BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maka beberapa informasi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN ,05 Juta ,23 Juta ,75 Juta ,31 Juta ,23 Juta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VII POLA ADAPTASI NELAYAN

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sekilas Tentang Kota Tarakan Pantai Amal Indah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan jumlah pulau sebanyak yang dikelilingi oleh laut seluas 7,7

BAB I PENDAHULUAN. melimpah, mulai dari sektor migas, pertanian yang subur serta pariwisata. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

BAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN

BAB I PENDAHULUAN. Wonogiri, sebuah Kabupaten yang dikenal dengan sebutan kota. GAPLEK dan merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Wisatawan. Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon

WISATA KULINER SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI WIDURI DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian

8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

BAB I PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua

BAB III HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan. ini memiliki luas wilayah 2.109,74 Km 2

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tabel 1.1 Data Jenis Kawasan di Bantul

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tourism Center adalah 10,1%. Jumlah tersebut setara dengan US$ 67 miliar,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Timur, Indonesia. Ibu kotanya berada di Waikabubak, dengan wilayah administrasinya yang

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rian Heryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dasar yang ada di Kabupaten Boalemo dengan jumlah sekolah 141 unit.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. ProvinsiNusa Tenggara Barat yang terletak di sebelah timur Pulau Lombok.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini terdapat empat komponen yaitu latar belakang yang berisi halhal

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

Berikut obyek wisata yang bisa kita nikmati:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung memiliki letak geografis yang sangat menguntungkan, letaknya sangat strategis karena berada di ujung Pulau Sumatera

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Kondisi Umum Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang. Kawasan Musiduga terletak di Kanagarian Muaro, Kanagarian Silokek,

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan hasil olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka beberapa informasi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut : 1. Letak Geografis Kabupaten Boalemo secara geografis terletak antara 0 o 24'04'' - 01 o 02'30'' Lintang Utara dan 121 o 08'04'' 123 o 32'09'' Bujur Timur dan 121 o 08'04'' 123 o 32'09'' Bujur Timur. Luas kabupaten Boalemo adalah 2.510,4 km2 atau 20,55% dari luas Provinsi Gorontalo, terdiri dari 7 kecamatan yaitu Kecamatan yaitu Kecamatan Paguyaman, Paguyaman Pantai, Wonosari, Dulupi, Tilamuta, Botumoito dan Mananggu dan 67 Desa dengan Ibukotanya terletak di Tilamuta. Secara administratif batas wilayah Obyek Wisata Pantai Bolihutuo saat ini adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Sumalata, Kecamatan Sumalata Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Tapada a, Kecamatan Bolihutuo Sebelah Barat : Berbatasan dengan Teluk Tomini Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Pontolo, Kecamatan Paguat. 2. Topografi dan Geologi Kondisi topografi pantai relatif datar, dan berkontur dengan ketinggian sekitar 2 m dari permukaan laut.

Kondisi geologis yaitu dengan tepi pantai berpasir putih halus, lokasi site relativ datar dengan tanah lempung liat berpasir, kedalaman sumur dangkal ± 2 3m dengan kondisi air yang keruh dan asin. Sebelah utara dijalan provinsi berbukit-bukit dan berbatu cadas serta memiliki hutan tropis. 3. Iklim Keadaan iklim diwilayah ini relatif normal dan hanya dikenal 2 (dua) musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan, iklim curah hujan tipe E dan berada pada ketinggian 0 1.000 meter dari permukaan laut. Pada bulan Juni sampai dengan september arus angin berasala dari australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga dapat mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan maret arus angin banyak berasal dari Asia dan Samudra Pasifik, dan hanya mengandung uap air, sehingga terjadi musim hujan. musim 4. Potensi Alam Potensi alam yang indah akan lebih menarik wisatawan untuk berkunjung ketempat rekreasi tersebut. Pantai Bolihutuo memiliki potensi alam sebagai berikut : a. Kondisi ombak dan perairan Ombak pantai Bolihutuo tidak terlalu keras dengan kondisi perairan yang bersih merupakan tempat yang baik untuk berenang, dan memancing.

