MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kambing Peranakan Etawah yang Diamati Kondisi Gigi. Jantan Betina Jantan Betina

MATERI DAN METODE. ) diukur dari lateral tuber humerus (tonjolan depan) sampai tuber ischii dengan menggunakan tongkat ukur dalam satuan cm.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penetapan Lokasi Penentuan Umur Domba

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kuda yang Diamati Berdasarkan Lokasi dan Jenis Kelamin

Lampiran 1. Perhitungan Manual Uji T 2 Hotelling Berbagai Ukuran Tubuh pada Kuda Delman Jantan Manado vs Tomohon. Rumus: T 2 = X X S X X

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Ayam Kampung Jantan (a) dan Ayam Kampung Betina (b) dari Daerah Ciamis

III. MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013 di Kecamatan. Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat (Lampiran 1).

METODE. Materi. Tabel 2. Distribusi Ayam Kampung yang Digunakan

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan yang digunakan adalah kuda yang sudah dewasa kelamin

METODOLOGI PENELITIAN. selama 2 bulan, yakni mulai dari Bulan Mei sampai dengan Bulan Juli 2013.

MATERI DAN METODE. Tabel 1. Jumlah Kuda Delman Lokal Berdasarkan Lokasi Pengamatan. Kuda Jantan Lokal (ekor) Minahasa

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian

MATERI DAN METODE. Jenis Kelamin Ciamis Tegal Blitar 45 ekor 20 ekor 38 ekor 56 ekor 89 ekor 80 ekor

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, pada bulan Mei-Juli 2013 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan febuari 2013, yang berlokasi

BAB III MATERI DAN METODE. Kambing PE CV. Indonesia Multi Indah Farm Desa Sukoharjo Kecamatan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE sampai 5 Januari Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, meliputi

VARIABEL PEMBEDA UKURAN TUBUH KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) BETINA DI TIGA PETERNAKAN BERBEDA NOVITA SAPRIKA THAMREN

PENGGOLONGAN MORFOMETRIK DOMBA GARUT, DOMBA EKOR GEMUK DAN DOMBA EKOR TIPIS MELALUI ANALISIS DISKRIMINAN FISHER, WALD-ANDERSON DAN JARAK MAHALANOBIS

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: mengukur diameter lingkar dada domba

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sapi perah FH laktasi dengan total 100 ekor yaitu

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengevaluasi performa dan produktivitas ternak. Ukuran-ukuran tubuh

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berumur 4 7 tahun sebanyak 33 ekor dari populasi yang mengikuti perlombaan

SKRIPSI RIRI SELVIA N

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April-Mei 2015 di Kecamatan

PENDUGAAN BOBOT BADAN SAPI BALI DAN SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) JANTAN BERDASARKAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA (ARKU) SKRIPSI SIDDIQ PERNOMO

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis pada Kelompok Umur I 0.

MATERI DAN METODE. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi Bali betina umur

Relationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango.

METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pendidikan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J) mulai bulan Juli hingga November 2009.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerbau lokal betina

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Garut

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Domba yang digunakan untuk penelitian adalah Domba Garut jantan

SNI 7325:2008. Standar Nasional Indonesia. Bibit kambing peranakan Ettawa (PE)

Evaluasi Indeks Kumulatif Salako Pada Domba Lokal Betina Dewasa Di Desa Neglasari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah Coturnix coturnix Japonica

MATERI DAN METODE. Harpiocephalus harpia Serangga Rhinolophus keyensis Serangga Hipposideros cervinus Serangga

UKURAN DAN BENTUK TUBUH SERTA PENDUGAAN BOBOT BADAN DOMBA GARUT, DOMBA EKOR TIPIS DAN DOMBA EKOR GEMUK SKRIPSI BETARI UMI TIRTOSIWI

KARAKTERISTIK UKURAN DAN BENTUK TUBUH DOMBA EKOR TIPIS MELALUI ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA DI UP3J, PETERNAKAN TAWAKAL DAN MITRA TANI

