1 PENGETAHUAN GIZI IBU DAN POLA PEMBERIAN MAKAN TERHADAP KESEHATAN GIZI ANAK DI TAMAN MUDA (SD) TAMANSISWA SE KOTA YOGYAKARTA Sri Wahyu Andayani Program studi : PKK, JPTK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA ABSTRACT : This study generally aimed at identifying nutritional health of children and the relationship between mother s nutrition knowledge, pattern of feeding with nutritious health of children both simultaneously or individually. This study was done in Tamansiswa Elementary School, Yogyakarta. The population of this study was students and their parents in Grade 1 and 2. The population was of 133 students. The sample involved 74 with random sampling. The data was collected by mean of questionnaire and observation method. The questionnaire was arranged in accordance with interval scale. The analysis technique applied double-regression to test the first hypothesis and the partial correlation to the second and third hypothesis which was preceded by test of analysis requirements, namely; normality test and linearity test.. The double regression analysis indicated that there was relation between mother s nutritional knowledge, feeding pattern with nutritional health on children simultaneously. The correlation coefficient R y (1.2) = 0.318, Value F REG = 3.988, whereas the determinant coefficient R 2 from the two free change = 0,101. It meant that 10.1% of children nutritional health could be explained by the two free change. The amount of effective contribution of each change was 5.199 for mother s nutritional knowledge and 4.901 for feeding pattern. Partial correlation coefficient of the first stage was r 1 y-2 = 0.251, r 2y-1 = 0.95, meaning that there was positive and significant relation between mother s nutritional knowledge and children nutritional health, and between the feeding pattern and children nutritional health. Keywords: Nutritional knowledge, feeding pattern, nutritional health
2 PENDAHULUAN Memasuki abad 21 kelangsungan hidup manusia sebagai titik tumbuh dalam proses reproduksi dan regenerasi, akan ditentukan oleh seberapa jauh mereka dapat mengakses kebutuhan bagi keperluan hidupnya, baik yang bersifat phisik maupun mental. Di era kehidupan yang penuh dengan tantangan dan persaingan, kualitas manusia secara individu maupun kolektif merupakan persoalan penting yang mutlak untuk mendapatkan perhatian. Tersedianya jumlah individu yang sehat dalam masyarakat, merupakan modal bagi upaya penyediaan sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas, dengan produktivitas kerja yang baik. Sehingga akan membentuk Negara yang sejahtera dan kuat (Tien Chudrin, 2006:9). Upaya untuk membentuk individu yang sehat dapat ditempuh dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan memberikan makanan bergizi pada individu yang bersangkutan secara teratur dan terencana. Perlu diketahui bahwa keadan gizi seseorang dalam suatu masa bukan saja ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada saat itu saja, tetapi lebih ditentukan oleh konsumsi gizi pada masa bayi dan anak-anak, masa ini merupakan dasar pertumbuhan, perkembangan dan tingkat kecerdasan manusia dewasa. Untuk itu sebagai penyelenggara makanan dalam keluarga khususnya ibu rumah tangga haruslah mempunyai pengetahuan yang luas mengenai makanan dan zat gizi, serta dapat menggunakannya dengan benar dalam kehidupannya sehari-hari. Ibu mempunyai tanggung jawab dalam penyelenggaraan makanan keluarga, dengan pengetahuan gizi yang cukup dapat semakin baik dalam pemberian makan untuk keluarga. Kenyataannya banyak ibu rumah tangga yang tidak menyajikan makanan sendiri untuk keluarga, penyajian makanan sering dilakukan oleh orang lain, karena kesibukan ibu diluar
3 rumah baik bekerja maupun melakukan kegiatan lain. Sehingga banyak masalah yang membuat ibu tidak mengutamakan pengetahuan gizinya dalam pola pemberian makan seharihari bagi keluarganya, serta hambatan apa yang menyebabkan ibu tidak menggunakan pengetahuan gizinya dalam penyajian hidangan sehari-hari untuk keluarga khususnya bagi anak yang masih dalam masa pertumbuhan agar tercapai kesehatan gizi yang optimal bagi anak tersebut. Pengetahuan gizi yang dimiliki oleh ibu dalam penguasaan dan pemahaman tentang segala sesuatu menengenai zat-zat makanan, yang diaplikasikan dalam kegiatannya seharihari untuk memberikan makanan pada anak sehingga kebutuhan akan gizi terpenuhi dengan baik. Masalah gizi yang sering timbul banyak disebabkan oleh kurangnya pengetahuan gizi yang dimiliki oleh ibu dan kurangnya pengertian tentang gizi yang baik (Suhardjo 2001 :127). Pola pemberian makan merupakan model atau bentuk pemberian makan dalam keluarga untuk setiap harinya yaitu makan pagi, siang, dan malam serta makanan selingan. Pola makan ini merupakan kebiasaan dalam mengkonsumsi makanan yang sudah terbentuk atau mempola dalam keluarga, sehingga sulit untuk diubah dalam waktu yang singkat. Pola makan masyarakat Indonesia dibentuk dari pola makan keluarga dan daerah (S.Hamidah 1999:7). Pola pemberian makan yang baik dapat diperoleh dari susunan bahan yang menghasilkan komposisi cukup atau dikenal sebagai menu seimbang. Bentuk hidanagn sehari-hari yang seimbang dan bermutu gizi, telah ditetapkan oleh pemerintah pada tahun 1950 sebagai pedoman hidangan sehat yang bermutu gizi yaitu empat sehat dan lima sempurna (Poerwo Sudarmo 1990:51).
