Percepatan Penetapan Kawasan Hutan Secara Definitif dengan Skema Klaim-Verifikasi

dokumen-dokumen yang mirip
1 TAHUN PELAKSANAAN INPRES 10/2011: Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola pada Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

PENATAAN RUANG KAWASAN HUTAN

Rakornas IG, Jakarta, 27 April 2016

PENATAAN RUANG KAWASAN HUTAN

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

Penyelarasan Teknis dan Prosedur

Nota Konsep Percepatan Pengukuhan Kawasan Hutan secara Definitif Dengan Mekanisme Klaim Verifikasi

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

I. PENDAHULUAN A. Urgensi Rencana Makro Pemantapan Kawasan Hutan.

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015

Harmonisasi Kebijakan dan Peraturan Perundangan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Pemerintah. Provinsi.

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

PERUBAHAN KEBIJAKAN DALAM PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.9/Menhut-II/2011P. /Menhut-II/2009 TENTANG

KAWASAN PESISIR KAWASAN DARATAN. KAB. ROKAN HILIR 30 Pulau, 16 KEC, 183 KEL, Pddk, ,93 Ha

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Perkembangan Perubahan Peruntukan Dan Fungsi Kawasan Hutan Dalam Proses Review RTRWP Per 31 Desember 2015

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

SAMBUTAN PEMBUKAAN. Assalaamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat Pagi

PENYEMPURNAAN TATA KELOLA HUTAN DAN LAHAN MELALUI REDD+ BALAI KARTINI, 15 SEPTEMBER 2014

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 32/Menhut-II/2013 TENTANG

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN KPH

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

Seminar dengan tema Penentuan Kebutuhan Hutan Tetap Lestari untuk Mendukung Pencapaian SDGs

Kemajuan PENETAPAN KAWASAN HUTAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2010P. /Menhut-II/2009 TENTANG

BEST PRACTICES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYEDIAAN DATA SPASIAL INVENTARISASI GRK

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

dan Mekanisme Pendanaan REDD+ Komunikasi Publik dengan Tokoh Agama 15 Juni 2011

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

disampaikan oleh: Direktur Perencanaan Kawasan Kehutanan Kementerian Kehutanan Jakarta, 29 Juli 2011

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

2

SOSIALISASI DAN SEMINAR EITI PERBAIKAN TATA KELOLA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERBA

Perkembangan Penelitian Terpadu Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan dalam Revisi RTRWP

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

PIPIB untuk Mendukung Upaya Penurunan Emisi Karbon

PENGAWALAN AKUNTABILITAS KEUANGAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

KATA PENGANTAR. Identifikasi Desa di Dalam dan di Sekitar Kawasan Hutan 2009

Eksekutif DATA STRATEGIS KEHUTANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017

Program Strategis Pengendalian Pemanfaatan Ruang. sebagai supporting system Monitoring dan Evaluasi

PROGRES PELAKSANAAN EITI DI INDONESIA

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

Disampaikan oleh: DIREKTUR PERENCANAAN KAWASAN HUTAN DALAM SEMINAR PEMBANGUNAN KEHUTANAN BERKELANJUTAN DALAM PERSPEKTIF TATA RUANG

SINKRONISASI PERCEPATAN PENCAPAIAN AKSES 100% AIR MINUM

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

LANGKAH STRATEGIS PASKA TERBITNYA PUTUSAN MK NO. 35/PUU-X/2012 TENTANG PENGUKUHAN HUTAN ADAT

DEPARTEMEN KEHUTANAN November, 2009

24 Oktober 2015, desa Sei Ahass, Kapuas, Kalimantan Tengah: Anak sekolah dalam kabut asap. Rante/Greenpeace

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) Oleh Agus Budhi Prasetyo

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT PADA IUPHHK-HTI. Oleh : Dr. Bambang Widyantoro ASOSIASI PENGUSAHA HUTAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah

P E N D A H U L U A N

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Disampaikan pada acara :