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berumur 4-7 tahun sebanyak 33 ekor yang mengikuti perlombaan pacuan kuda

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE. Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan ialah : 1. Kambing Kacang di desa Paya Bakung, desa Hamparan Perak dan desa

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot

III. METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Hasil Analisis Ukuran Tubuh Domba. Ukuran Tubuh Minimal Maksimal Rata-rata Standar Koefisien

BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sebanyak 25 ekor, yang terdiri dari 5 ekor jantan dan 20 ekor betina dan berumur

L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1

MATERI DAN METODE PENELITIAN

PERFORMA TURUNAN DOMBA EKOR GEMUK PALU PRASAPIH DALAM UPAYA KONSERVASI PLASMA NUTFAH SULAWESI TENGAH. Yohan Rusiyantono, Awaludin dan Rusdin ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

KARAKTERISTIK MORFOLOGI UKURAN TUBUH KERBAU MURRAH DAN KERBAU RAWA DI BPTU SIBORONGBORONG

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuda delman sebanyak

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Lokal Indonesia Domba Ekor Tipis

I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Keadaan ini disebabkan oleh

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah transaksi domba antara pengepul atau pembeli

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak percobaan dalam penelitian ini adalah sapi perah bangsa Fries

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan setiap pukul WIB,

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli

SKRIPSI ANGELINA VANDA ARDHIYANI

PENAKSIRAN BOBOT BADAN BERDASARKAN LINGKAR DADA DAN PANJANG BADAN DOMBA DONGGALA

UKURAN DAN BENTUK TUBUH KAMBING PERAH PERANAKAN ETAWAH DI PETERNAKAN DOA ANAK YATIM FARM DAN CORDERO FARM SKRIPSI R.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi

Bibit kerbau Bagian 3 : Sumbawa

HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI. Oleh : ARDY AGA PRATAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING IDENTIFIKASI UMUR DAN PERFORMANS TUBUH (DOMBA)

KARAKTERISTIK DOMBA LOKAL PALU BERDASARKAN KERAGAMAN MORFOMETRIK

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBOS JANTAN. (Correlation of Body Measurements and Body Weight of Male Dombos)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 tentang Ornagisasi dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. olahraga polo. Tinggi kuda polo berkisar antara 142 sampai dengan 159 cm

Bibit sapi potong - Bagian 3 : Aceh

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH SAPI PESISIR, SAPI BALI DAN SAPI PERANAKAN ONGOLE JANTAN SKRIPSI ARIF PRASETIA

Penyimpangan Bobot Badan Kuda Lokal Sumba menggunakan Rumus Lambourne terhadap Bobot Badan Aktual

METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

Bibit domba Garut SNI 7532:2009

KAJIAN KEPUSTAKAAN. (Integrated Taxonomic Information System) adalah sebagai berikut :

Pada kondisi padang penggembalaan yang baik, kenaikan berat badan domba bisa mencapai antara 0,9-1,3 kg seminggu per ekor. Padang penggembalaan yang

TINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Domba Ekor Tipis

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tabel.1 Data Populasi Kerbau Nasional dan Provinsi Jawa Barat Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2008

IDENTIFIKASI MODEL KURVA PERTUMBUHAN BERDASARKAN UKURAN- UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL UMUR 1 6 BULAN

KARAKTERISASI MORFOMETRIK DAN ANALISIS FILOGENI PADA ENAM SUB POPULASI KAMBING LOKAL INDONESIA

Transkripsi:

