Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Masnur Muslich (2010: 1) Berdasarkan Permendiknas No. 22 tahun 2006 (BNSP, 2006: 5-7), KTSP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melalui pengalaman langsung dan nyata. Model ini memberi contoh bagi guru di kelas awal SD untuk menyusun

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran dengan mata pelajaran lain dalam satu tema. Alasannya adalah

PERANGKAT PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR. Sosialisasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III. Sosialisasi KTSP

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dalam kegiatan studi

PEMBELAJARAN TEMATIK: PENYUSUNAN RPP Oleh: Suyantiningsih, M.Ed.

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III. Sosialisasi KTSP

CONTOH TES BAGI CALON SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. berkembang melalui penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (BNSP, 2006: 5).

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar merupakan jenjang terbawah dari sistem pendidikan

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SD KELAS AWAL

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) memilki peran yang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

Oleh AGUNG HASTOMO, M.Pd ANWAR SENEN, M.Pd. Sosialisasi KTSP

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Formal dalam memasuki era globalisasi ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2 Kemampuan belajar peserta didik dapat berkembang dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Mengembangkan kemampuan peserta didik dapat dilakukan

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan. (KTSP). Sesuai dengan amanat KTSP, model pembelajaran terpadu

TINJAUAN TERHADAP KURIKULUM 2013 DAN SARAN IMPLEMENTASINYA DI SATUAN PAUD KELOMPOK BERMAIN

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN. semuannya dirumuskan oleh Pemerintah. perencana tentang keberadaan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2014 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

PROSEDUR PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS AWAL SD NEGERI INKLUSI BANGUNREJO 2 KRICAK TEGALREJO YOGYAKARTA SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dari pembelajaran. penting dalam membangun kompetensi peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran memiliki peranan penting dalam dunia

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. (Peraturan Mendiknas No.23 Tahun 2006). Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang terpadu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang menjelaskan tentang pengertian dan tujuan. pendidikan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MODEL PENGEMBANGAN MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL. SD/MI/SDLB - SMP/MTs/SMPLB SMA/MA/SMALB/SMK

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen. Dalam prosesnya, siswa dituntut untuk meningkatkan kompetensinya dengan

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

Penyusunan KTSP Berbasis Kurikulum 2013 Dokumen 1 BIMBINGAN TEKNIS PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI KEPALA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik kelas rendah di Sekolah Dasar merupakan rentang usia yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

EVALUASI PEMBELAJARAN. Sosialisasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan ialah kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian,

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS REAL OBJECT DI SEKOLAH DASAR

Apakah Kurikulum itu?

BAB I PENDAHULUAN. berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang cerdas dan berkarakter dalam mengembangkan potensinya.

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar merupakan fondasi dari semua jenjang pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GS-SD/ME-KUR-2013-PELAKSANAAN PEMBELAJARAN [2014] INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MATERI KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MULOK. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

A. PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peserta didik pada Sekolah Dasar yang duduk di kelas-kelas awal (kelas

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU (IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013)

BAB I PENDAHULUAN. disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia bahkan tidak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Sekolah Dasar (SD) yang berlaku di Indonesia saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Masnur Muslich (2010: 1) menyatakan bahwa pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Standar Isi, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Berdasarkan Permendiknas No. 22 tahun 2006 (BNSP, 2006: 5-7), KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, (2) beragam dan terpadu, (3) tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (4) relevan dengan kebutuhan kehidupan, (5) menyeluruh dan berkesinambungan, (6) belajar sepanjang hayat (long life education), (7) seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diberlakukan di SD bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan cerdas sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini hanya dapat tercapai apabila proses pembelajaran yang berlangsung mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa. Disamping itu, KTSP memberi kemudahan kepada guru dalam menyajikan pengalaman belajar bagi siswa. (http://gudangmakalah.blogspot.com/2010/10/tesis-penerapan-pendekatan.html) 1