b. Vegetasi Tumbuhan Vegetasi tumbuhan pada kawasan wisata pantai Bolihutuo terdiri atas pohon pinus, pohon kelapa serta pohon-pohon lainnya 5. Gambaran Obyek Wisata Awalnya obyek wisata Pantai Bolihutuo ini hanya sekedar pantai saja, dan dijadikan masyarakat sebagai untuk bernelayan dan tempat untuk mencari ikan, akan tetapi masyarakat lokal sering berkunjung kelokasi ini, setelah seiring waktu berjalan pengunjung yang yang datang semakin bertambah. Melihat dari kondisi pantai dengan panorama yang bagus serta pantai ini sangat diminati masyarakat, sehingga pemerintah daerah menjadikan pantai ini sebagai salah satu obyek wisata pantai yang dijadikan sektor unggulan di Kabupaten Boalemo dengan nama obyek wisata Pantai Boalemo Indah yang diambil dari nama daerah tempat obyek wisata itu sendiri yaitu di Kabupaten Boalemo, Desa Bolihutuo, akan tetapi kebanyakan wisatawan lebih kenal obyek wisata ini dengan nama Pantai Bolihutuo. Lokasi Pantai Bolihutuo ini sangat strategis karena tempat ini berdekatan dengan jalan Trans Sulawesi. Pantai Bolihutuo dibuka sejak tahun 2002 dan telah diresmikan oleh bapak Iwan Boking yang pada waktu itu menjabat sebagai Bupati Boalemo. Kawasan wilayah Obyek Wisata Pantai Bolihutuo sebelumnya seluas 1800 m, namun untuk sekarang pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah akan dikembangkan seluas 1200 m. Daya tarik yang ada diobyek wisata ini yaitu tumbuhan pohon pinus yang terbentang sepanjang pinggir pantai, serta panorama alam yang indah dan letaknya

berada dipesisir teluk Togean. Arah pandangan saat berada di Pantai Bolihutuo adalah sebagai berikut : - kearah selatan laut lepas terlihat pulau - kearah utara perbukitan / hutan tropis - kearah barat terdapat sebuah perkampungan dan tempata pendaratan ikan - kearah timur terdapat perumahan penduduk yang diselingi dengan pohon-pohon - kelapa. 4.2 Hasil Penelitian Sesuai dengan informasi data yang diperoleh penulis dilapangan antara lain sebagai berikut : 4.2.1 Data Kunjungan Wisatawan Berdasarkan hasil penelitian, pengunjung yang datang cukup bervariasi, mulai dari anak-anak, orang dewasa, maupun orang tua. Tujuan mereka datang ke obyek wisata ini pun berbeda yaitu seperti rekreasi, menikmati panorama alam pantai, studi, agama, olahraga, bisnis, keluarga, seminar atau konferensi. Kondisi ini dapat menggambarkan seberapa besar potensi dan peningkatan ekonomi yang terjadi dikawasan sekitar obyek akan berdampak baik bagi kehidupan masyarakat sekitar kawasan Pantai Bolihutuo dimasa mendatang. Jumlah kunjungan ke obyek wisata ini cukup baik, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

