BAB I PENDAHULUAN. kehati-hatian (prudential banking) agar semua aktivitas yang dilakukan tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi dan memasarkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, arus kas bebas, dan investment

BAB 1 PENDAHULUAN. theory) merupakan suatu hubungan antara agent dengan principal. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya dunia usaha didominasi oleh kelompok perusahaan milik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. keputusan keuangan yang saling berkaitan yaitu keputusan investasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh aktivitas pasar modal yang menjadi peluang yang baik untuk masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aliran kas bebas atau lebih sering dikenal dengan free cash flow dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengembalian investasi baik dalam bentuk pendapatan dividen (dividend yield)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (Levy dan Sarnat, 1990). Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang masuk dalam industri barang konsumsi yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh pihak manajemen dengan penentuan membagikan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. modal di Indonesia karena berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini keberadaan pasar modal memiliki peran yang cukup vital

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang salah satu kegiatan operasionalnya

BAB 1 PENDAHULUAN. kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya perkembangan bisnis di Indonesia,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. BUMN di Indonesia yang terdaftar di BEI periode diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai harapan akan mendapatkan keuntungan dari modal yang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas bisnis secara umum yang disebabkan oleh global financial crisis pada

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. simpanan, dan menyalurkan dana dari masyarakat dalam bentuk. Bank sentral, OJK (Otoritas Jasa Keuangan), BAPEPAM-LK (Badan Pengawas

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. tersebut. Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan Price to Book Value

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia yang dikelola oleh Bursa Efek Indonesia semakin ramai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu bersaing dalam persaingan industri. Perusahaan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak. menunggu tersedianya dana operasi perusahaan.

Pendahuluan. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri misalnya kebijakan pemerintah, suku bunga, tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. harapan dapat meningkatkan nilai perusahaannya. Manajer perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam risiko dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB I PENDAHULUAN. maupun manufaktur memiliki harapan agar memperoleh laba pada tingkat tertentu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Wolk et al. (2001) dalam Thiono (2006:4), teori sinyal (signaling

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para

BAB II URAIAN TEORITIS. Suharli (2006) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh profitability

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. modal, para investor saham mengharapkan return dalam bentuk dividen maupun

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan sangat ketat oleh lembaga lembaga tertentu, (Otoritas Jasa Keuangan), BAPEPAM-LK (Badan Pengawas Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan atau

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah sebuah integrasi ekonomi. ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antarnegara-negara ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk investasi kembali (reinvestasi) pada aset yang. dalam bentuk dividen tunai maupun dividen saham.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis.

BAB I PENDAHULUAN. agar tercapainya tiga tujuan utama yaitu kesinambungan hidup (going concern),

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendirian sebuah perusahaan bukanlah tanpa tujuan. Tujuan didirikannya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern),

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xiii. DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan yang ingin dicapai dalam setiap usahanya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. Sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang baik atas setiap usahanya. Husnan (1989) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur rmerupakanindustri yang mendominasi perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan-keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN HARGA SAHAM TERHADAP JUMLAH DIVIDEN TUNAI. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. Informasi tersebut selayaknya disajikan dalam laporan keuangan perusahaan yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan organ vital yang penting dalam menjaga stabilitas perekonomian suatu negara. Perbankan menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian (prudential banking) agar semua aktivitas yang dilakukan tidak membahayakan nasabah atau perekonomian negara. Karakteristik perbankan yang prudence ini tentu menyebabkan regulasi/kebijakan perbankan menjadi sangat ketat dalam menjalankan aktivitas operasional. Di Indonesia, aktivitas perbankan diawasi oleh berbagai institusi seperti Bank Indonesia sebagai Bank sentral, OJK (Otoritas Jasa Keuangan), BAPEPAM- LK, LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), dan Dirjen Pajak. Dengan demikian, bank-bank di Indonesia dituntut untuk selalu berhati-hati dalam menjalankan aktivitasnya agar jika sewaktu-waktu terjadi krisis moneter, perbankan tetap dapat bertahan dalam menjaga stabilitas keuangan. Ketahanan perbankan Indonesia sudah terlihat pada bulan Januari 2010. Saat itu, lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings, menaikkan peringkat delapan bank di Indonesia (Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Central Asia, Bank CIMB Niaga, Bank Danamon, Bank Internasional Indonesia, Bank OCBC NISP, dan Bank UOB Buana) dari BB menjadi BB+. Menurut Tan Lai Peng, Direktur Grup Institusi Keuangan Fitch Ratings, kenaikan peringkat ini mencerminkan ketahanan kinerja keuangan di tengah kondisi operasional yang