4 Kesehatan merupakan suatu keadaan kondisi tubuh manusia, kesehatan tubuh sesorang dapat ditentukan oleh makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Jika susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh baik kualitas maupun kuantitas, maka tubuh akan mendapat kondisi kesehatan gizi yang sebaik-baiknya. Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam upaya mencapai kesehatan yang optimal (Sri Kardjati dkk 1995 :87). Kesehatan gizi seseorang/ anak merupakan gambaran penggunaan makanan oleh tubuh, kesehatan anak tersebut dapat dilihat dari penilaian status gizinya berdasarkan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Pengukuran status gizi perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat kesehatan gizinya khususnya anak. Dengan demikian penyajian makanan yang sehat dan bergizi perlu diperhatikan pemberiaannya kepada anak, karena keadaan pada masa anakanak akan berkaitan erat dengan pertumbuhan dan perkembangan badan, sehingga berpengaruh pada status kesehatan gizinya. Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui hubungan secara parsial pengetahuan gizi ibu, pola pemberian makan dengan kesehatan gizi anak. (2) Untuk mengetahui hubungan secara simultan pengetahuan gizi ibu dan pola pemberian makan dengan kesehatan gizi anak. Sedangkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : (1) Ada hubungan secara parsial pengetahuan gizi ibu, pola pemberian makan dengan kesehatan gizi anak. (2) Ada hubungan secara simultan pengetahuan gizi ibu dan pola pemberian makan dengan kesehatan gizi anak.
5 METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelatif, yaitu mencari hubungan secara parsial dan simultan pengetahuan gizi ibu, pola pemberian makan dengan kesehatan gizi anak di SD Tamansiswa se kota Yogyakarta. Ada dua variabel bebas yaitu pengetahuan gizi ibu dan pola pemberian makan, serta satu variabel terikat kesehatan gizi anak. Populasi penelitian adalah siswa dan orang tua siswa Taman Muda (SD) Tamansiswa Yogyakarta yang berjumlah 133 siswa. Untuk menetapkan besarnya sampel : jika kurang dari 100 sampel 100%, jika populasinya besar sampel antara 10%-20%-25% dan seterusnya (Suharsimi 2006:120). Sampel diambil 50% dan ditambah 10 % dari sampel untuk missing data dengan teknik proportional random sampling yaitu : 74 subyek. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket dan observasi. Angket digunakan untuk memperoleh data tentang pengetahuan gizi ibu dan pola pemberian makan keluarga, yang sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas pada 20 subyek diluar sampel penelitian, sedangkan metode observasi untuk memperoleh data faktual tentang BB (kg) dan TB (cm) sebagai alat menjaring data kesehatan gizi anak. Tabel 1. Hasil Uji Validitas No Variabel Jumlah butir Jumlah gugur Jumlah sahih 1 X1 20 2 18 2 X2 13 1 12
6 Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel r ii R tabel N = 20, =5 % Keterangan X 1 0,934 0,444 Handal X 2 0,899 0,444 Handal Teknik analisis data dalam penelitian ini, untuk menguji hipotesis pertama dengan korelasi parsial. Dimaksudkan untuk mengetahui hubungan setiap prediktor dengan kriterium (Sutrisno Hadi 1993 :33). Sedangkan hipotesis kedua diuji dengan analisis regresi ganda dua prediktor, sebelum dianalisis dilakukan uji persyaratan yaitu normalitas dan uji linieritas. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak digunakan analisis chi kuadrat. Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Normalitas No Ubahan Chi Kuadrat Db p Kesimpulan 1 Pengetahuan gizi ibu 4,536 2 0,104 Normal 2 Pola pemberian makan 16,086 9 0,065 Normal 3 Kesehatan gizi anak 16,195 9 0,063 Normal Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas punya hubungan linier dengan variabel terikat. Tabel 4. Hasil Uji linieritas Hubungan variabel Db F hitung F tabel Status X 1 y 1/71 0,910 3,98 Linier X 2 y 1/71 0,158 3,98 Linier
