BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Wight, D. Gregory, Fundamental Of Air Sampling, CRC Fresh, Inc. United State of America.

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

Udara ambien Bagian 10: Cara uji kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR)

Bab III. Metodologi Penelitian

Penyehatan Udara. A. Sound Level Meter

STANDAR KOMPETENSI PENANGGUNGJAWAB PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA. : Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran. Lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini terdiri dari 4 titik yaitu Titik 1 (Simpang Lima

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

Pemantauan kualitas udara. Kendala 25/10/2015. Hal yang penting diperhatikan terutama ialah aspek pengambilan sampel udara dan analisis pengukurannya

ANALISIS KONSENTRASI GAS HIDROGEN SULFIDA (H2S) DI UDARA AMBIEN KAWASAN LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA) SAMPAH AIR DINGIN KOTA PADANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

III. METODE PENELITIAN

UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

PENCEMARAN UDARA AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN P. H. H. MUSTOFA, BANDUNG. Grace Wibisana NRP : NIRM :

UNIVERSITAS GADJAH MADA PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI

Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 3 : Cara uji kendaraan bermotor kategori L Pada kondisi idle SNI

III. METODOLOGI PENELITIAN

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ANALISA PENGARUH KELEMBABAN SAMPAH KAYU DAN SISA MAKANAN PADA INCENERATOR PORTABLE SKALA RUMAH TANGGA

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara

OXEA - Alat Analisis Unsur Online

ROBOT PENGURAI ASAP DALAM RUANGAN MENGGUNAKAN T-BOX DENGAN METODE BEHAVIOUR BASED CONTROL

Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara. Eko Hartini

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Polusi udara adalah salah satu masalah yang sangat meresahkan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN FAKTOR EMISI CO DAN HC HASIL PEMBAKARAN TERBUKA SAMPAH DOMESTIK KOTA BANDUNG

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan

III. BAHAN DAN METODE

Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 1 : Cara uji kendaraan bermotor kategori M, N, dan O berpenggerak penyalaan cetus api pada kondisi idle

BAB III METODOLOGI. 1.1 Lokasi dan Waktu. 1.2 Alat dan Bahan Alat Bahan

BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada

BAB I PENDAHULUAN. tidak diperlukan lagi. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan dalam upaya

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4-langkah

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan mulai. Bahan dan Alat Penelitian

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

Bab III Metodologi Penelitian

PENGAMBILAN & ANALISIS SAMPEL EMISI CEROBONG, UDARA AMBIEN & FAKTOR FISIKA DI TEMPAT

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN TUGAS AKHIR. PERUBAHAN CO YANG BERAKIBAT TERHADAP BATAS NYALA PADA MESIN AVANZA 1300 cc

3. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian 3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN FILTER ASAP PADA INCINERATOR SAMPAH (RJ01)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan

Makalah Baku Mutu Lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghasilkan suatu data yang baik dari suatu penelitian, diperlukan

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 4: Cara uji kadar uap air dengan metoda gravimetri

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

Sistem Irigasi Sederhana Menggunakan Sensor Kelembaban untuk Otomatisasi dan Optimalisasi Pengairan Lahan

Oleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

PENGAMBILAN & ANALISIS SAMPEL EMISI CEROBONG, UDARA AMBIEN & FAKTOR FISIKA DI TEMPAT

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pengaturan ph dan Pengaturan Operasional Dalam Produksi Biogas dari Sampah