INTEGRASI PETA TEMATIK

BAB V PENUTUP. Indonesia sebagai salah satu negara yang tergabung dalam rezim internasional

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 3 Maret 2016

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

Partnership Governance Index

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 21 Januari 2016

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2012 TENTANG

PERKEMBANGAN RENCANA AKSI TERKAIT PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

PAPER KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 25 Februari 2016

Transkripsi:

Percepatan Penetapan Kawasan Hutan Secara Definitif dengan Skema Klaim-Verifikasi Pembelajaran dari Proses Pembaharuan Peta Indikatif Penundaan Ijin Baru (Peta Moratorium) Berdasarkan Inpres 10/2011 dan Inpres 6/2013 Kelompok Kerja Tata Kelola Kehutanan UKP4

1 Latar Belakang: Temuan KPK pada Kajian Sistem Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Hutan (2010) 2 Kondisi Saat Ini dan Kendala Pengukuhan Kawasan Hutan 3 Belajar dari PIPIB: Percepatan Penetapan Kawasan Hutan secara Definitif dengan Skema Klaim-Verifikasi 4 Tantangan Pelaksanaan Skema Klaim-Verifikasi 2

Temuan KPK pada kajian sistem perencanaan dan pengelolaan kawasan hutan banyak versi peta kawasan hutan, skala beda, batas tidak jelas (2010) 1 Paduserasi TGHK dan RTRWP Sumber: Dit. Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan Hutan 120,35 juta hektar 2 Penunjukan oleh Menteri ditambah TGHK Riau dan Kalteng Sumber: Dit. Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan Hutan 126,72 juta hektar 3 4 Penunjukan oleh Gubernur ditambah TGHK Riau dan Kalteng Sumber: Dit. Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan Hutan Ditjen PHKA, Kemenhut Sumber: Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam 136,86 juta hektar 132,39 juta hektar 3

Temuan KPK pada kajian sistem perencanaan dan pengelolaan kawasan hutan 17 temuan dan diusulkan 17 saran (2010) Ketidakpastian ruang investasi: Tidak ada peta hutan baku Tidak ada peta arahan pemanfaatan Kawasan Hutan Temuan 16 Temuan 5-6 dan 13-15 Temuan 2 dan 4 Ketidakpastian Hak Tidak mantapnya Kawasan Hutan: Lemahnya legalitas Lemahnya legitimasi Tidak jelasnya batas Tidak adanya pengelola Tidak kukuhnya Kawasan Hutan: Peta dasar Peta tematik kehutanan Peta penetapan Kawasan Hutan Potensi Korupsi : Rendahnya transparansi Rendahnya akuntabilitas Tidak diterapkannya good governance dalam pelayanan Lemahnya regulasi dan kelembagaan: Paradigma pelayanan publik Perencanaan kehutanan Perencanaan tata ruang wilayah Relasi pusat-daerah Temuan 17 Temuan 1 dan 3! Terhambatnya pembangunan sektor kehutanan Terhambatnya pembangunan sektor nonkehutanan Temuan 7 dan 12 Temuan 8-11 4

Saran KPK untuk menetapkan batas kawasan hutan secara definitif dalam skala operasional dan menjadi acuan tunggal dalam waktu satu tahun (2010) 1 Ditjen Planologi membuat Peta Definitif Kawasan Hutan seluruh provinsi skala operasional (min. 1:50.000). 2 Menteri Kehutanan menetapkan Peta Definitif Kawasan Hutan skala operasional (min. 1:50.000) sebagai satu-satunya peta kehutanan yang menjadi acuan semua stakeholder dengan Keputusan Menteri Kehutanan. 3 Menteri Kehutanan mencabut Permenhut no. 50 tahun 2009 tentang Penegasan Status dan Fungsi Kawasan Hutan. 5

1 Latar Belakang: Temuan KPK pada Kajian Sistem Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Hutan (2010) 2 Kondisi Saat Ini dan Kendala Pengukuhan Kawasan Hutan 3 Belajar dari PIPIB: Percepatan Penetapan Kawasan Hutan secara Definitif dengan Skema Klaim-Verifikasi 4 Tantangan Pelaksanaan Skema Klaim-Verifikasi 6