No Tahun Tabel 4.1 Data Kunjungan Wisatawan Jumlah Wisatawan Domestik (Orang) Mancanegara (Orang) Jumlah 1 2009 11.584 10 11.594 2 2010 48.580 5 48.585 3 2011 56.776 6 56.782 Jumlah 116.940 21 116.961 Sumber : Dinas Perhubungan Kepariwisataan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Boalemo Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa kunjungan wisatawan tiap tahunnya selalu meningkat, dan wisatawan yang datang kebanyakan adalah wisatawan nusantara yang lebih di dominasi oleh wisatawan lokal Gorontalo dari pada wisatawan mancanegara. 4.2.2 Kondisi Masyarakat Sekitar Obyek Wisata Pada Saat Pantai Bolihutuo Belum Berkembang Dan Perubahan Yang Terjadi. Obyek Wisata Pantai Bolihutuo dulunya belum berkembang, sebagaimana yang telah dijelaskan digambaran obyek wisata bahwa pantai ini hanyalah digunakan sebagai area penangkapan ikan atau bernelayan, dimana dengan dengan cara menangkap ikan ataupun bernelayan tersebut merupakan penghasilan utama nelayan dari pada masyarakat disekitar obyek wisata ini. Melihat dari kondisi tersebut masyarakat benar-benar bertumpu pada nelayan sebagai mata pencaharian mereka.

Dilokasi Pantai Bolihutuo ini belum ada fasilitas apapun, dipinggir pantai hanyalah hamparan pasir putih yang kosong, serta pohon pinus yang tertanam rapi, namun kemudian banyak pengunjung yang mulai datang berwisata ketempat ini dengan melakukan kegiatan-kegiatan wisata seperti berenang, bermain volly pantai, dan sejenis kegiatan wisata lainnya. Hal ini tidak luput dari pengamatan masyarakat, dimana masyarakat memperhatikan bahwa setiap akhir pekan bahkan hari libur ada wisatawan yang datang ke pantai ini, sehingga akhirnya masyarakat berinisiatif perlahan-lahan untuk melakukan usaha-usaha kecil yang bisa memenuhi keinginan wisatawan, karena selama berwisata, wisatawan biasanya membutuhkan makanan ataupun minuman saat berada diobyek wisata dengan demikian masyarakat tertarik untuk melakukan usaha kecil yaitu dengan menjual jenis makanan seperti nasi campur, pisang goreng, dan juga jenis minuman. Inilah salah satu upaya masyarakat untuk berinisiatif untuk menjual makanan dan minuman serta menyewakan perahu yang digunakan wisatawan untuk melihat ataupun menikmati pemandangan saat berada dilaut dan juga menyewakan ban pelampung bagi yang tidak bisa berenang demi menjaga keselamatan pengunjung saat berenang. Dengan dijadikannya daerah ini sebagai salah satu daerah obyek wisata andalan daerah Bumi Bertasbih di Kabupaten Boalemo menjadikan penghasilan Pemerintah Daerah setempat meningkat. Dengan adanya daerah wisata ini, tidak hanya pendapatan Pemerintah Daerah saja yang meningkat tetapi pendapatan masyarakat setempat juga meningkat.

Dari hasil pengumpulan data yang diperoleh dari penelitian terhadap beberapa orang responden menunjukan bahwa dari seorang pedagang yang bernama Ibu Rosna I adalah masyarakat setempat, pendidikannya hanya lulusan SD saja, dan mendirikan sebuah warung kecil dipinggir pantai yang dulunya hanya bertenda saja kini telah direnovasi karena adanya bantuan dan menjadi bangunan yang layak dipandang dan setiap hari mampu memperoleh pendapatan rata-rata sebesar Rp 150.000 (seratus lima puluh ribu rupah) per hari. Sedangkan pada hari-hari tertentu misalnya akhir pekan dan hari libur bisa menghasilkan lebih dari Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah) perhari. Meskipun biaya hidup sehari-hari cukup tinggi dengan penghasilan rata-rata yang diperoleh cukup tinggi, sehingga dari pendapatan yang diperoleh dia katakan bisa untuk membeli televisi, lemari pendingin dan bisa menabung. Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan masyarakat sekitar obyek wisata Pantai Bolihutuo ini pun pemanfaatannya berubah yang dulunya hanya mencari ikan kini pantainya difungsikan menjadi area pinggiran pantai menjadi tempat berenang kemudian yang mulai agak ketengah masih tetap dipergunakan masyarakat untuk mencari ikan sehingga mereka tidak tergantung pada satu mata pencaharian saja untuk dapat memenuhi kebutuhan ekonominya, akan tetapi mereka tidak meninggalkan pekerjaan yang dulu, mengingat lokasi ini ramainya wisatawan yang berkunjung pada saat akhir pekan dan juga hari libur atau tanggal merah, sehingga masyarakat melayani atau berinteraksi dengan wisatawan merupakan pekerjaan kedua bagi masyarakat setempat karena pada