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Pebruari 2011. Penelitian dilakukan di dua peternakan domba yaitu CV. Mitra Tani Farm yang berlokasi di Jalan Baru No. 39 RT 4 RW 5 Tegal Waru Ciampea Bogor dan Tawakkal Farm yang berlokasi di Jalan Raya Sukabumi No 32. Desa Cimande Hilir Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Materi Ternak domba yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas domba Garut, domba Ekor Gemuk dan domba Ekor Tipis. Domba yang digunakan adalah domba yang telah dewasa tubuh (berumur 1-2 tahun) atau minimal sepasang gigi seri telah berganti dengan gigi seri tetap (I 0 telah berganti dengan I 1 ). Adapun rincian jumlah ternak yang digunakan dapat dilihat selengkapnya pada tabel 1. Tabel 1. Jumlah Ternak Domba yang Digunakan pada Penelitian Jenis Domba Jantan ( ) Betina ( ) Garut 32 ekor 33 ekor Ekor Gemuk 10 ekor 22 ekor Ekor Tipis 33 ekor 33 ekor Total 75 ekor 88 ekor Domba Garut jantan dan betina, domba Ekor Gemuk jantan dan betina serta domba Ekor Tipis betina yang diukur berasal dari CV. Mitra Tani Farm sedangkan domba Ekor Tipis jantan yang diukur berasal dari Tawakkal Farm. Gambar 8, 9 dan 10 menyajikan jantan dan betina domba Garut, domba Ekor Gemuk dan domba Ekor Tipis yang digunakan dalam penelitian. Peralatan yang digunakan adalah sepatu boot, warepack, alat tulis, kamera digital, lembar data, kalkulator dan komputer. Peralatan pengukuran terdiri atas tongkat ukur, kaliper dan pita ukur. Pewarna (cat) digunakan untuk memberi tanda pada domba yang telah diukur. Gambar 11 menyajikan peralatan pengukuran yang digunakan dalam penelitian. 15

( ) ( ) Gambar 8. Domba Garut pada Penelitian ( = Jantan; = Betina ) ( ) ( ) Gambar 9. Domba Ekor Gemuk pada Penelitian ( = Jantan; = Betina ) ( ) ( ) Gambar 10. Domba Ekor Tipis pada Penelitian ( = Jantan; = Betina ) 16

a b c Gambar 11. Peralatan Pengukuran Variabel-Variabel Tubuh Domba (a = Tongkat Ukur; b= Kaliper; c = Pita Ukur) Prosedur Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dengan cara melakukan pengukuran langsung terhadap variabel-variabel ukuran tubuh domba yang diamati. Seluruh data yang diperoleh diklasifikasikan berdasarkan jenis ternak (kelompok) dan jenis kelamin. Pemasokan data ke dalam software statistik komputer dilakukan berdasarkan klasifikasi tersebut. Pengolahan data dilakukan kemudian. Pengolahan data dibantu dengan perangkat lunak statistik Minitab 15.1.20.0. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel dan gambar; yang kemudian disajikan dalam bentuk tulisan hasil dan pembahasan. Pengukuran Data yang dikumpulkan, diperoleh dengan cara mengukur domba pada bagian-bagian linear tubuh menurut metode yang dibakukan pada ternak sapi yaitu Wagyu Cattle Registry Association, Jepang pada tahun 1979; seperti yang disarankan Amano et al. (1981). Variabel yang diamati sebanyak sepuluh variabel yang terdiri atas tinggi pundak (X 1 ), tinggi pinggul (X 2 ), panjang badan (X 3 ), lebar dada (X 4 ), dalam dada (X 5 ), lebar pinggul (X 6 ), lebar kelangkang (X 7 ), panjang kelangkang (X 8 ), lingkar dada (X 9 ) dan lingkar kanon (X 10 ). Gambar 12 menyajikan bagianbagian tubuh domba yang diukur pada penelitian. Metode pengukuran dari masingmasing variabel tersebut disajikan berikut ini. 1. Tinggi pundak (X 1 ) adalah jarak tertinggi pundak sampai permukaan tanah; pengukuran menggunakan tongkat ukur (cm). 2. Tinggi pinggul (X 2 ) adalah jarak tertinggi pinggul sampai permukaan tanah; pengukuran menggunakan tongkat ukur (cm). 17

