BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

ABSTRAK EFEK PAJANAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK TELEPON SELULER GSM DAN CDMA TERHADAP MOTILITAS DAN JUMLAH SPERMATOZOA MENCIT GALUR BALB/C

I. PENDAHULUAN. spermatozoa merupakan bagian dari sistem reproduksi yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PENGARUH PAJANAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK TELEPON SELULER TERHADAP KECEPATAN GERAK DAN JUMLAH SPERMATOZOA MENCIT GALUR BALB/C

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Angka pengguna telepon seluler (ponsel) atau handphone di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. banyak sekali radiasi. Radiasi dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan November 2012 di

I. PENDAHULUAN. Ilmu dan teknologi yang semakin berkembang, membuat banyaknya. peralatan listrik modernyang menggunakan gelombang elektromagnetik

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya penggunaan timah hitam, timbal atau plumbum (Pb) mengakibatkan 350 kasus penyakit jantung koroner, 62.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. adanya peningkatan glukosa darah di atas nilai normal (Balitbang. Kemenkes RI, 2013). Menurut International Diabetes Federation (IDF),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Radiasi matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri atas medan listrik dan medan magnet. Matahari setiap menit

Pengaruh Pajanan Gelombang Telepon Seluler terhadap Struktur Histologi Testis pada Mencit (Mus musculus)

ABSTRAK. Susan, 2007, Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr., M.Kes. Pembimbing II : Sri Utami S., Dra., M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia. Menurut WHO, lebih dari 4,2 juta orang di seluruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Dilanny Puspita Sari, 2014; Pembimbing I : Endang Evacuasiany, Dra. Apt, M.S, AFK Pembimbing II : Fanny Rahardja, dr. M.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TERHADAP MOTILITAS DAN VIABILITAS SPERMATOZOA MENCIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRACT THE EFFECT OF ADMINISTRATING ZINC SUPPLEMENT SOLD IN INDONESIA ON SWISS WEBSTER MICE S SPERM MOTILITY AND SPERM COUNT

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas adalah salah satu masalah kesehatan utama dalam hidup, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi pada jaman sekarang sangat pesat khususnya pada

ABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT MANGGIS TERHADAP MOTILITAS DAN JUMLAH SPERMATOZOA MENCIT SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI LATIHAN FISIK BERAT

ABSTRAK. Natalia, 2011; Pembimbing I : Teresa Liliana W., S. Si., M. Kes Pembimbing II : Djaja Rusmana, dr., M. Si

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak pada dunia perbankan secara elektronik. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Infertilitas adalah gangguan dari sistem reproduksi yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari tingkat pertumbuhan negara tersebut. Namun beberapa tahun terakhir

Pengaruh Pajanan Gelombang Telepon Seluler terhadap Struktur Histologi Hipokampus pada Mencit (Mus musculus)

BAB I PENDAHULUAN. dan menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan, baik dalam jangka pendek

BAB I PENDAHULUAN. penanganan serius, bukan hanya itu tetapi begitu juga dengan infertilitas. dan rumit (Hermawanto & Hadiwijaya, 2007)

I. PENDAHULUAN. pernah mengalami masalah infertilitas ini semasa usia reproduksinya dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kualitas semen yang selanjutnya dapat dijadikan indikator layak atau tidak semen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda

Kanker Testis. Seberapa tinggi kasus kanker testis dan bagaimana kelangsungan hidup pasiennya?

I. PENDAHULUAN. Kesuburan pria ditunjukkan oleh kualitas dan kuantitas spermatozoa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan suami istri dengan kehidupan

Gambar 6. Desain Penelitian

ABSTRAK. Pembimbing I : Prof. Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes. Pembimbing II : Teresa Liliana Wargasetia, S.Si., M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia khususnya di Afrika dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL BATANG BRATAWALI (Tinospora crispa (L) Miers) SEBAGAI ANALGETIKA TERHADAP MENCIT BETINA GALUR Swiss Webster

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Telkom Flexi

I. PENDAHULUAN. antara tinggi dan berat badan. Hal ini diakibatkan jaringan lemak dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat hanya menggunakan surat, yang berkembang dengan telepon rumah,

KARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS. Nama : Ahmad Hermantiyo NIM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Pajanan Gelombang Telepon Seluler Terhadap Struktur Histologi Limpa pada Mencit (Mus musculus)

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih cerdik dalam menarik minat konsumen. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

Infertilitas pada pria di Indonesia merupakan masalah yang perlu perhatian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi (Chiu, 2012). Perkembangan ilmu. penduduk dunia untuk memanfaat teknologi teknologi terbaru yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gelombang adalah energi getar yang merambat. ( di mana gelombang merambat melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. Fakultas Kedokteran UNS angkatan 2013 pada Desember Dari 150

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat

III. METODE PENELITIAN. pendekatan Pre test - Post Test Only Control Group Design. Perlakuan hewan coba dilakukan di animal house Fakultas Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran forensik sering digunakan untuk penentuan kematian seseorang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PEBDAHULUAN. kalangan usia <18 tahun dan persentasenya sebesar 51,4%. Sementara itu, insiden

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era modern selalu berkaitan dengan alat-alat elektronik, antara lain: televisi, radio, microwave, notebook, telepon seluler, i-pod, play station portable (PSP). Beberapa piranti canggih tersebut sudah menjadi bagian dari kebutuhan seharihari masyarakat urban. Penggunaan alat-alat elektronik tersebut meningkat sesuai peningkatan kebutuhan pribadi ataupun umum, seiring peningkatan mobilitas setiap orang. Kecepatan dan kemudahan sangat dituntut di era modern ini. Telepon seluler sudah dikembangkan menjadi alat komunikasi yang multifungsi dengan dilengkapi berbagai fasilitas untuk browsing, menonton televisi, dan web camera. Tanpa disadari, ada begitu banyak alat elektronik yang mempermudah hidup sehari-hari, namun dapat menyebabkan masyarakat terpajan gelombang elektromagnetik (Anto, 2009). Setiap bentuk pajanan (radiasi) gelombang elektromagnetik akan berpengaruh terhadap tubuh manusia sesuai frekuensi, intensitas, dan waktu pajanan. Sel-sel tubuh manusia terdiri dari banyak materi genetik yang mudah dipengaruhi oleh radiasi; selain itu, tubuh manusia yang 80% terdiri dari air juga mudah mengalami ionisasi akibat radiasi (Yudhi, 2008). Menurut beberapa penelitian, radiasi gelombang elektromagnetik pada tubuh manusia dapat menyebabkan leukemia, penurunan kadar hormon melatonin yang berujung pada keganasan, dan penurunan jumlah spermatozoa (Anies, 2003). Masalah yang sedang disoroti saat ini adalah peningkatan kasus infertilitas dalam masyarakat. Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga tahun 1996, diperkirakan ada 3,5 juta pasangan (7 juta orang) yang infertil. Mereka disebut infertil karena belum hamil setelah setahun menikah. 1

2 Kini, para ahli memastikan angka infertilitas telah meningkat mencapai 15-20% dari sekitar 50 juta pasangan di Indonesi (Ian, 2009 ;Salma, 2009). Pada dasarnya, infertilitas adalah ketidakmampuan secara biologik dari seorang laki-laki atau perempuan untuk menghasilkan keturunan. Dalam bahasa awam, infertil disebut juga tidak subur (Ian, 2009). Penyebab infertilitas sebanyak 40% berasal dari lakilaki, 40% dari perempuan, 10% dari laki-laki dan perempuan, dan 10% tidak diketahui (Ian, 2009). Pria lebih sering terpajan gelombang elektromagnetik, berkaitan dengan pekerjaan, lagipula kebanyakan pria lebih suka menyimpan telepon seluler mereka di kantong celana ataupun di dalam sarung kecil di ikat pinggang. Padahal kebiasaan ini dapat membahayakan proses spermatogenesis, karena jarak telepon seluler yang dekat dengan alat kelamin laki-laki dapat meningkatkan radiasi terhadap testis. Anna Steven (2006) dalam penelitiannya telah membuktikan bahwa pajanan gelombang elektromagnetik telepon seluler jenis CDMA dapat menurunkan jumlah dan pergerakan sperma mencit. Secara umum, sistem yang digunakan telepon seluler terbagi menjadi dua yaitu global sytem for mobile telecommunication (GSM), yang menggunakan frekuensi 800 MHz, 900 MHz dan 1.800 MHz, dan code division multiple acces (CDMA), yang menggunakan frekuensi 450 MHz, 800 MHz dan 1.900 MHz. PT.Telkom menyatakan bahwa CDMA menggunakan teknologi kontrol daya berbeda sehingga daya rata-rata menurun dan radiasi lebih rendah dibandingkan dengan sistem GSM (Penyrizkis, 2008). Tetapi Davoudi et al. (2002), menemukan dalam sebuah penelitian prospektif kecil yang melibatkan 13 laki-laki dengan analisis semen yang normal, menemukan bahwa penggunaan telepon GSM selama 6 jam selama 5 hari menurunkan kecepatan motilitas spermatozoa. Perbedaan penggunaan tipe telepon seluler dalam penelitian tersebut mendorong peneliti untuk membandingkan efek kedua tipe telepon seluler (GSM dan CDMA) terhadap motilitas dan jumlah sperma mencit.

