Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 3, Oktober 2011

PERBEDAAN PERILAKU SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI SD NEGERI TATELU KABUPATEN MINAHASA UTARA

Manuskrip. Oleh : Icha Puspitalia Wilanda NIM : G2A PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

Pengaruh Penyuluhan PHBS tentang Cuci Tangan Pakai Sabun terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas V SDN Taman Kota Serang

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

PERBEDAAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN DEMONSTRASI PADA ANAK KELAS V SD DI SDN PAGU I KECAMATAN PAGU

RYAN KENDI OKTA PRATAMA J

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PENGARUH EDUKASI SOSIODRAMA TENTANG PHBS CUCI TANGAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP CUCI TANGAN SISWA SD MUHAMMADIYAH KALANGAN

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA SMK TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG KARYA TULIS ILMIAH

Journal of Health Education

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB III METODE PENELITIAN. Desain dari penelitian ini adalah Pre Experimental dengan pendekatan one

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

EFEKTIFITAS PELATIHAN PENCEGAHAN GIZI BURUK BALITA PADA PEER EDUCATOR UNTUK MENINGKATAN PENGETAHUAN KELOMPOK DASAWISMA DI PUSKESMAS BATURRADEN I.

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN


BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

*Mulyo Aji Sulistyo,**Imam Fathoni,***Leo Yosdimyati R

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

PENYULUHAN DENGAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG SARAPAN PAGI PADA SISWA KELAS IV SDN 01 MANGUHARJO KOTA MADIUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian preeksperimental dan pendekatan one group pre test

SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA PUZZLE TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN ANAK PRASEKOLAH (5-6 TAHUN)

RABIATHUL IRFANIAH NIM I

Triwik Sri Mulati, Wiwik Setyaningsih, Dodiet Aditya S Kementrian Kesehatan Politeknik Surakarta Jurusan Kebidanan

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SEX EDUCATION

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MENCUCI TANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

SUCI ARSITA SARI. R

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN OLEH PEER EDUCATOR TERHADAP PHBS PADA ANAK KELAS V SD N 2 DI JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL

PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PRAKTIK IBU HAMIL DALAM UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI POST PARTUM

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

Yulisetyaningrum ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK DI JANTURAN MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

GROUP COUNSELING SERVICES EFFECTIVENESS IN REDUCING STUDENT BEHAVIOR AGGRESSIVE SMA 6 PADANGSIDIMPUAN STATE ACADEMIC YEAR

PERBEDAAN PENGETAHUAN MENCUCI TANGAN SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN PADA SISWA SDN 1 DUWET KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA MENYUSUI YANG BENAR

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Watik Ariyanti*) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

PENGGUNAAN MEDIA KARTU PUTAR DALAM PENYULUHAN UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN MENCUCI TANGAN MEMAKAI SABUN PADA SISWA SD TEGALREJO 2 KOTA YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

Wiwit Desi Intarti Akademi Kebidanan Graha Mandiri Cilacap

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

PENGARUH PENYULUHAN DENGAN MULTIMEDIA TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ANAK SD KELAS III DI SDN 2 JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

PENERAPAN FIVE STEPS TO SAFER SURGERY DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN PENGISIAN CHECKLIST DI RSKB ANNUR YOGYAKARTA TESIS

Pengaruh Frekuensi Penyuluhan di UKGS pada Anak SD terhadap Derajat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Asti Listyani PROGRAM

PERBEDAAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENCEGAHAN TIFOID SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN

PENGARUH PEER GROUP TUTORIAL TERHADAP PERILAKU JAJAN SEHAT SISWA KELAS 3 DI SD ISLAM HIDAYATULLAH DENPASAR SELATAN

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN KADER TENTANG TUGAS KADER POSYANDU

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

Efektivitas Penyuluhan NAPZA Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Di SMK DD Kabupaten Tanah Laut

Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017

SKRIPSI. Sripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PERBANDINGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL SEBELUM DAN SESUDAH MENGIKUTI PROGRAM KELAS IBU DI WILAYAH BANGSRI JEPARA NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK PADA METODE DEMONSTRASI DAN AUDIOVISUAL-FLOWCHART DALAM PEMASANGAN IUD KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI JANTEN, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULONPROGO

BAB III METODE PENELITIAN. atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PRAKTIK CUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH DI PAUD DARUNNAJAH TAMANSARI WULUHAN JEMBER

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENCUCI TANGAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENCUCI TANGAN SISWA SDN 01 GONILAN

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS PENYULUHAN KESEHATAN PENGETAHUAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS DARUSSALAM

