PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA MODEL PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK SMK PERKEBUNAN BERTEMAKAN KOPI DAN KAKAO. Randi Pratama Murtikusuma 6

dokumen-dokumen yang mirip
Randi Pratama Murtikusuma 1* Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Jember

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan Van den Akker (1999:3-5) tujuan penelitian pengembangan bisa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.

VALIDASI PENGEMBANGAN MODUL FISIKA DASAR BERBASIS PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MAHASISWA STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MELATIH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS SISWA DI KELAS VIII

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP OPERASI BENTUK ALJABAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENGEMBANGAN. define, design, develop, dan disseminate. Namun dalam pelaksanaannya,

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI LUAS PERMUKAAN PRISMA DAN LIMAS DI SMP

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MODEL PEMBELAJARAN GRUP INVESTIGASI PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS XI IPA MA MUHAMMADIYAH I MALANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Materi Garis dan Sudut dengan Pendekatan Inquiry Berbantuan Software Wingeom

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI POLA BILANGAN

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERCIRIKAN KONSTRUKTIVIS TIPE GAGNON DAN COLLAY PADA MATERI PENYAJIAN DATA UNTUK SISWA KELAS VII

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut. dengan pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Problem Based Learning

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Research and Development (R&D)

BAB V PEMBAHASAN. yaitu valid, praktis dan efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri

PENGEMBANGAN LKS BERCIRIKAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK SISWA SMP AR-ROHMAH MALANG KELAS VII

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

Indah Figa Wardhani 1, Hobri 2, Ervin Oktavianingtyas 3

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (research and

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

Randi Pratama 1 Dinawati Trapsilasiwi 2 Susi Setiawani 3 ABSTRACT

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). Menurut Wina

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

Jurnal Pendidikan Matematika & Matematika

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PBM PADA SISWA KELAS XI MM1 SMK TKM TEKNIK KEBUMEN

EFEKTIVITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS QUANTUM LEARNING DI SDN BANYUAJUH KAMAL MADURA

BAB III METODE PENELITIAN

PRAKTIKALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SMA ADABIAH 2 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. berbagai sudut pandang yang tidak bisa dipisahkan. Jika dilihat dari sudut

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa

BAB IV PEMBAHASAN. yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Berikut

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Kata Kunci : Pendekatan Rigorous Mathematical Thinking (RMT), Mediated Learning Experience (MLE), Peralatan psikologis, fungsi kognitif.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR DENGAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) PADA PEMBELAJARAN KIMIA

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 3 No. 3 November 2015

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DAN HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PROGRAM LINEAR MENGGUNAKAN APLIKASI GEOGEBRA BERBANTUAN ANDROID DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB III METODE PENELITIAN. (RME) berbasis Teori Multiple Intelligence Howard Gardner. Waktu : 23 Maret April 2016

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL ARIAS UNTUK MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SMP. Wahyu Hidayat

T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D).

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERSTANDAR NCTM BERNUANSA COGNITIVE LOAD THEORY UNTUK SMK KELAS X

BAB III METODE PENELITIAN

PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA POKOK BAHASAN ATURAN PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA UNTUK SMA KELAS X DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Bioscientist Vol. 3 No.2, ISSN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematik dan selfefficacy

Nina Selvizia, Zainuddin, dan Abdul Salam Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODE PENELITIAN. Lembar Kerja Siswa (LKS) materi matriks dengan pendekatan PMR untuk siswa

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KETERAMPILAN MELUKIS SUDUT UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