saat hari-hari biasa para wisatawan yang datang kelokasi sedikit bahkan sampai tidak ada, maka pekerjaan bernelayan masih tetap dilaksanakan. Pada tahun 2006 obyek wisata ini dikelola oleh Pemerintah Desa, namun terkendala dengan biaya operasional yang sangat tinggi sehingga Pemerintah Desa hanya mampu bertahan 1 (satu) tahun saja, dan pada tahun 2008 dikelola oleh Komisi Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) selama 2 tahun, selanjutnya dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Boalemo hingga sekarang. 4.2.3 Pengelolaan Yang Terjadi Disekitar Obyek Wisata Pantai Bolihutuo Seiring dengan pemerintah mulai memperhatikan masyarakat yang berusaha ditempat ini kemudian pemerintah juga secara perlahan-lahan mulai melengkapi prasarana seperti akses jalan masuk ke obyek wisata serta listrik, sehingga masyarakat yang sudah membuka Rumah Makan disekitar obyek sudah terpenuhi kebutuhan mereka karena sudah ada listrik, sehingga warung/rumah makan mereka pun bisa dilengkapi dengan lampu penerang dan juga lemari pendingin. Berdasarkan kenyataan yang ada dilapangan terlihat bahwa pengelolaan obyek wisata saat ini belum terkelola dengan baik dikarenakan di tahun-tahun sebelumnya belum ada bantuan dana dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk pengelolaan pengembangan obyek wisata Pantai Bolihutuo, akan tetapi obyek wisata ini memiliki bantuan yang diberikan lewat APBD Kabupaten Boalemo untuk dana akses pariwisata namum terkendala dengan anggaran yang diberikan sangat minim sehingga saat membuat akses untuk kawasan Pantai Bolihutuo belum sepenuhnya terlaksana dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Bapak Irfan Djafar, saat ini pemerintah daerah lewat Pemerintah Provinsi dan Kementrian Ekonomi Pariwisata di tahun 2012 telah memberikan bantuan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Pariwisata Mandiri. PNPM Mandiri Pariwisata ini ditujukan untuk desa wisata atau masyarakat sekitar obyek wisata. Dana tersebut dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok pengelola wisata, kelompok pengrajin, dan kelompok kuliner. Untuk kelompok pengelola wisata terbagi atas 17 anggota, mereka diberikan bantuan modal berupa barang dagangan seperti snack, air mineral, juga pelampung, selain mendapatkan bantuan mereka juga sebelumnya membuka usaha dengan menjual makanan seperti nasi kuning, pisang goreng, tahu isi, dan berbagai jenis makanan lainnya. Hasil dari penjualan tersebut dipakai untuk keperluan serta kebutuhan hidup sehari-hari. Untuk kelompok pengrajin, mereka bertugas untuk membuat berbagai macam barang yang dapat dijadikan souvenir atau oleh-oleh yang bisa dijadikan cendramata dan dapat dibeli dan dibawa pulang oleh wisatawan. Sedangkan untuk kelompok kuliner mereka menjual makanan khas Gorontalo yang dapat diminati dan disukai wisatawan saat berkunjung ke obyek wisata tersebut. Dalam pengelolaan obyek wisata ini, masyarakat ikut dilibatkan hal ini dikarenakan Pemerintah Daerah tidak menginginkan masyarakat untuk menjadi penonton saja. Ini merupakan suatu bukti Pemerintah Daerah dalam

