I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

dokumen-dokumen yang mirip
(Skripsi) Oleh FITRIANA LESTARI

METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode ini digunakan untuk menjelaskan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gugun Ruslandi, 2016 Pengaruh Program Mahasiswa Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kewirausahaan berasal dari kata entrepreneurship, yang berarti suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA TAHUN Tim Penyusun: Divisi PMW IWJC Tim PMW Unesa

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu satu visi, satu identitas, satu komunitas dibuat sebuah upaya untuk merealisasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterbatasan lapangan kerja pada saat ini telah yang di akibatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang

1.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN WIRAUSAHA BERBASIS KEAHLIAN DAN TEKNOLOGI (STUDI PADA MAHASISWA FISIP UNIVERSITAS LAMPUNG) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

I. PENDAHULUAN. merupakan permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar negara-negara

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (PTP) di Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berkualitas, bukan hanya kekayaan alam yang berlimpah. Sumber daya alam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367).

RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18

Pengembangan Pusat Kewirausahaan dan Produktivitas Nasional

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengangguran dapat menjadi masalah di sebuah Negara. Dan bukanlah hal

BAB I PENDAHULUAN. penduduk ( 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah

Prof. Dr. H.MASYKURI BAKRI, M.Si REKTOR UNIVERSITAS ISLAM MALANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki masyarakat yang banyak. Hal tersebut

MENINGKATKAN MOTIVASI TECHNOPRENEURSHIP SEBAGAI POTENSI INOVASI MAHASISWA UNTUK BERBISNIS. A. Yani Ranius. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia,

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan merupakan kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 53,21% DAN AKOMODASI LAINNYA 43,97%

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan manusia tentu semakin

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan

BAB III HASIL TEMUAN PENELITIAN PENGARUH KOMPETENSI KOMUNIKASI MENTOR, MOTIVASI MAHASISWA DAN MODEL PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN PMW

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI Halaman Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

I. PENDAHULUAN. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik merupakan badan Pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

PANDUAN USULAN RENCANA USAHA PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. Sarjana banyak yang memilih untuk menganggur daripada menjalani pekerjaan

UPT KEWIRAUSAHAAN PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS SYIAH KUALA

I. PENDAHULUAN. Koperasi merupakan soko guru perekonomian nasional yang turut. maupun tidak langsung. Tujuan pembangunan nasional khususnya pada

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

Pengembangan Pusat Kewirausahaan dan Produktivitas Nasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. wirausahawan menawarkan kesempatan kepada individu untuk mendapatkan

I. PENDAHULUAN. berkembang tidak terkecuali di Indonesia. Pengangguran di Indonesia. merupakan pengangguran dalam skala yang wajar. Dalam negara maju,

I. PENDAHULUAN. dalam penetapan tingkat upah. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan upah

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi dengan semakin meningkatnya jumlah pengangguran intelektual belakangan ini. Berdasarkan data pengangguran terdidik tahun 2004-2009 jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak 529.662 jiwa (585.358 pada tahun 2004 menjadi 1.115.020 pada tahun 2009), maka rata-rata jumlah penganguran terdidik per tahun bertambah 106.000 jiwa. Kondisi tersebut disebabkan jumlah lulusan Perguruan Tinggi per tahunnya sekitar 655.012 sarjana yang berasal lebih dari 3.000 Perguruan Tinggi di Indonesia (Statistik Pendidikan Tinggi Indonesia, 2010). Jumlah pengangguran Menurut Data Statistik Tenaga Kerja Indonesia (2011) sebesar 8.012.000 orang dan jumlah pengangguran terdidik (pengangguran lulusan D3 dan S1) mencapai 21%. Walaupun jumlah pengangguran tidak terdidik lebih besar, namun dalam lima tahun terakhir jumlah pengangguran terdidik semakin meningkat secara signifikan. Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) dan perkembangan teknologi yang cukup potensial, seharusnya kondisi ini dapat mendukung masyarakatnya untuk mengembangkan usaha di

2 sektor informal khususnya bidang kewirausahaan, tetapi pada umumnya masyarakat belum memulai usaha untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, sehingga masalah pengangguran masih belum terselesaikan. Secara lebih jelas dapat diketahui data pengangguran daerah Lampung melalui tabel di bawah ini. Tabel 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Lampung, 2008-2013 Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01 Lampung Barat 2.97 7.18 5.41 2.76 2.25 2.52 02 Tanggamus 3.91 4.82 4.76 5.91 3.2 4.88 03 Lampung Selatan 8.68 7.39 5.46 8.21 6.04 6.25 04 Lampung Timur 7.67 5.37 4.28 4.69 2.74 5.48 05 Lampung Tengah 4.89 4.1 2.56 3.8 2.61 3.33 06 Lampung Utara 8.1 10.61 8.9 6.4 8 7.4 07 Way Kanan 6.33 5.07 3.96 3.38 3.3 4.19 08 Tulang Bawang 5.5 4.61 4.46 5.97 5.52 4.38 09 Pesawaran * 7.48 5.9 7.1 6.5 9.6 10 Pringsewu ** ** 4.79 7.34 5.91 3.76 11 Mesuji *** *** 1.17 7.75 4.19 9.51 12 Tulang Bawang Barat *** *** 4.1 4.14 1.97 3.61 13 Pesisir Barat --- --- --- --- --- --- 71 Bandar Lampung 13.14 10.97 11.92 11.9 12.17 10.67 72 Metro 12.01 11.05 12.46 11.01 11.44 4.36 Lampung 7.15 6.62 5.57 6.24 5.13 5.69 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung Catatan: *) 2007-2008 masih bagian Kabupaten Lampung Selatan **) 2007-2009 masih bagian dari Kabupaten Tanggamus ***) 2007-2009 masih bagian dari Kabupaten Tulang Bawang

3 Berdasarkan Tabel 1. menunjukkan bahwa dibeberapa daerah provinsi Lampung masih banyak terdapat jumlah pengangguran, seperti Kabupaten Lampung Barat, Tanggamus, Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Tengah, Waykanan, Pesawaran, Mesuji, Tulang Bawang Barat. Solusi yang dapat ditempuh untuk keluar dari persoalan di atas dengan menciptakan wirausahawan muda ( young entrepreneur) dalam jumlah dan kualitas memadai. Menurut Zimmerer, 1996 (dalam Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010) Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan menciptakan sesuatu yang baru (inovasi) dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha). Pendidikan kewirausahaan yang diperoleh saat di bangku kuliah dapat mempengaruhi minat dan motivasi seseorang untuk menjadi seorang wirausaha. Peranan Universitas dalam memotivasi para mahasiswanya untuk menjadi wirausaha merupakan bagian dari salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan. Fokus penelitian ini pada mahasiswa Universitas Lampung dan beberapa program yang ditawarkan untuk mendukung mata kuliah kewirausahaan sekaligus meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam mengikuti program kewirausahaan, diantaranya Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK), Gerakan Seribu Wirausaha Unila (GABUWIRA). Tujuan dari program-program ini adalah menumbuhkan sikap mandiri dan melatih jiwa wirausaha mahasiswa agar nantinya tidak hanya mengandalkan lapangan pekerjaan yang ditawarkan oleh pemerintah saja, melainkan mereka mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

4 Sebagai salah satu data yang dapat menggambarkan minat wirausaha mahasiswa, dapat dilihat dari pengusulan PKMK. Selain bertujuan menumbuhkan sikap mandiri, PKMK juga bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap atau jiwa wirausaha ( entrepreneurship) berbasis IPTEKS kepada para mahasiswa agar dapat mengubah pola pikir (mindset) dari pencari kerja (job seeker) menjadi pencipta lapangan pekerjaan (job creator) serta menjadi calon/pengusaha yang tangguh dan sukses menghadapi persaingan global. Program ini juga bertujuan mendorong kelembagaan atau unit kewirausahaan di perguruan tinggi agar dapat mendukung pengembangan program-program kewirausahaan. Sebagai hasil akhir, diharapkan terjadinya penurunan angka pengangguran lulusan perguruan tinggi. Diagram di bawah ini menunjukkan persentase minat mahasiswa mengikuti PKMK tahun 2013 dan 2014. Gambar 1. Mahasiswa Lolos Seleksi PKMK 2013 Diagram 1. PKMK 2013 64% 7% 1% 8% 1% 0% 10% 9% FKIP FH FT FEB FK FISIP FMIPA FP

5 Gambar 2. Mahasiswa Lolos Seleksi PKMK 2014 Diagram 2. PKMK 2014 FKIP 21% FH 42% 22% 1% 5% 4% 5% 0% FT FEB FK FISIP FMIPA FP Sumber : Bidang Kemahasiswaan Universitas Lampung Proposal PKMK yang berhasil diusulkan oleh pihak Unila pada tahun 2013 sebanyak 102 buah, dari FISIP sebanyak 11 proposal, persentasenya adalah 10% dan didominasi oleh Fakultas Pertanian (FP) sebanyak 64% pada Diagram 1. sedangkan pada Diagram 2. tahun 2014 Unila berhasil mengusulkan 227 proposal PKMK, FISIP mengirim 11 proposal, persentasenya adalah 5% dan posisi tertinggi masih tetap diraih oleh Fakultas Pertanian (FP) dengan persentase 42%. Terlihat bahwa partisipasi mahasiswa FISIP dalam Program Kegiatan Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) masih rendah, walaupun diketahui proposal yang diusulkan pihak FISIP mencapai jumlah yang sama, tetapi persentasenya menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Selain dari data Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK), diketahui minat mahasiswa dalam mengikuti program kewirausahaan kurang,

6 yaitu dari data peserta yang lolos seleksi Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Menurut Santoso (1993 ) minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami. Niat kewirausahaan mencerminkan komitmen seseorang untuk memulai usaha baru dan merupakan isu sentral yang perlu diperhatikan dalam memahami proses kewirausahaan pendirian usaha baru (Krueger, 1993). Terlihat jelas bahwa niat seseorang untuk menciptakan lapangan pekerjaan mempengaruhi motivasi untuk berwirausaha, melakukan inovasi sehingga dapat menghasilkan barang/jasa yang dapat bermanfaat dan menghasilkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Priyanto, 2008 (dalam Mopangga, 2014) jiwa wirausaha dipengaruhi oleh faktor internal, eksternal dan kontekstual. Faktor internal meliputi sikap, umur, jenis kelamin, latar belakang keluarga, sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi jiwa wirausaha seseorang adalah lingkungan keluarga, lingkungan sosial. Menurut Bhandari, 2006 (dalam Praswati: 134-142), variabel dan indikator untuk mengukur minat wirausaha adalah sebagai berikut : 1. Harga Diri, memiliki beberapa indikator yaitu : a. Lebih dihargai jika memiliki usaha sendiri b. Lebih percaya diri jika punya usaha sendiri

7 c. Lebih nyaman berbicara dengan orang lain jika memiliki usaha yang bisa dibanggakan 2. Tantangan Pribadi, diukur dengan indikator sebagai berikut : a. Ingin mencoba hal-hal baru b. Menyukai sesuatu hal yang membuat lebih maju c. Melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan orang lain 3. Keinginan menjadi Bos, indikator-indikatornya adalah sebagai berikut : a. Keinginan mempunyai usaha sendiri b. Keinginan bebas mengelola usaha sendiri c. Ingin bisa mengembangkan usaha sendiri 4. Inovasi, memiliki indikator-indikator yaitu : a. Senang hal-hal yang bersifat kreatif b. Keinginan membuat sesuatu yang berbeda dari yang lain c. Senang melakukan percobaan 5. Kepemimpinan, indikatornya adalah : a. Senang berbicara dengan orang banyak b. Ingin menjadi ketua dalam suatu tim c. Keinginan lebih menonjol dari orang lain. 6. Fleksibilitas, beberapa indikator yaitu : a. Senang dengan pekerjaan yang waktunya tidak mengikat b. Tidak menyukai hal-hal yang bersifat teratur c. Tidak suka terikat akan sesuatu

8 7. Keuntungan, indikatornya : a. Keinginan bebas menjalankan keuangan usaha sendiri b. Keinginan merasakan kekayaan atas usaha sendiri c. Keinginan mengembangkan usaha sendiri Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa variabel untuk mengukur minat wirausaha adalah harga diri, tantangan pribadi, keinginan menjadi bos, inovasi, kepemimpinan, fleksibilitas, dan keuntungan. Dukungan universitas sebagai faktor kontekstual juga mempengaruhi minat jiwa wirausaha seseorang. Zimmerer, 2002:12 (dalam Mopangga, 2014) menyatakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Menurut Wu and Wu, 2008 (dalam Suharti & Sirine) pihak perguruan tinggi perlu menerapkan pola pembelajaran kewirausahaan yang konkrit berdasarkan masukan empiris untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan yang bermakna agar dapat mendorong semangat mahasiswa untuk berwirausaha. Penelitian ini difokuskan pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung angkatan 2012 yang meliputi jurusan Sosiologi, Administrasi Bisnis, Administrasi Negara, Ilmu Pemerintahan, Ilmu Komunikasi. Kriteria mahasiswa yang dijadikan sebagai responden adalah terdaftar sebagai mahasiswa FISIP angkatan 2012 dan mengikuti program pendidikan S-1, serta mahasiswa yang masih aktif di kampus, mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah kewirausahaan.

9 Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa besar minat wirausaha mahasiswa dan dukungan Universitas dalam menumbuhkan minat wirausaha mahasiswa FISIP Universitas Lampung angkatan 2012. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat ditarik suatu rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu : 1. Seberapa besar minat wirausaha mahasiswa FISIP Universitas Lampung angkatan 2012? 2. Seberapa baik dukungan Universitas yang meliputi program apa yang sudah dijalankan, fasilitas apa yang sudah ada, dan sosialisasi dalam menumbuhkan minat wirausaha mahasiswa FISIP Universitas Lampung angkatan 2012? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui seberapa besar minat wirausaha mahasiswa FISIP Universitas Lampung angkatan 2012. 2. Untuk mengetahui seberapa besar dukungan universitas yang meliputi program apa yang sudah dijalankan, fasilitas apa yang sudah ada, dan sosialisasi dalam menumbuhkan minat wirausaha mahasiswa FISIP Universitas Lampung angkatan 2012.

10 D. Manfaat Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperluas dan memperdalam kajian sosiologi khususnya sosiologi ekonomi dan mata kuliah kewirausahaan. 2. Kegunaan Praktis Sebagai bahan masukan kepada pihak universitas untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam mengikuti program kewirausahaan seperti Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK), Koperasi Mahasiswa Unila (KOPMA), Gerakan Seribu Wirausaha Unila (GABUWIRA).