Terobosan Baru Transmisi Energi Listrik Tanpa Kabel (Wireless Electricity Transfer)

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN DAN REALISASI LISTRIK WIRELESS MENGGUNAKAN RESONANT COUPLING MAGNETIC

Optimasi Rangkaian dan Material Kumparan pada Rangkaian Transfer Listrik Tanpa Kabel Terhadap Jarak Jangkauan Pengiriman Energi Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel

RESONANT INDUCTIVE COUPLING PADA WIRELESS TRANSFER ELECTRICITY

Pengaruh Dimensi Kumparan Terhadap Efisiensi Energi Pada Sistem Pengiriman Daya Listrik Tampa Kabel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Prinsip Kerja Sistem Pengiriman Transfer Daya Nirkabel

BAB III METODE PENELITIAN. blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Sistem Blok Diagram Penelitian

RANCANG BANGUN CHARGER HANDPHONE TANPA KABEL

BAB I PENDAHULUAN. magnet akan dihasilkan disekitar kumparan. Fenomena ini dikenal sebagai

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

APLIKASI INDUKSI ELEKTROMAGNETIK SEBAGAI WIRELESS TRANSFER ENERGI LISTRIK UNTUK KIPAS ANGIN

PERANCANGAN DAN REALISASI PROTOTYPE SISTEM TRANSFER DAYA LISTRIK SECARA NIRKABEL

RANCANG BANGUN ALAT TRANSFER DAYA LISTRIK TANPA KABEL MENGGUNAKAN PRINSIP INDUKTIF MEDAN ELEKTROMAGNETIK DENGAN TEGANGAN INPUT 12 VOLT DC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Power bank dengan spesifikasi : Panasonic QE-QL105 berkapasitas

khazanah Analisis Luas Penampang dan Pengaruh Jarak Terhadap Transmisi Daya pada Wireless Charger Universal Smartphone informatika

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA DAN RANCANG BANGUN RANGKAIAN PENERIMA PADA SISTEM TRANSFER DAYA LISTRIK TANPA KABEL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel. Wireless

TRANSMISI DAYA TANPA KABEL (WIRELESS) UNTUK PENGISIAN BATERAI SECARA OTOMATIS DENGAN KOMBINASI INDUKSI MAGNETIK DAN RESONANSI PADA SISI TRANSMITER

RANCANG BANGUN PROTOTIPE RANGKAIAN PENERIMA SISTEM DAYA TANPA KABEL

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

ISSN The 4 th Univesity Research Coloquium 2016 ANALISIS PENGARUH JARAK TERHADAP TRANSMISI DAYA PADA WIRELESS CHARGER UNIVERSAL SMARTPHONE

LAPORAN AKHIR. oleh TRIA UTAMI PALEMBANG 2016

BAB IV ANALISA DAN PERFORMA PERANGKAT Efisiensi dan Evaluasi Kerugian daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN SISTEM WIRELESS TRANSFER ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN TEKNIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA

BAB II LANDASAN TEORI. Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN DAN ANALISA RANGKAIAN PROTOTYPE TRANSFER DAYA LISTRIK TANPA KABEL

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN TRANSFER DAYA LISTRIK NIRKABEL BEBAN DC MENGGUNAKAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Dielektrika, ISSN Vol. 3, No. 2 : , Agustus 2016

Journal of Control and Network Systems

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

DESAIN SISTEM TEKNOLOGI TESLA COIL UNTUK BEBAN LAMPU

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Selama ini sumber energi pada sektor transportasi didominasi oleh

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

BAB II LANDASAN TEORI

TRANSFORMATOR. Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 2014

UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN PENGHANTAR DAYA NIRKABEL. SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

SMA/MA IPA kelas 12 - FISIKA IPA BAB 7 GAYA GERAK LISTRIK INDUKSILatihan Soal 7.1

Induksi Elektromagnetik

PERANCANGAN TRANSMISI LISTRIK WIRELESS MENGGUNAKAN DUA KUMPARAN METAL

RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2

Pemancar dan Penerima FM

Pengaruh Loading Coil Terhadap Redaman Kabel

Transfer Daya Nirkabel dengan Kopling Induksi

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAN PERHITUNGAN CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNET TERHADAP DAYA PADA SEBUAH TRANSMITER FM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

