BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tempat tinggal. Dalam 2-3 tahun terakhir ini, isu mengenai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar menyimpan kekayaan karang

BAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor ( 5 Mei 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi bangsa dimasa depan yang sering kali terabaikan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memelihara hewan peliharaan merupakan kegiatan yang semakin digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, dan kenyamanan. Taman kota juga dapat difungsikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.

BAB I PENDAHULUAN. Seperti diberitakan dalam situs berita Kompas tanggal 1 April 2014 (Liauw, 2014),

BAB I PENDAHULUAN. dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda

BAB I PENDAHULUAN. yang masih berada dalam kandungan. Pada UU RI no.23 Tahun 2002 Bab III

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya tipografi Swiss yang dikenal dengan International Typographic Style

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan hidup yang berbasis pada langkah-langkah sehat. Jika tubuh kita

BAB I PENDAHULUAN. menyerang anak-anak. Penyakit Kawasaki adalah penyakit demam akut pada anak

BAB I PENDAHULUAN. peringatan bahaya kepada kita. Silent killer, itulah sebutan untuk hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang. Hingga tidak disadari kemudahan yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah geografis Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng benua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup tidak dapat terlepas dari aktivitas berbagai makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (n.d.) yang diakses pada tanggal 17 September

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan. Salah satu yang telihat jelas adalah perkembangan smartphone.

BAB I PENDAHULUAN. seperti pewarna, perasa, pemanis, pengawet. Minuman soda berpemanis sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sosiolog dari Universitas Indonesia Ida Ruwaida Noor yang dikutip dalam situs

BAB I PENDAHULUAN. Balon Bunga merupakan penyedia jasa dekorasi, bunga hantaran dan special effect

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teman manusia tertua seperti yang dikutip dalam buku Encyclopedia of Pet

BAB I PENDAHULUAN. tempat yang sangat penting dalam pembentukan sejarah negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya banyak manusia yang takut pada ular, karena memiliki racun atau

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sejak tahun 1978, pemerintah terus berusaha untuk memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut dr. Andre Yanuar, MD, M.Med, FICS, yang diwawancarai melalui via e-

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah baby blues (Ida Ahdiah, 2014, hlm. 97). dosen kampus Atmajaya dengan Wieka Dyah Partasari, Psi., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Malabar (diluar negeri dikenal dengan Java Preanger) ini berjeniskan arabika dan

BAB I PENDAHULUAN. konvensional ke media digital online. Teknologi memiliki internet sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. seringkali diwakilkan ke dalam identitas visual perusahaan. Salah satu jenis

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. bertambah. Terlebih lagi saat bulan Ramadhan tiba, angka gelandangan dan

BAB I PENDAHULUAN. sayur.menurut situs fundacionshe.org(diakses pada tanggal 2 oktober 2014 pukul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kian meningkat pesat setiap

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis terhadap lima puluh partisipan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang dituntut untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak selalu sehat. Menurut Asteria Aritonang seperti dikutip melalui

BAB I PENDAHULUAN. (2015) yang diakses pada 3 maret 2015, anak sudah dapat melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Informasi berbasis teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. layak untuk dikonsumsi. Indonesia sebagai negara penghasil minyak kelapa sawit

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya, terhitung hingga tahun 2014 terdapat 173 mall yang ada di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Dr. Yahmin Setiawan (diakses dari

BAB I PENDAHULUAN. Penumpukan sampah rumah tangga seperti jar kaca banyak ditemukan di

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat dimana berbagai informasi yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Mellitus ataupun yang lebih sering dikenal dengan sebutan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap produk memiliki suatu image yang unik untuk dijual ke pasar, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Kreatif dalam situs tempo.co (2014: 29 April 2014) bahwa pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 4). Pada pengelolaan usahanya, catering menangani penyediaan makanan

BAB I PENDAHULUAN. menurun. Hal ini serupa dengan yang diungkapkan oleh salah satu dokter spesialis

BAB I PENDAHULUAN. Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. target pasar bagi perusahan-perusahan bakery di Indonesia untuk meraih profit di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pusat bengkel yang ada di daerah Jakarta Selatan adalah Pusat Onderdil

KAMPANYE ADOPSI ANJING KAMPUNG BALI OLEH BALI ANIMAL WELFARE ASSOCIATION DI UBUD BALI MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian. Namun pada kenyataannya, kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Thalassaemia merupakan penyakit kelainan sel darah merah yang disebabkan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni. Hal inilah yang mendasari adanya sebuah pameran seni. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kehidupan di masa yang akan datang. Anak-anak memiliki proses

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Permintaan akan

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis properti untuk perumahan kelas menengah kebawah di Indonesia dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. seri atau drama yang banyak beredar di pasaran dan bisa ditonton oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. perumahan menjadi gersang dan panas (Oloan, 2011). cara bertahan hidup yang paling awal (Aninditya, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk vertebrata yang memiliki tulang belakang yang

BAB I PENDAHULUAN bab XIII, pasal 31 ayat (1) dan (2) bahwa: Tiap-tiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. industri kreatif atau biasa disebut ekonomi kreatif. Pada tahun 2012, ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk sosial dimana mereka saling membutuhkan satu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tempat penyimpanan barang yang cukup rentan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. indonesia.org (n.d.: 8 Februari 2014), kanker adalah suatu penyakit yang muncul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan peran, hormon dan psikologi, serta kelelahan fisik yang dialami ibu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian. Scabies merupakan salah satu penyakit kulit yang

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpikirkan untuk kenal seperti orang yang berada di negara lain. Ajang

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan makanan yang beraneka ragam. Terdapat juga nilai negatif apabila

BAB I PENDAHULUAN. tertentu ( diakses pada tanggal 12 Maret 2014).

