BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi suatu negara menjadi bagian terpenting untuk mengukur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan investasi syariah. Jakarta Islamic Index (JII) merupak an subset dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari nilai epistemologi Islam (Hamzah, 2005). dari pengembangan pasar modal syariah (Nazwar, 2008).

PASAR UANG DAN PASAR MODAL SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dibutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan. Hadirnya lembaga keuangan tidak lain untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap individu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat signifikan, yaitu perkembangan dunia bisnis. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kekuatan lebih dari masing-masing perusahaan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat diketahui perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. investasi pasar modal yang dikenal saat ini cukup beragam diantaranya saham,

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang

I. PENDAHULUAN. Allah SWT karena dana yang hanya ditimbun tidak dapat memberikan manfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern seperti saat ini, perkembangan suatu negara bisa juga

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB I PENDAHULUAN. Supriyadi, Pasar Modal Syariah di Indonesia (Menggagas Pasar Modal Syariah dari Aspek Praktik), Kudus, STAIN Kudus, 2009, hlm. 30.

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang. Salah satu pilihan bagi para investor tersebut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. darinya. Lembaga keuangan itu sendiri menurut Undang Undang No.14 / 1967

-2- a. memperluas cakupan pihak yang wajib menggunakan Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan; b. memperluas cakupan jenis Ef

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syari ah menimbulkan sikap optimis meningkatnya gairah investasi

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan, diawali dengan berdirinya beberapa bank bank syariah, ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. lokal maupun asing. Berdasarkan data World Federation Of Exchange,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan prinsip syariah demi menarik perhatian masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. akibat guncangan ekonomi global menjadi suatu jawaban akan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. hak atau batil. Rasul SAW selalu menganjurkan kepada umatnya agar

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia juga terbilang berkembang dengan pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada masa ini pembangunan nasional yang semakin meningkat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Seorang investor harus mampu

I.PENDAHULUAN. digunakan untuk kebutuhan mereka dimasa depan. Bentuk investasi yang

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta

I. PENDAHULUAN. yang sangat mengesankan. Hal ini terlihat dari kenaikan indeks harga sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor), baik informasi


BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

I. PENDAHULUAN. suatu jawaban, sekaligus tantangan akan kebutuhan masyarakat dunia terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. modal dalam perekonomian suatu negara berperan sebagai sumber dana segar

BAB II DESKRIPSI IHSG

BAB IV SCREENING DES DI PT. BETONJAYA MANUNGGAL TBK. A. Analisis Implementasi Screening DES di PT. Betonjaya Manunggal Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. Istilah investasi lebih populer dalam dunia usaha, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam mekanisme investasi tersebut sehingga dengan sendirinya ia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Perbandingan imbal..., Muhariandi Rachmatullah, FISIP UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi apapun. pendapatan dan capital gain seperti yang diharapkan.

1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya industri perbankan syariah yang terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal atau Capital market merupakan pasar yang. memperdagangkan instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. merasakan akibat dari krisis. Dengan adanya globalisasi, pengaruh tersebut

I. PENDAHULUAN. sangat mengesankan. Hal ini terlihat dari kenaikan indeks harga saham-saham

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil dan keuangan juga dapat mempengaruhi gejolak pasar.

BAB I PENDAHULUAN. ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan keuntungan serta dapat menjamin kehidupan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. membiayai investasi perusahaan. Meski dalam peraturan tersebut lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia semakin lama semakin berkembang pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. obligasi serta indikator makroekonomi (Fatmawati & Beik, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah makin berkembang di berbagai sektor usaha. Selain makin

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. hlm Inggrid Tan, Bisnis dan Investasi Sistem Syariah, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2009,

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh perkembangan pasar modal, maka saham telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I. Pendahuluan. diterima dimasa mendatang. Sebagai salah satu wahana investasi, pasar modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. macam instrumen keuangan seperti hutang (obligasi), saham, instrumen

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta.

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG KRITERIA DAFTAR EFEK SYARIAH

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh

BAB I PENDAHULUAN. dana yaitu investor yang membeli efek di Pasar Modal dengan pihak yang