BAB III PERANCANGAN ALAT. (Beat Frequency Oscilator) dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram sistem

PRAKTIKUM RANGKAIAN RLC DAN FENOMENA RESONANSI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU PENDAR ELEKTRONIK

PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

STUDI PENGARUH JUMLAH LILITAN DAN PANJANG KUMPARAN TERHADAP VOLTASE DAN ARUS BANGKITAN PADA MEKANISME PEMANEN ENERGI GETARAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Untuk pengukuran kuat medan listrik dan kuat medan magnet di bawah konduktor

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS

Latihan soal-soal PENGHANTAR

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

WIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK

RANCANG BANGUN WIRELESS POWER TRANSFER (WPT) MENGGUNAKAN METODE MULTI - MAGNETIC RESONATOR COUPLING

BAB III WAVEGUIDE. Gambar 3.1 bumbung gelombang persegi dan lingkaran

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2.1 Proses Inductive Charger (Sumber:

MAGNET JARUM. saklar. Besi lunak. Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA. kumparan. lampu. kumparan

BAB I FILTER I. 1. Judul Percobaan. Rangkaian Band Pass Filter. 2. Tujuan Percobaan

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLATIHAN SOAL BAB 3

Induksi Elektromagnetik

UNIVERSITAS INDONESIA RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR FREKUENSI PADA DUA JENIS ANTENA PEMANCAR WIRELESS POWER TRANSFER SKRIPSI

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

Magnet Rudi Susanto 1

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Perancangan dan Implementasi Sistem Komunikasi Laser Berdaya 1 mw

Pengaruh Sudut Antar Kumparan Pada Transfer Daya Nirkabel Menggunakan Metode Induksi Medan-Dekat

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

Perancangan Prototipe Transmitter Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers

RANCANG BANGUN POWER HARVESTER UNTUK TRANSFER DAYA WIRELESS MENGGUNAKAN ANTENA TV FREKUENSI MHZ

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut.

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

MAKALAH LISTRIK CLAMPMETER OLEH : MARIANI DWI ARTHA N. D3 ELEKTRO INDUSTRI

BAB 4 ANALISIS DAN DATA

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

PEMBUATAN PEMANCAR FM SEDERHANA UNTUK ALAT PERAGA

Transkripsi:

Terobosan Baru Transmisi Energi Listrik Tanpa Kabel (Wireless Electricity Transfer) Masjono Muchtar Program Studi Teknik Elektro Industri Akademi Teknik Industri Makassar Makassar, Indonsia e-mai: masjono@yahoo.com Abstract -- Imagine that one day in the future every aspect of life conducted wirelessly including electricity distribution. Wireles electricity transfer experiment has been conducted at Lab Teknik Tenaga Listrik Akademi Teknik Industri Makassar. Focus of this paper is to find the possibility of using wireless power transfer system to light energy saving bulb wirelessly. Research methodology consists of literature studies, circuits design, contruction and testing. The transmitter oscillator frequency was set to 1.645 MHz. The result showed that the received power inversly proportional with the distance between transmitter and receiver. Instead of transferring electricity from transmiter to receiver, the transmitter able to light 10 watt energy saving bulb wirelessly. Keyword: wireless power transfer, witricity, electromagnetics. I. LATAR BELAKANG Witricity atau yang saat ini dikenal dengan istilah wireless electricity dapat diartikan sebagai cara mengirimkan energi listrik dari satu titik ke titik yang lain melaui ruang vacum atau atmosfir tanpa menggunakan kabel penghubung secara fisik [1]. Teknologi ini tidak terbilang baru karena kurang lebih 100 tahun yang lalu Nicolai Tesla mencoba mengirim energi listrik sebesar 300 kw melalui gelombang radio pada frequensi 150 khz. Percobaan tersebut gagal akibat terjadinya diffusi daya. Namun di balik kesalahan tersebut dicoba untuk komunikasi wireless dan berhasil sampai hari ini. Pada tahun 2007 secara mengejutkan, Marin Soljacic dkk peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT), berhasil menyalakan balon listrik 60 watt pada jarak 2 meter [7]. Mereka menemukan bahwa untuk mendapatkan efisiensi transmisi energi listrik yang tinggi, antara pengirim dan penerima harus memiliki frekwensi resonansi yang sama. Sebuah transmitter wireless energi listrik memancarkan medan magnet dengan bantuan coil yang dipancarkan dengan frekuensi yang sama dengan receiver. Agar impedansinya optimal, digunakan gulungan kabel pada kedua sisinya. Gulungan kabel juga berfungsi sama seperti gigi transmisi sepeda. Saat menanjak gigi transmisi diturunkan agar mendapatkan energi yang lebih efisien, begitupun sebaliknya. Receiver juga menentukan sendiri tegangan yang diperlukan sesuai dengan ukuran. Dengan teknologi ini tidak ada kontak fisik antara pengirim dan penerima. Selain itu, transmiter juga hanya memancarkan energi sebanyak yang diperlukan oleh receiver. Teknologi ini masih dalam tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti diseluruh dunia, tidak ketinggalan para mahasiswa di Akademi Teknik Industri Makassar, Sulawesi Selatan Indonesia. Paper ini memaparkan hasil penelitian tersebut yang telah dilakukan di laboratorium Teknik Tenaga Listrik Akademi Teknik Industri Makassar. II. TRANSFER ENERGY Kopling energi terjadi ketika sumber energi memiliki alat untuk mentransfer energi dari satu objek ke objek yang lain. Contoh paling sederhana ketika sebuah lokomotive menarik rangkaian gerbong kereta api. Kopling mekanik yang menghubung lokomotive dan gerbong memungkinkan kereta untuk bergerak dan mengalahkan gaya gesek antara roda kereta dengan rel sehingga kereta dapat melaju. Kopling magnetik terjadi ketika medan magnet pada salah satu objek berinteraksi dengan objek yang lain dan menginduksikan arus listrik pada objek tersebut. Melalui mekanisme ini energi listrik dapat ditransfer dari sumber supply energi ke peralatan yang memerlukan energi listrik. Sangat berbeda dengan kopling mekanik seperti yang dicontohkan pada kereta api, kopling magnetik tidak memerlukan kontak secara fisik antara sumber pengirim atau pembangkit energi dengan objek yang menerima energi tersebut. [5] Gambar 1. Magnetic Coupling ISBN: 978-602-7776-72-2 Universitas Udayana 2013 7

Transformator salah satu contoh peralatan yang mentransfer energi dari kumparan primer ke kumparan sekunder tanpa menghubungkan kawat primer dan sekunder secara langsung Gambar.1. harus bekerja pada frekuensi yang ditentukan oleh nilai dari komponen induktor dan kapasitor. Dalam perancangan sistem, skema pembuatan alat Transfer Listrik Tanpa Kabel ( Wireless Electricity Transfer ) adalah sebagai berikut : III. WIRELESS ELECTRICITY TRANSFER. Transfer energi listrik tanpa kabel (wireless) memanfaatkan magnetic resonance coupling dua kumparan yang memiliki frekwensi resonansi alami yang sama [5]. Gambar 4 Diagram Sistem Transfer Energi Listrik Tanpa Kabel Gambar 2. Kumparan resonator magnet ideal Dua resonator magnetic ideal berwarna kuning, ilustrasi warna biru dan merah menggambarkan medan magnet. Kopling magnetik nampak pada hubungan ilustrasi warna [5]. Transmitter Receiver Teknologi witricity memfaatkan kumparan resonator magnetik dimana salah satunya dihubungkan dengan sumber energi listrik dan yang lain berfungsi sebagai receiver. Gambar 3, kumparan sebelah kiri dihubungkan dengan sumber Gambar 5 Rangkaian Equivalent Dari Sistem IV.RANGKAIAN TRANSMITTER (PEMANCAR) Perancangan transmitter (pengirim/ pemancar) merupakan bagian yang paling penting dalam sistem ini, jika tidak ada rangkaian pemancar, maka sebuah tegangan dari supply tidak dapat di transmisi / dihantarkan tanpa menggunakan kabel. Gambar 3 Teknologi Witricity listrik dan kumparan sebelah kanan dihubungkan dengan beban. Dalam perancangan rangkaian Transmitter dibutuhkan beberapa komponen agar supaya energi yang dipancarkan oleh alat tersebut menghasilkan pancaran energi yang baik, komponen utama yang sangat penting adalah kawat email. Diameter kawat email yang digunakan dalam rangkaian ini adalah 3 mm. Secara umum sebuah sistem Wireless Electricity Transfer ini terdiri dari pemancar (transmitter) dan penerima (receiver) Rangkaian pengirim merupakan rangkaian yang terdiri dari rangkaian oscillator dan rangkaian pengirim sinyal. Dengan gabungan dari dua rangkaian tersebut maka daya dari sumber dapat dikirimkan frekuensi sampai di terima pada bagian penerima. Rangkaian pengirim dan penerima Gambar 6 Rangkaian Transmitter 8 ISBN: 978-602-7776-72-2 Universitas Udayana 2013

