BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis saat ini mengharuskan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan industri di sebuah Negara.Perkembangan perusahaan manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan perusahaan (stakeholder). Perusahaan seharusnya juga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin banyak dan semakin sulit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator bagi para stakeholder untuk menilai sejauh mana kinerja manajemen

BAB III METODE PENELITIAN. data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. (profit) melainkan juga kesejahteraan orang (people) dan menjamin kelangsungan hidup

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) memunculkan kesadaran baru dimana hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses sumber daya (input),

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini pelaksanaan Corporate Governance sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB 1 PENDAHULUAN. bersangkutan akan komunitas lokal yang ada disekitarnya (stakeholder).

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak runtuhnya pemerintahan Orde Baru, masyarakat semakin berani

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sejak awal tahun 1970an yang secara umum dikenal dengan stakeholder

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan perusahaan dibutuhkan untuk memberikan informasi

A. Latar Belakang Masalah


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk menilai perusahaan secara keseluruhan. memaksimalkan kemakmuran para pemegang saham (stockholders) melalui

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder yang memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan dari perusahaan besar merupakan isu-isu yang semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sisi yang berlawanan. Artinya, selain memberikan kontibusi positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis saat ini mengalami kemajuan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk mengantisipasi kondisi di luar perusahaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibilty atau lebih dikenal dengan CSR adalah bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tatanan kebijakan, Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki tafsir

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (shareholders) saja namun juga mempunyai tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial dan peningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga perusahaan bukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kotler dan Nancy (2005) Corporate Social Responsibility (CSR)

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Permanasari, 2010). Apabila suatu perusahaan berjalan dengan lancar

BAB I PENDAHULUAN. dalam kerusakan lingkungan dan masyarakat (Prastowo dan Huda, 2011:39).

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Meningkatnya kinerja

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik kinerja sosial terhadap stakeholders menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan mulai banyaknya pihak pihak

BAB I PENDAHULUAN. yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada Bab 4 (empat), maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory)

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan swasta kini mengembangkan apa yang disebut Corporate

BAB I PENDAHULUAN. Preparatory Meeting of Bilateral Economic Working Groups RI-Singapura

BAB I PENDAHULUAN. alternatif sumber dana bagi perusahaan tersebut. Melaksanakan kegiatan investasi tersebut, para investor perlu mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Desember Owen (2005) mengatakan bahwa kasus Enron di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, yaitu perusahaan dapat menyerap lapangan pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)

BAB I PENDAHULUAN. (mandatory disclosure) dan pengungkapan yang sifatnya sukarela (voluntary

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responcibility

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi perokonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk menjalankan usahanya dengan penuh bertanggung jawab. Pelaku bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada berbagai pihak, diantaranya pihak investor dan kreditor. Investor dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya di Indonesia masih dianggap sebagai kegiatan yang mengurangi keuntungan perusahaan sehingga kebanyakan perusahaan tidak mau untuk menerapkan CSR. Hal ini disebabkan karena perusahaan masih menggunakan paradigma awal yang hanya bertujuan memaksimalkan nilai ekonomi pihak stakeholder, sehingga kecenderungan perusahaan hanya mentaati regulasi pemerintah yang mendorong perusahaan untuk melakukan tindakan etis khususnya berhubungan dengan nilai sosial dan lingkungan. Dalam hal ini, perusahaan tidak menyadari bahwa dalam jangka panjang praktik CSR memberikan dampak yang sangat signifikan bagi keuntungan perusahaan. Dengan perkataan lain, perusahaan tidak hanya dituntut mencari keuntungan/laba semata, tetapi juga harus memperhatikan tanggung jawab sosial di masyarakat. Dari segi ekonomi, memang perusahaan diharapkan mendapatkan keuntungan yang setinggi-tingginya. Tetapi di aspek sosial, maka perusahaan harus memberikan kontribusi secara langsung kepada masyarakat yaitu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Padahal, kalau dilihat Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas yang baru, program CSR merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan, sesuai Pasal 74 undang-undang tersebut. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan 1