INVESTASI DI PASAR MODAL SYARIAH

1.PENDAHULUAN. bentuk investasi adalah saham. Saham merupakan surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga keuangan yang. berbasis syariah. Kondisi ini menurut para akademisi dan praktisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi suatu negara menjadi bagian terpenting untuk mengukur pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara dilihat dari kondisi internal di negara tersebut adalah situasi politik dan keamanan negara tersebut. Apabila kondisi internal disuatu negara stabil dan cenderung baik, maka akan mengundang para investor baik lokal maupun asing untuk mau berinvestasi di negara tersebut. 1 Di Indonesia sendiri, terutama di kota-kota besar sudah banyak sekali investor baik lokal maupun asing yang menanamkan modalnya disini, baik berupa uang ataupun aset. Ini terlihat dari gedung-gedung pencakar langit yang mendominasi kota-kota besar di Indonesia, khususnya di Jakarta yang merupakan ibukota dan sekaligus menjadi pusat perputaran uang dan perekonomian Indonesia. Krisis global yang menimpa dunia beberapa waktu lalu memberikan kekhawatiran tersendiri kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonominya. Faktor tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan ekonomi syariah tumbuh berkembang begitu pesat di Indonesia. Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya beberapa bank bank syariah, ada yang langsung berdiri menjadi 2 bank umum 1 Firdaus, Mikail. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Pengaruh Pengaruh variabel Ekonomi Mikro terhadap ISSI. Vol. 7 No. 2. Hal: 77-148. Juli 2013 1

2 syariah ada juga yang berawal dari unit usaha syariah (UUS) bank konvensional yang kemudian spin off menjadi bank umum syariah. Setelah melihat kesuksesan bank bank syariah yang tumbuh begitu pesat dengan sistem syariahnya membuat beberapa sektor keuangan lainnya ikut menerapkan sistem syariah pada sistem keuangannya. Seperti asuransi, pegadaian, dan tidak terkecuali pasar modal. Pasar modal adalah salah satu sarana untuk menghimpun sumber dana ekonomi jangka panjang yang tersedia di perbankan dan masyarakat. Sebagai bagian dari sistem perekonomian suatu negara, khususnya dalam sektor keuangan, pasar modal menyediakan dua fungsi pokok bagi masyarakat yang masing-masing memiliki kepentingan yang berbeda, yaitu sebagai fungsi ekonomi dan keuangan. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing konsumen. Fungsi ekonomi dari pasar modal adalah sebagai sumber dana untuk investasi yang dapat menggerakkan kegiatan perekonomian masyarakat. Sedangkan fungsi keuangan dari pasar modal dilaksanakan dengan menyediakan dana yang di perlukan oleh para peminjam dana, di mana para penyandang dana menyerahkan dana tersebut tanpa harus terlibat secara langsung dalam bentuk kepemilikan aktiva riil yang digunakan dalam kegiatan investasi tersebut. Pasar modal selalu berfluktuasi dan ini akan menimbulkan ketidakpastian untuk memperoleh imbal hasil di masa yang akan datang dalam berinvestasi, hal ini mencerminkan risiko yang akan dihadapi investor. Untuk investor yang menyukai risiko (risk lover), mereka memilih saham-saham yang mempunyai risiko yang tinggi agar dikemudian hari akan mendapatkan return yang tinggi pula.

3 Sebaliknya investor yang tidak menyukai risiko (risk avester), mereka merencanakan keuntungan normal. Oleh sebab itu perkembangan pasar saham perlu diamati dalam rangka meminimalisasi risiko dalam berinvestasi. Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia merupakan pasar yang sangat besar untuk pengembangan industri keuangan Syariah. Investasi syariah di pasar modal yang merupakan bagian dari industri keuangan syariah, mempunyai peranan yang cukup penting untuk dapat meningkatkan pangsa pasar industri keuangan syariah di Indonesia. Kegiatan Pasar Modal di Indonesia diatur dalam Undang-undang No. Tahun 1995 (UUPM). Pasal 1 butir 13 Undang-undang No.8 Tahun 1995 menyatakan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. 2 Dilihat dari sisi syariah, pasar modal adalah salah satu sarana atau produk muamalah. Transaksi di dalam pasar modal, menurut prinsip hukum syariah tidak dilarang atau dibolehkan sepanjang tidak terdapat transaksi yang bertentangan dengan ketentuan yang telah digariskan oleh syariah. Diantara yang dilarang oleh syariah adalah transaksi yang mengandung bunga dan riba. Larangan transaksi bunga (riba) sangat jelas, karena itu transaksi dipasar modal yang didalamnya terdapat bunga (riba) tidak diperkenankan oleh Syari ah. Syari ah juga melarang transaksi yang didalamnya terdapat spekulasi hlm 45 2 Huda, Nurul & Nasution, Mustafa Edwin (2008), Investasi Pada Pasar Modal Syariah