V. RANGKAIAN RECEIVER (PENERIMA) Pada penelitian ini penerima gelombang elektromagnetik dengan proses resonansi magnetik, rangkaian penerima terdiri dari atas induktor ( lilitan kawat emai). Untuk mendapatkan penerima gelombang yang dengan efisiensi tinggi, maka frekuensi resonansi sendiri pada rangkaian penerima di usahakan sama dengan frekuensi resonansi pada rangkaian transmitter agar mutual induksi dapat terjadi Gambar.7. VII. HASIL PERCOBAAN A. Pengujian Rangkaian Pemancar Pemancar tidak lain adalah sebuah oscillator yang bekerja pada frekwensi 1.64548 MHz dengan tegangan peak to peak 100 mv. Sinyal keluaran pemancar dapat dilihat pada Gambar. 9. Pengukuran dilakukan dilakukan dengan menggunan osiloskop digital. VI. METODE PENELITIAN Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi metode studi literatur dengan experimental yang dilaksanakan pada Laboratorium Teknik Tenaga Listrik Akademi Teknik Industri Makassar. Langkah atau tahapan penelitian sebagai berikut: 1. Studi literatur 2. Desain Rangkaian 3. Merangkai Pengirim dan Penerima 4. Ujicoba dan pengambilan data. 5. Analis data hasil pengukuran Gambar 7 Rangkaian Receiver Gambar. 9 Tampilan sinyal transmitter B. Pengujian Rangkaian Receiver (Penerima) Rangkaian penerima adalah sebuah rangkaian penala L-C sama seperti pada penerima radio yang bekerja pada frekwensi resonansi dalam orde Mega Hertz [6]. Output rangkaian penerima diukur dengan menggunakan osiloskop digital untuk memastikan bahwa pengirim dan penerima bekerja pada frekwensi yang sama sehingga terjadi mutual induktansi. Berdasarkan hasil pengukuran dengan osiloskok Gambar. 10, menunjukkan bahwa rangkaian receiver mengeluarkan energi listrik tetapi tegangannya masih sangat rendah. Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa ada perbedaan frekwensi pengirim dengan frekwensi penerima. Perbedaan ini diduga sebagai penyebab rendahnya tegangan output penerima. Hal ini perlu penyelidikan lebih lanjut agar frekwensi receiver sama dengan frekwensi transmitter. Gambar 8. Konstruksi Pemancar dan Penerima. Gambar 10 Tampilan sinyal pada Rangkaian receiver ISBN: 978-602-7776-72-2 Universitas Udayana 2013 9

