I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. terutama sekali terdiri dari pesta keupacaraan yang disebut slametan, kepercayaan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam

RELIGI. Oleh : Firdaus

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

I. PENDAHULUAN. sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. cukup kaya akan nilai sejarah kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT. Nusak Dengka, dan makna perayaan Limbe dalam masyarakat tersebut.

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA. Menurut Josep Campbella (Comparative Mytologi ).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh kebudayaan

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dari kata majemuk bahasa Inggris folklore, yang terdiri atas kata folk dan lore.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat istiadat. beragam keyakinan dan kepercayaan yang dianutnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Setiap manusia hidup dalam suatu lingkaran sosial budaya tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. di tunda-tunda. Kesehatan memiliki peran penting dalam mempengaruhi derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan aktivitas yang diturunkan secara terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

BAB II KAJIAN TEORI. Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

BAB I PENDAHULUAN. istiadat yang berlaku, akan kesulitan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

Modul 3 OBYEK DAN METODE PENELITIAN PSIKOLOGI AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang beranekaragam. Menurut Sujarwa (1998:10-11), kebudayaan adalah seluruh

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING

I. PENDAHULUAN. kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan yang berbeda-beda,karena kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

UPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri

2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tergabung dalam suku-suku, baik suku yang besar maupun. kepercayaan yang melandasi tata aturan hidup keseharian.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam periodesasinya disebut seni prasejarah indonesia. Seni prasejarah disebut

I. PENDAHULUAN. utama bagi pengambil kebijakan pembangunan. Laut hanya dijadikan sarana lalu

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB II. IDENTIFIKASI GEREJA KATOLIk. 2.1 Sejarah Berdirinya Gereja Katolik Santo Diego Martoba

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baik

BAB I PENDAHULUAN. dulu mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. Suku Bone, Suku Atingola, dan Suku Mongondow. menyebut Gorontalo berasal dari kata hulontalo, yang juga berasal dari kata

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bagi ahli antropologi, religi merupakan satu fenomena budaya. Ia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap etnik (suku) di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka

BAB IV ANALISIS. dalam perkawinan adat Jawa Timur serta mengenai kepercayaan yang. A. Pelakasaan Upacara Kidung dalam Perkawinan Adat Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB IV. Makna Slametan Bagi Jemaat GKJW Magetan. 4.1 Pemahaman jemaat GKJW Magetan melakukan slametan

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman suku bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, kebudayaan pada umumnya tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Ota Rabu Malam. Musik Ritual. Disusun oleh Hanefi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

Transkripsi:

I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan yang berbeda-beda. Salah satu bentuk kepercayan, keyakinan dan kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat. Folklor-folklor tersebut sudah tertulis dan ada yang masih berupa tradisi lisan. Salah satu jenis folklor yang berupa tradisi lisan adalah adanya mitos-mitos. Terdapat fakta dan data yang ditemukan dalam masyarakat yang masih memiliki kepercayaan terhadap mitos-mitos yang berkaitan dengan terjadinya alam semesta (cosmogony), mitos kesaktian yang dimiliki seseorang tokoh, dunia dewata (pantheon) dan roh-roh halus. Wujud kepercayaan tersebut banyak dilakukan dengan ritual-ritual adat, juga ada yang berkembang menjadi upacara-upacara adat yang mengandung unsur magis sebagai penghubung komunikasi antara manusia dan alam ghaib. Pelaksanaan ritual-ritual dan upacara adat ini mengandung unsur-unsur ajaran agama, nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat yang disampaikan kepada semua warganya.

2 Ritual-ritual dan upacara adat yang dilakukan merupakan sarana mengatur warga masyarakat setempat agar tidak melakukan hal-hal yang mengganggu lingkungan sekitarnya. Ritual-ritual adat biasanya dilakukan oleh warga masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan atau acara yang akan dilakukan seperti ketika masyarakat akan melaksanakan acara perkawinan, khitanan, dan kegiatan yang berhubungan dengan mata pencaharian hidup seperti bertani, biasanya kejadiankejadian ritual tersebut dilakukan dengan memberikan sesajen pada tempat yang dianggap perlu oleh orang yang melakukan ritual. Kepercayaan animisme yakni terhadap roh-roh nenek moyang maupun roh halus yang memeiliki kekuatan ghaib ini merupakan kebudayaan Indonesia sejak dulu. Menurut Koentjaraningrat bahwa konsep kepercayaan dari animisme adalah pemujaan terhadap roh ghaib (supranatural), terutama roh nenek moyang atau roh-roh halus lainnya ( Antropologi Budaya untuk kelas 3 SMU:2003:94). Salah satu wujud kepercayaan ini dapat dilihat dengan adanya ritual yang dilakukan oleh pawang hujan pada saat melakukan aktivitas kepawangannya, salah satu diantaranya adalah cara kerja yang dilakukan oleh pawang hujan pada masyarakat jawa. Di zaman modern saat ini dimana perkembangan teknologi, kemajuan pendidikan dan pemikiran manusia yang semakin maju mendasarkan tindakan berdasarkan rasional dan logika menyebabkan perbedaan persepsi masyarakat Jawa tentang pawang hujan. Didalam keyakinan atau kepercayaan orang jawa, bahwa leluhur dianggap dapat memberikan keselamatan. Selain itu adanya anggapan para