pengembangan obyek wisata ini mengikut-sertakan partisipasi dari masyarakat sekitar. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan pihak pengelola Dinas Pariwisata bahwa Pemerintah Daerah lewat Dinas Pariwisata terdapat program untuk mengembangkan area Obyek Wisata Pantai Bolihutuo di tahun 2013 akan dibuat akses didarat maupun dilaut, serta membangun kawasan permainan air atau disebut waterboom serta kawasan tempat penyewaan peralatan seperti alat-alat diving, snorkeling, jet sky. Peran pemerintah dalam mengambil alih pengelolaan ini adalah salah satunya dengan cara mengatur masyarakat yang sudah membangun rumah makan di obyek wisata seperti yang telah dijelaskan dalam kondisi masyarakat, pemerintah berupaya membuatkan petak / warung yang lebih baik. Adapun pemerintah dalam hal mengelola serta memberikan bantuan kepada masyarakat yaitu memberikan aturan-aturan seperti masyarakat yang menjual makanan maupun minuman harus benar-benar sehat dan bersih serta terjaga kualitasnya, tempat ataupun fasilitas-fasilitas yang diberikan harus dijaga serta dikelola dengan baik. Usaha pemerintah dengan adanya bantuan modal serta saran dan prasarana yang diupayakan mulai dari tempat berdagang yang dulunya tempat bertenda, maka dengan adanya bantuan ini kehidupan masyarakat sekitar cukup meningkat. Ini merupakan salah satu tujuan dan yang diharapkan Pemerintah Daerah lewat pemberdayaan masyarakat.

4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan, penulis menemukan kajian pembahasan yang berkaitan dengan dampak pariwisata terhadap ekonomi masyarakat sekitar kawasan pariwisata Pantai Bolihutuo. 4.3.1 Penanganan tahapan dampak pariwisata terhadap ekonomi sekitar obyek wisata Pantai Bolihutuo. Berdasarkan fakta yang ada, pariwisata memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap keadaan suatu daerah baik itu dampak sosial, budaya maupun ekonomi. Namun dampak yang sangat berperan dalam pengembangan masyarakat suatu daerah adalah dampak ekonomi. Dalam buku Pengantar Pariwisata (Oka A. Yoeti, 2006 (Republika, 15/9/1993)) Pariwisata merupakan suatu sektor ekonomi yang terbukti mampu mengentaskan kemisikinan pada suatu daerah. Pembangunan industri pariwisata yang mampu mengentaskan kemiskinan adalah industri pariwisata yang mempunyai trickle down effect bagi masyarakat setempat. Dampak ekonomi dapat bersifat positif maupun negatif dalam setiap pengembangan obyek wisata. a. Untuk Segi Positif Dampak ekonomi dari segi positif ini ada yang langsung dan ada juga yang tidak langsung. Dampak positif langsungnya antara lain membuka lapangan pekerjaan yang baru untuk komunitas lokal, yang sesuai dengan kemampuan dan skill dari masyarakat sekitar sehingga masyarakat lokal bisa mendapatkan peningkatan taraf hidup yang layak. Namun, selain untuk masyarakat lokal,