4 dan mengandung gharar atau ketidakjelasan yaitu transaksi yang didalamnya dimungkinkan terjadinya penipuan (khida ). Termasuk dalam pengertian ini: melakukan penawaran palsu (najsy); transaksi atas barang yang belum dimiliki (short selling/bai u maalaisa bimamluk); menjual sesuatu yang belum jelas (bai ul ma dum); pembelian untuk penimbunan efek (ihtikar) dan menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang (insider trading). Dengan adanya berbagai ketentuan dan pandangan syariah seperti yang telah dibahas, maka investasi tidak dapat dilakukan terhadap semua produk pasar modal karena diantara produk pasar modal itu banyak yang bertentangan dengan syari ah. Oleh karena itu investasi di pasar modal harus dilakukan dengan selektif dan dengan hati-hati (ihtiyat) supaya tidak masuk kepada produk non halal. Sehingga hal inilah yang mendorong islamisasi pasar modal. 3 Islamisasi Pasar modal yang telah diperjuangakan oleh beberapa kalangan akhir-akhir ini, telah memainkan beberapa peran penting yang mengubah sistem dari sektor keuangan. Hal ini telah menjadi sumber utama dari pertumbuhan pasar modal syariah, dimana produk-produk dan pelayanan pasar modal telah diperhatikan untuk diubah menjadi produk-produk dan pelayanan pasar modal syariah. Indeks Islam atau Indeks syariah telah mengambil tempat pada proses Islamisasi pasar modal dan menjadi awal dari pengembangan pasar modal syariah. 3 Majalah Hiadayatullah. (2005). Perkembangan Pasar Modal Syariah. Jakarta: MajalahHidayatullah.

5 Beberapa Indeks besar Islam di dunia 3 seperti Dow Jones Islamic Market Index (DJMI), RHB syariah Index, Kuala Lumpur Syariah Index telah berkembang dan telah mulai popular diantara komunitas muslim yang memiliki komitmen dengan prinsip-prinsip Islam dalam menjalankan dan memanajemen investasi mereka. Indeks-indeks tersebut diciptakan dengan beberapa batasanbatasan untuk produk-produk investasi sesuai dengan shariah. Bahkan non muslim juga ikut masuk berinvestasi di Indeks Islam ini walaupun ada batasan batasannya. Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia menunjukkan kemajuan seiring dengan meningkatnya indeks yang ditunjukkan dalam Jakarta Islamic Index (JII). Peningkatan indeks pada JII walaupun nilainya tidak sebesar pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetapi kenaikan secara persentase indeks pada JII lebih besar dari IHSG. Hal ini dikarenakan adanya konsep halal, berkah dan bertambah pada pasar modal syariah yang memperdagangkan saham syariah. Pasar modal syariah menggunakan prinsip, prosedur, asumsi, instrumentasi, dan aplikasi bersumber dari nilai epistemologi Islam 4. Selain Jakarta Islamic Index (JII) yang berkembang sebagai indeks saham syariah di Indonesia, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan indeks saham syariah yang baru dibentuk pada pertengahan mei 2011. Berbeda dengan Jakarta Islamic Indeks (JII) dimana anggotanya hanya 30 saham syariah terlikuid, Indeks Saham Syariah Indoensia (ISSI) merupakan indeks saham syariah yang beranggotakan seluruh saham syariah yang dahulunya terdaftar di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergabung dengan saham non 4 Nazwar. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Perkembangan Pasar Modal syariah. Vol. 6 No. 1. Hal: 47-118. Agustus 2008

6 syariah lainnya. Alasan yang melatarbelakangi dibentuknya Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) adalah untuk memisahkan antara saham syariah dengan saham non syariah yang dahulunya disatukan didalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Cara ini diharapkan agar masyarakat yang ingin menginvestasikan modalnya pada saham syariah tidak salah tempat. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diterbitkan oleh Bapepam-LK yang sekarang tugasnya telah di gantikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator yang berwenang dan bekerjasama dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) pada 12 Mei 2011. Konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) adalah seluruh saham yang tergabung dalam Daftar Efek Syariah (DES) dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dimana saat ini jumlah konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) sudah lebih dari 200 saham. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) digunakan sebagai sarana untuk memudahkan dan menarik investor muslim dalam pemilihan investasi di pasar modal yang seringkali diragukan kehalalannya, meskipun tidak semua investor saham syariah adalah mereka yang beragama Islam. Walaupun baru dibentuk pada pertengahan mei 2011, namun perkembangan saham syariah yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menampakan trend positif. Pada setiap tahunnya pertumbuhan saham syariah selalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Produk pasar modal

7 yang menarik bagi investor salah satunya adalah saham yang dijadikan sebagai alternatif investasi, utilitas dan transportasi dan sektor perdagangan. Semenjak dikeluarkannya fatwa DSN-MUI tentang jual beli saham, perkembangan saham syariah menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun, dan dapat dilihat dari grafik berikut : Grafik : 1.1 Perkembangan Saham Syariah Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Grafik 1.1 merupakan data perkembangan saham syariah mulai dari tahun 2007 sebelum Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dibentuk sampai dengan akhir tahun 2013 untuk membandingkan perkembangan saham syariah sebelum dan sesudah Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dibentuk. Perkembangan indeks syariah ini dievaluasi dua kali dalam 1 tahun yaitu setiap 6 bulan sekali. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa setiap tahunnya perkembangan jumlah indeks syariah selalu mengalami pertumbuhan yang konsisten setiap tahunnya dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Namum pertumbuhan