BAB I PENDAHULUAN. melalui penampilan fisik, bila keduanya bersatu maka seorang wanita dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, materi tata surya diberikan saat anak duduk dibangku kelas 6. Materi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beribadah, gereja juga dijadikan sebagai tempat untuk melakukan ziarah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesejahteraan hewan merupakan aspek penting yang mengacu pada kualitas hidup positif hewan tersebut. Hal ini terkait dengan kondisi fisik, psikologis maupun lingkungan tempat tinggal. Dalam 2-3 tahun terakhir ini, isu mengenai kesejahteraan hewan marak diperbincangkan, salah satunya melalui surat kabar Kompas yang menyatakan bahwa bangsa Indonesia masih tertinggal dengan bangsa lain terhadap edukasi kesejahteraan hewan yang disebabkan oleh sistem kesehatan hewan dan terbatasnya sumber daya (30 Juni, 2013). Isu ini bukan hanya terjadi pada hewan ternak ataupun hewan yang dilindungi saja namun juga pada hewan domestik peliharaan. Pada tahun 2012 sedikitnya ada pelaporan 54 kasus mengenai tindak kelalaian dalam merawat hewan yang dikemukakan oleh Jakarta Animal Aid Network (JAAN), LSM perlindungan satwa, kasus ini meliputi hewan peliharaan pada anjing dan kucing. Jumlah tersebut meningkat 58.8% dibanding angka pada tahun sebelumnya yaitu 34 kasus. Kasus ini meliputi tindakan pengabaian (tidak terurus) hewan peliharaan baik dari pemberian makanan & minuman, tempat tinggal, ataupun perawatan kesehatan. Femke den Haas, selaku pendiri JAAN, menyatakan kasus ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu pemberitahuan mengenai pengetahuan mengenai kesejahteraan hewan perlu 1

disosialisasikan luas kepada masyarakat, khususnya yang memiliki hewan peliharaan. Kesejahteraan hewan yang baik dapat diukur dari terpenuhinya 4 dari 5 aspek. Lima aspek dari kesejahteraan hewan meliputi kebebasan dari rasa lapar dan haus, rasa tidak nyaman, rasa sakit - luka - penyakit, takut dan frustasi, dan yang terakhir hewan tersebut dapat bebas berperilaku selayaknya perilaku alaminya seperti yang diungkap dalam Encyclopedia of Applied Animal Behavior and Welfare (Mills, 2010, 1049). Dr. Nyomie mengatakan bahwa ketika merawat hewan tidak hanya mengenai pemberian makanan dan minuman namun juga kesehatan dan afeksi. Beliau juga mengungkapkan sering terjadinya kasus neglected pet bisa diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal (empati) yang menganggap hewan hanyalah sebuah benda bukan makhluk hidup (pasif) sehingga mereka tidak bisa menempatkan diri mereka dalam sudut pandang / perspektif hewan, selain itu juga kurangnya rasa tanggung jawab yang berhubungan dengan minimnya pengetahuan kesejahteraan hewan. Lalu faktor lingkungan yang berkaitan dengan pola asuh dalam keluarga tentang penanaman budi pekerti tentang hubungan antar makhluk hidup. Faktor terakhir yaitu hukum yang mengatur masih sangat lemah mengenai kesejahteraan hewan. Faktor-faktor tersebutlah yang menjadikan kasus kelalaian dalam merawat hewan terjadi di masyarakat, oleh karena itu diperlukan adanya suatu media yang membangkitkan kesadaran akan isu ini sehingga dapat mengubah pola pikir masyarakat ke arah yang lebih baik. Kampanye sosial merupakan salah suatu cara untuk menyebarluaskan informasi akan suatu isu sekaligus media persuasif 2

dengan menghimbau masyarakat untuk melakukan hal tertentu yang serupa dengan pernyataan Venus (2007, 11) bahwa kampanye sosial bertujuan untuk menyampaikan pesan yang persuasif dan membawa perubahan sosial pada masyarakat. Melalui media komunikasi visual yang sesuai maka pesan kampanye sosial akan tersampaikan dengan baik dan tepat sasaran sehingga membawa dampak yang diinginkan. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah untuk perancangan ini adalah: Bagaimana merancang visualisasi kampanye sosial kesejahteraan pada hewan peliharaan secara efektif? 1.3. Batasan Masalah Pembatasan bahasan penelitian ditetapkan sebagai berikut: a. Target audiens 1) Demografis a) Usia : 22-28 tahun b) Jenis kelamin : Pria dan wanita c) Strata Ekonomi : A - B 3