Dalam pelaksanaan KTSP, secara umum pemerintah hanya menetapkan rambu-rambu, untuk selanjutnya instansi sekolah menjabarkan dan mengembangkan sendiri dalam pembelajarannnya. Rambu-rambu tersebut berupa Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar merupakan kurikulum hasil refleksi, pemikiran, dan pengkajian ulang dari kurikulum yang telah berlaku sebelumnya. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar diarahkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam kondisi yang penuh dengan berbagai perubahan, persaingan, ketidakpastian, dan kerumitan dalam kehidupan. Ki Hajar Dewantara (Mudyahardjo, 2010: 302) menyatakan pendidikan sebagai proses pembudayaan kodrat alam setiap individu yang kemampuankemampuan bawaan untuk mempertahankan hidup, yang tertuju pada pencapaian kemerdekaan lahir dan batin, sehingga memperoleh keselamatan dalam hidup lahiriah dan batiniah. Pendidikan sebagai proses pembudayaan kodrat alam merupakan usaha untuk memelihara dan memajukan, serta mempertinggi dan memperluas kemampuan-kemampuan kodrati untuk bertahan hidup. Proses pembudayaan tersebut bertujuan membangun kehidupan individual dan sosial. Masnur Muslich (2007: 161) menyatakan bahwa siswa yang berada di sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami 2

hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah, setiap tahun ajaran baru Sekolah Dasar di Gugus 1 Kecamatan Srandakan selalu mendapatkan siswa baru yang berbeda tingkat kemampuannya. Hal tersebut mambawa konsekuensi bagi guru. Guru harus bekerja keras untuk mengoptimalkan pembelajaran sehingga potensi siswa dapat berkembang di tengah perbedaan yang ada. Untuk mengoptimalkan pembelajaran di sekolah guru memerlukan sarana dan prasarana yang mendukung. Permasalahan yang ada di SD pada Gugus 1 Kecamatan Srandakan adalah kurangnya sarana dan prasarana pendukung pembelajaran yang tersedia di sekolah. Pada kegiatan pembelajaran sehari-hari, guru harus mengusahakan sendiri sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran tersebut. Salah satu sarana dan prasarana pendukung tersebut adalah media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam pembelajaran untuk membentu siswa dalam memahami konsep-konsep abstrak. Berdasarkan pengamatan peneliti dalam proses pembelajaran, guru cenderung menggunakan metode konvesional, sebab tidak memerlukan alat dan media pembelajaran, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku pelajaran. Pembelajaran di kelas masih didominasi guru dan tidak memberikan akses bagi peserta didik untuk berkembang secara mandiri menemukan, menguasai, mengolah, dan mengembangkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Padahal aspek tersebut sangat dibutuhkan oleh peserta didik ketika menemui masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, perlu diterapkan suatu 3

model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar dan mengaplikasinya dalam kehidupan sehari-hari Sesuai dengan amanat KTSP, model pembelajaran tematik merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan di SD terutama pada Anak Usia Kelas Awal, yaitu kelas I, II, dan III. Menurut Rusman (2010: 254), pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Masnur Muslich (2007: 165) menyatakan pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pembelajaran tematik akan membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi siswa untuk melihat dan membangun konsep-konsep yang saling berkaitan. Model pembelajaran tematik adalah solusi terbaik guna melatih anak untuk berpikir kreatif. Akan tetapi sesuatu yang baru belum tentu dapat dilakukan dengan baik. Secara umum masih sedikit guru yang menerapkan model pembelajaran tematik di kelasnya. Hal tersebut karena masih kurangnya pengetahuan tentang model pembelajaran tematik itu sendiri. Namun demikian, guru kelas III SD pada Gugus 1 Kecamatan Srandakan sudah berupaya menerapkan model pembelajaran tematik. Tentunya sesuai dengan pengetahuan tentang model pembelajaran tematik yang beliau miliki. 4

Model pembelajaran tematik menghadirkan berbagai mata pelajaran yang dikaitkan dengan suatu tema yang relevan. Dengan suasana tersebut, sejak dini anak sudah terlatih mengaitkan informasi yang satu dengan infomasi yang lain sehingga secara wajar dapat menghadapi situasi silang lingkungan, silang pengetahuan, ataupun silang perangkat dengan meyenangkan, dan sekaligus menjadikan mereka belajar aktif dan terlibat langsung dalam kehidupan nyata. Berangkat dari asumsi tersebut penulis merasa perlu mengadakan penelitian tentang implementasi pembelajaran tematik di Sekolah Dasar. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut. 1. Belum maksimalnya pembelajaran di SD pada Gugus 1 Kecamatan Srandakan. 2. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran belum bervariasi. 3. Terbatasnya sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran di SD pada Gugus 1 Kecamatan Srandakan. 4. Secara umum, guru kelas III SD di Gugus 1 Kecamatan Srandakan sudah menerapkan model pembelajaran tematik, namun belum ada penelitian yang mengungkap fakta tentang implementasi model pembelajaran tematik di kelas tersebut. 5

