Gambar 1.2.Furniture dari U&KL. Sumber : Gambar 1.1. Furniture dari U&KL Sumber :

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan


I. PENDAHULUAN. 1 Waste (inggris) : limbah, sampah, ampas

II. METODOLOGI. Latar Belakang masalah. Data-data Analisis. Solusi Permasalahan

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

BAB II METODE PERANCANGAN


BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

II. METODOLOGI A. PROSES PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN. terhadap dunia investasi di Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga. internasional adalah Cina dan Mexico (Deperindag, 2002).

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Gambar 1 dan 2: kiri: bangku dari koper bekas ; kanan: bangku dari drum bekas Sumber:

BAB II METODE PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan 1. Latar Belakang Judul Perancangan

IV. Konsep Perancangan

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide / Judul perancangan B. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN. 2. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

diatas sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang suplai material khususnya di batu kapur,

BAB I PENDAHULUAN. PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini

KONSEP PERANCANGAN. 1. Ide Desain Ide dari desain mebel yang akan dibuat berangkat dari keinginan desainer untuk memberikan makna terhadap sebuah

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkatkan kebudayaan manusia. Keinginan manusia terhadap

Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu

sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lainlain.

I. PENDAHULUAN. Tugas Akhir Mainan edukasi 1

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Studi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi

II. METODOLOGI. Latar Belakang. Data Data Analisis. Solusi Permasalahan. Proses Produksi. Proses Produksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN. ruangan yang bersifat modern simple untuk menghemat suatu ruangan.

BAB II METODE PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

JENIS PAPAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. No. Data Fungsi Produk Rancangan Kegunaan Data Analisis. Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari

II. METODE/PROSES PERANCANGAN. Data-data Analisis

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. karna beberapa faktor yang mendukung dalam pemakaian bahan plywood tersendiri yaitu :

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

DESAIN MAINAN KAYU BERTEMA HEWAN ENDEMIK INDONESIA UNTUK ANAK USIA 4-6 TAHUN. Oleh : Desica Pramudita

BAB II METODE PERANCANGAN


BAB I PENDAHULUAN. Upah merupakan imbalan yang diterima pekerja atas jasa yang diberikannya dalam

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan. Judul yang saya angkat dalam rangka perancangan Tugas Akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

BAB II METODE PERANCANGAN

PERUSAHAAN KAYU JATI ONLINE SEBAGAI PELUANG USAHA E-BUSINESS. Disusun guna memenuhi tugas. Mata kuliah E-Business

SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTA

II. METODE/PROSES PERANCANGAN


PENGOLAHAN MATERIAL KALENG DAN KAYU DALAM DESAIN BANGKU MEJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II METODE PERANCANGAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

5. Memungkinkan mendapat efek nilai dekoratif yang lebih luas. 6. Mampu menahan paku dan sekrup lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketat, terutama dalam industri ritel yaitu perdagangan yang melayani konsumen akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Logo, sebuah istilah sejak awal dari Bahasa Yunani logos sampai

II. METODE PERANCANGAN

BAB pagi 2 dini hari Kegiatan. Makan, minum, bersantai, bertemu teman. Menengah ke atas Fasilitas

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

PERANCANGAN MEJA KERJA MULTIFUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, bisnis bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

III. DATA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

BAB 5. Kesimpulan dan Saran

BAB IV KONSEP DESAIN

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian

II. METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi saat ini pertumbuhan barang dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Memuat Latar Belakang Pemilihan Studi Judul Perancangan BRANDING TOKO FASHION CASUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kerajinan merupakan produk yang dihasilkan manusia yang dapat dilihat

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia usaha yang terus berkembang, mengakibatkan tuntutan akan produk

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kayu peti kemas atau yang kerap kita kenal dengan kayu kayu jati belanda memiliki daya tarik tersendiri. Sesuai dengan namanya, kayu jenis ini memang lazimnya digunakan pada peti kemas. Material bahan pembuatan sebuah peti kemas biasanya terbuat dari kayu. Kayu peti kemas dari jenis kayu jati Belanda (Kiefer/Oak/Pine), jenis kayu peti kemas ini memiliki standar kualitasnya. Kayu jati Belanda yang berasal dari Jerman memiliki kualitas yang tinggi. Kayu peti kemas ini memiliki standar kekeringan tertentu dari skala internasional, sehingga materialnya lebih ringan dan mudah untuk dimobilisasi. Beberapa keuntungan dari kayu peti kemas ini adalah mudah didapat, mudah maintain, dan harga relatif murah. Harga kayu relatif murah karena Indonesia merupakan salah satu negara yang menjdi tujuan negra-negara lain untuk mengimpor barangbarang seperti kendaraan, barang elektronik dan banyak lainya. Maka limbah kayu hasil dari pengemasan barang cukup banyak di Indonesia jadi untuk mendapatkan material mentah kayu jati Belanda sangatlah mudah. Kayu peti kemas yang terbuat dari bahan kayu jati Belanda sering dianggap tak lagi terpakai setelah menjadi kayu peti kemas. Limbah kayu peti kemas biasanya hanya dibuang atau tak lagi dianggap sebagai sesuatu yang berharga. Hal tersebut yang memacu untuk memanfaatkan limbah kayu peti kemas dengan melalui proses desain untuk menjadi sebuah produk furniture, namun permasalahan muncul dari karakteristik materal kayu jati Belanda itu sendiri. Kepadatan kayu yang mudah getas menjadi batasan dalam membentuk sebuah proses desain baru. Maka dari itu penggunaan material pendukung mutlak dibutuhkan untuk menutupi kekurangan yang terdapat pada kayu jati belanda. Dengan melalui proses desain sebuah produk furniture maka kayu peti kemas dapat memiliki nilai tambah dari material kayu peti kemas yang dianggap sebagai limbah. Nilai yang diharapkan dari proses desain adalah sebuah nilai baru yang dapat membentuk paradigma baru terhadap kayu ini. Untuk mewujudkan hal tersebut, tidak hanya dibentuk sebuah produk jadi. Pengemasan produk secara keseluruhan mutlak diperlukan untuk meningkatkan nilai produk tersebut secara utuh. Proses tersebut dinamakan branding, proses ini menjadi strategi desain. Dengan proses branding tersebut diharapkan produk dapat memiliki suatu krakteristik dan identitas tersendiri serta familiar dimasyarakat. Branding juga tidak terlepas dari corporate identity karena keduanya samasama tidak bisa bekerja secara efektif tanpa dukungan satu sama lain. Brand membutuhkan corporate identity sebagai representasi utama dalam membangun citra perusahaan. Begitupun sebaliknya, corporate identity membutuhkan brand untuk mencapai fungsinya melalui bentuk 1

