BAB II : KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II : KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II : KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Arah Pengembangan Sanitasi

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi

2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

2.1 Visi Misi Sanitasi

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

MEWUJUDKAN SANITASI KOTA BANJARMASIN 50 AL, 90 PS, 90 DR DAN 100 AM TAHUN

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KOTA KOTAMOBAGU

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

2.1 Visi Misi Sanitasi

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB II PENGEMBANGAN SANITASI

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG 2014 KATA PENGANTAR

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

BAB III. Kerangka Pengembangan Sanitasi

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

IV.1. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Transkripsi:

8 BAB : KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi dan misi merupakan sumber inspiratif bagi pengembangan kegiatan Sanitasi Kabupaten yang akan memberikan arahan tentang pembangunan sanitasi Kabupaten lima tahun kedepan yang jelas dan terukur. Visi misi Kabupaten Bangli dirumuskan untuk memberi arahan bagi pengembangan sanitasi Kabupaten Bangli dalam rangka mencapai visi misi Sanitasi Kabupaten Bangli. Sandingan visi, misi Kabupaten dan visi misi Sanitasi dapat dilihat dalam tabel 2.1 sebagai berikut Tabel 2.1 Visi Misi Sanitasi Kabupaten Visi Kab.Bangli Terwujudnya Masyarakat Bangli Yang GITA SANTI (gigih, iklas, taqwa, aspiratif, sejahtera, aman, nyaman, tertib dan indah) berdasarkan Tri Hita Karana. Misi Kab.Banngli 1. Membangkitkan perekonomian lokal pada umumnya dengan perluasan investasi di bidang pertanian, pariwisata industri kecil dan sumber daya manusia serta pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat khususnya, seperti: pangan, sandang dan papan. 2. Meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat dengan mendorong pertumbuhan perekonomian rakyat melalui pengembangan simpulsimpul ekonomi rakyat, utamanya pertanian, perdagangan dan jasa, lembaga keuangan dan koperasi, serta pariwisata yang didukung dengan infrastruktur yang memadai. 3. Meningkatkan pendapatan asli daerah dengan sistem pemungutan yang efisien dan efektif dengan mendorong peningkatan kesadaran masyarakat. 4. Menekan serendahrendahnya angka pengangguran dan kemiskinan dengan penyediaan sumber-sumber pendanaan dan ketepatan alokasi investasi pembangunan melalui penciptaan iklim kondusif untuk pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja. Visi Sanitasi Kab.Bangli Terwujudnya Kabupaten Bangli yang bersih dan Sehat Tahun 2018 (gigih, iklas, taqwa, aspiratif, sejahtera, aman, nyaman, tertib dan indah) berdasarkan Tri Hita Karana. Misi Sanitasi Kab.Bangli Misi Air Limbah Dometik Meningkatkan kualitas dan penyediaan sarana dan prasarana air limbah yang berwawasan lingkungan dan berkesinambungan Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan Air Limbah Menyiapkan kerangka regulasi dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah Misi Persampahan Meningkatkan Kualitas lingkungan yang bersih, asri dan sehat melalui penyediaan sarana dan prasarana persampahan yang berkelanjutan Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan sistem pengelolaan persampahan Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan sampah Menyiapkan kerangka regulasi dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah Misi Drainase Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana drainase yang berkelanjutan. Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan sistem pengelolaan drainase Meningkatkan sumberdaya lokal dalam pengelolaan Drainase Menyiapkan kerangka regulasi

9 5. Mengembangkan menejemen pengelolaan pendidikan, kesehatan, pariwisata dan lingkungan dengan mengedepankan kebutuhan masyarakat menurut situasi dan kondisi yang berkembang serta menjamin keberlanjutan (sustinabelitas) program pembangunan. 6. Meningkatkan disiplin kerja di kalangan aparatur pemerintah, swasta dan masyarakat untuk membentuk rasa tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban masing-masing dengan selalu dilandasi rasa bakti dan sradha kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa. 7. Menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, demokratis, efisien dan efektif serta mengutamakan pelayanan yang prima kepada masyarakat dengan selalu berpegang pada peraturan hukum yang ada. 8. Mengembangkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal untuk pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dalam upaya pembangunan masyarakat Bangli yang sejahtera, aman, nyaman, dan indah atau SANTI. dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah Misi Perilaku Hidup Bersih Sehat Meningkatkan kesadaran masyarakat di bidang sanitasi dan kesehatan lingkungan melalui peran serta masyarakat dalam mengefektifkan perilaku hidup Bersih dan Sehat. Mendorong peningkatan kemampuan pembiayaan untuk peningkatan kegiatan PHBS. Mendorong peningkatan peran dunia usaha dalam peningkatan PHBS Menciptkan peraturan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Sumber: Hasil Analisa dan RPJMD Kab.Bangli tahun 2010-2015 2.2 Tahapan Pengembangan Sanitasi 2.2.1 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Bangli pada dasarnya dapat di bagi menjadi dua bagian yaitu sistem pembuangan limbah tinja dan sistem pembuangan limbah cair lainnya yang berasal dari kamar mandi dan dapur. Pembuangan air limbah domestik ini menggunakan beberapa cara yaitu : pembuangan limbah tinja ke Jamban/WC/Toliet, badan sungai dan kebun. Pembuangan limbah cair yang dihasilkan oleh rumah tangga lainnya ke saluran drainase, penampungan terbuka (comberan) dan ke badan sungai. Sesuai pembahasan Buku Putih Sanitasi (BPS) dan berdasarkan isu pokok sanitasi

10 air limbah domestik, permasalahan mendesak sistem pengelolaan air limbah domestik di kabupaten Bangli, sebagai berikut : 1. Cakupan akses masyarakat terhadap jamban masih rendah; 2. Masih tingginya perilaku BABS di Kabupaten Bangli, terutama di daerah pedesaan; 3. Belum tersedianya peraturan yang di buat oleh Pemerintah Daerah Kabupaten terkait dengan pengelolaan limbah cair baik skala rumah tangga maupun industri; 4. Posting pendanaan lewat APBD untuk masalah sanitasi khususnya air limbah domestik masih sangat rendah; 5. MCK yang di bangun belum sesuai standard (plengsengan), dimana hal ini dapat mencemari Lingkungan; 6. Belum adanya Instalasi Pengolahan Air Limbah Tinja di Kabupaten Bangli; 7. Terbatasnya sarana dan prasarana air bersih di permukiman pedesaan 8. Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang air limbah sembarangan masih rendah; 9. Koordinasi antar SKPD terkait penanganan air limbah cair masih sangat lemah; 10. Kurangnya peran serta pihak swasta dalam hal pengelolaan air limbah. Di dalam SSK ini telah dilakukan penentuan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan air limbah (apakah on site maupun off site) secara umum. Beberapa kriteria telah digunakan dalam penentuan prioritas tersebut, yaitu: kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau perdesaan), karakteristik tata guna lahan/center of Business Development (CBD) (komersial atau rumah tangga), serta resiko kesehatan lingkungan. Dalam menentukan wilayah pengembangan pengelolaan air limbah domestik yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah baik di perkotaan maupun di perdesaan, maka disusun prioritas pengembangan sistem pengelolaan air limbah. Berdasarkan kriteria tersebut maka perencanaan penanganan air limbah domestik ke depan dapat digambarkan sebagai berikut : Zona 1: Merupakan area dengan pengolahan limbah domestik dengan menggunakan sistem on-site dalam bentuk Sistem Sanitasi Masyarakat (SANIMAS) yang harus diatasi dalam jangka menengah dan jangka panjang mencakup wilayah perkotaan yaitu: Desa Bunutin, Desa Taman Bali, Kelurahan Bebalang, Kelurahan Cempaga, Kelurahan Kubu, Desa Kintamani, Desa Batur Utara, Desa Batur Selatan, Desa Batur Tengah, Desa Bayung Gede, Desa Catur, Desa Belantih, Desa Sulahan, Desa susut, Desa selat, Desa tiga, Desa penglumaran, Desa tembuku, Desa jehem Zona 2, Merupakan area dengan pengolahan limbah domestik on-site individual yang mempunyai tingkat resiko yang relative kecil yang dapat diatasi dalam jangka panjang mencakup 1 kelurahan yaitu : Kelurahan Kawan

11 Zona 3 : Merupakan area dengan pengolahan limbah domestik melalui sistem STBM, serta penyediaan MCK++ bagi keluarga yang tidak memiliki jamban pribadi dengan prioritas sasaran pada masyarakat miskin. Daerah yang seperti ini dapat diatasi dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang dengan lokasi penanganan prioritas yaitu : Desa-Desa diluar zona 1 dan zona 2 Rencana pengembangan tersebut diilustrasikan pada peta 2.1 sebagai berikut :

12 Peta 2.1 : Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Sistem Onsite

13 No Tabel 2.2: Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupatan Bangli Sistem Cakupan layanan eksisting* (%) pendek Target cakupan layanan* (%) menengah panjang (a) (b) (c) (d) (e) A Sistem On-site 1 Individual (plengsengan) 1,68 1 0,5 0 2 Komunal (MCK, MCK++) 25 25 49,16 3 Septiktank (tangki septik) 62.86 80 90 100 B Sistem Off-site 1 Skala Kota 2 Skala Wilayah C Buang Air Besar Sembarangan Keterangan: *) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk *) Untuk Komunal (MCK,MCK+++) jumlah pemakai di Kawasan Wisata Desa Pinggan Kec. Kintamani, Kawasan Desa Catur Kec. Kintamani, Kec. Tembuku (Yangapi), Kintamani (Desa Batur Selatan). Sedangkan lokasi IPAL Komunal terdapat di Ds. Gancan kelurahan Bebalan kec. Bangli, Ds. Mundung Desa Abuan Kec. Susut dan Desa Bunutin Kec Bangli. 2.2.2 Tahapan Pengembangan Persampahan Pengelolaan persampahan di Kabupaten Bangli di beberapa lokasi sudah dilakukan pemisahan/pemilahan antara sampah organik dan anorganik oleh petugas dan masyarakat dengan membedakan warna tempat pembuangan sementara (TPS) tong sampah namun sampai sekarang belum dapat berjalan dengan efektif. Sarana pendukung pengolahan persampahan di Kabupaten Bangli masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari jumlah armada pengangkut sampah yang masih sangat minim sehingga tidak mampu menjangkau/melayani pengangkutan sampah ke seluruh wilayah Kabupaten Bangli. Sesuai pembahasan Buku Putih Sanitasi (BPS) maka permasalahan mendesak dan isu strategis sistem pengelolaan persampahan di kabupaten Bangli, sebagai berikut : 1. Cakupan layanan sampah masih rendah. 2. Belum tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang memadai yang dapat mencakup pelayanan semua ibu kota kecamatan. 3. Kelembagaan yang sudah terbentuk dan menangani persampahan belum ada payung hukum yang jelas yang diperkuat Perda. 4. Kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya masih kurang

14 5. Kurangnya sosialisasi dan penyuluhan sehingga sebagian masyarakat memperlakukan sampah dengan membakar atau membuang sampah tidak pada tempatnya 6. Belum memasyarakatnya pengelolaan sampah dengan pendekatan 3R. 7. Kurang memadainya jumlah dan kapasitas SDM pengelola sampah. Dalam rangka penentuan zona pengembangan zona system persampahan di Kabupaten Bangli didasarakan pada kawasan perkotaan, kawasan cepat tumbuh dan kawasan perdesaan. Adapun uraian zona dimaksud adalah sebagai berikut : Zona I, merupakan area permukiman perkotaan, kawasan perdagangan dan jasa dan tempat umum yang harus terlayani secara penuh 100% (Full coverage) dan continue selection. Daerah yang seperti ini dapat diatasi dalam jangka waktu pendek menengah dengan sistem layanan langsung dari TPS ke TPA dan sebagian terlayani oleh pelayanan penyapuan jalan dan juga sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat untuk dapat mengelola sampah dengan baik sesuai dengan syarat kesehatan serta konsep 3 R (reduce, reuse, recycle). Pada zona I pengelolaan persampahan menggunakan sistem penanganan langsung (direct) yang meliputi: a. Pemilahan sampah dengan menyediakan tempat sampah yang terpisah antara sampah organic dan anorganik di setiap lingkungan permukiman; b. Pengumpulan sampah dengan menyediakan tempat penampungan sementara (TPS) sampah setelah dikumpulkan dari masing-masing tempat sampah individual; c. Pengangkutan sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) ke Tempat Pemerosesan Akhir Sampah (TPA) atau Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). d. Pemerosesan akhir sampah berupa pengembalian sampah atau residu ke media lingkungan. Zona I : terdiri terdiri dari 17 Desa yaitu : Desa Bunutin, Desa Taman Bali, Kelurahan Bebalang, Kelurahan Cempaga, Kelurahan Kubu, Desa Kintamani, Desa Batur Utara, Desa Batur Selatan, Desa Batur Tengah, Desa Bayung Gede, Desa Sulahan, Desa susut, Desa selat, Desa tiga, Desa penglumaran, Desa tembuku, Desa jehem) Zona : merupakan kawasan Pemukiman diluar perkotaan yang berada di kawasan Strategi cepat tumbuh, KDTWK dan Geopark Batur (Diluar perkotaan kintamani). Pada zona ini pengelolaan persampahan di beberapa lokasi menggunakan system penanganan langsung (direct), TPST dan 3R yang terdiri dari 13 Desa yaitu : Desa Sukawana, Desa Kedisan, Desa Abang Songan, Desa Abang Batu Dingding, Desa Songan A, Desa Songan B, Desa Trunyan, Desa Buahan, Desa Suter, Desa Pinggan, Desa Blandingan, Desa Catur dan Desa Belantih

15 Zona I : merupakan area permukiman perdessaan yang tidak terlalu padat penduduknya, area ini dilayani secara lokal baik individual maupun komunal, wilayah yang seperti ini dapat diatasi dalam jangka pendek sampai panjang. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah penyuluhan kepada masyarakat untuk dapat mengelola sampah dengan baik sesuai dengan syarat kesehatan serta konsep 3 R (reduce, reuse, recycle) dan pembangunan TPST. Zona I terdiri dari 42 Desa Sesuai dengan area berisiko pada bab 5 buku putih sanitasi Kabupaten Bangli dan perhitungan zonasi subsektor persampahan, bahwa pengembangan subsektor persampahan lebih diarahkan kepada daerah atau wilayah yang berisiko sangat Tinggi dan Tinggi (Resiko 4 dan 3), Pengembangan subsektor persampahan dapat dilihat padat peta 2.2 sebagai berikut.

16 Peta 2.2 Peta Tahapan Pengembangan Persampahan Kab. Bangli

17 Tabel 2.3 Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Bangli No Sistem Cakupan Layanan Eksisting (%) Pendek Target Cakupan Layanan (%) Menengah Panjang (a) (b) (c) (d) (e) (f) Penanganan Langsung A (Direct) 1 Kawasan Komersial 80% 2 Kawasan permukiman 28.57% 50% 70% 80% Penanganan Tidak B Langsung (Indirect) 1 Kawasan Komersial 20% 2 Kawasan Permukiman 4.8% 10% 15% 20% Sumber: Analisa Pokja Sanitasi Kab. Bangli 2013. Ket: Cakupan Layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk Wilayah Komersial sistem langsung telah dilayani dikawasan pertokoan, perkantotaran, tempah ibadah dan taman kota telah disediakan wadah persampahan organik dan anorganik. 2.2.3 Tahapan Pengembangan Drainase Pada umumnya kondisi drainase di kabupaten bangli kondisinya sangat memprihatinkan karena banyak saluran drainase yang tersedia sudah rusak bahkan tidak sedikit yang belum tertangani oleh pemerintah, bahkan saluran-saluran yang drainase yang tersedia disalah fungsikan sebagai tempat pembuangan sampah oleh masyarakat. Sistem jaringan drainase umumnya mencakup pembuangan akhir, saluran sekunder dan saluran tersier. Saluran pembuangan akhir juga berfungsi sebagai saluran penggelontor. Berdasarkan kondisi topografinya, rencana sistem jaringan drainase di Kawasan Kecamatan Kintamani tetap mengacu pada kondisi eksisting yang ada yaitu : Sistem Drainase Makro atau Sistem Pembuangan Akhir Saluran Primer dan Sistem Drainase Sekunder. Sistem penanganan drainase di Kabupaten Bangli, meliputi 1. Pengembangan sistem jaringan drainase didasarkan atas kesatuan sistem dan sub sistem tata air meliputi jaringan primer berupa sungai/tukad utama, jaringan sekunder berupa parit atau saluransaluran yang ada di tepi jalan dan jaringan tersier berupa saluran-saluran kecil yang masuk pada kawasan perumahan; 2. pembangunan sistem pembuangan air hujan yang terintegrasi mulai dari lingkungan perumahan sampai saluran drainase primer yang dilengkapi bangunan pengontrol genangan, bak penampung sedimen, pembuatan konstruksi baru berupa turap/senderan, rehabilitasi saluran alam yang ada, pembuatan parit infiltrasi, operasi dan pemeliharaan; dan

18 3. pemisahan antara jaringan drainase dengan jaringan irigasi dan jaringan air limbah. Permasalahan dalam pengelolaan drainase permukiman di Kabupaten Bangli adalah: 1. Penurunan kinerja saluran drainase karena kerusakan dan sedimentasi. 2. Kurangnya kesadaran masyarakat sehingga masih dijumpai banyak saluran drainase yang mengalami pendangkalan dan tertimbun sampah 3. Masih rendahnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan drainase 4. Belum adanya penyedia layanan dalam rangka pengelolaan drainase lingkungan sehingga beban pengelolaan drianase masih bertumpu pada anggaran pemerintah daerah (APBD). 5. Pelayanan drainase belum menjangkau seluruh lingkungan permukiman baik di daerah perdesaan maupun perkotaan, sistem drainase lingkungan belum tertata dan dikelola dengan baik, belum terstruktur atau belum ada sistem pengaliran yang baik dan terstruktur, kondisi fisik drainase yang tidak layak. 6. Dukungan media komunikasi dalam pubilikasi dan sosialisasi sistem sanitasi drainase lingkungan masih sangat rendah 7. Dukungan atau kerjasama pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam menangani masalah drainase lingkungan masih sangat rendah. Dalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat kelurahan, maka disusun prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan wilayah prioritas ini berdasarkan 5 (lima) kriteria seleksi, yaitu : Kepadatan penduduk, Kawasan CBD, daerah ROB, daerah genangan air hujan serta tingkat resiko kesehatan. Berdasarkan kriteria tersebut maka perencanaan penanganan drainase ke depan dapat digambarkan sebagai berikut: Zona I: merupakan kawasan permukiman perkotaan baik pada areal perumahan maupun areal perdagangan dan jasa serta di kawasan permukiman di sekitar jalan yang menghubungkan antar kabupaten. Pada zona ini pengembangan pengelolaan drainase lingkungan melalui jaringan saluran drainase dari saluran tersier sampai ke saluran primer, baik pada lingkungan permukiman maupun pada jalan utama. Zona I terdiri terdiri dari 21 Desa yaitu : Desa Bunutin Bangli, Desa Taman Bali, Kelurahan Bebalang, Kelurahan Cempaga, Kelurahan Kubu, Desa Kayubihi, Desa Pengootan, Desa Kintamani, Desa Batur Utara, Desa Batur Selatan, Desa Batur Tengah, Desa Bayung Gede,Desa Belantih, Desa Sulahan, Desa susut, Desa selat, Desa tiga, Desa penglumaran, Desa tembuku, Desa jehem dan Desa bangbang.

19 Zona : merupakan kawasan permukiman perdesaan di wilayah dataran yang relative lebih tinggi. Pada zona ini pengembangan pengelolaan drainase lingkungan melalui pembangunan saluran terbuka yang menyerap air baik pada lingkungan permukiman maupun pada jalan utama. Zona terdiri terdiri dari Desa-Desa di Kecamatan kintamani diluar Zona I yaitu: Zona I : merupakan kawasan permukiman perdesaan di wilayah dataran yang relative lebih rendah, pinggiran sungai dan berawa. Pada zona ini pengembangan pengelolaan drainase lingkungan melalui pembangunan saluran terbuka di areal permukiman langsung menuju ke sungai. Zona I terdiri terdiri dari Desa-des di kecamatan Bangli, Susut dan Tembuku diluar Zona I. Rencana tahapan pengembangan drainase diilustrasikan pada peta 2.3 sebagai berikut :

20 Peta 2.3 Tahapan Pengembangan Drainase

21 No Tabel 2.4: Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Bangli Sistem Cakupan layanan eksisting* (%) pendek Cakupan layanan* (%) menengah panjang (a) (b) (c) (d) (e) (f) Grafitasi 20 23 28 100 Keterangan: *) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk 2.3 Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi Faktor pendanaan mempunyai peranan penting terhadap perkembangan pencapaian sasaran atau target suatu program kegiatan. Keberlangsungan suatu program atau kegiatan sangat bergantung terhadap keberadaan dana pendukung yang dialokasikan. Keberlangsungan pembangunan sektor sanitasi di Kabupaten Bangli selama ini telah di dukung oleh pendanaan yang relatif kecil dan mempunyai fluktuasi pertumbuhan yang beragam setiap tahun. Kondisi tersebut disebabkan berbagai faktor dan salah satunya adalah keterbatasan APBD Kabupaten Bangli. Keterbatasan nilai APBD Kabupaten Bangli bukan merupakan salah satu faktor penghambat. Oleh karena itu dalam pengembangan sanitasi di masa yang akan datang Pemerintah Kabupaten Bangli berupaya untuk meningkatkan nilai komitmen pendanaan terhadap sanitasi agar pembangunan sanitasi di Kabupaten Bangli dapat tercapai dengan baik dan berkelanjutan. Beberapa data terkait besaran pendanaan dalam sektor sanitasi serta prediksi pendanaan sanitasi ke depan secara terinci seperti tabel di bawah ini :

22 Tabel 2.5: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Bangli Untuk Sanitasi No Uraian 1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 ) 1.1 Air Limbah Domestik 1.2 Sampah rumah tangga 1.3 Drainase lingkungan 1.4 PHBS 1.5 Air Bersih 2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) 2.1 DAK Sanitasi 2.2 DAK Lingkungan Hidup 2.3 DAK Perumahan dan Permukiman 3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) Total Belanja Langsung % APBD murni terhadap Belanja Langsung Belanja Sanitasi (Rp. Juta) 2014 2015 2016 2017 2018 Terkait dgn BAB BPS Hal. 1 Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai absolut) Sumber : Bangli Dalam Angka dan Analisa Pokja Sanitasi Kab. Bangli Rata-rata Pertumbuhan Tabel 2.6: Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Kab. Bangli Ke Depan No Uraian 1 Perkiraan Belanja Langsung 2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.) 2014 2015 2016 2017 2018 3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi Sumber : Bangli Dalam Angka dan Analisa Pokja Sanitasi Kab. Bangli Total Pendanaan

BPS : BAB I HAL. 1 (KROSCEEK) STRATEGI SANITASI KABUPATEN BANGLI TA. 2013 23 Tabel 2.7: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kab. Bangli untuk Operasional/Pemeliharaan Sanitasi dan Investasi Sanitasi No Uraian 1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2+1.3+1.4+1.5 ) Belanja Sanitasi (Rp.) 2009 2010 2011 2012 2013 2.380.1 38.000 4.075.0 94.000 4.170.1 16.000 3.834.5 79.800 4.567.3 09.800 Pertumbuhan rata-rata 546.792.950 1.1 Air Limbah Domestik - 68,260, 000 84,060, 000 124,457,000 121,980,000 17.906.666 1.1.1 Biaya operasional / pemeliharaan (justified) 1.1.2 Investasi 1.2 Sampah rumah tangga 1,400,8 52,000 1,439,2 47,000 1,624,9 00,000 1,539,7 22,800 2,568,1 09,800 291.814.450 1.2.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 1.2.2 Investasi 1.3 Drainase lingkungan 971,286,000 2,567,5 87,000 2,437,6 56,000 2,140,7 70,000 1,797,2 20,000 206.483.500 1.3.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 1.3.2 Investasi 1.4 PHBS 8,000,0 00-23,500, 000 29,630, 000 80,000, 000 18.000.000 1.4.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 1.4.2 Investasi 1.5 Air Bersih?????? 1.5.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 1.5.2 Investasi Sumber : Bangli Dalam Angka dan Analisa Pokja Tabel 2.8: Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten/Kota untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2018 No Uraian 1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 + 1.5) 1.1 Air Limbah Domestik 1.1.1 Biaya operasional / pemeliharaan (justified) 1.1.2 Investasi 1.2 Sampah rumah tangga 1.2.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 1.2.2 Investasi 1.3 Drainase lingkungan 1.3.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 1.3.2 Investasi 1.4 PHBS 1.4.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.Juta) 2014 2015 2016 2017 2018 Total Pendanaan

24 1.4.2 Investasi 1.5 Air Bersih 1.5.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 1.5.2 Investasi Sumber : Bangli Dalam Angka Tabel 2.9 Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten/Kota dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK Kab. Bangli NO Uraian Pendanaan (Rp.) Total 2014 2015 2016 2017 2018 Pendanaan 1 Perkiraan Kebutuhan Operasional / Pemeliharaan 2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi 3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi 4 Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1) 5 Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1) Sumber : Bangli Dalam Angka