C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah serta kondisi dan masalah yang kompleks, maka penelitian ini dibatasi pada implementasi model pembelajaran tematik di SD khususnya di kelas III SD pada Gugus 1 Kecamatan Srandakan yang meliputi penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan pembelajaran tematik, model penilaian pembelajaran tematik, dan hambatan-hambatan dalam implementasi model pembelajaran tematik. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas III SD pada Gugus 1 Kecamatan Srandakan? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran tematik di Kelas III SD pada Gugus 1 Kecamatan Srandakan? 3. Model penilaian apakah yang digunakan dalam pembelajaran tematik di kelas III SD pada Gugus 1 Kecamatan Srandakan? 4. Apakah hambatan-hambatan yang ditemui guru dalam implementasi model pembelajaran tematik di kelas III SD pada Gugus 1 Kecamatan Srandakan? 6

E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas III SD pada Gugus 1 Kecamatan Srandakan. 2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran tematik di Kelas III SD pada Gugus 1 Kecamatan Srandakan. 3. Mendeskripsikan model penilaian yang digunakan dalam pembelajaran tematik di kelas III SD pada Gugus 1 Kecamatan Srandakan. 4. Mendeskripsikan hambatan-hambatan yang ditemui oleh guru dalam implementasi model pembelajaran tematik di kelas III SD pada Gugus 1 Kecamatan Srandakan. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini dapat memberikan kejelasan teoritis dan pemahaman yang mendalam tentang model pembalajaran tematik, sehingga dapat memperkaya model-model pembelajaran di SD dan meningkatkan pengembangannya. b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam mengadakan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam sebagai pengembang disiplin ilmu ke arah berbagai spesifikasi. 7

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru SD, menambah pengetahuan tentang implementasi model pembelajaran tematik yang sesuai dengan perkembangan peserta didik kelas awal Sekolah Dasar. b. Bagi siswa, meningkatkan minat belajar siswa di kelas. c. Bagi sekolah, mengetahui fakta tentang implementasi model pembelajaran di sekolah. Selanjutnya, hasil penelitian dapat digunakan sebagai rekomendasi kebijakan pihak sekolah berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah tersebut. G. Definisi Operasional Variabel 1. Implementasi dalam penelitian ini menunjuk kepada upaya yang dilakukan guru dalam menerapkan model pembelajaran temati di kelas, meliputi penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan pembelajaran tematik, penilaian pembelajaran tematik, dan hambatanhambatan dalam implementasi model pembelajaran tematik. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tematik merupakan proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Komponen RPP tematik adalah: (1) tema atau judul yang akan dipelajari dalam pembelajaran, (2) identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam 8

pertemuan yang dialokasikan), (3) kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan, (4) materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator, (5) strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber balajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator), (6) alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai, dan (7) penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar siswa serta tindak lanjut hasil penilaian). 3. Pelaksanaan pembelajaran tematik adalah upaya yang dengan sengaja dilakukan oleh guru dan dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar berdasrkan tema. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan menggunakan tiga tahapan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, serta memiliki karakteristik: (1) berpusat pada siswa, (2) memberikan pengalaman langsung, (3) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, (4) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, (5) bersifat fleksibel (luwes), (6) hasil belajar sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, (7) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. 4. Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang 9

proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan belajar. 5. Hambatan-hambatan dalam implementasi model pembelajaran tematik adalah faktor-faktor yang menyebabkan pelaksanaan pembelajaran tematik tidak berjalan lancar. Hambatan-hambatan tersebut meliputi hambatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, dan hambatan dalam penilaian pembelajaran tematik. 10