2 lebih sulit, terutama pada kuartal pertama 2009. Kenaikan peringkat itu sesuai dengan ekspektasi Fitch Ratings bahwa perbaikan perbankan di Indonesia akan berlanjut karena prospek ekonomi makro yang lebih kuat tercipta pada tahun 2010. Kondisi tersebut berimbas pada peningkatan kualitas kredit dan profitabilitas di masa depan. Bukti itu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya rata-rata profitabilitas perbankan Indonesia (diukur menggunakan ROA). Berdasarkan data mentah LK bank di BEI yang kemudian diolah lebih lanjut, peneliti mendapatkan hasil bahwa ROA perbankan pada tahun 2009 menunjukkan angka 0,8%, 1,1% pada tahun 2010, 1,31% pada tahun 2011, dan 1,48% pada tahun 2012. Menanggapi situasi semacam ini, salah satu kantor akuntan publik The Big Four, Ernst & Young, mengadakan survey mengenai South East Asia Capital Confidence Barometer pada tahun 2011. Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa para pelaku bisnis di kawasan Asia Tenggara, khususnya responden Indonesia, yakin bahwa pendapatan perusahaan sektor perbankan akan tetap stabil atau bahkan meningkat. Meski demikian, sebagian dari responden tersebut juga tetap khawatir atas kinerja pasar saham lokal. Mereka percaya bahwa ketidakpastian dalam ekonomi global berpotensi makin meredam suasana pasar modal terlepas dari kinerja perusahaan yang kuat (baik dari segi profitabilitas maupun likuiditas/excess of cash). Hasil selanjutnya dari survey tersebut memperlihatkan bahwa 71% pelaku

3 bisnis di Indonesia sektor perbankan berencana menggunakan kelebihan uang tunai mereka untuk membayar dividen kas. Fenomena atau realita yang terjadi sepanjang 2009 sampai 2012 justru menunjukkan hasil yang berkebalikan. Data mentah perbankan di BEI yang kemudian diolah peneliti menunjukkan hasil bahwa terjadi penurunan pembayaran dividen pada bank yang membagikan dividen tunai berturut-turut. Hasil rata-rata dividend payout ratio yaitu 33,29% pada tahun 2009, 29,14% pada tahun 2010, 24,09% pada tahun 2011, dan akhirnya menjadi 23,72% pada tahun 2012. Data tersebut juga menunjukkan bahwa sebanyak 20 dari 29 bank konvensional/non-syariah yang terdaftar di BEI sepanjang tahun 2009 sampai 2012 mayoritas tidak membagikan dividen kas atau hanya satu sampai dua kali sepanjang 4 tahun. Padahal jika ditinjau dari segi profitabilitas perusahaan, mayoritas bank tersebut menunjukkan hasil yang positif. Timbulnya fenomena tersebut ada kemungkinan akibat dari peningkatan rating perbankan itu sendiri. Menurut laporan IMF, pemberian peringkat ini menjadikan Indonesia masuk ke tingkat perekonomian baru yang disebut investment grade status. Peringkat investment grade status menyediakan kondisi yang kondusif bagi investor asing untuk berinvestasi di Indonesia baik melalui bursa efek atau melalui foreign direct investment (FDI). Keadaan tersebut membuat industri perbankan Indonesia mempunyai kesempatan ekspansi yang tinggi agar lebih mudah dalam memperoleh akses pendanaan dari investor. Kondisi semacam ini dapat menentukan set kesempatan investasi (IOS) suatu perusahaan (Scott, 2003). Kesempatan investasi atau

4 investment opportunity set (IOS) yang tinggi di masa depan membuat perusahaan dikatakan mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi. Rozeff (1982) menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan yang tinggi sering dikaitkan dengan penurunan dividen. Dividen kas merupakan masalah yang sering menjadi topik pembicaraan di antara para pemegang saham dan juga pihak manajemen perusahaan emiten. Terkadang hal tersebut justru menimbulkan kontroversi antara pemegang saham dan perusahaan emiten (Hanafi, 2004). Pemegang saham menganggap dividen sebagai salah satu bentuk motivasi dalam menanamkan dana di pasar modal. Para investor cenderung menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil dan kontinyu, karena hal ini dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga akan mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dana dalam perusahaan. Kondisi tersebut sesuai dengan Bird in The Hand Theory yang dikemukakan oleh Gordon dan Lintner. Teori tersebut menjelaskan bahwa investor lebih menyukai pembagian dividen kas yang pasti diperoleh sekarang dibandingkan dengan capital gains di masa depan. Bird in The Hand Theory juga memberikan penjelasan lebih lanjut bahwa pembagian dividen tunai yang stabil atau meningkat membawa konsekuensi atau dampak terhadap peningkatan harga saham. Peningkatan harga saham ini dapat berlanjut yang kemudian berpotensi untuk meningkatkan nilai perusahaan (firms value). Berdasarkan pertimbangan ini, perusahaan bisa saja mengambil langkah untuk membagikan dividen kas.

5 Dari sisi emiten, kebijakan perusahaan akan membagikan dividen atau tidak, atau seberapa besar dividen yang dibagikan, sangat penting untuk diperhatikan karena akan mempengaruhi penilaian investor. Proporsi laba bersih untuk dividen yang ditetapkan pada jumlah tinggi dapat menyebabkan penurunan sumber dana internal. Hal ini membuat perusahaan harus mencari sumber dana dari luar yang notabene memiliki biaya tinggi jika perusahaan akan melakukan ekspansi. Begitu pula sebaliknya, apabila proporsi laba bersih yang dibagikan dalam bentuk dividen lebih kecil, maka sumber dana internal yang dimiliki perusahaan menjadi tinggi. Dengan demikian, perusahaan hanya menanggung biaya yang rendah jika ingin berekspansi. Pertimbangan atas faktor-faktor semacam itu sering dihadapi oleh perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen tunai yang optimal. Kebijakan dividen yang optimal perlu diperhatikan karena dapat menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa depan yang memaksimumkan harga saham (Weston dan Brigham, 2005). Perusahaan yang hanya memperoleh laba saja tidak menjamin bahwa perusahaan tersebut pasti akan membagikan dividen. Dividen kas bisa dibayarkan kepada investor jika setidaknya perusahaan memperoleh laba bersih pada tahun berjalan, memiliki kelebihan kas, dan memiliki saldo laba positif. Selain itu, faktor lain seperti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) juga harus dipertimbangkan karena rapat tersebut menentukan keputusan akhir apakah dividen dibagikan atau tidak.

6 Berdasarkan uraian fenomena dan kontroversi di atas, peneliti termotivasi untuk menemukan bukti-bukti empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio (DPR) pada industri perbankan yang terdaftar di BEI periode 2009-2012. Faktor-faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu profitabilitas (ROA), free cash flow, dan investment opportunity set (IOS). Profitabilitas adalah tingkat laba bersih/net income yang mampu dihasilkan oleh perusahaan, sedangkan dividen merupakan sebagian dari laba bersih perusahaan yang dapat dibagikan kepada pemegang saham. Dengan demikian, peneliti dapat mengatakan bahwa profitabilitas memiliki keterkaitan dengan dividend payout ratio. Perusahaan yang mampu memperoleh laba tinggi memiliki kecenderungan juga akan membayar dividen kas/tunai yang tinggi. Kondisi semacam ini tercermin pada tingginya dividend payout ratio. Ukuran profitabilitas tersebut dapat diukur dengan menggunakan rasio ROA. Ang (1997) menyebutkan bahwa rasio ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan cara memanfaatkan/mengelola aset yang dimiliki. Profitabilitas yang diproksikan dengan ROA ini tentu dibutuhkan oleh perusahaan apabila perusahaan akan melakukan pembayaran dividen. Faktor kedua yang hendak diteliti yaitu free cash flow (FCF). Ross et al. (2000) mengartikan aliran kas bebas atau free cash flow sebagai aliran kas yang tersedia untuk dibagikan kepada para pemegang saham atau pemilik setelah

7 perusahaan melakukan investasi pada aset tetap (fixed asset) dan modal kerja (working capital) yang diperlukan untuk kelangsungan usahanya. Nilai aliran kas bebas dipengaruhi oleh kondisi perusahaan, misalnya bila perusahaan dengan tingkat free cash flow tinggi dan tingkat pertumbuhan rendah maka free cash flow ini seharusnya didistribusikan kepada pemegang saham. Tetapi, jika perusahaan memiliki free cash flow tinggi dan tingkat pertumbuhan tinggi maka aliran kas bebas ini akan ditahan sementara dan dimanfaatkan untuk investasi pada periode mendatang (Rosdini, 2009). Faktor ketiga dalam penelitian ini yaitu IOS. Set kesempatan investasi (IOS) didefinisikan sebagai ketersediaan investasi perusahaan di masa depan yang akan merepresentasikan perkembangan perusahaan (Hartono, 1997). Set kesempatan investasi merupakan variabel yang unobservable. Dalam penelitian ini, IOS akan diproksikan sebagai market to book value of equity (MVE/BVE). Kesempatan investasi atau investment opportunity set (IOS) yang tinggi di masa depan membuat perusahaan dikatakan mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi. Tingkat pertumbuhan yang tinggi juga sering dikaitkan dengan penurunan dividen tunai. Perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan yang tinggi diharapkan memiliki kesempatan investasi yang tinggi. Untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan tersebut, perusahaan memerlukan dana yang dibiayai dari sumber internal. Hal ini menyebabkan penurunan dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham (Myers dan Majluf, 1984).

8 Penelitian empiris ini dikhususkan pada sektor jasa perbankan. Hal ini dipertimbangkan oleh peneliti karena perbankan memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan lain seperti manufaktur. Peneliti menganggap bahwa perusahaan dengan kelompok industri yang berbeda kemungkinan besar akan memiliki kebijakan dividen yang berbeda pula. Di samping itu, penelitian ini menggunakan variabel independen IOS dengan proksi MVE/BVE untuk mengetahui pertumbuhan dan tingginya kesempatan investasi. Variabel ini digunakan sebagai pembeda dengan variabel growth yang dihitung dengan rumus/pengukuran berbeda. 1.2. Rumusan Masalah Kenaikan rating perbankan Indonesia berimbas pada peningkatan kualitas kredit dan profitabilitas. Hal tersebut ditunjukkan melalui peningkatan rata-rata profitabilitas perbankan Indonesia dari tahun 2009 sampai 2012. The Big Four, Ernst & Young merespon hal tersebut dengan melakukan survey di kawasan Asia Tenggara. Salah satu hasil survey menyatakan bahwa 71% pelaku bisnis sektor perbankan di Indonesia berencana menggunakan kelebihan uang tunai mereka untuk membayar dividen kas. Akan tetapi, realita yang terjadi sepanjang tahun 2009 sampai 2012 justru menunjukkan hasil yang berkebalikan yaitu terjadi penurunan dividend payout ratio. Dugaan sementara yaitu peningkatan rating perusahaan menyebabkan tingginya kesempatan berekspansi agar memperoleh akses pendanaan dari investor. Ada kemungkinan bahwa sumber internal yang ada justru digunakan

9 untuk bertumbuh dan menyebabkan dividen menjadi berkurang atau bahkan tidak dibagikan kepada pemegang saham. Dividen kas memang masih menjadi kontroversi di kalangan pemegang saham dan pihak manajer perusahaan. Perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor untuk menentukan kebijakan dividen yang optimal. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Apakah profitabilitas (ROA) berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio (DPR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI? 2) Apakah free cash flow berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio (DPR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI? 3) Apakah investment opportunity set berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio (DPR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas, free cash flow (FCF), dan investment opportunity set (IOS) terhadap dividend payout ratio (DPR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2009-2012.

10 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut. 1. Kontribusi praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan relevan bagi para investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi dalam jual beli saham sehubungan dengan ekspektasinya terhadap dividen tunai yang dibayarkan. 2. Kontribusi teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau tambahan wawasan serta bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas, free cash flow, dan investment opportunity set terhadap dividend payout ratio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Di samping itu, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis atau lebih lanjut. 1.5. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis Bab ini membahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan kebijakan pembagian dividen kas seperti teori keagenan antara investor

11 sebagai principal dan pihak manajemen sebagai agent. Selain itu, bab ini juga membahas teori mengenai profitabilitas, free cash flow, investment opportunity set, dan dividen (seperti kebijakan dividen, definisi dividend payout ratio, dan faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio). Pada bagian akhir bab ini akan dimuat pula hasil-hasil penelitian terdahulu serta pengembangan hipotesis. Bab III Metode Penelitian Bab ini berisi penjelasan mengenai jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, proses seleksi penentuan sampel, jenis dan teknik pengumpulan data, definisi operasional dan cara pengukuran, model penelitian, metode analisis data yang mencakup alat analisis untuk uji asumsi klasik dan uji hipotesis (regresi berganda). Bab IV Analisis Data dan Pembahasan Bab ini menjelaskan cara menganalisis data untuk menguji hipotesis penelitian serta pembahasan lebih lanjut. Bab V Penutup Bab ini berisi simpulan dari penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.