3. Panjang badan (X 3 ) adalah jarak garis lurus dari tepi tulang processus spinosus sampai os ischium; pengukuran menggunakan tongkat ukur (cm). 4. Lebar dada (X 4 ) adalah jarak antara penonjolan sendi bahu (os scapula) kanan dan kiri; pengukuran menggunakan kaliper (cm). 5. Dalam dada (X 5 ) adalah jarak antara titik tertinggi pundak dan tulang dada; pengukuran menggunakan tongkat ukur (cm). 6. Lebar pinggul (X 6 ) adalah jarak antara sendi pinggul kanan dan kiri; pengukuran menggunakan kaliper (cm). 7. Lebar kelangkang (X 7 ) adalah jarak antara sisi luar sudut pangkal paha kanan dan kiri; pengukuran menggunakan kaliper (cm). 8. Panjang kelangkang (X 8 ) adalah jarak antara muka pangkal paha sampai ke benjolan tulang tapis; pengukuran menggunakan pita ukur (cm). 9. Lingkar dada (X 9 ) diukur melingkar rongga dada di belakang sendi bahu; pengukuran menggunakan pita ukur (cm). 10. Lingkar kanon (X 10 ) diukur melingkar di tengah-tengah tulang pipa kaki depan sebelah kiri; pengukuran menggunakan pita ukur (cm). Gambar 12. Pengukuran Bagian-Bagian Tubuh Domba 18

Statistik Deskriptif Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis deskriptif yang meliputi rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman. Rumus rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman menggunakan rumus yang disarankan Walpole (1993). Rumus rataan sebagai berikut: X Xi N = rata-rata = ukuran ke-i dari peubah ke x X = i=1 N X i N = X 1 + X 2 + X 3 + + X 4 N = jumlah sampel yang diambil dari populasi domba Rumus perhitungan simpangan baku sebagai berikut: S = n i=1 (X i X) 2 n 1 s X Xi n KK s X = simpangan baku = rata-rata = ukuran ke-i dari peubah x = jumlah sampel yang diambil dari populasi domba Rumus perhitungan koefisien keragaman sebagai berikut: = koefisien keragaman = simpangan baku = rata-rata Statistik T 2 -Hotelling KK = s X x 100 % Data setelah dianalisis deskriptif, kemudian diolah dengan menggunakan statistik T 2 -Hotelling (Gaspersz, 1992) sebagai berikut: T 2 = n 1 n 2 n 1+ n 2 X 1 X 2 S G 1 X 1 X 2 19

selanjutnya besaran: F = n 1 +n 2 p 1 n 1 + n 2 2 p T2 Akan berdistribusi dengan derajat bebas V 1 = p V 2 = n 1 + n 2 p 1 T 2 F = hasil uji statistik T 2 -Hotelling = nilai hitung untuk T 2 -Hotelling n 1 = ukuran contoh dari kelompok 1 n 2 = ukuran contoh dari kelompok 2 P S G 1 = banyaknya peubah yang digunakan = invers dari matriks kovarian (SG) X 1 = vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok 1 X 2 = vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok 2 Hipotesis dalam pengujian tersebut adalah sebagai berikut: H 0 : U 1 = U 2 : berarti bahwa vektor nilai rataan dari kelompok pertama sama dengan kelompok kedua H 1 : U 1 U 2 : berarti bahwa kedua vektor nilai rataan berbeda dari keseluruhan kelompok domba Uji diskriminan Fisher akan dilakukan setelah uji statistik T 2 -Hotelling. Uji tersebut dilakukan untuk memperoleh persamaan diskriminan Fisher yang mencakup variabel-variabel pembeda diantara dua kelompok jenis domba yang diamati. Analisis Fungsi Diskriminan Fisher Gaspersz (1992) merumuskan fungsi diskriminan linier Fisher sebagai berikut: Y = a X = X 1 X 2 S 1 G X = a 1 x 1 + a 2 x 2 + a 3 x 3 +. + a n x n a = vektor koefisien pembobot fungsi diskriminan X = vektor variabel acak yang diidentifikasi dalam model fungsi diskriminan X 1 X 2 = vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok pertama = vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok kedua 20