8 saham syariah tercatat sangat signifikan pada tahun 2011 ke tahun 2013, dimana telah kita ketahui bersama bahwa Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dibentuk pada tahun 2011. Secara garis besar dapat kita simpulkan bahwa dibentuknya Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan saham syariah di Indonesia. Salah satu faktor ekonomi makro yang mempengaruhi Pasar Modal adalah Jumlah Uang Beredar atau istilah lainnya Broad Money (M2). Semakin tinggi Broad Money di masyarakat akan berdampak pada meningkatnya permintaan saham-saham di pasar modal. Jumlah Uang Beredar atau Broad Money (M2) yang di masyarakat akan mencerminkan kondisi perekonomian negara tersebut, kondisi perekonomian ini yang kemudian juga akan berpengaruh terhadap tingkat investasi yang ada pada negara tersebut, karena sebelum memutuskan untuk melakukan investasi di suatu negara para investor tentunya akan melihat keadaan perekonomian di negara tersebut terlebih dahulu. Analisa hubungan antara Broad Money dengan investasi ini diukur dengan cara melihat seberapa banyak peredaran uang yang ada ditengah tengah masyarakat yang digunakan untuk berinvestasi, baik itu di saham konvensional maupun di saham syariah. Dari pengukuran tersebut kemudian di kerucutkan kembali antara saham konvensional dengan saham syariah. Dengan melihat lebih mendalam khususnya pada saham syariah, seberapa besar jumlah Broad Money yang ada ditengah tengah masyarakat yang di investasikan pada saham syariah yang khususnya di Kapitalisasikan pada Indeks

9 Saham Syariah Indonesia (ISSI). Jumlah Uang Beredar dalam arti luas ini atau Broad Money (M2) sering disebut juga dengan likuiditas perekonomian. Grafik : 1.2 4,000,000 3,500,000 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 - Grafik Perkembangan Broad Money (M2) dan Kapitalisasi ISSI Periode Mei 2011 - April 2014 M2 ISSI Sumber : Bank Indonesia dan OJK Oleh karena itu berdasarkan penjelasan yang telah penulis jabarkan diatas, penulis mencoba mengetahui variabel apa saja yang mempengaruhi Indeks Saham Syariah Indonesis (ISSI), maka penelitian ini penulis beri judul Pengaruh Broad Money (M2) terhadap Kapitalisasi Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode Mei 2011 April 2014 diharapkan penelitian ini menarik dan perlu untuk dilakukan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: Bagaimana Pengaruh Broad Money (M2) terhadap Kapitalisasi Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode Mei 2011 April 2014?

10 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, ternyata ada keterkaitan antara variabel yang penulis teliti yaitu Broad Money (M2) terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Maka dari itu penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini hanya untuk Kapitalisasi Indeks yang terdapat di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) mulai dari awal Indeks Saham Syariah Indonesia dibentuk Mei 2011 sampai dengan April 2014. D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Broad Money (M2) terhadap Kapitalisasi Indeks Saham Syariah (ISSI) di Indonesia Periode Mei 2011 April 2014. 2. Kegunaan Penelitian a. Bagi Penulis Tulisan ini untuk menerapkan pengetahuan yang penulis peroleh selama menempuh perkuliahan pada Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah Palembang khususnya mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru tentang makro ekonomi dan Pasar Modal Syariah serta memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Studi Ekonomi Islam.

11 b. Bagi Investor dan Masyarakat Penelitian ini dapat memberikan rujukan atau informasi kepada masyarakat umum yang ingin berinvestasi menanamkan modalnya di saham syariah, khususnya untuk saham syariah yang masuk kedalam hitungan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). c. Bagi Keilmuan Ekonomi Islam Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi para pembaca maupun bagi penyusun khususnya. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1) Memberikan pengetahuan mengenai Pengaruh Broad Money (M2) terhadap Kapitalisasi Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) di Indonesia. 2) Memberikan pengetahuan mengenai gambaran umum perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia. 3) Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya bagi penelitian mengenai Pasar Modal Syariah. E. Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN, dalam bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS, bab ini berisi tentang Investasi, Pasar Modal, saham, saham syari ah, Indeks Saham Syariah Indonesia

12 (ISSI), Broad Money (M2), penelitian terdahulu, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. BAB III METODELOGI PENELITIAN, bab ini berisikan jenis penelitian, defenisi operasional variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV PEMBAHASAN, bab ini berisikan analisis data pengaruh Broad Money (M2) terhadap Kapitalisasi Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode Mei 2011 April 2014. BAB V PENUTUP, bab ini merupakan bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan.