunan Laporan Akuntabilitas KInerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011-2015 disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut : Bab I : PENDAHULUAN Memuat latar belakang, maksud dan tujuan, aspek strategis, gambaran organisasi, sumber daya manusia, dan sistimatika penulisan LAKIP Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat Bab II : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Memuat Perencanaan Strategis 2010-2015 yang terdiri dari visi, misi, tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD, serta strategis dan kebijakan. Selanjutnya juga memuat Rencana Kerja Tahun 2015 dan Perjanjian Kinerja Bab III : AKUNTABILITAS KINERJA Menjelaskan Metodologi Pengukuran Pencapaian Target Kinerja, Capaian Kinerja Organisasi yang terdiri dari hasil pengukuran kinerja sasaran strategis dan analisis kinerja 12

sasaran strategis yang dirinci per sasaran strategis. Selanjutnya juga memuat realisasi anggaran tahun 2015 Bab IV : PENUTUP 2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA Fokus pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura adalah peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui pengembangan ekonomi rakyat, yang bersumber bukan hanya dari kegiatan usaha tani (on - farm) saja, tetapi justru sebagian besar dari kegiatan di luar usaha tani (off farm) Komoditas tanaman pangan dan hortikultura yang terdiri dari, padi, palawija, sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan, mengingat potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, ketersediaan teknologi, serta potensi serapan pasar ekspor yang terus meningkat. 2.1. Perencaaan Strategis 2010-2015 2.1.1. Visi Sebagai penanggung jawab dan simpul koordinasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat menetapkan VISI tahun 2011-2015 yakni TERWUJUDNYA RUMAH TANGGA PETANI YANG SEJAHTERA. 2.1.2. Misi Dalam rangka mengupayakan pencapaian visi serta berdasarkan tugas pokok dan fungsi, maka misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prop. Sumatera Barat adalah : 1. Meningkatkan pemberdayaan petani dan kompentensi aparatur 13

2. Meningkatkan efisiensi, mutu produksi dan daya saing 3. Mengembangkan pertanian organik dan LEISA. 4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal dan sarana prasarana pertanian 5. Meningkatkan kelembagaan, permodalan dan peluang pasar. 2.1.3. Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah SKPD Dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintah daerah di bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura serta tugas pembantuan, dan sesuai dengan visi, misi, tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, maka dirumuskan tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Menyiapkan SDM pertanian yang tangguh dan mempunyai kompetensi dalam pembangunan pertanian TPH. 2. Terpenuhinya kebutuhan tanaman pangan dan hortikultura 3. Meningkatkan efesiensi produksi 4. Memperluas peluang pasar produk tanaman pangan dan hortikultura 5. Mewujudkan keseimbangan lingkungan dan pembangunan pertanian berkelanjutan 6. Meningkatkan akses pembiayaan pertanian sampai kepedesaan 7. Mewujudkan kondisi lahan yang kondusif Memperhatikan tujuan pembangunan sub sektor tanaman pangan dan hortikultura yang ingin dicapai, maka sasaran pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura adalah sebagai berikut : 14

1. Meningkatnya kemandirian petani 2. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia pertanian melalui pemberdayaan penyuluh, pendidikan dan pelatihan 3. Meningkatnya produksi tanaman pangan dan hortikultura 4. Berkembangnya kawasan sentra produksi 5. Meminimalkan luas serangan yang disebabkan oleh serangan OPT, bencana alam. 6. Meningkatnya nilai tambah komoditi pertanian tanaman pangan dan hortikultura. 7. Meningkatnya daya saing komoditi melalui pengembangan agroindustri. 8. Meningkatnya posisi tawar petani. 9. Berkembangnya pertanian organik 10. Membangun/mengembangkan lembaga keuangan di pedesaaan. 11. Berkembangnya sarana dan prasarana lahan, air dan alsintan 2.1.4. Strategi Dan Kebijakan Strategi Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura bertumpu pada kondisi strategis lingkungan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, baik lingkungan internal maupun eksternal, SDM serta fasilitas sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki. Penggunaan waktu keluarga petani yang lebih efisien dan aktivitas yang lebih banyak dari beberapa sub sektor yang berkaitan merupakan fokus pembangunan pertanian, sehingga untuk alokasi waktu yang sama keluarga petani akan memperoleh pendapatan yang lebih besar. Strategi umum yang dilakukan oleh Dinas Pertanian 15

Tanaman Pangan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang dituangkan dalam rencana strategis tahun 2011 2015 adalah sebagai berikut : 1) Peningkatan jam kerja efektif keluarga tani melalui peningkatan usaha tani yang bertumpu pada sumberdaya lokal dan berbasis nagari 2) Meningkatnya pemberdayaan aparatur,pendidikan, dan pelatihan 3) Meningkatnya produktivitas dan produksi tanaman pangan dan hortikultura 4) Pengembangan kawasan sentra produksi dan cluster agroindustri 5) Meningkatkan pengendalian terhadap serangan OPT, bencana alam 6) Meningkatkan nilai tambah komoditi pertanian tanaman pangan dan hortikultura 7) Meningkatkan daya saing komoditi unggulan melalui pengembangan agroindustri 8) Berkembangnya pertanian organik yang dilandasi kehidupan organis sejahtera dan lestari, serta ratio pemakaian agroinput luar yang rendah 9) Meningkatkan pengembangan lembaga keuangan di pedesaaan 10) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana lahan, air dan alsintan. Secara konseptual pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura dilakukan melalui pendekatan sistim agribisnis yaitu kinerja keseluruhan sub sistim usaha yang saling terkait, saling tergantung dan saling berpengaruh dengan pertanian mulai sektor hulu, 16

usaha tani dan hilir serta jasa penunjang. Penggunaan waktu keluarga petani yang lebih efisien dan aktivitas yang lebih banyak dari beberapa sub sektor yang berkaitan merupakan fokus pembangunan pertanian kedepan, sehingga untuk alokasi waktu yang sama keluarga petani akan memperoleh pendapatan yang lebih besar. Untuk mewujudkan rumah tangga petani yang sejahtera, kebijakan pembangunan pertanian adalah : a) Meningkatkan pemberdayaan petani b) Meningkatkan pemberdayaan aparatur, pendidikan dan pelatihan sesuai kebutuhan. c) Meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan dan hortikultura komoditi unggulan. d) Meningkatkan efisiensi usahatani dan mutu produksi e) Pengembangan teknik pengendalian OPT yang efektif dan efisien f) Mengembangkan usaha-usaha peningkatan nilai tambah komoditi pertanian tanaman pangan dan hortikultura unggulan g) Pengembangan komoditi unggulan yang berdaya saing h) Bertambahnya luasan pertanian organik i) Mengembangkan LKMA di pedesaan j) Mengembangkan penggunaan fasilitas sarana dan prasarana lahan, air dan alsintan 2.2. Rencana Kerja Tahun 2015 Program pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura pada hakekatnya adalah rangkaian upaya untuk memfasilitasi, melayani dan mendorong berkembangnya usaha-usaha 17

pertanian untuk peningkatan produksi dan produktivitas yang mengarah pada peningkatan efisiensi usaha dan mutu produk melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, serta peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta. Program dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan melalui dana APBD I Propinsi Sumatera Barat dan Dana APBN TA 2015 adalah sebagai berikut : A. Program Dan Kegiatan Apbd I Untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura dengan berlandaskan program daerah maka program dan kegiatan yang dilaksanakan tahun 2015 adalah sebagai berikut : I. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian 1. Pembinaan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura 2. Promosi Pemasaran Hasil Pertanian dan Penyebaran Informasi Pasar 3. Lomba Hortikultura II. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Pembangunan Pertanian 1. Pengembangan Sarana dan Prasarana Balai Benih Induk 2. Pengembangan Kawasan Agroekowisata Pertanian 3. Pembangunan/Rehabilitasi Sarana dan Prasarana UPTD BPTPH (DAK) 4. Pembangunan/Rehabilitasi Sarana dan Prasarana UPTD BBI TPH (DAK) 5. Pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana pendukung P2BN UPTD BPSB (DAK) 6. Pembangunan Sarana Prasarana Pendukung P2BN (DAK) 18

III. Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pertanian 1. Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Jagung 2. Pembinaan dan Pengembangan Tanaman Hias 3. Pengembangan Tanaman Buah-buahan di Kawasan Pesisir 4. Identifikasi dan Registrasi Lahan/ Kebun Hortikultura 5. Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura 6. Sekolah Lapangan Pertanian 7. Pembinaan dan Pengembangan Manggis IV. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian 1. Penyebarluasan Informasi/bahan publik (jumpa pers, temu kehumasan, dialok inter aktif dan advokasi di media cetak 2. Pembinaan dan peningkatan SDM Tenaga pendamping POPT dan PMT Pembinaan dan peningkatan SDM Tenaga pendamping POPT dan PMT V. Program Gerakan Terpadu Pensejahteraan Petani 1. Sekolah Lapang Pengembangan Jagung 2. Pengembangan Tanaman Buah-buahan untuk Peningkatan Pensejahteraan Petani VI. Program Pengembangan Teknologi Informasi Pertanian Dan Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Tepat Guna 1. Pengembangan Penerapan Standar Mutu Alat Mesin Pertanian Dan Akreditasi Bmptph 2. Pengembangan Alsintan Dan Bengkel Keliling 3. Penyebarluasan Informasi Teknologi Melalui Balai Diklat Pertanian 19