2 oleh suatu perusahaan yang sesuai dengan isi Pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007. Undang-undang tersebut mewajibkan perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang/berkaitan dengan sumber daya alam melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dalam Pasal 66 ayat 2c Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007 juga dinyatakan bahwa semua perusahaan wajib untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan. Meskipun demikian, masih banyak perusahaan tidak mau menjalankan program-program CSR karena melihat hal tersebut hanya sebagai pengeluaran biaya (Cost Center). CSR tidak memberikan hasil secara keuangan dalam jangka pendek. Namun CSR akan memberikan hasil, baik langsung maupun tidak langsung pada keuangan perusahaan di masa mendatang. Investor juga ingin investasinya dan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaannya memiliki citra yang baik di mata masyarakat umum. Dengan demikian, apabila perusahaan melakukan program-program CSR diharapkan keberlanjutan, sehingga perusahaan akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu, program CSR lebih tepat apabila digolongkan sebagai investasi dan harus menjadi strategi bisnis dari suatu perusahaan. Program CSR merupakan komitmen perusahaan untuk mendukung terciptanya pembangunan berkelanjutan. Tanggung jawab sosial dari perusahaan terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk didalamnya adalah pelanggan atau customer, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan juga competitor. Dengan bertambahnya kewajiban-kewajiban perusahaan tersebut,

3 memunculkan pihak-pihak yang pro dan kontra terhadap CSR. Pihak yang kontras berpendapat bahwa CSR hanya akan menambah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Sebaliknya, pihak yang mendukung CSR berpendapat bahwa program ini merupakan upaya investasi yang mendukung keberlanjutan dari usaha yang dikembangkan dan akan meningkatkan citra perusahaan dimata stakeholders karena mereka lebih menyukai perusahaan yang melaksanakan program CSR. CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan, di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang. Adapun perkembangan laba bersih, laba kotor dan laba setelah pajak perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dapat dilihat pada tabel-tabel berikut. Tabel 1.1 Perbandingan Laba Bersih Perusahaan yang menggunakan CSR dan pada saat belum menerapkan CSR No Nama Perusahaan Laba Bersih Pada saat Belum Pada saat 1 PT AKR Corporindo Tbk. 160.613.620.000 376.009.800.000 2 PT Aqua Golden Misissippi 413.691.134.000 1.085.229.264.000 Tbk. 3 PT Arwana Citramulia Tbk. 207.657.535.000 384.316.817.000 4 PT Astra Internastional Tbk 47.078.994.000 119.582.234.000 5 PT Fast Food Indonesia Tbk 312.399.542.000 647.256.951.000 Rata-rata 228.288.165.000 480.080.743.000 Sumber : IDX (Annual Report) Terlihat dari table 1.1 bahwa terdapat perbandingan rata-rata laba bersih perusahaan pada saat menerapkan CSR sebesar Rp 480.080.743.000 dengan

4 perusahaan saat belum menerapkan CSR sebesar Rp 228.288.165.000. Namun untuk membuat keputusan investasi bagi investor dan pengambilan keputusan pihak manajemen tidak hanya dilihat pada perbedaan laba bersih yang dihasilkan. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa rata-rata laba bersih perusahaan yang menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) lebih baik dari pada pada saat belum menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR). Tabel 1.2 Perbandingan Laba Kotor Perusahaan yang menerapkan CSR dan pada saat belum menerapkan CSR No Nama Perusahaan Laba Kotor Pada saat Belum Pada saat 1 PT AKR Corporindo Tbk. 763.983.116.000 3.069.999.025.000 2 PT Aqua Golden Misissippi 782.824.278.000 1.731.326.405.000 Tbk. 3 PT Arwana Citramulia Tbk. 703.894.430.000 1.179.090.061.000 4 PT Astra Internastional Tbk 1.069.356.003.000 2.704.239.846.000 5 PT Fast Food Indonesia Tbk 3.268.517.772.000 6.993.661.592.000 Rata-rata 1.317.715.120.000 2.999.302.176.000 Sumber : IDX (Annual Report) Terlihat dari table 1.2, bahwa terdapat perbandingan rata-rata laba kotor perusahaan yang menerapkan CSR sebesar Rp 2.999.302.176.000 dengan pada saat belum menerapkan CSR sebesar Rp 1.317.715.120.000. Namun untuk membuat keputusan investasi bagi investor dan pengambilan keputusan pihak manajemen tidak hanya dilihat pada perbedaan laba kotor yang dihasilkan. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa rata-rata laba kotor perusahaan yang menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) lebih baik dari kondisi perusahaan pada saat belum menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR).