: THERESYA GATRA STERI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENYULUHAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS V SDN SRIBITAN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

REVITALISASI POSKESTREN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENURUNKAN KELUHAN GANGGUAN KULIT PADA SANTRI DI PESANTREN AS SALAFIYYAH. Karya Tulis Ilmiah

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

KARYA TULIS ILMIAH. (Studi dilakukan di Kampung Sengon Kabupaten Sukoharjo)

Transkripsi:

EFEKTIFITAS PENYULUHAN KESEHATAN OLEH PEER GROUP DAN TENAGA KESEHATAN TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) CUCI TANGAN BERSIH PADA SISWA SD N 01 DAN 02 BONOSARI SEMPOR KEBUMEN Faisal Reza 1, Marsito 2, Rina Saraswati 3 1, 2, 3 Jurusan Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong ABSTRACT One effort to change behavior in health is by increasing knowledge. Increased knowledge of clean handwashing is through counseling. This study aims to identification issues concerning the effectiveness of peer group counseling and counseling by health workers to the level of knowledge of clean handwashing of grader V students in SDN 1 and SDN 2 BONOSARI village district bonosari sempor Kebumen 2011. This research was pre-experimental design. The research design was used in pretest-posttest design. The population in this study is the five-grade student at SD N 1 and SD N 2 BONOSARI in the village BONOSARI were 30 students. And samples taken with the technique of Non-Probability Sampling. Sampling of saturated (total sampling). To examine the effectiveness of counseling conducted paired t-test test using SPSS. Statistical analysis with paired t-test test test statistics obtained by the peer group (peer-group) with a t value <t table (0,645 <1.033) and p value 0.524 > 0.05 means there is no difference between the level of knowledge before and after obtaining counseling about the clean handwashing by age group (peer-group) in SDN 1 and SDN 2 Bonosari. And from the results of statistical tests by health officials found that the value of the t <t table (-2,646 < 1,033) and p value 0,019 <0,05 means there is difference between the level of knowledge before and after obtaining counseling about the health of clean handwashing by health workers in the SD N 1 dan SD N 2 Bonosari. Keywords: Counseling, peer group, health workers, the level of knowledge. PENDAHULUAN Penyuluhan kesehatan adalah sarana informasi yang sangat intensif dan efektif untuk meningkatkan aspek kesehatan yang dinilai masih tertinggal di suatu tempat (Notoatmodjo, 2006). Pembinaan kesehatan anak usia sekolah melalui program UKS salah satu programnya adalah pembinaan dokter kecil. Program dokter kecil pernah ada di SD N 01 Bonosari dan SD N 02 Bonosari sampai tahun 2008, kemudian tidak berjalan lagi karena tidak ada pembinaan yang intensif luar (pukesmas) 2-1 bulan sekali (Anonim, 2010). PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS, dan berperan aktif dalam 1

mewujudkan sekolah sehat. Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci tangan dengan sabun diantaranya Diare, ISPA, infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan. Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah: Mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air yang diolah (11%). Peer group adalah kelompok teman anak sebaya yang sukses dimana ia dapat berinteraksi (Santoso, 1999). Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketermpilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan, baik berupa pendidikan gelar D3, S1, S2 dan S3, pendidikan non gelar; sampai dengan pelatihan khusus kejuruan khusus seperti Juru Imunisasi, Malaria, dan sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan data yang sering dialami para siswa adalah sakit perut, panas dan pusing, serta sebagian mengatakan diare. Kebiasaan membeli jajan sembarangan dan tidak cuci tangan bersih masih banyak dilakukan siswa. Dilihat dari lokasinya SD N 01 Bonosari dan SD N 02 Bonosari jauh dari sumber informasi yang mendukung seperti; toko buku, internet serta sarana perpustakaan yang belum menyediakan buku-buku tentang kesehatan PHBS secara umum dan khususnya masalah cuci tangan bersih yang memungkinkan para siswa mengalami kesulitan memperoleh informasi, serta kurangnya pengetahuan siswa yang disebabkan karena siswa dari segi fisik dan psikologis belum matang, informasi yang kurang dari orang tua dan sulitnya mencari informasi karena letak desa yang agak jauh dari perkotaan.. Apakah mereka akan siap menghadapinya dengan kondisi seperti itu, dari fenomena tersebut peneliti merasa tertarik dan berminat mengadakan penelitian tentang Efektifitas Penyuluhan Kesehatan Oleh Peer Group Dan Tenaga Kesehatan Tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Cuci Tangan Bersih Pada Siswa SD N 01 Bonosari Dan SD N 02 Bonosari Sempor Kebumen Tahun 2011. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu (quasi experimental). Rancangan yang digunakan adalah Separate sample pretestpostest yaitu penelitian yang dilakukan pre-test sebelum cuci tangan bersih dimulai dengan peer group atau intervensi I dan penyuluhan kesehatan oleh tenaga kesehatan atau intervensi II. Setelah penyuluhan kesehatan dilaksanakan, dilakukan posttest (Campbell & Stanley dalam Arikunto, 1997). 2

Penelitian ini dilaksanakan di SD N 1 Bonosari dan SD N 2 Bonosari Desa Bonosari Kecamatan Sempor pada siswa-siswi kelas lima. Pemilihan SD N 1 Bonosari dan SD N 02 Bonosari desa Bonosari Kecamatan Sempor sebagai tempat penelitian dengan alasan letak geografis yang jauh dari pusat kesehatan sehingga informasi yang penting jarang tersampaikan. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Menurut Sugiono (2007), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas lima di SD N 01 BONOSARI dan SD N 02 BONOSARI desa Bonosari Sempor Kebumen dengan jumlah populasi sebanyak 30 siswa. Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai objek peneliti melalui sampling (Nursalam, 2003). Besar sampel dalam penelitian ini adalah 100% dari jumlah populasi yaitu 30 responden (Sugiono, 2006). Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan Non Probability Sampling - Sampling Jenuh (total sampling). Dalam hal ini peneliti mengambil semua dari populasi dan membaginya menjadi 2 kelompok yaitu 15 responden sebagai kelompok intervensi I atau penyuluhan dari peer group dan 15 responden sebagai kelompok intervensi II atau penyuluhan dari petugas kesehatan (Sugiyono, 2006). Menurut Notoatmodjo (2005) pengertian variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, ukuran yang dimiliki atau didapat oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Sesuai dengan perumusan masalah maka variabel penelitian dapat dituliskan sebagai berikut : 1. Variabel bebas (Independent) dalam penelitian ini adalah penyuluhan cuci tangan bersih yang dilakukan oleh peer group di SD N 01 Bonosari dan SD N 02 Bonosari Sempor Kebumen. 2. Variabel terikat (Dependent) dalam penelitian ini adalah penyuluhan cuci tangan bersih yang dilakukan oleh Tenaga Kesehatan di SD N 01 Bonosari dan SD N 02 Bonosari Sempor Kebumen. Kuesioner yang dipakai adalah kuesioner yang berisi sebanyak 18 pertanyaan. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup (closed ended). Pada kuesioner yang tertutup responden memilih dua alternative jawaban dengan memberikan tanda checklist pada kolom benar dan salah dengan ketentuan untuk setiap jawaban benar diberi nilai 1(satu) dan jawaban salah diberi nilai 0 (nol). Analisa data dilakukan menggunakan langkah diatas, yang meliputi dua tahapan yaitu univariat dan bivariat. Analisa bivariat atau tabel silang (cross tabulating), data tingkat 3

pengetahuan tersebut diolah menggunakan uji paired t-test untuk mengetahui besarnya perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan baik dari peer group maupun dari petugas kesehatan. Dan dilanjutkan dengan uji t-test independent untuk mencari manakah yang d t = sd n lebih efektif antara penyuluhan peer group dengan penyuluhan oleh petugas kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang perilaku cuci tangan bersih pada siswa-siswi SD N 01 Bonosari desa Bonosari kecamatan sempor kebumen. Rumus uji paired t test : r : rata-rata dari beda antara nilai pre test dan pos test Sd : simpangan baku dari d n : t test paired d : selisih antara nilai pre test dan pos test (Riwidikdo, 2007). HASIL DAN BAHASAN Kesehatan Terhadap Tingkat Perbedaan rata-rata Pengetahuan Tentang cuci penyuluhan Peer Group Dan tangan bersih Penyuluhan Oleh Tenaga Tabel 1 Rerata selisih Penyuluhan Peer Group Dan Penyuluhan Oleh Petugas Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang cuci tangan bersih di SD N 01 bonosari dan SD N 02 Bonosari, Sempor, n (30) Kelompok Peer Group Petugas Kesehatan Penyuluhan Kesehatan M SD Beda Mean t P Pre 16,27 1,831 Post 16,00 1,195 0,27 0,654 0.524 Pre 15,73 1,668 Post 16,73 1,033-1 2,646 0.019 Dari tabel 1 menunjukkan hasil uji statistik paired sample t- test pada penyuluhan peergroup, pre test menunjukkan mean = 16,27 dan SD 1,831, pada post test menunjukkan mean= 16,00 dan SD 1,195. Sedang selisih mean pre test dan post adalah 0,27 dengan t tabel 0,654. Oleh karena t hitung < t tabel (0,645< 1,195) artinya tidak ada perbedaan antara tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah memperoleh cuci tangan bersih dengan menggunakan metode peer group di SD N 01 dan SD N 02 Bonosari, Sempor, Kebumen. Sedangkan jika dilihat berdasarkan p value=0,524 dan nilai signifikasi 0,05, oleh karena p value > signifikasi (0,524 > 0,05) artinya tidak ada perbedaan antara tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah memperoleh 4

cuci tangan bersih dengan menggunakan metode peer group di SD N 01 bonosari dan SD N 02 Bonosari, Sempor. Dari table 1 menunjukkan uji statistik paired sample t-test pada petugas kesehatan, pre test menunjukan mean= 15,73 dan SD 1,668, pada post test menunjukkan mean=16,73, dan SD 1,033. Sedang selisih mean pre test dan post test adalah -1 dengan t-tabel -2,646. Oleh karena t hitung < t tabel (-2,646 < 1,033) artinya tidak ada perbedaan antara tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah memperoleh cuci tangan bersih oleh petugas kesehatan di SD N 01 dan SD N 02 Bonosari Sempor. Sedangkan jika dilihat berdasarkan p- value=0,019 dan nilai signifikasi 0,05, oleh karena p value < nilai signifikasi (0,019 < 0,05) artinya ada perbedaan antara tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah memperoleh cuci tangan bersih oleh petugas kesehatan di SD N 01 bonosari dan SD N 02 Bonosari, Sempor. Efektivitas Penyuluhan Peer Group Dan Penyuluhan Oleh Petugas Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang cuci tangan bersih di SD N 01 bonosari dan SD N 02 Bonosari, Sempor, n (30) Tabel 2 Efektivitas Penyuluhan Peer Group Dan Penyuluhan Oleh Petugas Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang cuci tangan bersih di SD N 01 bonosari dan SD N 02 Bonosari, Sempor, n (30) Kelompok Mean N t p Peer Group 16,00 15-1,798 0,083 Petugas Kesehatan 16,73 15 Dari Tabel 2. peneliti menggunakan uji t-test independent untuk mengetahui nilai yang paling signifikan antara penyuluhan peer group dengan penyuluhan oleh petugas kesehatan. Dari hasil uji statistik didapatkan bahwa nilai t hitung < t tabel yaitu -1,798 < 1,701 yang artinya tidak ada perbedaan antara penyuluhan peer group dengan penyuluhan oleh petugas kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang cuci tangan bersih di SD N 01 dan SD N 02 Bonosari, Sempor, Kebumen Dan dilihat dari nilai p pada Sig. (2-tailed) sebesar 0,083 yang berarti p value > 0,05 artinya tidak ada perbedaan yang signifikasi antara penyuluhan peer group dengan penyuluhan oleh petugas kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang cuci tangan bersih di SD N 01 dan SD N 02 Bonosari, Sempor, Kebumen. SIMPULAN 5

1. Tingkat pengetahuan siswi tentang cuci tangan bersih yang sebelum memperoleh penyuluhan oleh peer group terbanyak masuk kategori baik 14 responden (93,3 %). Dan setelah memperoleh penyuluhan kesehatan terbanyak masuk kategori baik 15 responden (100,0 %). 2. Tingkat pengetahuan siswi tentang cuci tangan bersih yang sebelum memperoleh penyuluhan oleh petugas kesehatan terbanyak masuk kategori baik 13 responden (86,7 %). Dan setelah memperoleh penyuluhan kesehatan terbanyak masuk kategori baik 15 responden (100 %). 3. Ada perbedaan efektifitas dalam penyuluhan yang dilakukan oleh peer group dan penyuluhan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dengan rentang nilai sedikit (p=0,083>0,05). DAFTAR PUSTAKA Ali, Zaidin. 2002. Dasar Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika Anonim. 2010. Profil Sekolah dasar Negeri 01 Bonosari Sempor Kebumen. Kebumen: SD 01 Bonosari Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Dep Kes RI.2006, Buku Saku Bidan Poskesdes : Untuk mewujudkan Desa Siaga. Jakarta: Depkes Departemen Kesehatan RI, Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan, Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI Tahun 2004 Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia: diakses tanggal 28 agustus 2010 DepkesRI. 2003. Sistem Kesehatan Nasional : Jakarta Herijulianti, dkk. 2002. Pendidikan Kesehatan. Jakarta: EGC. Hurlock, Elizabeth B. 1994. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (terjemahan Istiwiayanti). Jakarta: Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta 6