Transkripsi:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA MODEL PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK SMK PERKEBUNAN BERTEMAKAN KOPI DAN KAKAO. Randi Pratama Murtikusuma 6 ABSTRAK: LKS dalam penelitian ini dikembangkan dengan berbasis model Problem- Based Learning (PBL). Penerapan pembelajaran model PBL sangat erat kaitannya dengan masalah praktis salah satunya tentang masalah kopi dan kakao. Tema kopi dan kakao merupakan salah satu dari tujuh riset unggulan Universitas Jember karena berada di wilayah potensial perkebunan kopi, dan memiliki rekam jejak yang baik dalam pengajaran bidang perkebunan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan LKS dengan model Problem-Based Learning untuk SMK Perkebunan bertemakan kopi dan kakao yang valid, praktis, dan efektif. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian model pengembangan Plomp yang terdiri atas 3 fase yaitu: (i) Penelitian Awal (Preliminary Research), (ii) Fase Pengembangan (Prototyping Phase), dan (iii) Fase Penilaian (Assessment Phase). Hasil dari penelitian ini adalah skor hasil validasi LKS dan lembar TPBA yang memenuhi kriteria valid, skor observasi aktivitas guru yang memenuhi kriteria praktis, serta skor TPBA, skor observasi aktivitas siswa, dan respon siswa yang memenuhi kriteria efektif. Kata kunci: LKS, Problem-Based Learning, Kopi dan Kakao. PENDAHULUAN Tujuan pembelajaran di setiap jenjang pada dasarnya mengacu pada dua tujuan pokok yaitu tujuan yang bersifat formal dan material (Soedjadi, 2000). Tujuan pembelajaran matematika yang bersifat formal menekankan pada penataan nalar serta pembentukan pribadi siswa. Sedangkan tujuan yang bersifat material menekankan pada kemampuan pemecahaan masalah dan penerapan matematika, baik dalam bidang matematika maupun bidang ilmu lainnya. NCTM (Kennedy, 2003) menambahkan, pembelajaran matematika difokuskan pada 5 tujuan umum untuk para siswa, yaitu (1) belajar pada nilai-nilai matematika, (2) belajar mengembangkan kepercayaan pada kemampuan mereka dalam menggunakan matematika, (3) belajar menjadi penyelesai masalah, (4) belajar untuk mengkomunikasikan hal-hal yang berhubungan dengan matematika, dan (5) belajar untuk menalar hal-hal yang berhubungan dengan matematika. Dari kedua tujuan pembelajaran matematika yang dipaparkan tersebut dapat disimpulkan bahwa penalaran matematika sangat dibutuhkan dalam pemecahan masalah. Salah satu model pembelajaran yang mampu meningkatkan penalaran dan 6 Dosen Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember

52 Pancaran, Vol. 5, No. 4, hal 51-60, November 2016 kemampuan berpikir siswa adalah Problem-Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah. Problem-Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang menerapkan teori konstruktivisme (Dolmans, 2005). Dalam penerapannya PBL memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menyelidiki permasalahan yang dihadapi. Dengan PBL, siswa dapat mengaktifkan informasi baru berdasarkan struktur pengetahuan yang ada (Capon, 2004). Selain itu PBL juga dapat merangsang keterlibatan kegiatan belajar yang mengakibatkan meningkatnya pemahaman yang kompleks (Graaf, 2003). Dalam penerapan PBL, proses pembelajaran tidak lagi dipandang sebagai proses pengajar yang memberikan banyak informasi kepada siswa melalui pengulangan dan penguatan, akan tetapi guru hanya berperan sebagai fasilitator. Hal itu dilakukan dengan memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam proses pemecahan permasalahan yang mereka hadapi sehingga dapat menghasilkan dan mengembangkan kemampuan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman. Tujuannya agar siswa dapat menggunakan pengetahuan yang telah ia miliki untuk memecahkan persoalan, mendapatkan informasi baru serta membangun pemahaman sendiri. Keberhasilan PBL untuk berbagai tujuan telah terbukti dalam beberapa penelitian, diantaranya adalah hasil penelitian Dochy (2003), Berkel (2005), Akinoglu (2007), dan Masek (2011) yang menunjukkan proses PBL secara positif mempengaruhi prestasi akademik, sikap, dan perkembangan konseptual siswa. Selain itu menurut Barret (2010), PBL dapat memaksimalkan potensi belajar. Dari hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengaruh model PBL bukan hanya mampu mengembangkan kemampuan kemampuan berpikir, tetapi juga mengarahkan sikap siswa menjadi pribadi sosial yang lebih bertanggung jawab. Prosedur pelaksanaan model PBL dalam pembelajaran matematika harus sesuai dengan perangkat pembelajaran yang digunakan, salah satunya dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS diperlukan untuk menuntun siswa mengikuti prosedur keterlaksanaan model PBL pada proses pembelajaran matematika di dalam kelas yang akan difasilitasi oleh guru. LKS berisi materi yang berupa konsep-konsep dan pengertian-pengertian yang akan dikonstruksi siswa melalui masalah-masalah yang diberikan. Dalam hal ini, masalah-masalah yang dipaparkan pada lembar kerja akan

Randi: Pengembangan Lembar Kerja Siswa Matematika Model Problem... 53 menuntun mereka untuk menemukan konsep matematika sesuai dengan prosedur pemecahan masalah yang ditawarkan oleh model Problem-Based Learning. Penerapan pembelajaran model PBL sangat erat kaitannya dengan masalah praktis salah satunya tentang masalah kopi dan kakao. Tema kopi dan kakao merupakan salah satu dari tujuh riset unggulan Universitas Jember (UNEJ) karena letak geografisnya di wilayah potensial perkebunan kopi. Selain itu UNEJ memiliki rekam jejak (track record) yang baik dalam pendidikan dan pengajaran bidang perkebunan. Oleh karena itu perlu ada pengembangan bahan ajar dimulai dari sekolah-sekolah menengah yang bertemakan kopi dan kakao, khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jurusan Perkebunan di Kabupaten Jember. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan Lembar Kerja Siswa matematika model Problem-Based Learning untuk SMK Perkebunan bertemakan kopi dan kakao yang valid, praktis, dan efektif. Manfaat Penelitian ini antara lain: (1) Bagi peneliti, sebagai wawasan baru mengenai penyusunan perangkat pembelajaran, khususnya lembar kerja siswa yang berkualitas serta memberikan pengalaman dalam mengembangkan pembelajaran inovatif untuk bidang studi pendidikan matematika; (2) Bagi pengajar, sebagai informasi, masukan dan alternatif untuk memilih variasi model pembelajaran yang sesuai, guna meningkatkan kualitas proses pembelajaran; (3) Bagi siswa, sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi dan pemahamannya dalam pembelajaran matematika; (4) Bagi peneliti lain, sebagai masukan dan referensi untuk penelitian yang sejenis; dan (5) Bagi instansi yang terkait, sebagai sumbangan informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran matematika. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian model pengembangan Plomp yang terdiri atas 3 fase yaitu: (i) Penelitian Awal (Preliminary Research), (ii) Fase Pengembangan (Prototyping Phase), (iii) Fase Penilaian (Assessment Phase). Pada penelitian awal (Preliminary Research) dilakukan pengamatan dan analisis perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas XI SMK Yapeni Jember jurusan Perkebunan, pengkajian kurikulum dan silabus tentang materi barisan deret, serta investigasi sumber-sumber pendukung yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran.