dampak ekonomi juga akan berpengaruh bagi pemerintah daerah yang akan mendapatkan pendapatan dari pajak. Pajak yang didapatkan oleh pemerintah biasanya dalam bentuk pajak hiburan dan sebagainya. Sedangkan dampak ekonomi yang tidak langsung adalah kemajuan pemikiran akan pengembangan suatu obyek wisata, terutama dengan adanya emansipasi wanita sehingga wanita pun bisa bekerja. Dengan begitu dapat lebih mengembangkan perekonomian lokal melalui pemberdayaan masyarakat dari semua kalangan, tidak terkecuali kaum wanita. b. Untuk Segi Negatif Dari segi negatifnya, dampak terhadap ekonomi lokal sebenarnya tidak serta merta berjalan lancar, banyak faktor yang menyebabkan tidak semua masyarakat lokal menerima dampak dari perkembangan perekonomian, antara lain adanya kebocoron. Kebocoran dalam pariwisata ini banyak disebabkan karena adanya investor yang menanamkan modalnya untuk mengembangkan objek wisata di suatu daerah. Hal seperti inilah yang sebenarnya harus dapat dicegah oleh pemerintah daerah agar pendapatan yang diterima oleh daerah tidak dijajah oleh para investor luar. Berikut ini beberapa alternatif solusi yaitu : 1. Alternatif terbaik Altenatif yang terbaik yang harus dilakukan berdasarkan atas prioritas yang paling mendesak. Adapun alternatif yang dipilih adalah :

a. Menjaga dan memelihara obyek dan daya tarik wisata yang mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung kekawasan pariwisata Pantai Bolihutuo. b. Membentuk badan usaha dan unit-unit kerja melalui swadaya masyrakat dengan investor c. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan melalui pendidikan dan pelatihan secara formal dan informal yang mampu bersaing dengan tenaga dari luar. d. Menata kembali kawasan pariwisata Pantai Bolihutuo dengan zona-zona yang telah ditetapkan dengan pertimbangan aspek lingkungan. e. Lebih selalu meng-update dan mengoptimalkan promosi tentang obyek wisata Pantai Bolihutuo 2. Kajian Alternatif Pilihan Terpilihnya alternatif diatas, selanjutnya dapat direalisasikan sebagai upaya meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif terhadap kondisi lingkungan sosial ekonomi masyarakat. Perkembangan yang terjadi diharapkan lebih mampu memberikan perubahan pekerjaan dan pendapatan, pola pembagian kerja serta kesempatan kerja dan berusaha sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan semakin membaik. 3. Implementasi Untuk dapat mewujudkan alternatif yang terbaik di atas maka perkembangan yang terjadi di Pantai Bolihutuo yang bertumpu pada prinsip berkelanjutan adalah sebagai berikut :

a. Menjalin kerjasama dan koordinasi dengan seluruh komponen / pelaku / instansi yang terkait dibidang kepariwisataan, dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan pariwisata Pantai Bolihutuo seperti yang sedang dilakukan saat ini, program kawasan permainan air atau disebut waterboom b. Membina atau meningkatkan profesionalisme bagi para pelaku pariwisata dan tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan, baik formal maupun non formal misalnya memberikan kesempatan magang di tiap-tiap hotel, biro perjalanan, bar/restoran dan rumah makan bagi yang telah lulus dalam pendidikan kepariwisataan. c. Peningkatan kualitas dan kuantitas usaha pariwisata, melalui kegiatan pembinaan, pengembangan, pelestarian, serta pengendalian dan pengawasan. d. Menciptakan suasana dan usaha pelestarian kualitas sumberdaya alam yang dapat memberikan manfaat yang optimal terhadap masyarakat. Dalam menanggapi dampak pariwisata terhadap ekonomi lokal, Pemerintah Daerah maupun pihak Dinas Pariwisata harus dapat berpikir secara komprehensif. Berpikir komprehensif disini berarti Pihak Dinas Pariwisata harus sudah memikirkan perubahan-perubahan yang terjadi pada ekonomi masyarakat daerah tujuan wisata agar perkembangan ekonomi lokal tersebut benar-benar bermanfaat untuk masyarakat setempat. Sehingga tidak terjadi kebocoran (leakages) dari sektor pariwisata yang nantinya hanya membuat kondisi masyarakat di sekitar daerah tujuan wisata menjadi terbelakang atau tidak