7 Langkah selanjutnya melakukan analisis untuk menguji hipotesis pertama dengan analisis korelasi parsial. Hasil analisis ubahan bebas dengan ubahan terikat dapat terlihat pada tabel berikut. Tabel 5. Hasil Analisis Korelasi Parsial Korelasi konstan X 1 y X 2 y Nilai Total P = 0,05 P = 0,01 r 1,y 2 0,251 0,236 0,304 r 2,y 1 0,245 Dari tabel tersebut, menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara pengetahuan gizi ibu dengan kesehatan gizi anak, dan terdapat hubungan positif dan signifikan antara pola pemberian makan dengan kesehatan gizi anak. Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa (1) pengetahuan gizi berhubungan dengan kesehatan gizi anak. (2) pola pemberian makan berhubungan dengan kesehatan gizi anak. Untuk menguji hipotesis kedua dilakukan analisis regresi ganda dua prediktor, yang sebelumnya dilakukan analisis jenjang nihil antar ubahan. Apakah indeks korelasi antar ubahan melebihi 0,8 atau mendekati 1,0 yang berarti tidak perlu dilakukan dengan analisis regresi. Hasil uji korelasi jenjang nihil antar ubahan bebas dengan ubahan terikat dan interkorelasi antar ubahan bebas, hasil ringkasan analisisnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6. Matrik Korelasi Antar Ubahan Ubahan X1 X2 Y X1 1,00 0,99 0,20 X2 0,99 1,00 0,19 Y 0,20 0,19 1,00
8 Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh ternyata nilai indeks korelasi dari kedua ubahan masih jauh dari 1,00 maka dapat dilanjutkan dengan analisis regresi ganda. Dari hasil analisis korelasi parsial diperoleh nilai ideal korelasi Ry (1,2)= 0,318 koefisien determinan (R 2 ) = 0,101, sedangkan F reg = 3,988. Tabel 7. Ringkasan Analisis Regresi Sumber Variasi Jumlah Kuadrat (JK) Db Rerata Kuadrat (RK) FO Ft Regresi 113,909 2 56,954 Residu 1.013.949 71 14,281 3,988 3.13 Total 1.127.857 73 Dari tabel analisis regresi diperoleh harga F reg lebih besar dari F table yaitu Fo = 3,988 > Ft (0,05) = 3,13. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan gizi ibu (X 1 ) dengan pola pola pemberian makan (X 2 ) secara simultan dengan kesehatan gizi anak (Y). Gambaran umum analisis regresi : X 1 0,251 0,251 0,318 y X 2 0,245 Langkah selanjutnya dari analisis regresi adalah menentukan sumbangan relatif (SR) dan sumbangan efektif (SE) setiap ubahan bebas terhadap ubahan terikat.
9 Tabel 8. Bobot sumbangan setiap prediktor Ubahan Prediktor Sumbangan Relatif (%) Sumbangan Efektif (%) X1 51,476 5,199 X2 48,524 4,901 Total 100,00 10,100 PEMBAHASAN Hasil korelasi parsial menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara pengetahuan gizi ibu dan kesehatan gizi anak. Berarti pengetahuan gizi ibu mempunyai daya prediksi yang cukup memadai. Semakin tinggi skor ubahan pengetahuan gizi, maka akan sangat mendukung kesehatan gizi anak. Seseorang yang memiliki pengetahuan tentangg giizi berarti akan lebih menguasai dalam mengupayakan kesehatan gizinya, khususnya pada keluarga dan anak. Secara operasional ibu tidak harus selalu menangani segala kegiatan yang ada dalam keluarga, tetapi diharapkan kemampuan manajerialnya dan pengetahuan yang dimiliki dapat dijadikan kontrol dalam menjalankan tugas, khususnya dalam penyediaan makanan keluarga. Pada bagian lain dari hasil analisis korelasi parsial menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara pola pemberian makan dengan kesehatan gizi anak. Berarti pola pemberian makan mempunyai daya prediksi terhadap kesehatan gizi anak. Semakin tinggi skor ubahan pola pemberian makan sangat mendukung tercapainya kesehatan gizi anak secara optimal. Karena melalui pola pemberian makan yang baik dapat diperoleh status gizi yang baik pula, selanjutnya dapat dicapai kesehatan gizi keluarga dan anak secara optimal.