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

UNJUK KERJA KOMPOR BERBAHAN BAKAR BIOGAS EFISIENSI TINGGI DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 129 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU EMISI USAHA DAN ATAU KEGIATAN MINYAK DAN GAS BUMI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkembang pesat, khususnya dalam bidang teknologi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT

dibutuhkan. Untuk mendukung penyusunan laporan tugas akhir, jenis data yang

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Umum Bab ini berisi tentang metodologi yang akan dilakukan selama penelitian, di dalamnya berisi mengenai cara-cara pengumpulan data (data primer maupun sekunder), urutan kegiatan selama penelitian, perhitungan nilai faktor emisi berdasarkan hasil pengukuran emisi, serta metode analisa hasil penelitian yang akan dipakai. Penelitian ini dilakukan untuk menindaklanjuti penelitian mengenai cara pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat kota Bandung dengan cara pembakaran terbuka. Studi dikhususkan untuk penentuan faktor emisi pembakaran sampah secara terbuka di wilayah Bandung. Penelitian dilakukan pada tanggal 7 Juni sampai dengan 29 Juli 2007. Media simulasi pembakaran dilakukan pada insinerator mini single chamber, tanpa alat alat pengendali pencemar dan dilengkapi dengan suplai udara secara konstan berlebih sesuai dengan kondisi sebenarnya. Pengukuran emisi menggunakan auto emission analyzer secara kontinu selama selang waktu pembakaran. Waktu pembakaran disesuaikan hingga sampah habis terbakar. Diagram alir penelitian akan disajikan dalam Gambar 3.1 III.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah : 1. Menentukan nilai (melakukan perhitungan) dari faktor emisi CO dan CH 4 hasil pembakaran terbuka sampah domestik wilayah Bandung untuk tingkat sosial ekonomi atas, menengah dan bawah. 2. Menganalisa hubungan antara nilai konsentrasi emisi yang didapat dengan karakteristik sampah dan kondisi saat pembakaran. III-1

Gambar 3.1 Alur Penelitian III.3 Ruang Lingkup Penelitian dilakukan terhadap besarnya emisi berupa gas karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (sebagai CH 4 ) yang dikeluarkan oleh pembakaran terbuka sampah domestik di wilayah Bandung. Dari nilai emisi yang dikeluarkan tersebut, dapat dihitung nilai dari faktor emisi CO dan CH 4 dari pembakaran terbuka sampah di III-2

wilayah kota Bandung. Penelitian juga mencakup karakterisasi sampah sebagai obyek pembakaran. Hal lain yang dilakukan selama penelitian adalah mengetahui karakterisasi pembakaran yang terjadi selama percobaan berlangsung. III.4 Studi Literatur Studi literatur dilakukan dengan membaca buku referensi, jurnal penelitian, laporan penelitian, serta informasi dari internet yang relevan dengan penelitian. Fungsi dari studi literatur ini adalah untuk dijadikan rujukan dalam memahami penelitian, membantu memilih metode yang akan digunakan serta membantu dalam pembuatan analisa hasil penelitian III.5 Peralatan dan Bahan Peralatan dan bahan yang digunakan selama selama penelitian diantaranya adalah: Peralatan Bahan 1. Riken Auto Emission Analyzer model 1. Silika gel RI-503AD/RI-503A 2. Insinerator mini single chamber 2. Minyak tanah 3. Termometer ruang 3. Sampah domestik 4. Sampling box 4. Batu baterei 5. Timbangan mekanik dan pegas 5. Trashbag 6. Cawan penguap 7. Impinger 8.. Pompa 9. Rotameter (flowmeter) 10. Oxigen analyzer III.6 Pra Simulasi Pembakaran Untuk mengetahui kondisi sebenarnya pembakaran sampah secara terbuka, maka sebelum melakukan pembakaran di laboratorium dilakukan terlebih dahulu simulasi percobaan pembakaran di lapangan. Hal tersebut dimaksudkan agar pembakaran yang dilakukan dilaboratorium mendekati kondisi pembakaran di sampah III-3

di udara terbuka. Data yang dapat terukur saat simulasi dengan adalah temperatur rerata pembakaran. Temperatur yang terukur pada pembakaran sampah di udara terbuka saat simulasi berkisar antara 100-500 C. III.7 Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder didapatkan dari laporan tesis I Made Wahyu Widyarsana, yang berjudul Internalisasi Eksternalitas Dalam Penanganan Sampah kota Bandung, tahun 2006. Pengumpulan data sekunder dibatasi pada daerah domestik di wilayah Bandung. Data sekunder yang diambil diantaranya data ritasi rerata pembakaran sampah di kota Bandung yaitu 0.63 kali per minggu. Jenis sampel terbagi menjadi tiga kategori yaitu sampel dari kategori sosial ekonomi rendah, sosial ekonomi menengah dan sosial ekonomi atas. Data sekunder lain adalah data dari alat yang digunakan dalam percobaan di laboratorium yaitu dengan insinerator mini skala laboratorium dan auto emission analyzer. Spesifikasi dari insinerator sebagai media pembakaran adalah sebagai berikut: 1. Debit udara konstan 4,5 m3/min 2. Volume ruang insinerator : 0.11775 m3. 3. Temperatur maksimum : 1200 C 4. Ukuran : 0,5 φ x 0.6 H 5. Tanpa dipasang alat pengendali pencemar. Sedangkan untuk auto emission analyzer data yang diambil diantaranya spesifikasi alat meliputi, prinsip alat, cara kerja dan parameter yang dibaca beserta rentang pengukurannya. Data auto emission analyzer secara lengkap akan dijelaskan dalam pengukuran emisi. III.8 Pengambilan Data Primer Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan contoh sampah dan pelaksanaan percobaan di laboratorium. III-4

III.8.1 Pengambilan Contoh Sampah Pengambilan contoh sampah dilakukan acak (random) sesuai dengan tingkat sosial ekonomi yang telah ditentukan sebelumnya (atas, menengah, rendah) di wilayah kota Bandung. Cara pengambilannya dengan memberikan trashbag sampah kepada pemilik sosial ekonomi, kemudian trashbag sampah tersebut diambil satu hari setelahnya. Sampah yang diambil dipastikan hanya berisi sampah untuk satu hari. Sampah yang diambil tidak dibedakan antara organik dan anorganik (dicampur). Pada pengambilan sampel sampah didapatkan juga data jumlah penghuni tiap sosial ekonomi. Data jumlah penghuni tersebut digunakan untuk mengukur besarnya timbulan sampah tiap orang per hari. Jumlah contoh sampah yang diambil adalah sepuluh sampel sampah untuk tiap kategori. Jumlah total contoh sampah yang diambil berjumlah tigapuluh sampel. III.8.2 Pelaksanaan Percobaan di laboratorium III.8.2.1 Pengumpulan Data Karakteristik Sampah a. Komposisi Sampah Data mengenai komposisi sampah dikumpulkan dan disusun berdasarkan komposisi dasar penyusun sampah tersebut. Komposisi sampah dibedakan menjadi komposisi sampah organik dan anorganik. Komposisi sampah dinyatakan dalam nilai persen berat sesuai dengan persamaan 3.1. Berat komponen organik (kg) % massa organik = x 100% Berat total sampah (3.1) Komposisi organik sampah meliputi sampah sisa makanan dan sampah dari halaman sedangkan sampah anorganik meliputi kertas, plastik, kain, botol, dan lain-lain. Data komposisi sampah ini mencakup juga berat dan volume masing-masing komponen (organik dan anorganik), berat total dan volume total sampah. Pengukuran berat total sampah menggunakan timbangan pegas dengan maksimal pengukuran 5 kg, sedangkan untuk menghitung volume sampah digunakan sampling box dengan ukuran (35 x 35 x 40) cm 3. III-5

Setiap sampah yang berasal dari sumber yang berbeda akan mempunyai komposisi yang berbeda-beda pula. Komposisi rata-rata sampah dari tiap jenis sosial ekonomi akan dilihat kecenderungannya. b. Densitas Sampah Data mengenai densitas sampah diperlukan untuk mengetahui tingkat dari kerapatan sampah tersebut. Densitas sampah akan mempengaruhi tingkat dari emisi gas hasil pengukuran. Densitas sampah tersebut merupakan hasil perbandingan antara massa total sampah dengan volume total sampah yang dihasilkan. Densitas sampah yang didapat adalah densitas sampah basah (as received). Nilai dari densitas sampah dapat mempengaruhi pembakaran yang terjadi. Pengukuran densitas sampah berdasarkan SNI 19-3964-1995 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. Persamaan yang digunakan dalam penentuan densitas sampah adalah : massa total (kg) Densitas sampah (kg/l) = volume total (l) (3.2) c. Kadar Air Sampah Kadar air dalam sampah lebih dikenal dengan istilah humiditas. Prinsip pengukuran yang dilakukan adalah sampah dipanaskan pada temperatur 105 C agar semua air yang terkandung didalamnya dapat menguap. Data mengenai kadar air yang terkandung dalam sampah yang akan dibakar akan berguna dalam analisa, karena tingkat emisi dari setiap pembakaran akan dipengaruhi oleh kondisi dari sampah yang akan dibakar. Sedangkan kadar air sampah dalam pembakaran bergantung pada komposisi sampel sampah. Besarnya kadar air dalam sampah dapat dihitung dengan persamaan : Berat cawan isi (a) - Berat cawan isi (b) % kadar air = x 100% Berat cawan isi (a) - Berat cawan kosong (3.3) Dimana : Cawan a : berat cawan ditambah berat sampah basah III-6

Cawan b : berat cawan ditambah sampah setelah di oven 105 C III.8.2.2 Data Karakterisasi Pembakaran a. Data Kadar air Pembakaran Pengukuran kadar air selama pembakaran pada dasarnya merupakan suatu cara untuk mengekstrak jumlah uap air yang ada selama pembakaran dengan flowrate yang konstan. Kelembaban selama pembakaran diambil secara volumetri atau gravitasi. Kadar air dalam pembakaran dinyatakan dalam berat H 2 O. Dalam perhitungan kadar air ini digunakan impinger yang berisi silika gel dan dipasang secara triplo. Impinger dihubungkan dengan flowmeter dan pompa dengan flowrate sebesar 0.5557 l/min. Susunan alat adalah sebagai berikut. Stack (inlet) Impinger (triplo) flowmeter (0.56 lpm) Pompa (sedot) Kadar air selama pembakaran merupakan hasil pembagian antara massa air yang diserap oleh impinger dengan volume udara yang diserap oleh pompa, yang selanjutnya dikonversi dengan massa air yang ada di insinerator dengan perbandingan udara yang ada di insinerator. Konsentrasi air yang diserap oleh impinger dapat dihitung dengan rumus : (M air impinger / V udara pompa ) = (m f m i ) g / (q x t) m 3 (3.4) Dimana : mf : massa akhir impiger (g) mi : massa awal impiger (g) q : debit sedot pompa (0.5557 l/min) t : waktu pembakaran (min) Sedangkan volume udara yang mengalir di insinerator dapat dihitung dengan rumus: V udara insinerator = Q (m 3 /min) x waktu pembakaran (min) (3.5) Perbandingan antara kadar air pembakaran yang diukur oleh impinger dengan kadar air pembakaran keseluruhan adalah : M air impinger / V udara impinger = M air insinerator / V udara insinerator (3.6) III-7

Dari persamaan diatas maka didapatkan massa air yang ada dalam pembakaran di insinerator. b. Data Temperatur Pembakaran Pada percobaan ini temperatur pembakaran awal akan disesuaikan dengan kondisi pembakaran di lapangan. Besarnya temperatur dalam pembakaran selalu diukur, karena data mengenai temperatur pembakaran akan berhubungan dengan konsentrasi dari emisi gas buang yang akan dihasilkan. Temperatur pembakaran yang diukur mencakup temperatur pembakaran dalam insinerator dan temperatur gas dalam cerobong. Data temperatur dalam insinerator didapat dari pembacaan alat dalam insinerator, sedangkan temperatur gas dalam cerobong menggunakan termometer ruang dengan sensor infrared. Akan tetapi untuk keperluan analisa yang digunakan adalah temperatur pembakaran yang terukur di insinerator. Pengukuran temperatur digunakan untuk mengetahui kecenderungan (trend) fluktuasi temperatur selama pembakaran berlangsung. Pencatatan temperatur pembakaran dilakukan secara kontinu untuk selang waktu setiap 2 menit selama pembakaran berlangsung. c. Data Waktu Pembakaran Lama waktu pembakaran pun diperlukan untuk pengukuran nilai dari faktor emisi dari setiap pembakaran. Waktu pembakaran diukur dari awal pembakaran hingga selesai. Pengertian selesai disini adalah sampai sampah habis (sudah tidak dapat terbakar lagi). Lamanya waktu pembakaran bergantung pada komposisi sampah yang dibakar. Pengukuran durasi pembakaran menggunakan stopwacth. d. Kadar Oksigen Besarnya kadar air dalam oksigen dihitung secara kontinu setiap 2 menit selama selang waktu pembakaran dengan oxigen analyzer. Kadar oksigen dinyatakan dalam persen volume. Pengukuran konsentrasi oksigen ini dilakukan hanya untuk memastikan bahwa dalam udara selalu terdapat oksigen 21 %, akan tetapi pada zona pembakaran akan kadang terjadi fluktuasi besarnya konsentrasi oksigen karena terpakai dalam proses pembakaran. III-8

III.8.2.3 Pengukuran Emisi a. Pemilihan Parameter Parameter yang akan diperiksa dalam pengukuran emisi kali ini didasarkan pada perkiraan pencemar yang terbentuk pada pembakaran sampah yang tidak sempurna. Parameter emisi utama yang akan diukur dalam penelitian ini adalah CO dan HC (dinyatakan dalam CH 4 ), karena gas-gas tersebut merupakan gas-gas yang dihasilkan dalam setiap pembakaran yang berlangsung tidak sempurna. Khususnya untuk pembakaran sampah secara terbuka, kondisi pembakaran sempurna akan sulit untuk diciptakan. Kedua parameter tersebut dipilih pula karena komponen utama dari sampah adalah unsur C dan H. Oleh karena itu, ada kemungkinan besar jika tidak terbakar dengan sempurna maka konsentrasi dari kedua gas tersebut akan besar pada aliran gas buang. Besarnya konsentrasi yang terukur pada CO dinyatakan dalam %, sedangkan pada CH 4 dinyatakan dalam ppm, yang terlebih dahulu harus dikonversi menjadi mg/m 3 untuk mempermudah perhitungan faktor emisi. Persamaan yang digunakan untuk mengkonversi % menjadi mg/m 3 adalah : 3 % x Berat Molekul 4 mg/m = x 10 24,5 (3.7) Sedangkan untuk ppm menjadi mg/ m 3, digunakan persamaan : 3 ppm x Berat Molekul mg/m = 24,5 (3.8) b. Metode Sampling Metode pengambilan sampel udara dilakukan berdasarkan jenis pencemar (debu atau gas), lokasi (emisi atau ambien) dan sampel berdasarkan waktu (kontinu, integrated grab sampling, intermittent sampling, atau kombinasi dari ketiga jenis sampling tersebut). Letak dari titik sampling yang diambil adalah satu titik kira-kira di tengah diameter cerobong. Titik di tengah diameter cerobong tersebut diambil karena di titik tersebut dianggap sebagai titik yang dapat mewakili secara representatif flowrate III-9

udara yang mengalir selama pembakaran dan titik tersebut dianggap paling stabil karena letaknya cukup jauh dari dinding cerobong. Selain hal tersebut, posisi dari probe sampling pun harus tetap dari awal hingga akhir pengukuran selama pengumpulan data emisi berlangsung. Hal tersebut dimaksudkan agar hasil emisi yang terukur konstan atau representatif. Metode sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah pengambilan sampel emisi continue di satu titik samping, setiap 2 menit selang waktu pembakaran selama pembakaran berlangsung. c. Pemilihan Peralatan Pada sampling gas dalam penelitian ini untuk mengukur konsentrasi gas CO dan CH 4 digunakan alat auto emission analyzer. NDIR adalah sebuah metode yang menggunakan absorpsi gabungan dari energi infrared pada hampir seluruh spektrum senyawa, menghasilkan konsentrasi hasil pengukuran campuran gas secara kuantitatif. Teknik penentuannya adalah perbedaan energi yang diabsorbsi pada panjang gelombang tertentu antara sampel gas yang mengandung senyawa tertentu dengan penunjukan sampel tertutup yang mengandung infrared yang tembus cahaya. Diasumsikan bahwa perbedaan energi yang diabsorbsi sama dengan konsentrasi senyawa pada sampel udara. Sensitivitas teknik NDIR ditentukan berdasarkan bunyi elektrik dan optik, ditambah lagi dengan karakteristik dan performasi komponen pemroses sinyal. Alat auto emission analyzer tersebut mempunyai rentang pengukuran yang berbeda-beda untuk tiap jenis parameter yang akan diukur. Spesifikasi rentang dari auto emission analyzer diantaranya adalah : a. CO (Karbon monoksida) : Ketika terjadi pembakaran sempurna maka konsentrasi CO akan 0 %. Range pengukuran dari alat ini untuk gas CO adalah 0 10,00 % volume. b. HC (dinyatakan dalam CH 4 ) : Range pengukuran antara 0-10.000 ppm. III-10

d. Metode Pencatatan Terdapat beberapa jenis metode pencatatan data yang tersedia seperti : Recorder tampilan grafis Scanning analog atau digital electronic data loggers Pencatatan data secara manual Pada penelitan ini data emisi CO dan CH 4 dicatat secara manual. e. Penentuan Faktor Emisi Perhitungan rata-rata nilai dari faktor emisi dilakukan dengan metode OBTF (Open Burning Test facilities) berdasarkan dokumen EPA dengan judul US-EPA Open Burning of Household in Barrels. Persamaan yang digunakan dalam perhitungan faktor emisi dalam penelitian ini adalah : F E = Dimana : C x Q x t sampel m insinerator sampah FE : faktor emisi (g/kg sampah) C sampel : konsentrasi pencemar dalam sampel sampah (mg/m 3 ) Qinsinerator : debit udara yang mengalir di insinerator (4,5 m 3 /min) (3.9) t M sampah : waktu pembakaran (menit) : massa sampah yang dibakar (kg). Dari keseluruhan faktor emisi yang diperoleh, maka nilai dari faktor emisi yang diukur dibagi menjadi tiga nilai sesuai dengan tingkat ekonomi (atas, menengah, bawah) yang kemudian dirata-ratakan menjadi nilai faktor emisi dari pembakaran sampah di wilayah Bandung. III.9 Metode Pengolahan Data dan Analisa Pengolahan data dan analisis dilakukan dengan Microsoft Excel dalam bentuk grafik dan tabel dan analisa statistik dengan SPSS.13. Analisa dilakukan dengan membandingkan perhitungan faktor emisi berdasarkan hasil pengukuran emisi dengan literatur yang ada. Analisa lain yang dilakukan adalah korelasi hasil pengukuran emisi III-11

terhadap tigapuluh sampel dengan variasi karakteristik sampah dan kondisi pembakaran dengan menggunakan analisa statistika SPSS.13 dengan metode analisa non-parametrik Spearman s rho. Analisa ini statistik ini digunakan untuk data yang terdistribusi tidak normal. Hipotesa nol yang digunakan dalam analisa ini adalah kedua parameter yang dibandingkan tidak mempunyai korelasi. Analisa korelasi dilakukan dengan menggabungkan ketigapuluh data menjadi satu untuk melihat kecenderungan hubungan yang terjadi. III.10 Kesimpulan dan Saran Penulisan kesimpulan dan saran pada penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang didapat. III-12