S G 1 = invers dari matriks kovarian (SG) a n x n = vektor koefisien pembobot fungsi diskriminan ke-n = vektor variabel acak yang diidentifikasi dalam model fungsi diskriminan ke-n Pengujian selang kepercayaan serempak digunakan untuk menerangkan kontribusi variabel-variabel yang diukur sebagai variabel pembeda dalam fungsi diskriminan yang dibentuk. Bila selang kepercayaan yang mengandung nilai nol maka kedua rataan kelompok untuk variabel tersebut dianggap tidak berbeda pada taraf 95%, sehingga dapat dikeluarkan dari fungsi diskriminan. Pengujian selang kepercayaan menurut Gaspersz (1992) adalah sebagai berikut: c' X 1 - X 2 ± c' S G c n 1 + n 2 2 T p,n n 1 n 1 +n 2-2 2 c = vektor nilai yang mengikuti perbandingan variabel Xi c = invers dari vektor nilai yang mengikuti perbandingan variabel Xi S G = matriks peragam gabungan X 1 = vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok 1 X 2 = vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok 2 T 2 = nilai T 2 -Hotteling dari tabel Hotteling dengan taraf nyata α n 1 = ukuran contoh pada kelompok 1 n 2 = ukuran contoh pada kelompok 2 Keeratan hubungan antara variabel pembeda dan fungsi diskriminan yang dibentuk pada setiap dua kelompok domba yang diamati dilakukan berdasarkan analisis korelasi menurut Gaspersz (1992) sebagai berikut: R Y,Xi = d i / S ii D 2 R, Y,Xi = korelasi antara fungsi diskriminan dengan variabel Xi dalam model di = selisih antara rataan variabel Xi diantara kedua kelompok domba Sii = ragam dari variabel Xi diperoleh dengan matriks S G D 2 = nilai statistik jarak genetik Mahalanobis yang diperoleh melalui perhitungan 21

Hasil perhitungan korelasi yang paling lemah adalah hasil perhitungan yang mengandung nilai nol sehingga diputuskan variabel paling lemah dikeluarkan dari model fungsi diskriminan. Model fungsi diskriminan menjadi berubah karena ditemukan variabel yang hilang. Analisis Wald-Anderson Menurut Gaspersz (1992), penggolongan berdasarkan kriteria statistik Wald- Anderson sebagai berikut: 1 1 W = X S G X 1 X 2 1/2 X 1 + X 2 S G X 1 X 2 W = nilai uji statistik Wald-Anderson X = vektor variabel acak individu 1 S G = invers matriks gabungan X 1 = vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok 1 X 2 = vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok 2 Kriteria penggolongan berdasarkan statistik W adalah: 1. Pengalokasian x ke dalam kelompok 1 jika W > 0 2. Pengalokasian x ke dalam kelompok 2 jika W 0 Apabila hasil perhitungan W>0 maka individu pertama dari kelompok satu yang memiliki karakteristik variabel yang menghasilkan W>0 digolongkan ke dalam kelompok satu. Penggolongan Wald-Anderson menyatakan penggolongan individu yang telah dikoreksi antara dua kelompok yang diamati. Analisis Jarak Minimum D 2 -Mahalanobis Jarak ketidakserupaan morfometrik antara dua kelompok jenis domba dihitung berdasarkan Gaspersz (1992), sebagai berikut: D 2 Mahalanobis = X 1 X, 1 2 S G X 1 X 2 Keterangan : X 1 = vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok 1 X 2 = vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok 2-1 S G = invers matriks gabungan 22