Sampai saat ini baru 9,6 persen Kawasan Hutan yang telah dikukuhkan (1/2) NO PROVINSI LUAS KAWASAN HUTAN DARATAN (Ha) SUDAH TATA BATAS PANJANG BATAS (KM) BELUM TATA BATAS TOTAL LUAS KAWASAN HUTAN YANG SUDAH PENETAPAN (Ha) 1 D. I. Aceh 3,335,713.00 1,627.86 4,903.81 6,531.67 17,050.20 2 Sumatera Utara 3,742,120.00 641.04 13,401.53 14,042.57 25,737.65 3 Sumatera Barat 2,342,894.00 4,477.55 6,695.99 11,173.54 398,587.12 4 Riau 9,456,160.00 3,787.87 10,774.65 14,562.52 91,569.90 5 Kepulauan Riau 0.00 623.08 7,288.12 7,911.21 202,031.63 6 Jambi 2,107,779.00 5,159.09 996.65 6,155.74 24,467.21 7 Bengkulu 924,631.00 2,745.49 197.23 2,942.72 235,492.67 8 Sumatera Selatan 3,603,317.58 6,232.23 4,425.23 10,657.46 266,769.24 9 Kep. Bangka Belitung 654,562.00 1,431.44 718.21 2,149.65 253,246.64 10 Lampung 1,004,735.00 2,894.09 357.13 3,251.22 309,573.72 11 DKI Jakarta 475.45 204.19 6.00 210.19 107,856.20 12 Jawa Barat 816,603.00 18,057.97 148.00 18,205.97 122,318.40 13 Banten 201,787.00 2,935.36 253.00 3,188.36 5,796.25 14 Jawa Tengah 647,133.00 19,616.22 10.00 19,626.22 26,459.40 15 D.I Yogyakarta 16,819.52 1,047.26 0.00 1,047.26 112.90 16 Jawa Timur 1,357,640.00 33,956.37 290.00 34,246.37 3,858.26 17 B a l i 127,271.01 1,625.73 67.49 1,693.23 67,919.97 Sumber: Analisa Data Kemenhut, 2013 7

Sampai saat ini baru 9,6 persen Kawasan Hutan yang telah dikukuhkan (2/2) NO PROVINSI LUAS KAWASAN HUTAN DARATAN (Ha) SUDAH TATA BATAS PANJANG BATAS (KM) BELUM TATA BATAS TOTAL LUAS KAWASAN HUTAN YANG SUDAH PENETAPAN (Ha) 18 N T B 1,035,838.00 7,672.50 0.00 7,672.50 357,477.40 19 N T T 1,686,640.00 6,631.45 10,292.68 16,924.13 3,146.10 20 Kalimantan Barat 8,990,875.00 12,063.24 6,565.80 18,629.03 934,114.55 21 Kalimantan Tengah 12,697,165.00 0.00 34,423.77 34,423.77 63,210.58 22 Kalimantan Timur 14,651,053.00 9,662.80 13,127.11 22,789.91 812,636.51 23 Kalimantan Selatan 1,779,982.00 0.00 7,463.23 7,463.23 1,095,058.24 24 Sulawesi Utara 725,514.00 2,845.47 1,277.66 4,123.13 436,698.02 25 Gorontalo 824,668.00 4,021.13 0.00 4,021.13 68,867.61 26 Sulawesi Tengah 4,394,932.00 7,237.39 14,569.32 21,806.71 393,098.72 27 Sulawesi Tenggara 2,326,419.00 1,633.56 11,373.68 13,007.24 1,743,993.09 28 Sulawesi Selatan 2,118,992.00 5,913.41 5,723.03 11,636.44 92,209.34 29 Sulawesi Barat 1,107,058.00 1,963.09 2,539.08 4,502.17 765.20 30 Maluku 4,279,676.48 8,984.54 6,079.23 15,063.77 388,481.79 31 Maluku Utara 2,519,623.91 2,039.59 10,962.47 13,002.07 710,576.19 32 Papua 29,368,482.00 1,580.33 22,396.83 23,977.16 1,324,543.73 33 Papua Barat 9,377,855.06 9,745.29 32,095.06 41,840.35 1,799,538.40 Jumlah 128,224,414.01 189,056.64 229,421.99 418,478.63 12,383,262.82 Sumber: Analisa Data Kemenhut, 2013 8

