DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RI KE MANILA, PHILIPINA AGUSTUS 2014

dokumen-dokumen yang mirip
KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOTULEN RAPAT PLENO Ke-2 BADAN KERJA SAMA PARLEMEN MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL

Keterangan Pers Presiden RI pada Acara Kunjungan Kenegaraan Presiden Amerika Serikat, Selasa, 09 November 2010

TERM OF REFERENCE KUNJUNGAN DELEGASI GRUP KERJA SAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN JERMAN KE-JERMAN MEI 2012

PIDATO KETUA DPR RI PADA RAPAT PARIPURNA DPR RI PEMBUKAAN MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG SENIN, 16 NOVEMBER 2015

LAPORAN KUNJUNGAN GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN THAILAND KE THAILAND 9 12 FEBRUARI 2016

Indonesia dan Belanda Perkuat Kerja Sama di Bidang Perdagangan dan Pembangunan Infrastruktur Rabu, 23 November 2016

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Penyelenggaraan Ibadah Haji, 13 Juli 2010 Selasa, 13 Juli 2010

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tahun Sidang : Masa Persidangan : III Rapat ke :

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RI KE NEGARA AUSTRIA TANGGAL NOVEMBER 2011

COURTESY CALL KEPADA H.E. MR.ZANDAAKHUU ENKHBOLD, CHAIRMAN OF THE STATE GREAT HURAL OF MONGOLIA.

BENTUK KERJA SAMA ASEAN

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

Keterangan Pers Presiden RI Terkait Surat Balasan PM. Australia, 26 Nov 2013, di Kantor Presiden Selasa, 26 November 2013

PROFIL DPRD KABUPATEN SUMENEP PERIODE Disusun oleh: Bagian Humas & Publikasi Sekretariat DPRD Sumenep

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pemaparan-pemaparan pada bab-bab sebelumnya, penulis. dengan ini menarik kesimpulan sebagai sebagai berikut :

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT NEGARA TAHUN 2008

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 08/DPR RI/II/ TENTANG

Rabu, 24 September 2014

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED)

Pengantar Presiden RI pada Rapat Koordinasi Bid. Pertahanan, Jakarta, 9 Agustus 2012 Kamis, 09 Agustus 2012

Tahun Sidang : Masa Persidangan : IV Rapat ke :

MEMORANDUM ANTARA KEMENTERIAN PERTAHANAN JEPANG DAN KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KERJA SAMA DAN PERTUKARAN DI BIDANG PERTAHANAN

Susunan keanggotaan tim Kunjungan Kerja Spesifik Panitia Kerja Penerimaan Komisi XI DPR RI ke Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut:

SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA KUNJUNGAN KENEGARAAN PRESIDEN REP. KOREA. 6 MARET 2009 Jumat, 06 Maret 2009

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

Assalamu alaikum Wr. Wb Selamat Malam dan Salam sejahtera bagi kita semua

Press Release Kunjungan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral DPR RI-Parlemen Rumania ke Rumania 27 November - 3 Desember 2017

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI

LAPORAN DELEGASI GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN ARGENTINA KE ARGENTINA AGUSTUS 2016

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

HUBUNGAN INDONESIA -- TIONGKOK BERKEMBANG PESAT...

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

1. KBRI-Kuala Lumpur tidak optimal dalam menjalankan fungsi dan misi diplomatik dalam situasi perundingan/negosiasi terkait penyelesaian kasus

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. keamanan dan ketentraman manusia dalam suatu negara. Pada tanggal 24

BAB III DAMPAK HUMAN TRAFFICKING TERHADAP ASEAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI

KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI

RAKYAT REPUBLIK INDONESI

Memasuki 50 Tahun Hubungan Diplomatik, Indonesia-Singapura Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Senin, 14 November 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

Para Kepala Kepolisian, Ketua Delegasi, Para Kepala National Central Bureau (NCB),

BITUNG (24/2/2015)

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Menakar Arah Kebijakan Pemerintah RI Dalam Melindungi Hak Asasi WNI di Luar Negeri

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANCAMAN RUU PEMDA KEPADA DEMOKRATISASI LOKAL DAN DESENTRALISASI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

KETUA RAPAT (H. SOETARDJO SOERJOGOERITNO, B.Sc.): Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

BAB II POLITIK LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA DI ASIA TENGGARA

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pertemuan Forum KPU Se-ASEAN, Jakarta, 3 Oktober 2011 Senin, 03 Oktober 2011

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

UNDANG-UNDANG KEINSINYURAN: Harapan Baru Tingkatkan Profesionalisme Insinyur Oleh: Wiwin Sri Rahyani*

A. Latar Belakang Masalah

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Rusunawa Kabil, Batam, 27 April 2012 Jumat, 27 April 2012

ARAH KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2011

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL

PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI REGIONAL

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI SUMATERA BARAT MASA PERSIDANGAN I TAHUN

LAPORAN TIM PENINJAUAN KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI JAWATIMUR MEI 2013

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

Pernyataan Pers Bersama, Presiden RI dan Presiden Federasi Rusia, Rusia, 18 Mei 2016 Rabu, 18 Mei 2016

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 02B/DPR RI/II/ TENTANG

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAHAN RAPAT KERJA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI RI, MENTERI DALAM NEGERI RI DAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI DENGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Keterangan Pers Presiden RI pada acara Indonesia-Australia Annual Leaders Meeting, Bogor,5 Juli 2013 Jumat, 05 Juli 2013

ORASI KETUA DPR-RI PADA ACARA FORUM RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TAHUN 2009

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 41B/DPR RI/I/ TENTANG

BAB V KESIMPULAN. penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RI KE MANILA, PHILIPINA 11 13 AGUSTUS 2014 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2014

I. PENDAHULUAN Hubungan diplomatik Indonesia-Filipina telah terjalin sejak 24 November 1949. Sejak dibukanya hubungan diplomatik, kerjasama RI-Filipina berkembang di berbagai bidang, baik politikkeamanan, dan pertahanan, ekonomi dan perdagangan, serta sosial-budaya dan pendidikan. Hubungan kedua Negara telah berjalan dengan sangat baik, akrab dan bersahabat, baik pada tingkat bilateral, regional maupun internasional. Hubungan baik ini juga tercermin dari kegiatan saling menguntungkan di antara kedua negara disemangati oleh prinsip-prinsip saling percaya menghormati. Kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Philipina dilakukan dalam rangka menjalankan tugas konstitusional untuk melakukan pengawasan terhadap lembaga eksekutif dalam pelaksanaan politik luar negeri mencakup diplomasi,pertahanan, dan keamanan, serta informasi dan intelijen. Kunjungan ini juga merupakan bentuk implementasi dari pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang DPR RI khususnya dalam rangka pengawasan terhadap mitra kerja Komisi I DPR RI di luar negeri, yaitu KBRI Manila. Selain itu, dalam kunjungan tersebut, juga dilakukan pertemuan dengan Anti Terrorism Council (ATC) Philipina. Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke Manila dilaksanakan dari tanggal 11-13 Agustus 2014, terdiri dari 8 (delapan) orang Anggota Komisi I DPR RI dan didampingi oleh 2 (dua) orang Sekretariat Komisi I DPR-RI. Berikut adalah susunan nama-nama tim kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Manila : NO NAMA FRAKSI KETERANGAN 1. Ramadhan Pohan, M.IS F-D Ketua Delegasi 2. Mirwan Amir F-PD Anggota Tim 3. H. Hayono Isman F-PD Anggota Tim 4. H. Zaenuddin F-PD Anggota Tim 5. Ir. Neil Iskandar Daulay F-PG Anggota Tim 6. Drs. Helmy Fauzy F-PDIP Anggota Tim 7. Dr. Muhammad Hidayat Nur Wahid F-PKS Anggota Tim 8. H. Abdul Hamid Wahid F-PKB Anggota Tim 9. Jaka Adiwiguna Sekretariat Komis I DPR RI 10. Sugeng Riyadi Sekretariat Komis I DPR RI II. HASIL KUNJUNGAN 1. Tugas Pengawasan Mitra Kerja Ada beberapa hal yang mengemuka dalam rangka pengawasan Komisi I DPR RI terhadap KBRI Manila, antara lain : undocumented citizen, penjualan alutsista, peningkatan perdagangan dan pariwisata, serta isu perdamaian dan keamanan di Philipina Selatan serta terorisme dan juga anggaran. Dalam pertemuan Komisi I DPR RI dengan Duta Besar RI disampaikan perkembangan kerjasama dengan Palau, termasuk komitmen pemberian bantuan Pemerintah RI sebesar USD 1 2

juta kepada Palau dalam rangka mendukung pelaksanaan 45 th Pacific Island Forum (PIF), juga pentingnya mendorong kerjasama dengan Kepulauan Marshall dalam rangka mengamankan kepentingan politis Indonesia terkait isu Papua. Beberapa hal yang disampaikan dalam pertemuan tesebut antara lain : a. Bantuan Pemerintah Indonesia sejumlah 1 juta USD kepada Pemerintah Palau untuk penyelenggaraan 45 th Pacific Island Forum (PIF) Pemberian dana bantuan Pemerintah RI hingga kini belum dapat direalisasikan karena proses internal di Pusat dan perlunya persetujuan dari DPR RI atas penggunaan dana anggaran. Dalam kaitan tersebut, Komisi I DPR RI menyampaikan persetujuannya atas pemberian dana bantuan tersebut dan mengharapkan agar proses administrasi dan masalah procedural dapat diselesaikan sehingga dana bantuan Pemerintah RI dapat segera disampaikan kepada Pemerintah Palau. b. Dampak pemotongan anggaran sebesar 16% di Tahun 2014 Terkait pemotongan anggaran, realisasi pemotongan anggaran Tahun 2014 untuk KBRI Manila adalah sebesar 4,3%. Dengan DIPA Tahun Anggaran 2014 untuk KBRI Manila sebesar Rp. 39.914.975.000, tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi KBRI Manila. Adapun yang terkena dampak pemotongan anggaran adalah renovasi Wisma Duta Besar yang saat ini sedang berlangsung. Anggota Komisi I DPR RI mendorong agar perwakilan RI dapat mengusulkan penambahan anggaran apabila memang dinilai perlu dan menekankan agar pemotongan anggaran tidak berdampak pada kebutuhan operasional dan pelaksanaan tugas perwakilan. c. Negara rangkapan KBRI Manila Duta Besar RI mengusulkan apabila dimungkinkan Kepulauan Mikronesia dapat menjadi negara rangkapan KBRI Manila. Hal ini diusulkan dengan mempertimbangkan faktor efisiensi perwakilan, mengingat KBRI Manila juga merangkap Palau dan Kepulauan Marshall yang berada dalam satu jalur dengan Kepulauan Mikronesia. Terkait hal tersebut, Komisi I DPR RI mendukung usulan rangkapan dengan pertimbangan lokasi geografis yang lebih dekat dengan Philipina daripada Jepang (saat ini dirangkap oleh KBRI Tokyo). Selain itu, dalam kaitan perlindungan WNI, jika terdapat ABK bermasalah di Pohnpei,Mikronesia, lebih mudah ditangani dari Manila daripada Tokyo. Hal ini juga diperkuat adanya sejumlah kedutaan besar negara di Manila yang merangkap Palau, Marshall Islands serta Mikronesia. d. Peningkatan Konektivitas Komisi I DPR RI mendukung peningkatan konektivitas antara Indonesia dan Philipina dalam upaya peningkatan perdagangan dan pariwisata, salah satunya melalui pembukaan jalur penerbangan langsung (direct flight) dari Jakarta Manila, ataupun Denpasar-Makassar- Manado-Davao City-Cebu, oleh Garuda Indonesia atau maskapai penerbangan lainnya di Indonesia. Selain akan menguntungkan hubungan kerjasama Indonesia-Philipina, peningkatan konektifitas antar kedua negara juga penting dilakukan dalam menyongsong ASEAN Economic Community 2015. 3