menikmati potensi pariwisata yang dimiliki. Manfaat yang tidak mengalir ke masyarakat tersebut disebabkan akibat kurangnya partisipasi masyarakat dan perusahaan nasional yang dapat memberdayakan obyek wisata. Dari hal tersebut perlu adanya peran dari Pemerintah Daerah maupun Dinas Pariwisata untuk meminimalisir dampak negatif dan memaksimalkan potensi objek wisata yang terdapat di daerah tersebut. Pihak Dinas Pariwisata dapat berperan sebagai fasilitator untuk menampung aspirasi antara stakeholderstakeholder terkait yaitu masyarakat, pemerintah dan swasta. Dalam peran ini harus bersikap independen dan lebih mementingkan tujuan bersama bukan pragmatis. Dinas Pariwisata juga dapat berperan sebagai stimulator yang memiliki tugas untuk merangsang peningkatan kapabilitas sumber daya manusia di sekitar daerah wisata, serta dapat membuat program-program yang nantinya dapat membantu masyarakat untuk dapat mandiri dalam mengelola kegiatan pariwisatanya sendiri. Program-program tersebut dapat berupa pendidikan untuk menjadi pemandu wisata yang baik, workshop mengenai pembuatan kerajinan tangan dan lain-lain. Selain itu Pihak Dinas Pariwisata juga dapat menjadi koordinator dengan bekerja sama dalam menyusun strategi dan kebijakan perekonomian terkait dengan potensi sektor pariwisata. Bila pariwisata tersebut dijadikan sektor basis, Pihak Dinas Pariwisata juga harus memikirkan bagaimana multiplier effect dari adanya kegiatan wisata tersebut. Selain itu, Pihak Dinas Pariwisata juga harus merekomendasikan sektor-sektor yang sesuai untuk dijadikan potensi sebagai

sektor basis bila suatu saat sektor ini runtuh atau mengalami degradasi akibat hal lain misalnya kasus bom Bali yang mempengaruhi sektor pariwisata di sana. Terakhir, Pihak Dinas Pariwisata juga harus berperan sebagai entrepreneur untuk mendorong perusahaan-perusahaan nasional untuk dapat memaksimalkan atau minimal melirik potensi-potensi wisata yang terdapat di Indonesia sehingga bila peran tersebut dapat dijalankan semua, permasalahan kebocoran (leakages) yang terjadi di obyek wisata dapat diminimalisir dan penduduk lokal benar-benar dapat menikmati dampak ekonomi dari potensi wisata yang dimiliki oleh daerah tersebut. 4.3.2 Dampak Dilihat Dari Aspek Ekonomi Dalam perkembangannya kawasan pariwisata Pantai Bolihutuo telah mengalami peningkatan yang cukup baik. Akibat perkembangan tersebut akan berdampak terhadap kodisi sosial ekonomi masyarakat disekitarnya. Berdasarkan identifikasi di lapangan dampak yang terjadi dapat dilihat dari 3 segi aspek ekonomi yaitu sebagai berikut: 1. Pekerjaan Perkembangan pariwisata yang terjadi berdampak terhadap pekerjaan pokok masyarakat dari non pariwisata ke pemberi jasa pariwisata. Pada Tahun 2001 sebelum Obyek Wisata Pantai Bolihutuo belum berkembang, masyarakat sekitar kawasan Pantai Bolihutuo pekerjaan mereka dominan sebagai nelayan dan petani namun dengan adanya pengembangan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan Dinas Pariwisata maka mereka memiliki pekerjaan sampingan tetapi tidak meninggalkan pekerjaan mereka sebagai petani dan nelayan.