Gambar 11. Hubungan Jarak dengan Tegangan output TABEL 1. PERBANDINGAN JARAK DENGAN OUTPUT RECEIVER DENGAN TEGANGAN INPUT TETAP 25 VOLT No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Jarak (Cm) 3 5 8 12 18 20 25 30 Teg Receiver Frek Receiver (Volt) (MHz) 6 1,733 4,2 1,733 3 1,733 2,4 1,733 1,4 1,733 0,6 1,733 0,2 1,733 0,0 1,733 C. Hubungan Daya Dengan Jarak Pengukuran dilakukan dengan tegangan input tetap transmitter sebesar 25 Volt. Secara grafis, hubungan antara tegangan output rangkaian penerima dengan merubah jaraknya dari pemancar dapat dilihat pada Gambar 11. Berdasarkan grafik Gambar 11 nampak bahwa tegangan output berbanding terbalik secara linier dengan jarak antara pemancar dan penerima. Vpp (mv) Vavg (mv) Vmax (mv) Vrms (mv) 516 488 428 420 400 388 382 376 3,1 2,77 2,60 1,55 1,23 1,16 1,08 1,01 280 260 240 228 214 196 172 167 165 160 145 139 131 128 119 109 diameter kawat yang memberikan efisiensi transfer daya yang paling besar. Rangkaian kontroller yang merupakan RF amplifier pada penelitian selanjutnya Komponen dan mutu kawat yang digunakan turut berkontribusi pada hasil penelitian yang diperoleh. Namun satu hal yang menarik selama percobaan dilakukan, bahwa rangkaian ini dapat menyalakan lampu hemat energi 10 watt tanpa kabel. Penemuan secara tidak sengaja tersebut menarik untuk diteliti lebih lanjut. D. Hubungan Tegangan Input Trasmitter Dengan Tegangan Output Receiver Pengukuran dilakukan dengan menetapkan jarak yang tetap dan dipilih jarak 18 cm antara rangkaian transmitter dengan rangkaian Receiver. Grafik hubungan antara tegangan input pada pengirim dengan tegangan yang diterima pada rangkaian penerima dapat dilihat pada Gambar 12. Berdasarkan grafik tersebut nampak bahwa output receiver berbanding lurus dengan tegangan input pada pengirim. Tengangan output masih sangat rendah salah satu yang diduga sebagai penyebabnya adalah terjadi perbedaan frekwensi resonansi antara rangkaian pemancar dengan penerima. Selain itu dimensi kumparan dan diameter kawat yang digunakan perlu divariasikan untuk mendapatkan Gambar 13. Hubungan Tegangan Input Transmitter dengan Tegangan Output Receiver 10 ISBN: 978-602-7776-72-2 Universitas Udayana 2013

VIII. KESIMPULAN Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan pada penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Energi listrik dapat dikirim tanpa menggunakan kabel (wireless). 2. Untuk mendapatkan efisiensi transmisi diperlukan tune up atau penyesuaian antara frekwensi resonansi transmitter dengan frekwensi resonansi penerima. 3. Karakteristik kawat email yang digunakan sangat menentukan efisiensi sistem. 4. Semakin jauh jarak antara Receiver terhadap rangkain Trasmitter dapat mempengaruhi tegangan yang di terima oleh rangkaian Receiver. 5. Secara mengejutkan rangkaian transmitter dapat menyalakan lampu hemat energi 10 watt tanpa menggunakan kabel. DAFTAR PUSTAKA [1]. Dipak A. Mhaske, S.S. Katariya, Review Wireless Electric Energy Transmission Through Resonance Or Magnetic Coupling (Witricity), International Journal Of Electrical Engineering & Technology (Ijeet) Issn 0976 6553(Online) Volume 3, Issue 3, October - December (2012), Pp. 43-51 [2]. Héctor Vázquez-Leal, at al, The Phenomenon of Wireless Energy Transfer: Experiments and PhilosophyUniversity of Veracruz Electronic Instrumentation and Atmospheric Sciences School México [3]. Mohammad Yasir Md. Shakibul Haque, The Witricity: Revolution in Power Transmission Technology, International Journal of Scientific & Engineering Research, Volume 4, Issue 8, August 2013. [4]. Y. Yusop at al, Resonance Coupling Technique for Wireless Energy Transfer IOSR Journal of Electrical and Electronics Engineering (IOSR-JEEE) Volume 2, Issue 5 (Sep-Oct. 2012), PP 50-54. [5]. http://www.witricity.com/pages/technology.html [6]. http://www.witricitypower.com/index.html ISBN: 978-602-7776-72-2 Universitas Udayana 2013 11

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan 12 ISBN: 978-602-7776-72-2 Universitas Udayana 2013