3 leluhur dianggap sebagai pelindung. Oleh karena itu para leluhur dimuliakan atau diagungkan dan merupakan panutan bagi anak dan cucunya. Dengan kekuasaan yang dimiliki para leluhur tadi, maka warga masyarakat pendukungnya ingin selalu mengadakan kontak atau pendekatan untuk memperoleh berkah atau bantuan. Masyarakat ingin selalu mengadakan pendekatan karena para leluhur sering memberi petunjuk melalui kekuatan ghaib, yang sulit diterangkan oleh pikiran manusia secara rasional. Seperti pendapat yang dikutip oleh Koentjraningrat bahwa dalam jiwa manusia ada suatu kemampuan ghaib yang bekerja lebih kuat pada orang-orang bersahaja yang sering kurang menggunakan rasio (1980:59). Masyarakat Jawa masih percaya kepada para leluhur yang dianggap dapat menyelamatkan hidupnya. Seperti pendapat Marret bahwa kepercayaan atau keyakinan masyarakat seperti itu termasuk religi yang tertua, karena masyarakat makin percaya adanya kekuatan ghaib Marret (1997:3). Pangkal religi adalah suatu getaran jiwa yang timbul karena kekaguman manusia terhadap gejala-gejala tertentu yang sifatnya luar biasa. Alam dimana hal-hal serta gejala itu berasal, oleh manusia purba dianggap sebagai dunia dimana terdapat berbagai kekuatan yang luar biasa. Artinya, kekuatan yang tidak dapat diterangkan dengan akal manusia biasa dan yang ada diatas kekuatan-kekuatan alamiah biasa, yaitu kekuatan supranatural. Dalam bahasa Indonesia kekuatan luar biasa itu dapat disebut kekuatan ghaib atau kekuatan sakti.

4 Desa Bulusari secara geografis terletak di kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu. Desa ini memiliki luas wilayah sekitar 3.460 Ha dengan jumlah penduduk sekitar 3.366 jiwa yang terdiri dari 1.755 laki-laki dan 1.611 perempuan. Mata pencaharian penduduk beragam dari mengolah tanah pertanian, berdagang, wiraswasta, buruh, dan pegawai negeri sipil. (Data kependudukan Desa Bulusari tahun 2008). Pengaruh Islam cukup kuat di Desa Bulusari, penduduk desa ini 100% menganut Islam. Walaupun penduduk sudah mengaku beragama Islam namun mereka halhal yang merupakan sisa kepercayaan lama. Contohnya kepercayaan kepada makhluk halus penunggu sungai. Bagi orang yang akan mempunyai hajat, sebelumnya mereka harus menentukan kapan hajat itu akan dilaksanakan. Untuk menentukan hari pelaksanaannya harus memilih hari yang dianggap baik serta menghindari hari naas yaitu hari yang dianggap pantangan, misalnya hari tersebut adalah bertepatan dengan saat meninggalnya salah satu keluarga, maka hari itu harus dihindari. Sebagaimana analisa Frezer, masyarakat tradisional pada mulannya dalam memecahkan soal-soal yang ada diluar btas kemampuan dan pengetahuan akalnya dengan menggunakan ilmu ghaib. Hal ini terjadi sebelum manusia mengenal religi. Lambat laun terbukti bahwa banyak dari perbuatan magis itu tidak ada hasilnya maka mulailah mereka percaya bahwa alam didiami oleh makhlukmakhluk halus itu. Dengan demikian timbulah religi. Memang ada suatu perbedaan antara ilmu gaib dan religi.

5 Ilmu ghaib adalah segala sistem tingkah laku dan sikap manusia untuk mencapai maksud dengan cara menyandarkan diri kepada kemauan dan kekuasaan makhlukmakhluk halus seperti roh-roh, dewa-dewa dan sebagainya yang menempati alam (Koentjaraningrat:1985:27). Masyarakat di Desa Bulusari masih percaya dengan kekuatan ghaib yang dimiliki oleh sesepuh atau yang sering disebut dengan dukun. Di Desa Bulusari ada beberapa dukun yang dianggap bisa meyakinkan masyarakat bahwa kekuatan yang dimiliki dapat terbukti. Sesepuh atau dukun itu mempunyai keahlian dalam bidang nya masing-masing. Di Desa ini ada sesepuh yang mempunyai kekuatan atau ilmu dalam menyembuhkan orang sakit, yaitu orang yang sakit karena gigitan binatang yang berbahaya, ada yang ahli dalam menyembuhkan atau menolong orang yang kesurupan, orang yang sakit jiwa, dan ada yang ahli dalam mencegah terjadinya hujan atau disebut dengan pawang hujan. Dari kekuatan atau ilmu yang dimiliki oleh sesepuh atau dukun yang menarik untuk dijadikan obyek penelitian adalah ilmu yang dimiliki oleh pawang hujan, karena masyarakat di Desa Bulusari sering meminta bantuan kepada seorang pawang hujan, dalam melakukan suatu acara atau kegiatan. Dengan adanya pendapat yang berkembang terhadap kebenaran yang dilakukan oleh pawang hujan, yaitu cara kerja yang dilakukanya. Masyarakat semakin percaya terhadap pawang hujan dalam melakukan aktivitas nya. Biasanya masyarakat meminta bantuan kepada pawang hujan agar acara dan kegiatan yang akan dilakukan dapat berjalan dengan lancar, contohnya pada saat masyarakat