2) Psikografis Memiliki hewan peliharaan 3) Geografis Lokasi penyebaran kampanye yaitu daerah Jakarta, hal ini dikarenakan data menunjukkan bahwa terjadinya isu ini sebagian besar terjadi di Jakarta. b. Konten 1) Menghimbau masyarakat untuk merawat hewan peliharaannya dengan baik. 2) Hewan difokuskan pada hewan peliharaan anjing dan kucing. 3) Informasi mengenai kesejahteraan hewan seperti pemberian makanan & minuman, kesehatan, tempat tinggal, dan psikologis. 4) Hal - hal yang harus dilakukan dalam merawat hewan peliharaan. 5) Mensosialisasikan UUD kesejahteraan hewan ke masyarakat 1.4. Tujuan tugas Akhir Merancang media kampanye sosial kesejahteraan pada hewan peliharaan agar dapat menghimbau dan mengedukasi masyarakat mengenai pemeliharaan hewan dengan baik dengan tampilan visual yang efektif. 4

1.5. Manfaat Tugas Akhir 1. Menyadarkan masyarakat akan adanya fenomena kelalaian dalam merawat hewan peliharaan di Jakarta 2. Sebagai media informasi mengenai kesejahteraan hewan ke masyarakat 3. Sebagai solusi bagi LSM untuk membuat media kampanye yang efektif ke masyarakat. 1.6. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penulis menggunakan metode kualitatif guna mencari pengertian yang mendalam tentang suatu segala fakta, realita, dan gejala (Emzir, 2011, 2). Pada metode ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif, hal ini berkaitan dengan data yang disajikan berupa teks dengan penggambaran yang terperinci sesuai karakteristik pendekatan kualitatif menurut Bogdan dan Biklen dalam buku Emzir (2011, 2). Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini menurut Emzir (2011, 37) : 1.6.1. Data Primer a. Wawancara Wawancara adalah proses interaksi antara peneliti dengan narasumber berupa menanyakan pendapatnya seputar penelitian sehingga mendapatkan informasi secara langsung dari narasumber. Partisipan wawancara terdiri dari dokter hewan, dan beberapa aktivis LSM. 5

b. Survei Bukti lapangan dari partisipan mengenai pendapat umum, keinginan dan sikap mereka terhadap hal tertentu sehingga dapat membantu dalam mengambil keputusan yang tepat. Hal ini dilakukan peneliti dengan menyebarkan kuesioner. c. Observasi Observasi adalah pengamatan langsung terhadap gejala atau isu yang diteliti sehingga mendapatkan data faktor penyebab terjadinya hal tersebut. Melihat secara langsung bagaimana acara kampanye LSM berlangsung dengan interkasi yang terjadi pada para pengunjung. 1.6.2. Data sekunder Data sekunder yang didapatkan penulis, berasal dari buku, ebooks, internet (institusi formal: pendidikan, pemerintahan, organisasi, kantor berita), dan jurnal ilmiah yang diterbitkan secara resmi. Data ini menjadi informasi pendukung sehingga dapat menjadi penguat fakta. Informasi yang didapatkan akan diujikan kebenarannya melalui data primer 1.7. Metode Perancangan Metode yang digunakan penulis merjuk dari teori Robin Landa dalam buku Graphic Design Solutions yang menjelaskan bagaimana tahapan untuk memecahkan masalah dalam proses terbentuknya sebuah desain (2010, 76). 6

a. Perumusan Masalah (identifikasi dan definisi) Mengamati gejala-gejala sosial yang paling dekat kemudian menguraikan dengan konsep 5W + 1 H, siapa, apa, mengapa, dimana, kapan, dan bagaimana permasalahan tersebut terjadi. Setelah itu penulis dapat mengidentifikasikan fenomena berupa pertanyaan yang bersifat umum dan masih luas. Pembatasan masalah juga dilakukan guna mempersempit hingga ke inti masalah dengan membatasi ruang lingkup demografi. b. Menentukan tujuan Pada tahap ini penulis menentukan apa hal-hal apa saja yang ingin dicapai baik tujuan kampanye maupun tujuan targetnya dalam penelitian yang dilakukan dan bagaimana konsepnya. c. Brainstorming Melakukan pengembangan ide atau brainstorming dengan cara melakukan mind mapping dengan dibantu oleh data-data yang telah didapat dalam data primer dan data sekunder yang digabung dengan konsep kreatif bagaimana pembentukan jenis media yang efektif dan dipahami oleh target d. Evaluasi Menilai dan mempertimbangkan kembali ide-ide pada tahap brainstorming. 7

e. Sketsa Pada tahap ini peneliti sudah mulai dapat gambaran kasar mengenai ide desain yang telah dipilih pada tahap sebelumnya f. Visualisasi Tahap ini merupakan tahap eksekusi ke dalam sebuah media kampanye. 8

1.8. Skematika Perancangan 9