3 1.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut: Apakah motilitas sperma mencit yang dipajan telepon seluler GSM lebih menurun Apakah jumlah sperma mencit yang dipajan telepon seluler GSM lebih menurun 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah membandingkan efek pajanan telepon seluler GSM dan CDMA terhadap infertilitas. Tujuan dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa efek pajanan telepon seluler GSM lebih buruk daripada telepon seluler CDMA. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat akademik dari penelitian ini untuk memperluas wawasan tentang efek pajanan gelombang elektromagnetik, khususnya yang dipancarkan telepon seluler GSM dan CDMA terhadap motilitas dan jumlah sperma dihubungkan dengan infertilitas pada laki-laki. Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk menginformasikan bukti ilmiah kepada masyarakat, khususnya kaum laki-laki tentang bahaya penyimpanan telepon seluler di saku celana terhadap infertilitas.

4 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran Pemakaian telepon seluler yang semakin meluas di kalangan masyarakat menimbulkan perhatian khusus akan efek samping dari gelombang elektromagnetik yang dipancarkan alat komunikasi canggih ini. Perubahan medan listrik dan magnet yang ditimbulkan dapat menginduksi arus listrik internal ke tubuh pengguna dan menimbulkan radiasi yang besarnya sebanding dengan frekuensi (Somad, 2009). GSM dan CDMA merupakan fitur yang digunakan untuk memperbesar pancaran gelombang pada telepon seluler. Masyarakat lebih banyak menggunakan telepon seluler jenis GSM, karena GSM lebih banyak variasi bentuk dan fiturnya. Namun, tidak disadari, adanya pancaran gelombang yang cukup besar, disertai penggunaan telepon seluler yang cukup lama, dan penempatan yang tidak tepat dapat mempengaruhi spermatogenesis (Anto, 2009). Spermatogenesis dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain : suhu, merokok, stress, obesitas, dan latihan fisik yang berat (Yudini, 2006). Suhu terbaik untuk produksi sperma adalah 3⁰ C di bawah suhu tubuh yang normal (Snell, 2006). Selain radiasi gelombang elektromagnetik, telepon seluler juga menghasilkan panas yang bisa mempengaruhi spermatogenesis. Apalagi bila telepon seluler ditempatkan di saku celana yang dekat dengan testis. Suhu tinggi dapat memberikan dampak buruk terhadap motilitas dan jumlah sperma yang dihasilkan oleh testis (Sohibul, 2008). 1.5.2 Hipotesis Motilitas sperma mencit yang dipajan telepon seluler GSM lebih menurun

5 Jumlah sperma mencit jantan yang dipajan telepon seluler GSM lebih menurun 1.6 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang bersifat prospektif, komparatif, dengan rancangan acak lengkap (RAL). Hewan coba yang digunakan adalah 30 ekor mencit jantan galur BALB/c, umur 8 minggu, dengan berat badan rata-rata 20 25 gram. Data motilitas spermatozoa dianalisis dengan skala nonparametrik Kruskall-Wallis dilanjutkan dengan Mann-Whitney sedangkan data jumlah spermatozoa diuji secara statistik dengan analisis varian satu arah (ANAVA satu arah) yang dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan α = 0,05. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Waktu penelitian mulai bulan Desember 2009 sampai Desember 2010.