e. Undocumented Citizen Permasalahan undocumented citizen di Davao pernah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia melalui Allien Certifikat Registration, namun kebijakan tersebut tidak menyelesaikan masalah. KJRI membantu permasalahan tersebut melalui program CSR dalam rangka meningkatkan taraf hidup mereka, dan program UKM. 2. Pertemuan dengan Anti-Terrorism Council (ATC) Philipina Pada tanggal 11 Agustus 2014, Komisi I DPR RI melakukan pertemuan dengan Anti-Terrorism Council (ATC) di Philipina, yang dipimpin oleh Acting Executive Director, Oscar F. Valenzuela. Pertemuan tersebut bertujuan untuk mendapatkan pemahaman atas penanganan terorisme di Philipina dan langkah Philipina dalam menangani tindak terorisme ke depan. Beberapa isu yang mengemuka dalam pertemuan Komisi I DPR RI dengan ATC yakni : a. Adanya kesamaan mengenai permasalahan terorisme di Indonesia dan Philipina. Wilayah yang potensial dengan gangguan terorisme di Philipina adalah wilayah Mindanao, khususnya di Basilan, Sulu, dan Tawi-Twai, dimana wilayah tersebut dekat dengan Sabah dan Indonesia. Kelompok yang dinyatakan sebagai teroris di Philipina Selatan tidak hanya berasal dari Abu Sayyaf (ASG), tetapi juga New People s Army (NPA). NPA adalah kelompok militer dari kelompok komunis di Philipina, Communist Party of the Philipina (CPP) b. Kerjasama antara Indonesia dan Philipina melalui Border Crossing Agreement sangat bermanfaat dalam memperkuat kerjasama kedua negara dalam menjaga wilayah perbatasan dari gangguan keamanan, termasuk terorisme. c. Prioritas kerja ATC di tahun 2014 ini adalah target hardening, intel fusion, law enforcement, crisis management, dan countering violent extremism. Pemerintah Philipina juga melakukan program deradicalization dan counter deradicalization, melalui engagement dengan masyarakat. Pemerintah Philipina juga memberikan pemahanan kepada masyarakat luas bahwa agama tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan tindakan terorisme. d. Philipina mengapresiasi kepemimpinan dan keberhasilan Indonesia dalam menangani kasus terorisme yang berbukti dengan tertangkapnya pelaku-pelaku kunci tindak terorisme. e. Isu keadilan, khususnya social justice adalah isu penting dalam menekan masalah ancaman keamanan di suatu negara. Pemberantasan kemiskinan, melalui pembangunan, pendidikan, dan kehadiran nyata dari Pemerintah sangat krusial dalam memerangi terorisme. Selanjutnya disampaikan oleh Mr. Valenzuela bahwa culture of gun di wilayah Mindanao masih sangat kuat. Pemerintah Philipina saat ini berupaya untuk mengatasi masalah ini. f. Philipina memandang bahwa pemerintah Indonesia telah berhasil dengan sangat baik dalam penyelesaian masalah insurjensi di Aceh. Philipina mengharapkan agar penyelesaian damai di Mindanao juga dapat dilakukan seperti di Aceh. Dalam kaitan ini, perlu adanya lessons learned yang dapat diperoleh dari Indonesia. 4

IV. PENUTUP Demikian laporan kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke Philipina ini disampaikan. Semoga informasi dan hasil temuan tersebut dapat menjadi masukan bermanfaat bagi Komisi I DPR RI, khususnya dalam rapat kerja dengan Kementerian Luar Negeri. Ketua Delegasi Komisi I DPR RI Ramadhan Pohan, M.IS A-520 5