bentuk yang lebih spesifik dalam membangun dan mengenalkan citra positif brand kepada konsumen. Salah satu fungsi corporate identity adalah sebagai alat jual dan promosi untuk mengkomunikasikan kepada masyarakat atau konsumen maka salah satu bentuk alat promosinya adalah website. Dewasa ini di Indonesia pengguna internet sangat tinggi dan jumlah penggunanya terus meningkat, hal tersebut merupakan pangsa pasar yang sangat pontensial. Melalui media promosi ini kita dapat menjangkau pasar seluruh dunia tanpa terbatas waktu dan langsung tertuju pada suatu segmen tertentu sehingga tepat sasaran. B. Orisinalitas Bentuk furniture yang menggunakan bahan dasar kayu jati belanda ini hanya terbatas pada bentuk-bentuk dasar yang sederhana, terlepas dari sifat getas pada modular kayu jati belanda. Batasan-batasan itu yang membuat kebanyakan pengerajin hanya membuat lemari yang berbentuk persegi, gerobak, tempat tidur, kursi dan meja dengan bentuk pada umumnya. Kurangnya aspek eksplorasi bentuk pada furniture yang dibuat para pengerajin menjadi celah untuk dilakukan proses desain lebih mendalam pada produk furniture kami. Membuat desain furniture yang keluar dari bentuk pada umumnya dan penggunaan media lain sebagai pendamping kayu ini. Hal tersebut merupakan upaya eksplorasi bentuk agar mendapatkan bentuk yang berbeda sehingga produk furniture ini memiliki nilai estetis. Selain itu dengan adanya proses desain diharapkan muncul nilai-nilai prestisius yang pada akhirnya mampu membentuk pandangan baru dimasyarakat tentang limbah kayu ini. Hal-hal tersebut menjadi orisinalitas dari perancangan karya saya. I. Referensi Sejenis U&KL Furniture U&KL merupakan sebuah company furniture kreatif yang bergerak pada furniturefurnniture urban. Dalam prodak furniture U&KL tidak adanya batasan dalam mendesain furnitur. U&KL memproduksi beragam jenis mebel mulai dari kursi (single chair), rak buku, meja, hingga satu set meja makan (dining set) dengan kuantitas yang sedikit sehingga produksi furniture mereka terbatas. U&KL juga memberikan sentuhan grafis pada setiap produk furniture yang mereka buat. Berikut adalah beberapa gambar furniture U&KL 2

Gambar 1.1. Furniture dari U&KL Gambar 1.2.Furniture dari U&KL Gambar 1.4. Furniture dari U&KL Gambar 1.3. Furniture dari U&KL 3

C. Tujuan dan Manfaat Rancangan 1. Tujuan Perancangan Karya ini dibuat untuk memberikan nilai baru terhadap kayu peti kemas yang selama ini dianggap sebagai limbah, dengan proses desain membentuk sebuah prodak furniture dengan melalui pendekatan estetis dari segi bentuk. Memberikan wadah dan identitas sebuah produk furniture serta melakukan promosi dengan menggunakan media website 2. Manfaat Perencanaan a. Untuk Personal Dalam hal ini manfaat perancangan bagi peneliti sendiri adalah memberikan manfaat yang postif yaitu menambah wawasan tentang karakteristik kayu jati belanda, proses finishing sebuah furniture dan pemilihan media pedamping yang tepat dan sesuai konsep setra mengetahui proses sambung pada media stainless steel. b. Untuk Masyarakat Kemudian perancangan ini diharapkan mampu mengubah paradigma yang melekat masyarakat terhadap kayu limbah ini. Masyarakat diharapkan mampu mengolah limbah ayu ini juga sehingga Mulai familiar dengn kayu limbah c. Untuk Akademik Perancanga juga berharap dengan adanya kajian pemanfaatan limbah kayu menjadi sebuah furniture layak pakai dapat memberikan data yang kompeten, yang bisa menjadi komparasi dan referensi dalam membuat produk serupa. D. Peluang Dan Tantangan Studi 1. Peluang Studi Di indonesia usaha mabel/furniture cukup menjamur, dengan populernya penggunan kayu jati belanda banyak pengerajir menggunakan material dasar kayu ini. Namun batas pembuatan furniture ini hanya berbentuk umum dan mudah seperti gerobak,meja, kursi yang berbentuk pada umumnya. Dengan perancangan ini yang mengedepankan eksplorasi bentuk yang estatis dan adanya wadah branding yang menjadi identitas produk ini. Sehingga memberikan warna baru dalam usaha mabel. 2. Tantangan Studi 4

Pandangan masyarakat tentang kayu limbah ini E. Relevansi dan Konsekuensi Studi 1. Relevansi Studi Membuat pandangan baru terhadap limbah kayu peti kemas ini Memberikan sentuhan alami pada kayu jati belanda yang memiliki nilai dekoratif yang cukup tinggi. 2. Konsekuensi Studi Menimbulkan rasa ketertarikan minat masyarakat untuk beralih menggunakan furniture berbahan dasar kayu peti kemas. 5