Kesulitan yang dihadapi dalam mengukuhkan kawasan hutan pilot percepatan pengukuhan di Barito Selatan Perselisihan batas wilayah administrasi antar kabupaten Peta konsesi belum tersedia dalam skala 1:50K dengan kualitas one map Dana APBN terbatas, hanya sebagian kecil diproses tata batas. Pemda/PTB bekerja tanpa target, enggan menuntaskan, minim alokasi APBD 9

1 Latar Belakang: Temuan KPK pada Kajian Sistem Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Hutan (2010) 2 Kondisi Saat Ini dan Kendala Pengukuhan Kawasan Hutan 3 Belajar dari PIPIB: Percepatan Penetapan Kawasan Hutan secara Definitif dengan Skema Klaim-Verifikasi 4 Tantangan Pelaksanaan Skema Klaim-Verifikasi 10

Peta Moratorium: peta indikatif yang secara berkala diperbaharui (secara parsial) menjadi definitif skema Klaim-Verifikasi telah diterapkan Tim Teknis PIPIB Jenis Area (Ha) Peta Moratorium 0 Peta Moratorium 1 Perubahan Hutan Konservasi 21.528.532 21.637.907 +109.375 Hutan Lindung 29.700.268 29.581.356-118.912 Lahan Gambut 10.680.261 5.922.993-4.757.268 Hutan Alam Primer 7.235.012 8.391.073 +1.156.061 Wilayah Moratorium 69.144.073 65.533.328-3.610.744 Contoh faktor peubah yang menjadikan sebagian wilayah moratorium definitif : Klaim pemegang konsesi dengan menunjukkan bukti berupa peta wilayah konsesi yang telah ditatabataskan sesuai ketentuan Kemenhut. Klaim individu/ngo yang diverifikasi dilapangan oleh Tim Teknis PIPIB sesuai prosedur yang telah ditetapkan kemenhut. 11

Klaim dan verifikasi pada pembaharuan Peta Moratorium (1/3) klaim oleh komunitas daring 12

Klaim dan verifikasi pada pembaharuan Peta Moratorium (2/3) klaim oleh LSM Legend : Kabupaten Boundary Forested Cover PT Teluk Nauli Forest Concession Primary Forest: Protected Forest + Primary Forest: Conservation Area Proposal to be included in IMM Proposal to be included in IMM 13

Klaim dan verifikasi pada pembaharuan Peta Moratorium (3/3) klaim oleh INGO 14

Belajar dari pembaharuan Peta Moratorium, proses klaim-verifikasi harus konsisten, partisipatif, transparan dan final konsisten menggunakan standar dan referensi pemetaan yang berlaku dalam kerangka one map prinsip proses klaim-verifikasi partisipatif melibatkan sebanyak mungkin pemangku kepentingan transparan seluruh proses dan hasilnya dapat diketahui publik final hasil verifikasi atas klaim bersifat final 15 dan menjadi dasar pengukuhan 15