Pekerjaan petani dalam arti luas dan nelayan ke bidang pariwisata membutuhkan penyesuaian yang tidak mudah dan butuh waktu, karena untuk merubah pekerjaan yang dirasakan adalah sebagai suatu hal yang tidak gampang meskipun pada akhirnya terbiasa. Dalam hal ini masyarakat tidak merubah pekerjaan mereka akan tetapi mereka mendapatkan pekerjaan sampingan karena mengingat obyek wisata ini ramai hanyalah pada saat-saat tertentu saja dan inilah yang dimanfaatkan oleh nelayan dan juga petani, mereka memanfaatkan situasi yang ada demi kesempatan kerja untuk mendapatkan penghasilan. Dampak perkembangan pariwisata memberikan kesempatan kerja dan berusaha menunjukan bahwa bidang usaha yang memberikan peluang adalah kios cendramata, menjual makanan dan minuman menjadi penjaga keamanan disekitar kawasan pantai, sedangkan untuk bidang jasa yaitu dalam jasa perahu tradisional. 2. Pendapatan Pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu. Dalam hal ini orang yang melakukan perjalanan yaitu wisatawan harus membayar pelayanan yang diberikan di daerah tujuan agar dapat menikmati berbagai aktifitas selama dalam masa perjalanannya. Berdasarkan realita yang terjadi maka masyarakat yang berada diobyek wisata tersebut harus memberikan jasa pelayanan kepada wisatawan agar wisatawan pun merasa nyaman saat berada diobyek wisata tersebut, yaitu dengan menjadi guide wisatawan bisa mengetahui apa saja yang ada diobyek wisata ini, serta dengan pekerjaan masyarakat dengan menjual cendramata dengan beberapa orang wisatawan akan membeli barang tersebut. Inilah merupakan suatu

penghasilan dari pekerjaan yang dimiliki masyarakat, dengan adanya pekerjaan tersebut mereka mendapatkan hasil. Pada tahun 2001 pada saat pantai ini belum berkembang masyarakat yang dulu pekerjaannya sebagai nelayan mendapatkan penghasilan sedikit rata-rata pendapatan sehari-hari Rp. 150.000. Namun dengan dibukanya kawasan Obyek Wisata Pantai Bolihutuo maka pendapatan masyarakat tersebut lebih meningkat. Dimana hasil tangkapan ikan mereka dijual ke setiap warung/rumah makan yang membuka usaha disekitar kawasan tersebut sehingga mendapatkan penghasilan Rp 150.000. Hal ini berarti penghasilan atau pendapatan seseorang juga ikut mempengaruhi, karena semakin besar penghasilan seseorang semakin bebas memilih ODTW yang akan dikunjungi dan semakin bertambah pula pendapatan masyarakat yang ada disekitar obyek wisata. 3. Pendidikan Dampak perkembangan pariwisata memberikan kesempatan kerja serta pendapatan. Bidang-bidang tersebut umumnya tidak membutuhkan tingkat pendidikan tinggi, namun kenyataannya kurangnya tingkat pendidikan masyarakat tentang pariwisata. Pada tahun 2001 sebelum obyek wisata ini belum berkembang tingkat pendidikan masyarakat dalam hal pariwisata belum diketahui masyarakat. Namun dengan dibukanya kawasan Obyek Wisata Pantai Bolihutuo maka masyarakat sekitar Pantai Bolihutuo bisa menambah pengetahuan kepada masyarakat meski belum terlalu mendalam tentang kepariwisataan.

Dalam hal ini ada baiknya pendidikan masyarakat tentang kepariwisatan lebih ditingkatkan lagi yaitu dengan cara pihak Dinas Pariwisata mengadakan sosialisasi tentang pariwisata kepada masyarakat agar masyarakat. Berdasarkan hal diatas dengan demikian dimasa depan dibutuhkan lapangan kerja/berusaha yang dapat memanfaatkan kemajuan pendidikan masyarakat yang sekarang ini belum diciptakan Dari kondisi diatas tersebut bahwa perkembangan yang terjadi dikawasan pariwisata Pantai Bolihutuo berdampak terhadap sosial ekonomi masyarakat lebih bersifat positif, dengan adanya sektor pariwisata ini mampu mengembangkan ekonomi lokal terutama pada daerah yang mempunyai daya tarik wisata yang cukup baik