4. Peningkatan Penggunaan Alat Mesin Pertanian 5. Peningkatan Penggunaan Alat Pasca Panen 6. Penyusunan Dan Updating Data Perkembangan Tanaman Pangan Dan Hortikultura VII. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Dan Sdm Pertanian 1. Pemberdayaan Kelembagaan Tani 2. Pembinaan Dan Pengembangan Kelembagaan Pelatihan Petani Swadaya 3. Pelatihan Penangkar Dan Sl Pengembangan Kacang Tanah 4. Penyediaan Benih Sumber Kentang Bermutu 5. Pengembangan Perbenihan/ Pembibitan 6. Pembinaan Dan Bimbingan Teknis Pengelolaan Lahan Dan Air VIII. Program Peningkatan Produksi Dan Mutu Pertanian Secara Berkelanjutan 1. Pemasyarakatan Padi Tanam Sebatang 2. Pemantauan Pupuk Dan Pestisida 3. Pemurnian Varietas Dan Adaptasi Pelepasan Varietas (Varietas Lokal) 4. Pengawasan Mutu Dan Sertifikasi Benih 5. Penyediaan Sarana Brigade Dan Pengendalian Serangan Opt 6. Peningkatan Perlindungan Tanaman 7. Pengawasan Mutu Standar Pestisida 8. Pendampingan Dan Penyusunan Rdkk 9. Pengembangan Tanaman Pekarangan Melalui Saka Taruna Bumi 20

IX. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing Produksi Pertanian 1. Pengembangan Dan Peningkatan Sdm Kelp. Pengolahan Hasil Serta Nilai Tambah Produk Pertanian 2. Peningkatan Mutu Produk Olahan Kelompok Unit Pelayanan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (Up3hp) 3. Pembinaan Dan Peningkatan Mutu Produk Olahan (Kelompok Umkm) Komoditi Pertanian Secara Terpadu 4. Sertifikasi Pangan Dan Pemasyarakatan Pertanian Organik X. Program Peningkatan Sdm Pertanian 1. Peningkatan Sdm Petugas Melalui Diklat Pertanian 2. Pengembangan Dan Peningkatan Sdm Smk Pp Negeri Padang XI. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Pertanian 1. Peningkatan Sarana Dan Prasarana Pendidikan/ Pelatihan Pertanian Di Balai Diklat Pertanian 2. Peningkatan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Smk Pp Negeri Padang B. Program Dan Kegiatan APBN Pada tahun 2015 untuk Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura di Sumatera Barat melalui dana APBN (Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan), Implementasi anggaran dan kegiatan tertuang dalam 4 (empat) program yaitu : a. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan yang terdiri dari : 21

Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan b. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan yang terdiri dari : Peningkatan Produksi dan Produktivitas Produk Buah Ramah Lingkungan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Produk Florikultura Ramah Lingkungan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Produk Sayuran dan Tanaman Obat Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman Hortikultura Ramah Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Hortikultura c. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian yang terdiri dari. Pengembangan Mutu dan Standardisasi Pertanian Pengembangan Pemasaran Domestik Pengembangan Usaha dan Investasi Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen P2HP 22

d. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian yang terdiri dari : Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian Perluasan areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alsintan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Ditjen BSP 2.3. Perjanjian Kinerja Sesuai dengan RPJMD Sumatera Barat tahun 2010-2015, maka dari 5 misi pembangunan jangka menengah Sumatera Barat, terdapat 1 (satu) misi yang merupakan sasaran yang harus dicapai Dinas Pertanian Tanaman Pangan yaitu pada Misi 4 : Mewujudkan ekonomi masyarakat yang tangguh, produktif, berbasis kerakyatan, berdayasaing regional dan global dengan beberapa sasaran dan strategi yang ditempuh untuk mencapai Misi 4 pada prioritas pengembangan pertanian berbasis komoditi kawasan dan komoditi unggulan. Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pertanian 2010-2014, dalam membangun pertanian di Indonesia, Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) target utama, yaitu: 1. Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan. 2. Peningkatan Diversifikasi Pangan. 3. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor. 4. Peningkatan Kesejahteraan Petani Merujuk kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Sumatera Barat 2010 2015, Renstra Kementerian Pertanian 2010-2014 dan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat tahun 2011-2015, maka 23

telah ditetapkan target kinerja yang ingin dicapai Dinas Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2015 dengan sasaran strategis dan indikator kinerja sebagai berikut : 1. Meningkatnya kemandirian petani a. Persentase petani yang mandiri 2. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia pertanian melalui pemberdayaan penyuluh, pendidikan dan pelatihan a. Peningkatan jumlah sumber daya manusia pertanian yang kompeten (org) 3. Meningkatnya produksi tanaman pangan dan hortikultura a. Peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura (%) berupa padi, jagung dan manggis. 4. Meminimalkan luas serangan yang disebabkan oleh serangan OPT, bencana alam a. Menurunnya luas serangan hama dan penyakit tanaman (%) 5. Meningkatnya nilai tambah komoditi pertanian tanaman pangan dan hortikultura a. Peningkatan produksi olahan pertanian (macam/th) 6. Meningkatnya daya saing komoditi melalui pengembangan agroindustri a. Penerapan GHP dan GMP produk segar olahan 7. Meningkatnya posisi tawar petani a. Peningkatan Jumlah Poktan/Gapoktan yang melakukan kemitraan (unit/th) 8. Berkembangnya pertanian organik a. Bertambahnya luasan pertanian organik b. Jumlah lahan pertanian organik yang diakreditasi 9. Membangun/mengembangkan lembaga keuangan di pedesaan a. Berkembangnya LKMA 24

10. Berkembangnya sarana dan prasarana lahan, air dan alsitan a. Penambahan Luas Lahan Sawah (Ha/Thn) b. Peningkatan jumlah kelompok tani yang menggunakan pupuk organik (kelompok) c. Perluasan areal hortikultura/buah-buahan (pohon/th) d. Persentase jumlah kelompok tani yang menggunakan alsintan (%) Target yang ingin dicapai pada indikator kinerja sasaran strategis dalam pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura di Sumatera Barat pada tahun 2015 adalah sebagaimana tabel berikut ini Tabel 2.3.1 Perjanjian kinerja Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2015 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 1 Meningkatnya kemandirian petani a Persentase petani yang mandiri -% Petani yang mampu memenuhi kebutuhan saprodi % 8,42 2 Meningkatnya kualitas sumber daya manusia pertanian melalui pemberdayaan penyuluh pendidikan dan pelatihan b Peningkatan jumlah sumber daya manusia pertanian yang kompeten (org Org 218 3 Meningkatnya produksi tanaman pangan dan hortikultura 4 Meminimalkan luas serangan yang disebabkan oleh serangan OPT dan bencana alam 5 Meningkatnya nilai tambah komoditi pertanian tanaman pangan dan hortikultura. c Peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura (%): - Padi % 4 - Jagung % 10 - Manggis % 2,6 d Menurunnya luas % 1 serangan hama dan penyakit tanaman (%) e Persentase penambahan unit pengolahan hasil pertanian (%) % 10,34 25

6 Meningkatnya daya saing komoditi melalui pengembangan agroindustri f Persentase unit usaha yang menerapkan GHP dan GMP produk segar olahan (%) % 20 7 Berkembangnya pertanian organik g Bertambahnya luasan pertanian organik (Ha/th) Ha 100 8 Meningkatnya posisi tawar petani h Peningkatan jumlah Poktan/Gapoktan yang melakukan kemitraan (unit/th) unit 2 9 Berkembangnya lembaga keuangan di pedesaan i Berkembangnya jumlah LKMA (klp/th) Kelompok 65 10 Berkembangnya sarana dan prasarana lahan, air, dan alsintan j Total Luas Lahan Sawah Ha 229.669 k Peningkatan jumlah kelompok tani yang menggunakan pupuk organik (kelompok) kelompok 1215 l Persentase penambahan areal hortikultura/ buahbuahan (%) % 2.21 m Persentase jumlah kelompok tani yang menggunakan alsintan (%) % 80 26

III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Metodologi Pengukuran Pencapaian Target Kinerja Metode pengukuran kinerja yang digunakan adalah metode pengukuran sederhana dengan membandingkan target kinerja dengan realisasi kinerja kelompok indikator kinerja sasaran strategis. Hasil pengukuran pencapaian indikator kinerja dimaksud digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis dalam rangka mewujudkan visi dan misi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat serta menjelaskan atas keberhasilan dan kegagalannya. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis ditentukan oleh pencapaian kelompok indikator kinerja sasaran strategis yang berkenaan. Untuk analisis atau penjelasan keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis, ditetapkan kategori penilaian capaian indikator kinerja sebagaimana tercantum pada tabel berikut: Tabel 3.1.1 Kategori Penilaian Pencapaian Sasaran Strategis No Klasifikasi Penilaian Predikat 1 85% - 100% Sangat Baik 2 69% - 84% Baik 3 53% - 68% Cukup 4 < 53% Gagal 27

3.2 Capaian Kinerja Organisasi 3.2.1. Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Berdasarkan perjanjian kinerja yang ada dan setelah dievaluasi maka hasil pengukuran capaian target dari sasaran strategis dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.2.1 Hasil Pengukuran Capaian Target Indikator Kinerja, Tujuan dan Sasaran Strategis No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % 1 Meningkatnya kemandirian petani a Persentase petani yang mandiri -% Petani yang mampu memenuhi kebutuhan saprodi % 8,42 8,42 100,00 2 Meningkatnya kualitas sumber daya manusia pertanian melalui pemberdayaan penyuluh pendidikan dan pelatihan b Peningkatan jumlah sumber daya manusia pertanian yang kompeten (org Org 218 234 107,34 3 Meningkatnya produksi tanaman pangan dan hortikultura 4 Meminimalkan luas serangan yang disebabkan oleh serangan OPT dan bencana alam 5 Meningkatnya nilai tambah komoditi pertanian tanaman pangan dan hortikultura. 6 Meningkatnya daya saing komoditi melalui pengembangan c Peningkatan 194,43 produksi tanaman pangan dan hortikultura (%): - Padi % 4 3,4 85,00 - Jagung % 10 2,23 22,30 - Manggis % 2,6 12,37 476 d Menurunnya luas % 1 0,5 150,00 serangan hama dan penyakit tanaman (%) e f Persentase penambahan unit pengolahan hasil pertanian (%) Persentase unit usaha yang menerapkan GHP dan GMP produk segar olahan % 10,34 10,34 100,00 unit 20 20 100,00 28

agroindustri (unit/th) 7 Berkembangnya pertanian organik g Bertambahnya luasan pertanian organik (Ha/th) Ha 100 55 55,00 8 Meningkatnya posisi tawar petani h Peningkatan jumlah Poktan/Gapoktan yang melakukan kemitraan (unit/th) unit 2 12 600,00 9 Berkembangnya lembaga keuangan di pedesaan i Berkembangnya lembaga keuangan di pedesaan(kelomp ok) Klp 65 65 100,00 10 Berkembangnya sarana dan prasarana lahan, air, dan alsintan 86,59 j Total Luas Lahan Sawah Ha 229.669 230.232 100,25 k Peningkatan jumlah kelompok tani yang menggunakan pupuk organik (kelompok) kelom pok 1215 1215 100,00 l m Persentase penambahan areal hortikultura/ buah-buahan (%) Persentase jumlah kelompok tani yang menggunakan alsintan (%) % 2,21 1,10 49,77 % 80 92,69 115,86 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa terdapat 10 (sepuluh) sasaran strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dengan kategori capaian sasaran sangat berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa capaian seluruh sasaran program Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi 29

Sumatera Barat Tahun 2015 telah mencapai target yang telah ditetapkan. 3.2.2. Analisis Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis Pencapaian Kinerja terhadap tujuan yang telah ditetapkan pada renstra dinas, yang didukung oleh sasaran strategis dan indikator kinerja yang ada. Analisis capaian kinerja masing-masing Sasaran Strategis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Sasaran Strategis 1 (Meningkatnya Kemandirian Petani) Yang menjadi indikator kinerja pada sasaran strategis ini adalah persentase petani mandiri yang ditunjukkan melalui persentase petani yang mampu memenuhi kebutuhan saprodi. Penentuan target indikator ini adalah berdasarkan target dari Rebstra 2010-2015 dan pertimbangan anggaran dengan membandingkan jumlah KK tani yang ditargetkan pada tahun 2015 dibandingkan dengan jumlah KK tani Sumatera Barat dikalikan seratus persen. Dari tabel Hasil Pengukuran Capaian Target Indikator Kinerja, Tujuan dan Sasaran Strategis terlihat bahwa realisasi dari target yang telah ditetapkan adalah 100% (sangat baik). Tabel. 3.2.2.1.1 Hasil Pengukuran Capaian Target Indikator Kinerja, Tujuan dan Sasaran Strategis 1 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisa si % 1 Meningkatnya kemandirian petani a Persentase petani yang mandiri 30

-% Petani yang mampu memenuhi kebutuhan saprodi % 8,42 8,42 100,00 Adapun program dan kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran strategis ini adalah Program Gerakan terpadu Pensejahteraan Petani untuk Meningkatkan Jumlah Rumah Tangga Petani yang Sejahtera Tahun 2011-2015 dengan capaian target kinerja 100% Adapun perkembangan sasaran ini dari tahun 2011 dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3.2.2.1.2 Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 1 Tahun 2011-2015 No Uraian 1 Jumlah kelompok tani yang difasilitasi Perbaikan menjadi % Petani yang mampu memenuhi kebutuhan saprodi Tahun (Klp Tani) Capaian Kinerja (%) 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2480 7440 12.400 100 100 100 64,29 8,42 100 100 Grafik. Jumlah Rumah Tangga Petani Yang di fasilitasi (KK) 35.000 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 0 2011 2012 2013 2014 2015 Realisasi 2.480 7.440 12.400 22.320 34.720 31

Berdasarkan grafik di atas terlihat perkembangan jumlah petani yang telah difasilitasi sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Setiap tahun terdapat peningkatan jumlah petani yang difasilitasi. Pada tahun 2011 jumlah petani yang difasilitasi adalah sebanyak 2480 KK, dan pada tahun 2012 jumlah tersebut meningkat menjadi 7440 KK dan sampai tahun 2013 telah mencapai 12.400 KK yang difasilitasi. Sesuai target RPJMD diharapkan sampai akhir tahun 2015 terdapat sebanyak 34.720 petani yang difasilitasi. Namun Pada tahun 2014 terdapat revisi renstra yang didalamnya memuat revisi penyempurnaan tujuan, sasaran strategis, indikator dan target kinerja. Pada tahun 2011-2013 satuan target kinerja adalah kepala keluarga tani (KK) dan mulai tahun 2014 target ini dirubah menjadi persentase petani yang mampu memenuhi kebutuhan saprodi. Penentuan persentase target adalah berdasarkan jumlah target tahun 2014 dibandingkan dengan total target yang hendak dicapai tahun 2015. Untuk tahun 2015 terdapat lagi penyempurnaan yang mana target ditentukan berdasarkan jumlah petani yang mampu memenuhi kebutuhan saprodi dibandingkan dengan jumlah petani Sumatera Barat secara keseluruhan. Yang mana jumlah petani adalah 34.720 KK dibandingkan dengan 287.240 KK tani sehingga didapat persentase target adalah 8,42 %. Pada tahun 2015 realisasi dari target telah tercapai 8,42 % sesuai dengan yang diharapkan dalam rangka meningkatkan rumah tangga petani yang sejahtera. 32

Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan jam kerja akan meningkat minimal mempunyai 3 usaha tani dengan jumlah jam kerja perharinya minimal menjadi 8 jam kerja efektif per hari. Dalam pelaksanaannya direalisasikan melalui kegiatan 1) Sekolah Lapang Pengembangan Jagung, 2) Pengembangan Tanaman Buah-Buahan Untuk Peningkatan Pensejahteraan Petani, Sasaran kegiatan adalah : Meningkatnya kemampuan usaha dari rumah tangga petani melalui jam kerja efektif petani Meningkatnya usaha tani jagung di kelompok tani dan tertanamnya bibit buah-buahan di pekarangan. Pada program Gerakan terpadu pensejahteraan petani ini terdapat anggaran sebesar Rp. 1.087.975.100,- dengan realisasi keuangan Rp.956.040.903,- (87,87%), dan realisasi fisik 100,00 % (Sangat Baik). Dengan adanya program kegiatan yang mendukung sasaran strategis ini, petani telah dapat meningkatkan ekonominya karena adanya peningkatan jam efektif sehingga petani dapat berusaha leih dari satu jenis usaha. 2. Sasaran Strategis 2 (Meningkatnya kualitas sumber daya manusia pertanian melalui pemberdayaan penyuluh pendidikan dan pelatihan) Yang menjadi indikator kinerja pada sasaran strategis ini adalah Peningkatan jumlah sumber daya manusia pertanian yang kompeten. Penentuan target dibuat berdasarkan jumlah peyuluh dan petani yang ada di Sumatera Barat dan pertimbangan anggaran yang akan diperoleh pada tahun 2015. 33

Dari realisasi yang terlihat diketahui bahwa capaian target dari indikator kinerja pada sasaran strategis ini adalah 107,34% (sangat baik). Tabel. 3.2.2.2.1 Hasil Pengukuran Capaian Target Indikator Kinerja, Tujuan dan Sasaran Sasaran No Strategis 1 Meningkatnya kualitas sumber daya manusia pertanian melalui pemberdayaan penyuluh pendidikan dan pelatihan b Indikator Kinerja Peningkatan jumlah sumber daya manusia pertanian yang kompeten (org Strategis 2 Satuan Target Realisasi % Org 218 234 107,34 Perkembangan realisasi dari target indikator kinerja sejak tahun 2011-2015 disajikan pada tabel berikut : Tabel 3.2.2.2.2 Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 2 Tahun 2011-2015 No Uraian 1 Peningkatan jumlah sumber daya manusia pertanian yang kompeten (org) Realisasi Tahun Capaian Kinerja Capaian Kinerja (%) 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2011 2013 2014 2015 200 200 200 219 234 100 100 100 100,5 107,34 34

Grafik Perkembangan Peningkatan Jumlah Sumber Daya Manusia Pertanian yang Kompeten Tahun 2011-2015 240 230 220 210 200 190 180 2011 2012 2013 2014 2015 Orang 200 200 200 219 234 adalah : Adapun Program yang mendukung sasaran tersebut 1. Program Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian yang terdiri dari 2 kegiatan yaitu : 1) Penyebarluasan informasi/bahan publik (jumpa pers, temu kehumasan, dialog interaktif dan advokasi di media cetak, 2) Pembinaan dan peningkatan SDM Tenaga Pendamping POPT dan PMT Pada program ini dialokasikan anggaran sebesar Rp. 332.202.200,- dengan terealisasi Rp. 314.395.100,- (94,64%), dan realisasi fisik 100,00 % (Sangat Baik) 2. Program Peningkatan SDM Pertanian, yang terdiri dari 2 kegiatan yang dilaksanakan yaitu : 1) Peningkatan SDM Petani, Petugas dan Diklat Pertanian, 2) Pengembangan dan peningkatan SDM SMK PP N Padang 35

3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pertanian yang terdiri dari 2 kegiatan yaitu : 1) Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan /Pelatihan pertanian di balai diklat pertanian dan 2) Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan SMK PP N Padang. Pada program ini anggaran yang dialokasikan adalah sebesar Rp. 1.024.000.000,- dengan realisasi Rp. 1.012.557.000,- (98,88 %), dan realisasi fisik 100,00 % (Sangat Baik). Peningkatan jumlah sumber daya manusia pertanian yang kompeten penting dalam rangka pendampingan terhadap petani dalam pengembangan pertanian di Sumatera Barat, khususnya mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usaha pertanian. Penyuluhan mendukung peningkatan usaha tani, berbisnis usahatani yang lebih baik, organisasi yang lebih efektif serta sarana dialog yang produktif untuk pemberdayaan petani. Dengan meningkatnya jumlah sumber daya manusia pertanian yang kompeten akan meningkatkan wawasan dan pengetahuan petugas dan petani ditingkat lapangan sehingga teknologi-teknologi baru bisa di aplikasikan ditingkat lapangan. Pada tahun 2015 sesuai dengan Program Nawacita Presiden RI dalam rangka Peningkatan UPSUS Swasembada Pangan, salah satu teknik budidaya baru yang dikembangkan adalah budidaya padi dengan sistem jajar legowo. Dari hasil dilapangan ternyata sistem jajar legowo memberikan manfaat dan keuntungan bagi petani. 36

3. Sasaran Strategis 3 (Meningkatnya produksi tanaman pangan dan hortikultura) Indikator kinerja pada sasaran strategis ini adalah Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura yang terdiri dari: Tabel. 3.2.2.3.1 Hasil Pengukuran Capaian Target Indikator Kinerja, Tujuan dan Sasaran Strategis 3 Sasaran No Strategis 1 Meningkatnya produksi tanaman pangan dan hortikultura Indikator Kinerja Satuan Target 1 Peningkatan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura : Realisas i % 194,52 - Padi % 4,00 3,41 85,25 - Jagung % 10,00 2,23 22,30 - Manggis % 2,60 12,37 476,00 Penentuan target indikator kinerja ini disusun berdasarkan data realisasi dari tahun sebelumnya dan perkiraan anggaran yang ada pada tahun 2015. jika dilihat secara rinci dari tiga (3) sub indikator yang ada, pada realisasi produksi padi dan jagung terlihat belum mencapai target yang ditetapkan. Hal ini karena data realisasi masih merupakan angka ramalan yang merupakan hasil rapat koordinasi bersama di tingkat nasional antara Kementerian Pertanian RI dan Badan Pusat Statistik. Untuk Sumatera Barat data ini merupakan angka kesepakatan antara Dinas Pertanian Tanaman Pangan dengan Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat. Angka ini masih akan berubah pada penetapan angka sementara di bulan Febuari 2016 dan penetapan angka tetap di bulan Juni 2016. Berdasarkan kondisi di lapangan dapat 37

diperkirakan bahwa target produksi padi dan jagung tersebut akan dapat terpenuhi sebagaimana yang diharapkan. Berdasarkan data di atas diketahui bahwa capaian target indikator kinerja pada sasaran ini rata-rata sangat baik (194,52). Berdasarkan angka perkembangan produksi per tahun terlihat bahwa produksi padi, jagung dan manggis terus mengalami peningkatan. Dan untuk komoditi manggis terdapat peningkatan produksi yang melebihi target yang ditetapkan setiap tahunnya, terlihat pada grafik berikut ini : Tabel 3.2.2.3.2. Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 3 Tahun 2011-2015 No Uraian 1 Peningkatan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura : Realisasi Tahun Capaian Kinerja Capaian Kinerja (%) 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 Padi 3,65 3,41 121,67 85,25 Jagung 10,58 2,23 157,68 22,30 38

3.000.000 Grafik Perkembangan Produksi Komoditi Padi, Jagung, Manggis (ton) Tahun 2011 2015 2.500.000 2.000.000 1.500.000 1.000.000 500.000 0 2011 2012 2013 2014 2015 Padi (ton) 2.279.602 2.368.390 2.430.384 2.519.043 2.604.785 Jagung (ton) 471.849 495.497 547.417 605.347 618.833 Manggis (ton) 10.603 11.873 11.952 13.090 15,031 Sumber : Buku Statistik Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun II) Tahun 2015 2014 dan *) Angka Ramalan II (ARAM Dari grafik di atas terlihat bahwa terdapat peningkatan produksi pertanian dari tahun ke tahun hingga tahun 2015. Perkembangan produksi padi mulai tahun 2011 sampai tahun 2015 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, yang mana terdapat peningkatan sebesar 3,75% (88.788 ton) pada tahun 2012, peningkatan 2,55 % (61.994 ton) pada tahun 2013, peningkatan 3,52 % (88.659 ton) pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 terdapat peningkatan sebesar 3,29 % atau sebanyak 85.742 ton. 39

Grafik Padi 2.650.000 2.600.000 2.550.000 2.500.000 2.450.000 2.400.000 2.350.000 2.300.000 2.250.000 2.200.000 2.150.000 2.100.000 2011 2012 2013 2014 2015 Padi (ton) 2.279.602 2.368.390 2.430.384 2.519.043 2.604.785 Untuk perkembangan komoditi jagung dapat diketahui bahwa perkembangan produksi mulai tahun 2011 sampai tahun 2015 mengalami peningkatan setiap tahunnya, dimana terdapat peningkatan sebesar 4,77 % (23.648 ton) pada tahun 2012, peningkatan 9,48% (51.920 ton) pada tahun 2013 peningkatan 9,57% (57.930 ton) pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 terdapat peningkatan sebesar 2,18% atau sebanyak 13.486 ton. 40

Grafik Jagung 700.000 600.000 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 0 2011 2012 2013 2014 2015 Jagung (ton) 471.849 495.497 547.417 605.347 618.833 Pada komoditi manggis terlihat perkembangan produksi yang juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2012 terdapat peningkatan produksi sebesar 10,69% (1.270 ton), tahun 2013 meningkat sebesar 0,66% atau sebesar 79 ton, tahun 2014 meningkat sebesar 8,69% (1.138 ton) dan pada tahun 2015 terdapat peningkatan sebesar 12,91 % (1.941 ton). Hal tersebut melebihi target yang telah ditetapkan setiap tahunnya. Grafik Manggis 16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 2011 2012 2013 2014 2015 Manggis (ton) 10.603 11.873 11.952 13.090 15.031 41

Penghitungan jumlah produksi ini didapat berdasarkan data survey pertanian (SP) yang dikumpul setiap bulan melalui petugas pengumpul data kecamatan yang kemudian direkap oleh petugas data statistik kabupaten/kota, dan selanjutnya dikirim ke Dinas Provinsi dan BPS. Selanjutnya data tersebut direkapitulasi menjadi angka produksi Provinsi Sumatera Barat yang disepakati oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan BPS Provinsi Sumatera Barat. Peningkatan produksi padi didukung dengan kegiatan Pemasyarakatan Padi Tanam Sabatang melalui pendekatan peningkatan luas panen dan peningkatan produktivitas dengan kegiatan: Peningkatan SDM petani melalui Sekolah Lapang Padi Tanam Sabatang (SL-PTS) dengan jumlah 75 unit (1.875 orang petani) Melalui Program Usaha Peningkatan Khusus (UPSUS) Pajale (padi, jagung dan kedelai) yang dicanangkan Kementerian Pertanian RI untuk mewujudkan Swasembada Pangan Nasional dengan kegiatan 1.) Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT) Padi sebanyak 400 unit (10.000 ha), 2.) Perbaikan Jaringan Irigasi, Pengembangan Optimasi Lahan, Pengembangan SRI, dan Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian. Penggunaan benih unggul bermutu 5.205 ton Faktor pendukung lain dalam meningkatkan produksi padi adalah semakin lancarnya penyaluran pupuk bersubsidi dengan semakin baiknya system pengawasan pupuk bersubsidi. 42

Dalam rangka Peningkatan produksi jagung didukung oleh kegiatan Pengembangan kawasan jagung melalui peningkatan luas panen dan peningkatan produktivitas terutama melalui bantuan benih unggul dan GPPTT Jagung. Kegiatan yang mendukung tercapainya indikator kinerja untuk Produksi Hortikultura antara lain adalah Pengembangan Sayuran dan Buah, Pembinaan dan Pengangan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Identifikasi dan registrasi Kebun Hortikultura Hal ini didukung adanya kegiatan perbanyakan benih oleh BBI sehingga ketersediaan benih bermutu untuk kebutuhan petani dapat dipenuhi. Untuk mencapai target pada indikator kinerja dari sasaran ini terdapat 2 program yaitu 1) Peningkatan Produksi dan Mutu Pertanian secara berkelanjutan, dan 2) Pengembangan kawasan sentra produksi. Pada program Peningkatan Produksi dan Mutu Pertanian secara berkelanjutan dengan anggaran sebesar Rp. 2.747.679.830,- maka terealisasi Rp. 2.603.253.143,- (94,74 %), dan realisasi fisik 100,00 % (Sangat Baik), sedangkan untuk Program Pengembangan kawasan sentra produksi dari anggaran Rp. 1.857.338.400,- terealisasi Rp. 1.581.928.600,- (85,17%), dan realisasi fisik 97,75 % (Sangat Baik). Pada program Peningkatan Produksi dan Mutu Pertanian secara berkelanjutan, dalam pelaksanaannya terdapat 9 kegiatan yang mendukung yaitu : Pemasyarakatan Padi Tanam Sabatang, Pemantauan Pupuk dan Pestisida, Pemurnian varietas dan Adaptasi Pelepasan Varietas (Varietas Lokal), Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih, Fasilitasi Sarana Brigade dan Pengendalian 43

Serangan OPT, Peningkatan Perlindungan Tanaman, Pengawasan Mutu dan Standar Pestisida, Pendampingan dan Penyusunan RDKK, Pengembangan Tanaman Perkarangan melalui Saka Taruna Bumi. Disamping itu pada Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi terdapat 7 kegiatan yang mendukung yaitu : Pembinaan dan Pengembangan kawasan jagung, Pembinaan dan pengembangan tanaman hias, Pengembangan tanaman buahbuahan di kawasan pesisir, Identifikasi dan registrasi lahan/kebun hortikultura, Pembinaan dan pengembangan kawasan tanaman pangan dan hortikultura, dan Sekolah lapang pertanian. Mulai tahun 2012 kawasan sentra telah mencapai 60 kawasan dan pada tahun 2013 diperkuat dengan SK Gubernur Sumatera Barat Nomor 521/305/2013 tanggal 26 Maret 2013 tentang Penetapan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat, diantaranya dapat dilihat sebagai berikut : 1. Kawasan padi : 13 Kawasan No Kawasan Kabupaten/Kota 1 Kawasan Panti Rao Kabupaten Pasaman 2 Kawasan Talamau Kabupaten Pasaman Barat 3 Kawasan Situjuah Kabupaten Lima Puluh Kota 4 Kawasan IV Angkat Kabupaten Agam Canduang 5 Kawasan Lubuak Basung Kabupaten Agam 6 Kawasan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar 7 Kawasan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman 8 Kawasan Gunung Talang Kabupaten Solok 9 Kawasan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan 44

10 Kawasan Tanjung Kabupaten Sijunjung Gadang 11 Kawasan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya 12 Kawasan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan 13 Kawasan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan 2. Kawasan Jagung : 11 Kawasan No Kawasan Jagung Kabupaten/Kota 1 Kawasan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman 2 Kawasan Rao Kabupaten Pasaman 3 Kawasan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat 4 Kawasan Lembah Kabupaten Pasaman Barat Malintang 5 Kawasan Kinali Kabupaten Pasaman Barat 6 Kawasan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota 7 Kawasan Ampek Angkek Kabupaten Agam 8 Kawasan Rambatan Kabupaten Tanah Datar 9 Kawasan Sangir Kabupaten Solok Selatan 10 Kawasan Linggo Sari Kabupaten Pesisir Selatan Baganti 11 Kawasan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan 3. Kawasan Manggis : 12 Kawasan No Kawasan Kabupaten/Kota 1 Kawasan Bukit Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota 2 Kawasan Parit Malintang Kabupaten Padang Pariaman 3 Kawasan Lubuak Tarok Kabupaten Sijunjung 4 Kawasan Bawan Kabupaten Agam 5 Kawasan Palembayan Kabupaten Agam 6 Kawasan Kamang Kabupaten Agam 45

7 Kawasan Sangir Kabupaten Solok Selatan 8 Kawasan Pakan Rabaa Kabupaten Solok Selatan 9 Kawawsan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan 10 Kawasan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan 11 Kawasan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan 12 Kawasan Pauh Kota Padang Berdasarkan indikator sasaran strategis ini, dengan peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura yaitu padi, jagung dan manggis maka tercukupinya kebutuhan konsumsi masyarakat Sumatera Barat dari produksi dalam daerah 4. Sasaran Strategis 4 (Meminimalkan Luas Serangan yang Disebabkan oleh Serangan OPT dan Bencana Alam) Adapun indikator sasaran untuk sasaran strategis ke empat ini adalah menurunnya luas serangan hama dan penyakit tanaman dengan target 1 %. Target tersebut dibuat berdasarkan perkiraan luas serangan OPT di lapangan dengan luas areal pertanaman dikalikan seratus persen. Target 1% sudah merupakan standar secara nasional. Berdasarkan realisasi yang terdapat di lapangan ternyata serangan hama hanya sekitar 0,5% dari luas tanam padi secara keseluruhan pada tahun 2015, yang mana luas serangan hama seluas 2.429 ha dari luas tanaman seluas 411.247 ha. Berarti tingkat capaian keberhasilannya mencapai 150 %. 46

Tabel. 3.2.2.4.1 Hasil Pengukuran Capaian Target Indikator Kinerja, Tujuan dan Sasaran Strategis 4 No Sasaran Strategis Indikator kinerja Satuan Target Realisasi % 1 Meminimalkan luas serangan yang disebabkan oleh serangan OPT dan bencana alam d Menurunnya luas serangan hama dan penyakit tanaman (%) % 1 0,5 150,00 Tabel 3.2.2.4.2 Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 4 Tahun 2011-2015 No Uraian 1 Menurunnya luas serangan hama dan penyakit tanaman (%) Realisasi Tahun Capaian Kinerja Capaian Kinerja (%) 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 1 1 1 0,69 0,5 100 100 100 131 150 Berdasarkan data diatas diperoleh gambaran bahwa rendahnya serangan hama atau berhasilnya upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan perlindungan tanaman dari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Hal ini akan menguntungkan kepada petani dimana dengan rendahnya serangan hama akan berdampak baik hasil produksi pertanian. Program yang mendukung pencapaian sasaran strategis ini adalah program Peningkatan Produksi dan Mutu Pertanian secara berkelanjutan dengan anggaran sebesar Rp. 2.747.679.830,- terealisasi sebesar Rp. 2.603.253.143,- (94,74 %), dan realisasi fisik 100,00 % (Sangat Baik), Pada program Peningkatan Produksi dan Mutu Pertanian secara berkelanjutan, dalam pelaksanaannya kegiatan yang mendukung yaitu : Peningkatan perlindungan tanaman, Fasilitasi sarana brigade dan pengendalian serangan OPT dan Pengawasan mutu dan standar pestisida. 47

5. Sasaran Strategis 5 (Meningkatnya Nilai Tambah Komoditi Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura) Indikator kinerja pada sasaran strategis ini adalah Meningkatnya produksi olahan pertanian (%). Berdasarkan tabel hasil pengukuran yang ada terlihat bahwa realisasi dari target yang telah ditetapkan adalah 100% (sangat baik). Tabel. 3.2.2.5.1 Hasil Pengukuran Capaian Target Indikator Kinerja, Tujuan dan Sasaran Strategis 5 No Sasaran Strategis Indikator kinerja Satuan Target Realisasi % 1 Meningkatnya nilai tambah komoditi pertanian tanaman pangan dan hortikultura. e Persentase penambahan unit pengolahan hasil pertanian (%) % 10,34 10,34 100,00 Penentuan capaian target kinerja ini disusun berdasarkan target yang telah ada pada renstra yaitu sebanyak 15 unit dan dibandingkan dengan jumlah unit pengolahan yang telah ada sampai tahun 2014, sebanyak 145 unit dan dikalikan 100% sehingga didapatkan target penambahan sebanyak 10,34% untuk tahun 2015. Tabel 3.2.2.5.2 Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 5 Tahun 2011-2015 No Uraian 1 Persentase penambahan unit pengolahan hasil pertanian (%) Realisasi Tahun Capaian Kinerja Capaian Kinerja (%) 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 5 5 5 10 10,34 100 100 100 100 100 Adapun peningkatan produksi olahan pertanian tersebut adalah sebagai berikut : Pisang Karamel Pisang Jala Denpusing Chrispy Banana 48

Teh Daun Asam Kasambi Pisang Coklat Dendeng jantung Pisang Manisan Pepaya Kripik Sala Kue Bawang Jagung Tojin Jagung Kripik Pisang jaring Jahe merah Instan Stick Wortel Cabe Goreng Aneka Mie Sayur Kripik Pisang Balado Cake Pisang Kripik Kentang Cabe Hijau Kue bawang kentang Program yang mendukung pencapaian sasaran tersebut adalah Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Produksi Pertanian, yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu : 1. Pengembangan dan Peningkatan SDM kelp. Pengolahan Hasil serta Nilai Tambah Produk 2. Peningkatan mutu produk olahan kelompok UP3HP 3. Pembinaan dan Peningkatan Mutu Produk Olahan secara terpadu Adapun realisasi keuangan dan fisik Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Produk Hasil Pertanian dapat dilihat dari anggaran yang tersedia sebesar Rp. 1.282.149.230,- terealisasi Rp. 1.236.197.250,- (96,42 %), dan fisik terealisasi 100,00 % (Sangat Baik). 49

Upaya yang dilakukan dalam peningkatan nilai tambah dan daya saing produk TPH melalui agroindustri pedesaan adalah berupa pengolahan hasil pertanian yakni dengan mengembangkan Unit Pelayanan Pengembangan dan Pengolahan Hasil Pertanian (UP3HP) yang berorientasi mutu dan pembinaan manajemen dalam proses berproduksi. Grafik Peningkatan Jumlah UP3HP (klpk) 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Series 1 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Series 2 83 100 110 125 145 160 Sampai tahun 2015 terdapat 160 unit kelompok UP3HP tersebar di Kabupaten/Kota di Sumatera Barat dan yang difasilitasi dengan peralatan pengolahan sebanyak 20 unit UP3HP yaitu : 1. Kelompok UP3HP Usaha Mandiri Kab. Lima Puluh Kota 2. Kelompok UP3HP Flamboyan Kab. Lima Puluh Kota 3. Kelompok UP3HP Aua Sarumpun Kab. Agam 4. Kelompok UP3HP Gapoktan Tanu Tumbuh Kab. Agam 5. Kelompok UP3HP KWT Bundo Kab. Tanah Datar 6. Kelompok UP3HP Kami Saiyo Kab. Tanah Datar 7. Kelompok UP3HP Bawang Merah Kab. Tanah Datar 50

8. Kelompok UP3HP Koto Baru Saiyo Kab. Tanah Datar 9. Kelompok UP3HP Melati Suci Kab Padang Pariaman 10. Kelompok UP3HP Laris Manis Kab. Solok 11. Kelompok UP3HP Lembang Jao Mandiri Kab. Solok 12. Kelompok UP3HP Wanita Mandiri Kab. Solok 13. Kelompok UP3HP Melati Putih Kab. Solok Selatan 14. Kelompok UP3HP Karya Bersama Kab. Solok Selatan 15. Kelompok UP3HP Lansek Mani Kab. Sijunjung 16. Kelompok UP3HP KWT Ismi Kab. Pesisir Selatan 17. Kelompok UP3HP Sumber Rezeki Kab. Pesisir Selatan 18. Kelompok UP3HP Bunda Kreatif Kota Bukittinggi 19. Kelompok UP3HP Karya Nyata Kota Bukittinggi 20. Kelompok UP3HP Karya Bersama Kota Padang Diharapkan kelompok-kelompok tersebut berkembang dengan baik, dapat menjadi motivator/pendorong bagi kelompok/ pelaku usaha lainnya untuk meningkatkan produksi dan nilai tambah produk, yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan pelaku usaha. Untuk memperbaiki mutu produk pertanian agar dapat bersaing di pasar domestik maupun internasional telah dilaksanakan cara-cara penanganan pascapanen dan pengolahan yang baik yang saat ini dikenal dengan istilah Good Handling Practices (GHP) dan Good Manufakturing Practices (GMP) dan Hazard Analysis Critical Control Points ( HACCP ), Cara-cara tersebut merupakan aspek yang penting untuk meningkatkan mutu produk pertanian. 51

Dengan adanya usaha-usaha yang dilakukan untuk peningkatan nilai tambah komoditi pertanian tanaman pangan dan hortikultura maka berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa telah semakin berkembangnya unit usaha pengolahan produk hasil pertanian dengan bertambahnya jenis produk olahan yang terdapat di pasaran. 6. Sasaran Strategis 6 (Meningkatnya daya saing komoditi melalui pengembangan agroindustri) Indikator sasaran dari sasaran strategis ini adalah penerapan GHP dan GMP Produk olahan dengan target peningkatan pada tahun 2015 adalah 20 %. Hal ini di buat berdasarkan target yan telah disusun pada Renstra 2010-2015 sebnanyak 10 unit dibandingkan dengan jumlah unit penerapan GHP dan GMP yang telah dicapai pada tahun 2014 yaitu sebanyak 50 unit kemudian dikalikan seratus persen. Peningkatan tahun 2015 (unit) dibandingkan dengan jumlah penerapan GHP dan GMP yang ada pada tahun 2014 dikali seratus persen. Pada tahun 2015 terealisasi 10 unit produk olahan yang menerapkan GHP dan GMP. Dan peningkatan ini jika dibandingkan dengan produk olahan yang menerapkan GHP dan GMP sampai tahun 2014 (50 unit) dikalikan seratus persen maka diperoleh hasil 20% (tercapai sesuai target) atau terealisasi 100 %. Tabel. 3.2.2.6.1 Hasil Pengukuran Capaian Target Indikator Kinerja, Tujuan dan Sasaran Strategis 6 No Sasaran Strategis Indikator kinerja Satuan Target Realisasi % 1 Meningkatnya daya f Persentase unit % 20 20 100,00 saing komoditi usaha yang melalui menerapkan GHP pengembangan agroindustri dan GMP produk segar olahan (%) 52

Tabel 3.2.2.6.2 Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 6 Tahun 2011-2015 No Uraian 1 Unit usaha yang menerapkan GHP dan GMP produk segar olahan (Unit) Realisasi Tahun Capaian Kinerja Capaian Kinerja (%) 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 5 5 10 20 20 50 100 100 100 100 Grafik Penerapan GHP dan GMP Produk Olahan (unit) 60 50 40 30 20 10 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Series 1 Series 2 5 10 20 30 50 60 Berdasarkan data di atas terlihat perkembangan penerapan GHP dan GMP produk olahan dari tahun 2010 sampai tahun 2015. Yang mana sampai pada tahun 2015 telah mencapai 60 unit penerapan GHP dan GMP produk olahan Adapun unit produk olahan yang telah menerapkan GHP dan GMP tersebut adalah sebagai berikut : Keripik Wijen Ubi Ungu UP3HP Patamuan Kito Stick Wortel UP3HP Bambu Kuning Kerupuk Ubi UP3HP Rahmat Kerupuk Ubi Tiga Warna UP3HP Bundo Kacang Tojin UP3HP Rona 53

Kripik Kentang UP3HP Tunas Madani Kerupuk Labu UP3HP Bundo Kanduang Pisang Sale UP3HP Nan Sakato Rubik Ganepo Balado UP3HP Senior Ganepo Kripik Ubi Ungu Wijen UP3HP Pelangi Sanjai Lidi UP3HP Solok Mato Aia Dakak Dakak UP3HP Panca Surya Kue Sapik Pulut Hitam UP3HP Kembang Sari Prima Stick Tepung Beras UP3HP Harapan Tani Snack 88 UP3HP Suka Maju Kerupuk Kentang Balado UP3HP Lembang Jao Mandiri Keripik Pisang UP3HP Nan Sakato Stick Ubi Ungu UP3HP Patamuan Kito Doksistu Komoditi Manggis Asosiasi Petani Manggis Doksistu Beras Merah Organik PPO Santiago Doksistu Beras Hitam Organik PPO Santiago Untuk Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk diperlukan komitmen pelaku usaha untuk mempertahankan mutu produk secara konsisten dimana penerapan SOP harus dilaksanakan. Sampai dengan tahun 2015 ini telah disusun SOP produk Olahan dari Kelompok UP3HP di Sumatera Barat sebanyak 60 SOP dengan target setiap tahun minimal 5 SOP, untuk tahun 2015 SOP yang disusun adalah : Kerupuk Cancang UP3HP Bunda Kreatif Kerupuk Cancang UP3HP Karya Reyat Keripik kentang Balado UP3HP Lembang Jao Mandiri Tojin Jagung Super UP3HP Ismi Serundeng Ubi UP3HP Kami Saiyo Keripik Manis Pedas UP3HP Bawang Merah 54

Ubi Tiga Warna UP3HP Bundo Kerupuk Kamang UP3HP Indah Sari Serundeng Ubi Kayu UP3HP Laris Manis Serundeng Kentang UP3HP Lembang Jao Mandiri Program yang mendukung pencapaian sasaran tersebut adalah Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Produk Hasil Pertanian, yang terdiri dari kegiatan : 1. Peningkatan pengolahan hasil dan nilai tambah tanaman pangan. 2. Peningkatan mutu produk olahan kelompok UP3HP 3. Penguatan SDM kelompok Usaha Pertanian secara terpadu Adapun realisasi keuangan dan fisik Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Produk Hasil Pertanian dapat dilihat dari anggaran yang tersedia sebesar Rp. 1.282.149.230,- terealisasi Rp. 1.236.197.250,- (96,42 %), dan fisik terealisasi 100,00 % (Sangat Baik). Dengan tercapainya target dari indikator tersebut diperoleh hasil bahwa usaha pengolahan hasil pertanian telah semakin berkembang dan mengarah pada cara pengolahan yang baik sesuai dengan penerapan GHP dan GMP. 7. Sasaran Strategis 7 (Berkembangnya Pertanian Organik ) Indikator kinerja pada sasaran strategis ini adalah Bertambahnya Luasan Pertanian Organik dengan target 100 Ha. Penentuan target indicator ini adalah berdasarkan pada Renstra dengan melihat luas daerah pertanian organic yang ada di Sumatera Barat dan pertimbangan anggaran. 55

Realisasi pada tahun 2015 adalah 55 ha (55%). Target ini tidak sepenuhnya tercapai karena dipengaruhi oleh kondisi lapangan dan keterbatasan anggaran. Namun jika dilihat dari tahun-tahun sebelumnya ada terdapat peningkatan luasan pertanian organik. Dari evaluasi yang dilaksanakan maka diperoleh gambaran bahwa pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut adalah cukup baik (53-84% ). Tabel. 3.2.2.7.1 Hasil Pengukuran Capaian Target Indikator Kinerja, Tujuan dan Sasaran Strategis 7 No Sasaran Strategis Indikator kinerja Satuan Target Realisasi % 1 Berkembangnya pertanian organik G Bertambahnya luasan pertanian organik (Ha/th) Ha 100 55 55,00 Tabel 3.2.2.7.2 Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 7 Tahun 2011-2015 No Uraian 1 Bertambahnya luasan pertanian organik (ha) Realisasi Tahun Capaian Kinerja Capaian Kinerja (%) 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 250 250 100 239 55 50 100 100 95,6 55,0 56

Grafik Perkembangan Capaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis 7 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 2011 2012 2013 2014 2015 (Ha) 250 500 100 239 55 Indikator kinerja ini didukung oleh Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Produk Hasil Pertanian, dengan kegiatan Sertifikasi Pangan dan Pemasyarakatan Pertanian Organik Adapun realisasi keuangan dan fisik Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Produk Hasil Pertanian dapat dilihat dari anggaran yang tersedia sebesar Rp. 1.282.149.230,- terealisasi Rp. 1.236.197.250,- (96,42 %), dan fisik terealisasi 100,00 % (Sangat Baik). Kegiatan pemasyarakatan pertanian organik merupakan upaya mengubah pola tani yang biasanya menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan menjadi pertanian organik yang ramah lingkungan. Untuk mencapai target kinerja diatas, dilaksanakan : 1. Sekolah Lapang Pertanian Organik sebanyak 5 unit, dengan kelompok tani sbb,: 57

Kelompok Tani Sahabat Tani di Kecamatan Nan Sabaris di Kab. Padang Pariaman. Kelompok Tani Merapi Subur di Kab. Tanah Datar Kelompok Tani Rimbun di Kec. Ampek Angkek Kab. Agam Kelompok Tani Parambahan di Kec. Baso Kab. Agam Kelompok Tani Tunas Muda di Kec. Lareh Sago Halaban Kab. 50 Kota 2. Demplot Sayur sebanyak 5 unit dengan kelompok tani sbb, Kelompok Tani Ikhlas di Kec. Ampek Angkek Kab. Agam Kelompok Tani Bareco Jaya di Kec. Sungai Puar Kelompok Tani Serumpun Makmur di Kota Padang Panjang 3. Pusat Studi Pertanian Organik sebanyak 1 Unit yaitu Institut Pertanian Organik yang berlokasi di Aie Angek 4. Pelatihan Lapangan Sertifikasi Organik sebanyak 7 Unit dengan kelompok tani sbb, Kelompok Tani Tuah Sakato di Kab. Padang Pariaman Kelompok Tani Indah Sakato di Kab. Padang Pariaman Kelompok Tani Matahari Terbit di Kab. Padang Pariaman Kelompok Tani Ikhlas di Kab. Agam Kelompok Tani Tunas Muda di Kab. 50 Kota Kelompok Tani Kampuang 2 Sakato di Kab. 50 Kota 58

Kelompok Tani Kandis Maju di Kab. Solok 5. Pelatihan Internal Control System sebanyak 5 unit dengan kelompok tani sbb, Kelompok Tani Hidayah di Kab. Padang Pariaman Kelompok Tani Mitra baru di Kab. Padang Pariaman Kelompok Tani Tuah Sakato di Kab. 50 Kota Kelompok Tani Sungai Kolam di Kab. 50 Kota Kelompok Tani Kampuang 2 Sakato di Kec. Mungka Belum tercapainya target sasaran pada tahun 2015 ini disebabkan Alokasi Dana untuk Kegiatan Sertifikasi Pangan dan Pemasyarakatan Pertanian Organik ini jauh berkurang dari tahun sebelumnya. Biasanya kegiatan pengembangan pertanian organik ini juga didukung oleh anggaran kabupaten/ kota. Namun pada tahun 2015 kabupaten/ kota tidak menganggarkan lagi kegiatan untuk mendukung pertanian organik tersebut. Selain itu, insentif harga untuk setiap kg produksi komoditi pertanian organik yang dihasilkan petani sebesar Rp. 250,-/kg tidak dianggarkan, dikarenakan adanya evaluasi dari Inspektorat. Padahal dana insentif tersebut sebagai rangsangan untuk meningkatkan minat petani bertanam secara organik. Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) bertugas memverifikasi, menginspeksi dan menerbitkan sertifikat organik bagi lahan pertanian yang telah menerapkan pola tani selaras alam tersebut. Ditahun 2015 ini telah terealisasi 7 buah sertifikat dengan kelompok tani sebagai berikut : 1. Kelompok Tani Budi Saiyo di Kab. Padang Pariaman 2. Kelompok Tani Pelita Gunung di Kab. Padang Pariaman 3. Kelompok Tani Tuah Sakato di Kab. Padang Pariaman 59

4. Kelompok Tani Tunas Muda di Kab. 50 Kota 5. Kelompok Tani Ikhlas di Kab. Agam 6. Kelompok Tani Kampuang 2 Sakato di Kec. Mungka 7. Kelompok Tani Hidayah di Kab. Padang Pariaman Meskipun luasan pertanian organik bertambah tidak sesuai dengan target namun dari segi pembinaan di lapangan telah dilaksanakan dengan baik dalam rangka meningkatkan motivasi petani dalam pengembangan pertanian organik menuju system pertanian yang ramah lingkungan dan konsumsi produk pertanian yang sehat. 8. Sasaran Strategis 8 (Meningkatnya Posisi Tawar Petani) Indikator Kinerja sasaran ini adalah peningkatan jumlah poktan / gapoktan yang melakukan Kemitraan. Penentuan indicator ini adalah dalam rangka pencapaian sasaran strategis meningkatnya posisi tawar petani karena dengan adanya poktan/gapoktan yang melakukan kemitraan maka usaha petani akan lebih berkembang dan semakin banyak pasar yang didapatkan. Penentuan target ini berdasarkan target yang ditetapkan dalam Renstra 2010-2015. Sampai akhir tahun 2015 telah terdapat 12 unit poktan yang melakukan kemitraan. Berarti dari target yang telah ditetapkan sebanyak 2 unit terealisasi 600% (sangat baik). 60

Tabel. 3.2.2.8.1 Hasil Pengukuran Capaian Target Indikator Kinerja, Tujuan dan Sasaran Strategis 8 No Sasaran Strategis Indikator kinerja Satuan Target Realisasi % 1 Meningkatnya posisi tawar petani h Peningkatan jumlah Poktan/Gapoktan yang melakukan kemitraan (unit/th) Unit 2 12 600, 00 Tabel 3.2.2.8.2 Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 8 Tahun 2011-2015 No Uraian 1 Jumlah poktan/ gapoktan yang melakukan Kemitraan (unit/th) Realisasi Tahun Capaian Kinerja Capaian Kinerja (%) 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2 5 5 5 12 100 100 100 250 600 Grafik Perkembangan jumlah Poktan/Gapoktan yang melakukan kemitraan (unit/th) 30 25 20 15 10 5 0 2011 2012 2013 2014 2015 Series 1 Series 2 5 7 12 17 29 61

Adapun Poktan/Gapoktan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Asosiasi petani manggis Sumatera Barat dengan Pimpinan PT. Super Maju Jakarta 2. Petani Manggis Sumatera Barat dengan Pasar Induk Jakarta 3. UP3HP Minang Lestari dengan Afra Yani dengan CV. Rindang Raya Batam 4. Assosiasi STA Sumatera Barat dengan Irham Hadi CV Alamanda Sejati Utama Dumai 5. ASTA Sumatera Barat dengan PT. Carefour Kota Pekan Baru 6. UP3HP Indah Sari Kab. Agam dengan Keripik Balado Mahkota Padang 7. UP3HP Harapan Tani Kab. Padang Pariaman dengan Keripik Balado Mahkota Padang 8. UP3HP Sumatera Barat Minang Lestari dengan Keripik Balado Mahkota Padang 9. UP3HP Lembang Jao Mandiri Kab. Solok dengan Keripik Balado Mahkota Padang 10.Gapoktan Irliko Sukra Kab. Solok dengan Toko Beras H. Vely Padang 11.Gapoktan Mawar Kab. Solok dengan Toko Beras H. Vely Padang 12.Gapoktan Batang Timbulun Kota Padang dengan Toko Beras H. Vely Padang Hal yang telah dilakukan oleh poktan/gapoktan dengan pengusaha adalah membuat perjanjian kerjasama dalam pemasaran hasil pertanian sehingga poktan /gapoktan secara bertahap sudahdapat dirasakan efek positifnya bagi petani.. 62

Indikator kinerja ini didukung oleh program Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian dengan kegiatan Pembinaan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura dan Promosi pemasaran hasil pertanian dan penyebaran informasi pasar Pada Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi pertanian dari anggaran yang tersedia sebesar Rp. 931.749.300,- terealisasi Rp. 919.253.760,- (98,66%), dan realisasi fisik 100% (Sangat Baik). 9. Sasaran Strategis 9 (Membangun/Mengembangkan Lembaga Keuangan di Pedesaan Indikator kinerja pada sasaran strategis ini adalah Berkembangnya LKMA dengan target sebanyak 65 kelompok pada tahun 2015. Indikator dan target kinerja ini disusun dengan mengingat pentingnya keberadaan lembaga keuangan di pedesaan dalam rangka menunjang kegiatan perekonomian di tingkat petani. Penentuan target dibuat berdasarkan Renstra, perkembangan dari tahun sebelumnya dan pertimbangan anggaran 2015. Realisasi pada tahun 2015 adalah sebanyak 65 kelompok LKMA (100%). Dari evaluasi yang dilaksanakan maka diperoleh gambaran bahwa indikator kinerja sasaran tersebut telah tercapai sangat baik. Tabel. 3.2.2.9.1 Hasil Pengukuran Capaian Target Indikator Kinerja, Tujuan dan Sasaran Strategis 9 No Sasaran Strategis Indikator kinerja Satuan Target Realisas i % 1 Berkembangnya lembaga keuangan di pedesaan i Berkembangnya lembaga keuangan di pedesaan Kelomp ok 65 65 100,00 63

Tabel 3.2.2.9.2 Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 9 Tahun 2011-2011 No Uraian 1 Berkembangnya lembaga keuangan di pedesaan Realisasi Tahun Capaian Kinerja Capaian Kinerja (%) 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 146 146 228 80 65 100 100 100 145 100 Grafik Perkembangan Lembaga Keuangan di Pedesaan (klp) 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 Series 1 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Series 2 200 346 492 720 800 865 Dari grafik di atas diketahui bahwa pada tahun 2011 telah terdapat 346 kelompok LKMA yang berkembang. Hal ini berlanjut pada tahun 2012 dan 2013 sehingga di akhir tahun 2014 LKMA yang berkembang telah mencapai 800 kelompok dan di tahun 2015 terdapat penambahan sebanyak 65 kelompok sehingga menjadi 865 kelompok LKMA. Indikator kinerja ini didukung oleh program Peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM Petani dengan kegiatan yaitu Pemberdayaan kelembagaan tani. 64

Adapun realisasi keuangan dan fisik Program Peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM Petani dapat dilihat dari anggaran yang tersedia sebesar Rp. 1.770.318.920,- terealisasi Rp. 1.639.932.305,- (92,63%), dan fisik terealisasi 97,54% (Sangat Baik). Untuk meningkatkan ketahanan petani dibidang keuangan di Sumatera Barat sampai saat ini telah dikembangkan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis yang bertujuan membantu petani dalam mengakses keuangan dan permodalan. Untuk lebih meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pengelola LKMA yang ada di Sumatera Barat, telah dilaksanakan pelatihan bagi manajer LKMA, yang pada akhirnya akan meningkatkan kapasitas LKMA untuk pengelolaan bidang Administrasi, Simpan pinjam dan Manegerial LKMA. Dengan semakin meningkat dan berkembangnya LKMA maka petani akan lebih mudah dalam memperoleh permodalan untuk usaha tani mereka. 10. Sasaran Strategis 10 (Berkembangnya Sarana dan Prasarana Lahan, Air dan Alsintan) sebagai berikut : Indikator kinerja pada sasaran strategis ini adalah Tabel. 3.2.2.10.1 Hasil Pengukuran Capaian Target Indikator Kinerja, Tujuan dan Sasaran Strategis 10 No Sasaran Strategis Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi % 1 Berkembang nya sarana dan prasarana j Total Luas Lahan Sawah Ha 229.669 230.232 100,25 65

lahan, air, dan alsintan k Peningkatan jumlah kelompok tani yang menggunakan pupuk organik (kelompok) kelompok 1215 1215 80,49 l Persentase penambahan areal hortikultura/ buahbuahan (%) % 2,21 1,10 49,77 m Persentase jumlah kelompok tani yang menggunakan alsintan (%) % 80 92,69 115,86 Penentuan target indikator inerja yang mendukung sasaran strategis ini adalah sebagai berikut : a. Total luas lahan sawah, penentuan target berdasarkan data tahun sebelumnya ditambah dengan perkiraan penambahan cetak sawah b. Peningkatan jumlah kelompok tani yang menggunakan pupuk organik (kelompok), target ditetapkan berdasarkan data jumlah petani yang termasuk dalam daftar CP/CL yang telah dilakukan pada tahun yang bersangkutan c. Persentase penambahan areal hortikultura/ buah-buahan (%), target ditetapkan dengan berdasarkan perkembangan data pada tahun sebelumnya dan pertimbangan anggaran d. Persentase jumlah kelompok tani yang menggunakan alsintan (%). target ditentukan sesuai rencana pada Renstra dan pertimbangan anggaran Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada sasaran strategis ini didukung oleh empat indicator sasaran yang merupakan unsure-unsur yang penting dalam hal berkembangnya sarana dan prasarana lahan, air dan alsintan. Realisasi indicator kinerja ini pada tahun 2015 adalah sangat baik. 66

Tabel 3.2.2.10.2 Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 10 Tahun 2011-2015 No Uraian 1 Penambahan Luas Lahan Sawah (Ha/Th) Realisasi Tahun Capaian Kinerja Capaian Kinerja (%) 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 294 230 58,8 Perbaikan menjadi Total luas lahan sawah 2 Peningkatan Jumlah Kelompok Tani yang mengutamakan pupuk organik (kelompok) 230.232 100,24 - - - 1215 1215 100 100,00 3 Perluasan areal 262. 416. 316. 281.00 150.000 100 100 100 93,67 49,77 hortikultura/buah- 500 500 300 0 buahan 4 Persentase jumlah kelompok tani yang menggunakan alsintan (%) 50 65 70 75,77 92,69 100 100 100 101,03 115,86 Grafik Penambahan Luas lahan sawah (ha/th) 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 2011 2012 2013 2014 (ha/th) 1050 3200 4200 4494 Pada tahun 2011-2014 indikator sasaran ini adalah penambahan luas lahan sawah. Setelah mengalami revisi dan penyempurnaan pada tahun 2015 indikator tersebut berubah 67

mejadi total luas lahan sawah. Berdasarkan data yang ada jika dibandingkan dengan tahun 2014 luas lahan sawah meningkat 563 ha atau 100,25%. Penambahan luas sawah ini dengan pemanfaatan lahan sawah yang baru dicetak pada tahun 2014, namun tidak segera diolah. Tapi dengan pembinaan petani secara intensif dan difasilitasi dengan bantuan sarana produksi pertanian di tahun 2015 ini, sehingga petani dengan segera mengusahakan lahan sawah tersebut secara berkelanjutan. Indicator kinerja peningkatan jumlah kelompok tani yang menggunakan pupuk organik merupakan hasil revisi dari sasaran strategis tahun 2014. Dan pada tahun sebelumnya tidak dilakukan pendataan. Perkembangan data mulai dari tahun 2014 s/d 2015 adalah sebagai berikut: Grafik Peningkatan jumlah kelompok tani yang menggunakan pupuk organik (klp) 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 2014 2015 klp 1215 1215 Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa terdapat penurunan kelompok tani yang menggunakan pupuk organik. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya anggaran untuk memfasilitasi petani dalam penyediaan pupuk organik. 68

Grafik Perluasan areal hortikultura/buah-buahan (pohon/th) 450000 400000 350000 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0 2011 2012 2013 2014 2015 (Pohon/th) 262500 416500 316300 281000 150000 Pencapaian target indikator kinerja untuk perluasan areal hortikultura/ buah-buahan belum mencapai target yang diharapkan, hal ini dikarenakan terbatasnya anggaran untuk pengadaan bibit buah-buahan. Sehingga penambahan luas areal juga sedikit Grafik persentase Kelompok tani yang menggunakan alsintan (%) 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 2011 2012 2013 2014 2015 (%) 50 65 70 75,77 92,69 Penggunaan Alsintan yang memenuhi standar baik alsintan prapanen maupun alsintan pasca panen, merupakan salah satu teknologi untuk meningkatkan efisiensi produksi. Pada tahun 2015 69