54 Pancaran, Vol. 5, No. 4, hal 51-60, November 2016 Hal ini dibutuhkan sebagai acuan dalam penyusunan LKS berbasis PBL yang akan dikembangkan. Pada fase pengembangan (Prototyping Phase), dilaksanakan pengembangan produk yang mendukung pembelajaran matematika model PBL. Pada tahap ini, tidak hanya produk penelitian yang telah dikembangkan tetapi juga instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur kevalidan, kepraktisan dan keefektifan produk hasil penelitian. Produk yang dikembangkan berupa lembar kerja siswa (LKS) model PBL. Instrumen penilaian yang dikembangkan pada fase ini berupa (1) lembar validasi perangkat pembelajaran dan instrumen penilaian, (2) lembar observasi aktivitas guru, (3) lembar observasi aktivitas siswa, dan (4) angket respon siswa, dan (5) tes penguasaan bahan ajar (TPBA). Fase yang terakhir adalah fase penilaian (Assessment Phase). Untuk memenuhi syarat valid, praktis dan valid, produk yang telah dikembangkan pada fase sebelumnya. Tahap pertama adalah uji validasi untuk mengukur kevalidan produk yang selanjutnya juga akan digunakan untuk mengukur kepraktisan dan keefektifan produk. Uji validasi ini dilaksanakan oleh dua orang validator yang merupakan ahli dalam bidang pembelajaran dan matematika. Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi LKS dan TPBA. Selanjutnya, setelah revisi uji validasi telah dilaksanakan, produk penelitian ini diujikan pada subjek ujicoba untuk mengukur kepraktisan dan keefektifan produk. Lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Menengan Kejuruan (SMK) Jurusan Perkebunan di Kabupaten Jember. Subyek uji coba pada penelitian ini adalah siswa SMK Jurusan Perkebunan di Kabupaten Jember. Jenis data pada penelitian ini ada dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa tanggapan dan saran perbaikan dari validator, praktisi maupun siswa serta catatan lapangan. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari skor hasil validasi, skor pada lembar observasi dan skor hasil tes penguasaan bahan ajar (TPBA). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini membahas tentang penyajian data uji coba. Penyajian data uji coba berisi data-data dan analisis kevalidan, kepraktisan dan keefektifan lembar kerja siswa (LKS) matematika model Problem-Based Learning Untuk SMK Perkebunan Bertemakan Kopi Dan Kakao. Analisis data kevalidan dibagi menjadi 2

Randi: Pengembangan Lembar Kerja Siswa Matematika Model Problem... 55 yaitu berdasarkan hasil validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) dan hasil validasi Tes Penguasaan Bahan Ajar (TPBA). Proses validasi dilakukan dengan menyerahkan perangkat, instrumen penilaian dan lembar validasi kepada validator. Selain memberikan penilaian, validator tersebut juga memberikan komentar dan saran perbaikan pada produk yang dikembangkan. Rekapitulasi validasi LKS dan TPBA dipaparkan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Rekap Validasi LKS No Indikator Validator Rata- V1 V2 Rata Format 1 Desain menarik dan sesuai dengan isi 4 4 4 2 Format LKS jelas dan runtut 4 4 4 Isi 3 Petunjuk pengerjaan ditulis dengan lengkap dan jelas 3 4 3,5 4 Langkah-langkah pembelajaran mencerminkan sintaks model 4 4 4 Problem-Based Learning 5 Materi kegiatan membantu siswa membangun pemahaman secara 4 4 4 mandiri 6 Materi kegiatan mendorong siswa untuk aktif dalam memproses 4 3 3,5 informasi 7 Materi kegiatan menekankan kepada penguasaan konsep 4 3 3,5 8 Materi pembelajaran terkait dengan tema Kopi dan Kakao 4 4 4 Bahasa 8 Penggunaan bahasa yang mudah dipahami 3 4 3,5 9 Penggunaan bahasa yang bersifat komunikatif 3 4 3,5 10 Menggunakan kaidah penulisan yang baku dan sesuai dengan EYD 4 4 4 Skor Total 37 38 37,5 Rata-rata 3,7 3,8 3,75 Presentase Hasil Validasi (%) 92,5 95 93,75 Tabel 1. Rekap Validasi TPBA No Indikator Validator Ratarata V1 V2 Isi 1 Butir soal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai 4 4 4 2 Butir soal sesuai dengan pembelajaran model Problem-Based Learning 4 3 3,5 Bahasa 3 Penggunaan bahasa yang mudah dipahami 4 4 4 4 Penggunaan bahasa yang bersifat komunikatif 4 4 4 5 Menggunakan kaidah penulisan yang baku dan sesuai dengan EYD 4 4 4 Skor Total 20 19 19,5 Rata-rata 4,0 3,8 3,9 Presentase Hasil Validasi (%) 100 95 97,5 Berdasarkan analisis data kevalidan pada tabel 1 dan tabel 2 diperoleh rata-rata keseluruhan skor validasi LKS 3,75 atau 93,75% dan skor validasi TPBA 3,9 atau