Penetapan Kawasan Hutan secara definitif sebagai langkah penting perbaikan tata kelola kehutanan skema Klaim-Verifikasi bisa jadi solusi 1 Persamaan matematik dengan satu variabel yang diketahui akan lebih mudah dituntaskan, sama halnya dengan masalah yang timbul akibat interaksi beberapa variabel akan lebih mudah diatasi jika ada satu variabel yang dapat dikontrol atau ditetapkan. 2 Peta 3 indikatif adalah peta yang memiliki beberapa informasi geospasial masih bersifat sementara (misal: kawasan hutan, kawasan lahan gambut, alur sungai, batas wilayah, dst) dan memerlukan proses verifikasi untuk menjadikannya peta definitif. Peta Kawasan Hutan pada dasarnya adalah peta yang bersifat indikatif yang perlu didefinitifkan melalui proses pengukuhan tata batas Kawasan Hutan. Sifat definitif adalah menjadikan peta suatu variabel terkontrol dalam masalah pengelolaan hutan. 4 Proses pengukuhan tata batas pada dasarnya menggunakan filosofi contradicture delimitatie yang merupakan proses klaim dari para pihak dan proses verifikasi oleh pemerintah bersama para pihak. 16

Diagram alur skema Klaim-Verifikasi untuk percepatan penetapan Kawasan Hutan secara definitif Penerbitan Permenhut tentang Peta Penunjukan Kawasan Hutan Berskala Operasional (skala 1:50K) Pemberlakuan periode klaim-verifikasi 5 tahun, sebelum peta indikatif Kawasan Hutan (peta penunjukan) dinyatakan secara otomatis menjadi peta definitif Kawasan Hutan. Pembentukan panitia/tim lintas sektor untuk menerima klaim dan melaksanakan verifikasi. Panitia/tim klaim independen terhadap panitia/tim verifikasi. Pemanfaatan sumber daya pihak pengaju klaim untuk melaksanakan proses penetapan batas sebagai bagian dari pembuktian. Pelaksanaan identifikasi hak-hak pihak ketiga. Perumusan mekanisme Klaim-Verifikasi atas Peta Penunjukan Kawasan Hutan Berskala Operasional (skala 1:50K) Penetapan Peta Definitif Parsial Kawasan Hutan Penggunaan prinsip contradicture delimitatie yang termuat dalam PP 24/1997. Klaim dilengkapi dengan berbagai data pendukung termasuk hasil (sementara) penetapan batas dan peta wilayah klaim dalam skala 1:50K. Penggunaan instrumen/regulasi eksisting semaksimal mungkin. Penetapan peran spesifik para pemangku kepentingan tata kelola kehutanan dalam skema Klaim-Verifikasi. Penetapan Peta Kawasan Hutan definitif dilakukan secara berkala (setahun sekali) untuk wilayah yang sudah menuntaskan proses klaim-verifikasi. Pada akhir tahun kelima peta definitif Kawasan Hutan skala 1:50K dituntaskan. Klaim yang tidak tuntas resolusinya dicatat dalam lampiran Peta Kawasan Hutan definitif. Proses penyusunan rencana tata ruang, penerbitan konsesi dst mengacu pada peta definitif Kawasan Hutan 1:50K tersebut. 17

Perolehan minimal Klaim-Verifikasi adalah daftar lengkap masalah penetapan Kawasan Hutan definitif, misalnya hak pihak ketiga, tumpang tindih konsesi, batas administrasi T1 Klaim dan verifikasi dilakukan atas Peta Definitif Kawasan Hutan skala 1:50K versi pertama T5 Seluruh klaim tuntas, Peta Definitif Kawasan Hutan skala 1:50K diperoleh T1 Klaim dan verifikasi dilakukan atas Peta Definitif Kawasan Hutan skala 1:50K versi pertama Catatan atas klaim tanpa resolusi menjadi dasar untuk membangun instrumen hukum penuntasan klaim. T5 T5+ Seluruh klaim tuntas, Peta Definitif Kawasan Hutan skala 1:50K diperoleh 18

Langkah selanjutnya dan instrumen yang harus disiapkan 1 2 3 4 Langkah / Kegiatan Menuntaskan peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50K. Menyesuaikan peta Kawasan Hutan eksisting skala 1:250K dengan peta Rupa Bumi Indonesia (1:50K). Mengidentifikasi dan menginvntarisasi hak-hak pihak ketiga. Menetapkan peta Kawasan Hutan skala 1:50K hasil penyesuaian sebagai Peta Penunjukan Kawasan Hutan Skala Operasional (1:50K) melalui Permenhut. Peta akan menjadi definitif secara otomatis setelah 5 tahun. Menyusun mekanisme klaim-verifikasi atas Peta Penunjukan Kawasan Hutan Skala Operasional (1:50K), diterbitkan melalui Permenhut. Melaksanakan sosialisasi dan konsultasi nasional (sebagai sarana penerapan prinsip fair process/due process). Membentuk lembaga/unit verifikasi yang lintas sektor. Menerbitkan Permenhut Peta Kawasan Hutan 1:50K dan Permenhut Proses Klaim-Verifikasi Kawasan Hutan. Menetapkan peran setiap pemangku kepentingan tata kelola kehutanan. Melaksanakan piloting pada satu provinsi. Menerbitkan Permenhut/Pergub penetapan Kawasan Hutan definitif. BIG Kemenhut, BIG Kemenhut, Kemendagri Kemenhut Kemenhut, BIG, Kemendagri, Kemenhukham, BPN, Kemen ESDM, Kementan, BPKP Kemenhut, BPN, Kemendagri Kemenhut Kemenhut Pelaksana Kemenhut, Kemendagri, BPN Kemenhut, BIG, Kemendagri, Kemenhukham, BPN, Kemen ESDM, Kementan, BPKP Kemenhut, Gubernur 19

Tata waktu pelaksanaan Klaim-Verifikasi dalam percepatan penetapan Kawasan Hutan secara definitif Kegiatan Penuntasan peta RBI 50K 2013 2014 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Penyesuaian peta Kawasan Hutan 250K dengan RBI 50K untuk menghasilkan Peta Definitif Kawasan Hutan 1:50K Sosialisasi dan konsultasi nasional mekanisme Klaim-Verifikasi Pembentukan Tim Teknis Klaim- Verifikasi lintas sektor/daerah/pemangku kepentingan Penerbitan Permenhut Peta Kawasan Hutan Skala Operasional (1:50K) Penerbitan Permenhut Tata Cara Klaim-Verifikasi Perancangan pelaksanaan provinsi uji coba Klaim-Verifikasi Pelaksanaan uji coba selama satu tahun (9/2014-9/2015) 20

1 Latar Belakang: Temuan KPK pada Kajian Sistem Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Hutan (2010) 2 Kondisi Saat Ini dan Kendala Pengukuhan Kawasan Hutan 3 Belajar dari PIPIB: Percepatan Penetapan Kawasan Hutan secara Definitif dengan Skema Klaim-Verifikasi 4 Tantangan Pelaksanaan Skema Klaim-Verifikasi 21

Tantangan yang dihadapi dalam persiapan menuju penerapan skema Klaim-Verifikasi untuk percepatan penetapan kawasan hutan definitif 1 2 3 4 Penerbitan dan sirkulasi tanpa bayar Peta RBI 1:50K. Penyesuaian Peta Kawasan Hutan skala 1:250K menjadi 1:50K: NSPK. Penyediaan landasan hukum peta definitif kawasan hutan skala operasional: penyesuaian, penambahan. Perumusan tata cara klaim dan verifikasi yang melibatkan pemangku kepentingan: metode sosialisasi yang efektif, pelaku sosialisasi. 5 Skema Klaim-Verifikasi juga perlu ditetapkan untuk Peta Wilayah Administrasi Definitif Skala 1:50K oleh Menteri Dalam Negeri secara bersamaan dengan Peta Kawasan Hutan Definitif Skala 1:50K 22

Penerbitan dan sirkulasi peta RBI 1:50K: percepatan pengadaan adalah mutlak, peta yang sudah siap perlu disirkulasikan segera 1 23 23

Penerbitan dan sirkulasi peta RBI 1:50K: sirkulasi tanpa bayar berdasarkan skema JDSN melalui geoportal nasional 1 Perpres 85/2007 tentang JDSN, mengharapkan data spasial 14 K/L pada akhir 2008 dapat diakses publik. Pada 2012 menjadi contoh pelopor National Spatial Data Infrastructure di dunia (UNSDI), OGP menyebut sebagai world class initiative (2013). Perlu pembentukan lembaga walidata geospasial daerah. 24

Peta RBI skala 1:50K penting untuk referensi pembangunan yang akuntabel... contoh overlay RBI Skala 1:250K dengan 1:50K (1/3) 2 Garis Pantai Versi 1:50.000 Garis Pantai Versi 1:250.000 terdapat selisih wilayah akibat perubahan skala 1:250K menjadi 1:50K, konflik dan ketidakpastian dipastikan akan timbul misalnya, kawasan hutan sepanjang pantai akan diklaim sebagai APL 25

Peta RBI skala 1:50K penting untuk referensi pembangunan yang akuntabel... contoh overlay RBI Skala 1:250K dengan 1:50K (2/3) 2 Sungai Versi 1:50.000 Sungai Versi 1:250.000 terdapat perubahan wilayah administrasi akibat perubahan skala 1:250K menjadi 1:50K, konflik dan ketidakpastian dipastikan akan timbul misalnya, batas wilayah administrasi tidak segera tuntas 26

Peta RBI skala 1:50K penting untuk referensi pembangunan yang akuntabel... contoh overlay RBI Skala 1:250K dengan 1:50K (3/3) 2 Sungai Senyiur versi 1:50.000 penunjukan Kawasan Hutan Produksi pada skala 1:250K menggunakan sungai dan koordinatnya sebagai acuan, pada Peta RBI skala 1:50K koordinat dan bentuk alur sungai berubah timbul sengketa pada kawasan yang sudah dimanfaatkan Sungai Senyiur versi 1:250.000 27

Landasan hukum klaim-verifikasi: instrumen legal yang perlu diubah dan dapat diubah dengan segera 3 1 Peraturan Menteri Kehutanan No.44/2012 Pengukuhan Kawasan Hutan Jangka waktu penataan batas (klaim dan verifikasi) dalam proses penataan batas; Skala peta menjadi 1:50.000; Mekanisme dan tahapan komunikasi kepada publik; Mekanisme penerimaan klaim dan verifikasi. 2 Peraturan Menteri Kehutanan No. 47/2010 Panitia Tata Batas Peninjauan unsur keanggotaan PTB; Tugas dan tanggung jawab dalam kaitannya dengan komunikasi mekanisme dan pelaksanaan klaim dan verifikasi; Mekanisme yang memungkinkan pihak ke-3 untuk membantu proses klaim-verifikasi. 28

Landasan hukum klaim-verifikasi: mekanisme pengukuhan kawasan hutan dengan skema Klaim-Verifikasi 3 PENUNJUKAN (skala 1:50K) batas waktu lima tahun 1 2 3 4 PENATABATASAN PEMETAAN PENETAPAN Peta diumumkan secara luas 1. Pemancangan patok sementara di Daerah A* 2. Inventarisasi hak-hak pihak ketiga baik di Daerah A (secara proaktif) maupun Daerah B* (secara pasif) 3. Pemancangan pal batas permanen (maupun virtual) di Daerah A Kawasan Hutan tertetapkan final secara otomatis pada akhir tahun kelima *Daerah A: yang sedang melakukan penataan batas *Daerah B: yang tidak sedang melakukan penataan batas 29

Tata cara klaim-verifikasi: mempermudah dan memperluas klaimverifikasi dengan sistem daring... 4 30

Percepatan Penetapan Kawasan Hutan Secara Definitif dengan Skema Klaim-Verifikasi Pembelajaran dari Proses Pembaharuan Peta Indikatif Penundaan Ijin Baru (Peta Moratorium) Berdasarkan Inpres 10/2011 dan Inpres 6/2013 Kelompok Kerja Tata Kelola Kehutanan UKP4