5 Tabel 1.3 Perbandingan Laba Setelah Pajak Perusahaan yang menerapkan CSR dan pada saat belum menerapkan CSR No Nama Perusahaan Laba Setelah Pajak Pada saat Belum Pada saat 1 PT AKR Corporindo Tbk. 21.753.901.000 51.406.193.000 2 PT Aqua Golden Misissippi Tbk. 12.375.411.000 30.264.564.000 3 PT Arwana Citramulia Tbk. 3.545.166.281.000 5.515.678.084.000 4 PT Astra Internastional Tbk 2.528.387.432.000 975.812.404.000 5 PT Fast Food Indonesia Tbk 5.145.015.000 11.051.952.000 Rata-rata 1.222.565.608.000 738.482.337.000 Sumber : IDX (Annual Report) Terlihat dari table 1.3, bahwa terdapat perbandingan rata-rata laba setelah pajak perusahaan yang menerapkan CSR sebesar Rp 738.482.337.000 dengan perusahaan pada saat belum menerapkan CSR sebesar Rp 1.222.565.608.000. Namun untuk membuat keputusan investasi bagi investor dan pengambilan keputusan pihak manajemen tidak hanya dilihat pada perbedaan laba setelah pajak yang dihasilkan. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa rata-rata laba setelah pajak perusahaan yang menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) lebih baik dari pada perusahaan pada saat belum menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR). Hasil tersebut belum bisa menunjukkan perbedaan kinerja perusahaan yang sebenarnya karena kinerja perusahaan tidak hanya diukur dengan besar atau kecil profitabilitas yang dihasilkan. Perlu adanya analisis yang lebih akurat yaitu dengan analisis lebih lanjut. Menurut Global Compact Initiative (2002:48) menyebutkan pemahaman CSR dengan 3P yaitu profit, people, planet. Konsep ini memuat pengertian bahwa bisnis tidak hanya sekedar mencari keuntungan (profit) melainkan juga memberikan kesejahteraan kepada orang lain (people) dan menjamin

6 keberlangsungan hidup bumi (planet) (Nugroho, 2007:27-28). Dewasa ini konsep Corporate Social Responsibility (CSR) berkaitan erat dengan keberlangsungan suatu perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan bertujuan untuk memperlihatkan aktivitas sosial yang dilakukan oleh perusahaan dan pengaruhnya terhadap masyarakat. Menurut Deegan (2004:87), triple bottom line reporting merupakan laporan yang memberikan informasi mengenai pelaksanaan kegiatan ekonomi, sosial, dan lingkungan dari sebuah entitas. Apabila prinsip triple bottom line reporting dapat diimplementasikan dengan baik, maka akan menunjukkan bahwa akuntabilitas perusahaan tidak hanya untuk pelaksanaan kegiatan ekonomi saja, tetapi juga untuk pelaksanaan kegiatan sosial dan lingkungan. Annual report digunakan sebagai salah satu media untuk mengungkapkan penerapan tanggung jawab sosial perusahaan. Annual report merupakan sarana komunikasi perusahaan dengan pihak eksternal. Telah dianjurkan dalam PSAK No.1 tahun 2009 paragraf 9 tentang Penyajian Laporan Keuangan, bagian Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan dinyatakan bahwa: Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Kinerja keuangan perusahaan merupakan faktor penting untuk menilai keseluruhan kinerja perusahaan itu sendiri. Mulai dari penilaian aset, utang, likuiditas, dan lain sebagainya. Banyak indikator yang dapat digunakan dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan antara lain cash flow atau aliran dana