6 sedang melakukan suatu acara perkawinan, khitanan, dan saat masyarakat sedang melakukan kegiatan panen padi. Kedudukan seorang pawang hujan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sama seperti masyarakat yang lainnya yaitu sebagai pemimpin dalam keluarga, mencari nafkah untuk istri dan anak nya, pawang hujan juga mempunyai kegiatan lain di samping profesinya sebagai seorang pawang hujan yaitu bertani dengan menggarap ladang yang dimiliki, dan pawang hujan masih disegani dan dihormati oleh masyarakat di Desa Bulusari, karena masyarakat berfikir seorang pawang itu hebat dan bisa membantu masyarakat apabila membutuhkan pertolongan dari pawang tersebut. Kepercayaan masyarakat suku Jawa terhadap pawang hujan, dan cara kerja yang dilakukan oleh pawang hujan merupakan bahan menarik untuk dipelajari, oleh sebab itu penulis mencoba meneliti hal semacam ini yang dilakukan pawang hujan. Selain itu, penelitian mengenai pawang hujan di Desa Bulusari belum ada yang meneliti.

7 B. Analisis Masalah 1. Identifikasi masalah Berdasarkan uraian singkat diatas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1. Pemahaman Masyarakat tentang adanya pawang hujan. 2. Kedudukan pawang hujan dalam masyarakat. 3. Adanya kepercayaan masyarakat desa Bulusari terhadap hal-hal mistik atau magis. 4. Cara kerja yang dilakukan oleh pawang hujan dalam mencegah terjadinya hujan pada saat melakukan suatu acara atau kegiatan 2. Pembatasan Masalah Tidak jarang ditemukan lebih dari satu masalah dalam mengidentifikasi masalah dalam suatu penelitian. Berdasarkan masalah-masalah yang telah diuraikan dalam identifikasi masalah diatas, maka permasalahan penelitian perlu dibatasi, yaitu cara kerja yang dilakukan oleh pawang hujan dalam mencegah terjadinya hujan pada saat melakukan suatu acara atau kegiatan. 3.Rumusan Masalah Untuk memperjelas suatu permasalahan agar tidak terjadi salah penafsiran maka diperlukan rumusan masalah. Dari rumusan masalah diharapkan kita lebih mudah menyusun langkah-langkah berikutnya. Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut. Bagaimana cara kerja yang dilakukan oleh pawang hujan pada saat melakukan aktivitas kepawangan nya?

8 C. Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian 1. Tujuan Penelitian Setiap penelitian tentunya memeiliki tujuan apa yang akan dicapai dari hasil akhir penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk : a. Untuk mengetahui cara kerja yang dilakukan oleh pawang hujan dalam mencegah terjadinya hujan pada saat melakukan suatu acara atau kegiatan. b. Untuk mengetahui seberapa besar kepercayaan masyarakat suku jawa di Desa Bulusari terhadap adanya pawang hujan. 2. Kegunaan Penelitian Setiap penelitian diharapkan memberikan kegunaan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, penelitian ini diharapkan bermanfaat: a. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang di peroleh selama pendidikan di program studi pendidikan sejarah serta penelitian selanjutnya dapat sebagai acuan bahan rujukan dalam penelitian yang akan dilaksanakan masa yang akan datang. b. Rekan Mahasiswa, sebagai bahan wacana dan penambah wawasan dalam studi Antropologi Budaya. c. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan tentang warisan budaya dalam makna kepercayaan masyarakat Suku Jawa terhadap hal-hal yang magis.

9 3.Ruang Lingkup Penelitian a. Materi Penelitian Penelitian ini termasuk ruang lingkup materi Sejarah Antropologi Budaya karena membahas wujud dan budaya mitos, yang tentunya memiliki makna dan nilainilai yang terkandung di dalamnya. b. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah Cara kerja yang di lakukan oleh pawang hujan dalam mencegah terjadinya hujan di Desa Bulusari Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu. c. Wilayah Penelitian Wilayah penelitian ini di Desa Bulusari Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu. d. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2010/2011.