10 Hasil analisis regresi ganda menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara pengetahuan gizi ibu dan pola pemberian makan secara simultan dengan kesehatan gizi anak, ternyata tidak menyimpang dari acuan teoritik maupun empirik. Berarti membuktikan bahwa kedua prediktor secara simultan mempunyai daya prediksi yang cukup memadai. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pengetahuan gizi yang dimiliki ibu dan akan diaplikasikan dalam pola pemberian makan sehari-hari dalam keluarga. Karena pada dasarnya untuk mencapai kesehatan gizi anak secara optimal dibutuhkan kemampuan dalam menyelenggarakan pemberian makan keluarga dengan pengetahuan terutama tentang makanan dan gizi yang dimiliki oleh seorang ibu. Demikian juga informasi-informasi yang dapat diperoleh melalui berbagai mass media dapat memberikan masukan. Dalam kebiasaan pemberian makan keluarga akan dicapai kesehatan gizi yang diharapkan bagi seorang ibu yang memiliki pengetahuan gizi yang tinggi akan mampu membiasakan pola pemberian makan yang baik ditinjau dari kesehatan gizinya. Bila kedua ubahan predictor dilihat dari bobot sumbangan efektifnya, sumbangan yang paling tinggi adalah pengetahuan gizi ibu (X 1 ) yaitu 5,19 %, sedangkan pola pemberian makan (X 2 ) yaitu 4,90 %, dengan demikian kesehatan gizi anak dalam penelitian ini sangat ditentukan oleh ubahan pengetahuan gizi ibu. Hal ini dapat memberikan petunjuk bahwa pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan formal dan non formal. Didalam pendidikan selalu didasari pengetahuan, sikap, perilaku dan keterampilan. Sedangkan untuk mencapai kesehatan gizi anak dibutuhkan aspek-aspek tersebut.
11 KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa (1) pengetahuan gizi ibu dan kesehatan gizi anak mempunyai hubungan yang positif dan signifikan. Dengan demikian pengetahuan gizi yang dimiliki ibu dapat memprediksi kesehatan gizi anak. Berarti semakin tinggi pengetahuan gizi yang dimiliki ibu, maka akan semakin baik kesehatan gizi anaknya. Hal ini dibuktikan oleh hasil analisis parsial r 1,y 2 = 0,251 > r t (0,05) = 0,236. Pola pemberian makan dengan kesehatan gizi anak mempunyai hubungan positif dan signifikan. Dengan demikian pola pemberian makan dapat memprediksi kesehatan gizi anak.berarti semakin baik pola pemberian makan, maka semakin baik pula kesehatan gizi anak. Hal ini dibuktikan oleh hasil analisis parsial. r 2,y 1 = 0, 245 > r t (0,05) = 0,236. (2) hasil analisis regresi ganda terlihat bahwa faktor-faktor : pengetahuan gizi ibu, pola pemberian makan secara simultan mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan kesehatan gizi anak. Ini berarti semakin tinggi skor ubahan-ubahan prediktor yaitu pengetahuan gizi ibu, pola pemberian makan secara bersama-sama semakin baik pula kesehatan gizinya. Jadi kedua ubahan prediktor yang dipilih dapat memprediksi kesehatan gizi anak. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis regresi ganda F reg = 3,988 > F t (0,05) = 3,13. Dari hasil kesimpulan dalam penelitian ini, dapat disarankan sebagai berikut : (1) bagi ibu-ibu yang kurang pengetahuan tentang gizi, perlu lebih memperdalam dengan banyak membaca buku, majalah, tabloid dan memperdalam dari media elektronik, baik visual maupun audio visual, serta mengikuti penyuluhan-penyuluhan secara intensif tentang penyajian makanan sehat dan bergizi untuk keluarga. (2) agar ibu-ibu lebih meningkatkan dalam memenuhi/ menyediakan makanan yang berkualitas gizi bagi keluarga khususnya
12 untuk anak yang sedang tumbuh, melalui pemilihan bahan makanan yang baik dan berkualitas, pengolahan makanan yang benar, dan penyajian makanan yang bervariatif agar tidak membosankan, dengan pola pemberian makanan yang baik serta berpedoman pada hidangan empat sehat dan lima sempurna. DAFTAR PUSTAKA Arisman.2004.Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC Dewa Nyoman Supariasa.2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC Endi Paryanto. 2004. Status Gizi. Yogyakarta : Pusat Informasi Makanan Sehat Instalasi Gizi RSUP Dr. Sardjito Poerwo Sudarmo dan Chotidjah. 1990. Empat Sehat Lima Sempurna Dalam Desertifikasi Konsumsi Makanan, Makalah Seminar Kesadaran Gizi Nasional Dalam Rangka Peningkatan Kualitas SDM. Siti Hamidah. 1999. Gizi Kerja. Yogyakarta : FPTK IKIP Yogyakarta Suhardjo, 2001. Perencanaan Pangan Dan Gizi. Jakarta : PAU Pangan dan Gizi IPB Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Sugiyono.2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sutrisno Hadi.1993. Analisis Regresi. Yogyakarta Yasbid : Fakultas Psikologi UGM Tien Chudrin. 2006. Makanan Dalam Perspektif Al-Quran dan Gizi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.