7 per transaksi, profitabilitas, likuiditas, struktur keuangan dan investasi atau rasio pemegang saham. Profitabilitas adalah faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibelitas kepada manajemen untuk melakukan dan mengungkapkan kepada pemegang saham program tanggung jawab sosial secara lebih luas. Profitabilitas juga disinyalir sebagai faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan yang dilakukan perusahaan. Hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan telah menjadi anggapan dasar untuk mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya manajerial. Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas yang dihasilkan perusahaan, maka pengungkapan informasi sosial akan cenderung semakin besar. Hasil penelitian Hill et. al (2007) dalam Daniri (2008:104) menjelaskan bahwa perusahaan yang menerapkan program CSR dalam jangka pendek (3-5 tahun) tidak mengalami kenaikan nilai saham yang signifikan, akan tetapi dalam jangka panjang (10 tahun), perusahaan yang memiliki komitmen terhadap CSR mengalami kenaikan harga saham yang sangat signifikan dibandingkan dengan berbagai perusahaan yang tidak melakukan praktik CSR. Dengan kata lain, Daniri (2008:105) menjelaskan bahwa CSR dalam jangka panjang dapat menciptakan value bagi perusahaan. Dalam penelitian yang berjudul Corporate social responsibility and financial performance in the Australian context, yang dilakukan pada tahun 2008, Matthew Brine et.al. mendapatkan bahwa tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara CSR dengan kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini dapat diartikan pelaksanaan program CSR tidak akan mempengaruhi kinerja

8 keuangan perusahaan, seperti yang selama ini dikuatirkan banyak kalangan pengusaha di Indonesia, yang takut akan mengurangi keuntungan bila harus mengeluarkan biaya untuk pelaksanaan CSR. Penelitian lain yang dilakukan Margarita Tsoutsoura (2004:129) dari University of California, Berkeley tentang hal yang sama menyimpulkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara pelaksanaan CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini berarti bahwa penerapan program CSR justru akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan perusahaan. Dari uraian tersebut di atas, yang menyatakan masih adanya keraguan apakah penerapan program CSR akan mengurangi atau justru menambah keuntungan, maka penelitian ini akan menguji apakah ada pengaruh pelaksanaan program CSR dengan kinerja keuangan perusahaan, yang dalam hal ini dapat diartikan keuntungan, sekaligus membandingkan kinerja keuangan perusahaanperusahaan yang telah melaksanakan program CSR dengan perusahaanperusahaan yang belum melaksanakan program CSR di Indonesia. Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

9 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka perumusan masalah yang dapat dikemukan dalam penelitian adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan program CSR pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Bagaimana pengaruh pelaksanaan program CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3. Tujuan Peneltian Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mencari, menggali, menghubungkan dan meramalkan suatu kejadian. Setiap penelitian yang dilakukan memiliki tujuan yang jelas dan terarah. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaan program CSR pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh pelaksanaan program CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

10 1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada dunia keilmuan, khususnya di bidang ekonomi akuntansi sehingga dapat lebih meningkatkan pemahaman terhadap konsep-konsep yang diteliti, mulai dari CSR dan kinerja keuangan perusahaan. Serta menggunakan konsep-konsep tersebut secara strategik dan komprehensif sehingga kaitan antara dunia ilmu dan dunia praktis dapat memberikan kontribusi yang saling memperkaya. 1.4.2. Manfaat Praktis 1. Bagi Masyarakat Peneltian ini akan memberi informasi kepada masyarakat pada umumnya dan pengusaha pada khususnya, program CSR tidak selalu mengurangi keuntungan perusahaan. 2. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini bisa dijadikan pijakan atau dasar untuk melanjutkan penelitian yang membahas topik tentang Corporate Social Responsibility (CSR).