56 Pancaran, Vol. 5, No. 4, hal 51-60, November 2016 97,5%. Maka berdasarkan kriteria kevalidan, prototype LKS yang dikembangkan dalam penelitian ini memenuhi kriteria valid. Observasi aktivitas guru dilakukan selama 4 kali pertemuan. Berdasarkan rekapitulasi data observasi aktivitas guru diperoleh rata-rata keseluruhan skor hasil observasi guru 2,57 dan presentase rata-rata skor hasil observasi guru yaitu 85,83%. Maka berdasarkan kriteria hasil observasi aktivitas guru, persentase skor memenuhi kriteria baik. Selain itu menurut hasil wawancara, praktisi hanya memberikan saransaran perbaikan yang tidak mengubah perangkat secara keseluruhan. Sehingga dari hal tersebut dapat dikatakan LKS yang dikembangkan dalam penelitian ini praktis. Rekapitulasi hasil observasi aktivitas guru dipaparkan pada tabel 3. Tahap Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Indikator Skor Pertemuan ke- 1 2 3 4 Ratarata Ratarata (%) Kegiatan Awal Pembelajaran 2 2 2 3 2.25 75 Awal Pembentukan kelompok siswa 3 3 3 3 3 100 Menyepakati definisi, istilah dan konsep 2 2 3 3 2.5 83.33 Menyajikan masalah 3 2 3 2 2.5 83.33 Analisis masalah 3 3 3 3 3 100 Menyusun dugaan sementara 2 2 3 3 2.5 83.33 Inti Mengarahkan pada tujuan pembelajaran 3 3 2 3 2.75 91.67 Menyelidiki 2 2 2 3 2.25 75 Melaporkan kembali dan menerapkan informasi baru ke masalah awal 3 3 3 3 3 100 Akhir Kegiatan akhir pembelajaran 2 2 2 2 2 66.67 rata-rata skor 2.5 2.4 2.6 2.8 2.57 persentase skor 83.3 80 86.7 93.3 85.83 Analisis data keefektifan LKS dibagi menjadi 3 bagian yaitu berdasarkan hasil tes penguasaan bahan ajar (TPBA), hasil observasi aktivitas siswa dan hasil respon siswa. Tes penguasaan bahan ajar dilaksanakan pada pertemuan kelima setelah empat kali pelaksanaan ujicoba LKS melalui proses pembelajaran. Data nilai tes penguasaan bahan ajar berfungsi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa baik secara individu maupun secara klasikal setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan LKS model Problem-Based Learning yang telah dikembangkan peneliti. Dari 11 siswa yang mengikuti TPBA diperoleh 9 siswa memperolah nilai di atas KKM yang telah ditentukan dan 2 siswa memperolah nilai di bawah KKM. Hal ini berarti 81,8% siswa telah tuntas hasil belajarnya dan 18,2% siswa tidak tuntas hasil belajarnya.

Randi: Pengembangan Lembar Kerja Siswa Matematika Model Problem... 57 Observasi aktivitas siswa dilakukan oleh 2 orang observer selama 4 kali pertemuan. Indikator aktivitas siswa dengan nilai paling kecil (71,88%) yaitu pada indikator Melaporkan hasil diskusi dengan menuliskannya di papan tulis dan menjelaskan pendapatnya. Hal tersebut disebabkan siswa masih kesulitan dalam menjelaskan hasil pekerjaannya di papan tulis sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama. Indikator aktivitas siswa dengan nilai paling kecil kedua (78,13%) yaitu pada indikator Mengerjakan latihan soal secara individu. Hal tersebut disebabkan siswa masih belum cukup percaya diri untuk mengerjakan latihan soal secara individu. Secara keseluruhan, diperoleh rata-rata skor hasil observasi aktivitas siswa 3,59 dan persentase rata-rata skor hasil observasi aktivitas siswa yaitu 89,66%. Maka berdasarkan kriteria keaktifan siswa siswa, skor rata-rata memenuhi kriteria sangat aktif. Rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa dipaparkan pada tabel 4. Tahap Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Indikator Skor pada pertemuan ke- 1 2 3 4 O1 O2 O1 O2 O1 O2 O1 O2 Ratarata Rata- Rata (%) Berkumpul sesuai dengan kelompoknya dengan tertib 4 2 4 3 4 4 4 4 3.63 90.63 Memperhatikan, memahami, mencermati tujuan 3 3 4 3 3 4 4 4 3.5 87.5 Awal pembelajaran Menyepakati definisi materi prasyarat dan memperhatikan motivasi tentang pentingnya materi dari guru 3 4 3 4 3 4 3 4 3.5 87.5 Mengamati permasalahan mengumpulkan informasi 4 4 4 3 4 3 4 4 3.75 93.75 penting ke dalam LKS Berdiskusi memecahkan permasalahan dengan 4 4 3 4 4 4 4 4 3.88 96.88 kelompoknya Menyusun dugaan sementara dan menuliskannya dalam LKS 3 3 2 3 3 4 4 3 3.13 78.13 Inti Menyusun pola sesuai dengan petunjuk LKS 3 4 4 4 4 3 4 4 3.75 93.75 Menyelidiki kebenaran rumus umum yang akan dicari 3 3 3 4 4 4 3 4 3.5 87.5 Melaporkan hasil diskusi dengan menuliskannya di papan tulis dan menjelaskan 2 2 3 2 4 3 4 3 2.88 71.88 pendapatnya Menerapkan informasi baru ke permasalahan awal 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100 Mengerjakan soal latihan secara individu 4 2 3 3 4 3 3 3 3.13 78.13 Bersama guru menarik kesimpulan 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100 Akhir Memperhatikan penjelasan guru tentang pertemuan berikutnya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100 Rata-rata 3.46 3.31 3.46 3.46 3.77 3.69 3.77 3.77 3.59

58 Pancaran, Vol. 5, No. 4, hal 51-60, November 2016 Tahap Indikator Skor pada pertemuan ke- 1 2 3 4 O1 O2 O1 O2 O1 O2 O1 O2 Ratarata Rata- Rata (%) % rata-rata 86.5 82.7 86.5 86.5 94.2 92.3 94.2 94.2 89.66 Lembar angket respon siswa diisi oleh 11 siswa. Skor hasil respon siswa kemudian direkap dan dianalisis. Dari hasil analisis tiap item pertanyaan angket respon siswa bahwa jawaban positif terendah terletak pada pertanyaan ke-3 dan ke-5 yaitu tentang suasana belajar di kelas dan proses menggapai pendapat teman kelompok, sedangkan untuk jawaban positif tertinggi terletak pada pertanyaan ke-11 tentang penggunaan tema kopi dan kakao dalam LKS bidang studi matematika. Secara keseluruhan, persentase rata-rata setiap pertanyaan adalah 77% menjawab ya dan 23% menjawab tidak. Hal tersebut mengindikasikan secara keseluruhan siswa menyukai pembelajaran dengan LKS model Problem-Based Learning bertemakan Kopi dan Kakao yang digunakan. Selain analisis item pertanyaan, dari data respon siswa didapatkan jumlah siswa yang memiliki respon positif secara keseluruh. Dengan demikian, persentase jumlah siswa yang memberikan respon positif adalah100%. Rekapitulasi hasil respon siswa dipaparkan pada tabel 5. Tabel 5. Rekapitulasi hasil respon siswa No Aspek yang dinilai Jumlah Jawaban Persentase Jawaban Ya Tdk Ya Tdk 1. Apakah kalian senang selama mengikuti pembelajaran dengan model Problem-Based Learning 10 1 90,9 9 2. Apakah kalian senang cara guru mengajar 10 1 90,9 9 3. Apakah kalian senang suasana belajar di kelas 8 3 72,7 27 4. Apakah kalian senang menyatakan pendapat kepada teman 9 2 81,8 18 5. Apakah kalian senang menanggapi pendapat teman kelompok 8 3 72,7 27 6. Apakah kalian memiliki kesempatan lebih banyak untuk berdiskusi dengan teman dalam memecahkan masalah 9 2 81,8 18 7. Apakah kalian memiliki kesempatan lebih banyak untuk mengungkapkan pendapat 9 2 81,8 18 8. Apakah kalian dapat memahami bahasa yang digunakan dalam LKS 10 1 90,9 9 9. Apakah kalian menyukai tema kopi dan kakao yang digunakan dalam LKS 11 0 100 0 10. Apakah kalian setuju jika pembelajaran Problem-Based Learning diajarkan untuk materi yang lain? 9 2 81,8 18 Rata-rata 8,45 1,55 77% 23% Berdasarkan seluruh kegiatan penelitian pengembangan LKS yang telah dilakukan, data direkap dan kemudian dianalisis berdasarkan kriteria yang ditentukan. Hasil penilaian dan kriteria secara keseluiruhan disajikan pada Tabel 6.

Randi: Pengembangan Lembar Kerja Siswa Matematika Model Problem... 59 Tabel 6. Hasil Penilaian Secara Keseluruhan No Data Skor/Hasil Kritera 1 Skor Validasi LKS 93,75% Skor Validasi Lembar TPBA 97,5% Valid 2 Skor Observasi Aktivitas Guru 85,83% Praktis Skor TPBA Tuntas 3 Skor Observasi Aktivitas Siswa 89,66% Efektif Skor Respon Siswa 100% positif Berdasarkan data secara keseluruhan pada Tabel 6, maka dapat dianalisis LKS dan intrumen penilaian yang dikembangkan telah valid dengan beberapa revisi kecil. Kemudian, data yang diambil pada saat uji coba produk menunjukkan produk praktis dan efektif. Sehingga dari keseluruhan proses dapat disimpulkan bahwa produk pengembangan yang berupa LKS model Problem-Based Learning pada penelitian ini telah memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian pengembangan yang sudah dilakukan maka kesimpulan yang didapatkan adalah: (1) LKS yang dikembangkan pada penelitian ini dikategorikan valid berdasarkan penilaian dari validator; (2) LKS yang dikembangkan pada penelitian ini dikategorikan praktis berdasarkan hasil observasi aktivitas guru yang memenuhi kriteria sangat baik; dan (3) LKS yang dikembangkan pada penelitian ini dikategorikan efektif berdasarkan hasil tes penguasaan bahan ajar yang secara klasikal memenuhi kriteria tuntas, hasil observasi siswa yang memenuhi kriteria sangat aktif dan respon siswa positif. Saran pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan ini antara lain: (1) LKS yang dihasilkan masih perlu diujicobakan pada sekolah lain dengan berbagai kondisi agar diperoleh perangkat pembelajaran model Problem-Based Learning yang lebih berkualitas; dan (2) Penelitian ini melalui 3 tahap yaitu tahap penelitian awal, tahap pengembangan dan tahap penilaian. Untuk mengetahui seberapa efektif LKS ini dan perbedaan dengan pembelajaran lain, maka perlu dilanjutkan dengan penelitian lain seperti halnya penelitian eksperiman (experimental research) ataupun diterapkan pada penelitian tindakan kelas (class action research).

60 Pancaran, Vol. 5, No. 4, hal 51-60, November 2016 DAFTAR RUJUKAN Capon, Noel. 2004. What s So Good About Problem-Based Learning. Cognition And Instruction, (Online), 22(1): 61 79, diakses 23 Mei 2013. Graaf, Erik De. 2003. Characteristics of Problem-Based Learning. Int. J. Engng Ed. (Online), 19(5): 657 662, diakses 12 Mei 2013. Plomp, Tjeerd. 2010. An Introduction To Educational Design Research. Proceedings of the seminar conducted at the East China Normal University, Shanghai (PR China), November 23-26, 2007. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Savin-Baden, Maggi. 2007. A Practical Guide to Problem-based Learning Online. New York: Taylor & Francis e-library. Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia: Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.