BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumor secara umum merupakan sekumpulan penyakit yang membuat sel di dalam tubuh membelah terlalu banyak dari yang seharusnya dan seringkali akan membuat tonjolan massa. Tumor tersebut dapat tumbuh di jaringan seluruh tubuh, sehingga salah satu penamaannya berdasarkan lokasi di mana tumor tersebut tumbuh. Tumor ganas payudara atau dikenal dengan kanker payudara secara definitif berarti pembelahan sel payudara yang tidak terkontrol, menginvasi jaringan sekitar, dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain (American Cancer Society, 2011). Kanker payudara merupakan penyakit keganasan tersering yang didapat oleh wanita. Data di Amerika menunjukkan tiap tahunnya terdapat 182.000 wanita yang didiagnosis kanker payudara. Tiap tahunnya kanker payudara merenggut nyawa 40.000 wanita, hal tersebut membuat kanker payudara sebagai penyebab kematian kanker terbanyak kedua setelah kanker paru (Jemal et al., 2008). 1
2 Semakin meningkatnya insidensi dan mortalitas kanker payudara menjadi alasan dikembangkannya beberapa teknik pencitraan untuk penegakan diagnosis dan skrining kanker payudara. Teknik pencitraan yang dijadikan sebagai acuan untuk pemeriksaan kanker payudara saat ini adalah mamografi. Mamografi digunakan sebagai pemeriksaan penunjang dan skrining pada wanita di atas 40 tahun. Berbagai penelitian telah menunjukkan efektivitas dari mamografi sebagai alat diagnostik dan skrining kanker payudara (Dongola, 2012). Namun mamografi memiliki keterbatasan, sebagian kecil kanker tidak terdeteksi oleh mamografi dan terkadang terdapat temuan jinak pada mamografi yang memiliki gambaran menyerupai kanker. Oleh karena itu, selain mamografi juga dibutuhkan pemeriksaan klinis serta patologi anatomi untuk menegakkan diagnosis pasti kanker payudara (American Cancer Society, 2014). Pencitraan mamografi yang didapat akan berbeda satu sama lain sesuai dengan jenis lesinya. Ciri khas kanker payudara dapat dinilai dari berbagai aspek, beberapa di antaranya adalah bentuk lesi, bentuk tepi lesi, dan mikrokalsifikasi (Tabar et al., 2011).
3 Penelitian ini dilakukan untuk menilai karakteristik gambaran mamografi kanker payudara. Adanya pencitraan khas kanker payudara pada hasil mamografi membuat penilaian kanker payudara menjadi terarah dan memiliki dasar teori yang jelas. B. Rumusan Masalah Kanker payudara merupakan penyebab kematian terbanyak kedua setelah kanker paru. Angka kematian kanker payudara dapat ditekan dengan deteksi dan pengobatan dini. Salah satu alat deteksi dini kanker payudara adalah mamografi. Mamografi akan memberikan karakteristik pencitraan yang khas pada masing-masing lesi payudara termasuk kanker payudara. Karakteristik pencitraan kanker payudara dapat berbeda-beda pada tiap individu. Oleh karena itu, peneliti mengangkat tema karakteristik pencitraan mamografi pada kanker payudara sebagai topik penelitian. C. Pertanyaan Penelitian Bagaimana karakteristik pencitraan mamografi kanker payudara pada pasien Klinik Khusus Onkologi Kotabaru periode 2011-2014?
4 D. Keaslian Penelitian Perbedaan penelitian ini dibandingkan penelitian yang serupa terletak pada subjek penelitian yang merupakan wanita yang memeriksakan dirinya di Klinik Khusus Onkologi Kotabaru Yogyakarta. Penelitian lain mengenai karakteristik pencitraan mamografi kanker payudara dapat dilihat pada tabel di bawah. Tabel 1. Penelitian Karakteristik Mamografi Kanker Payudara Peneliti, tahun Judul Penelitian Hasil Cornford al., 1995 et Porter et al., 2014 Irshad et al., 2008 Mammographic features of invasive lobular and invasive ductal carcinoma of the breast: a comparative analysis Mammographic and ultrasound features of invasive lobular carcinoma of the breast Characterization of sonographic and mammographic features of granular cell tumors of the breast and estimation of their incidence Lesi yang paling sering dijumpai adalah lesi spiculated. Lesi multipel lebih sering dijumpai di Ductal Carcinoma dibanding Lobular Carcinoma. Lesi yang paling sering dijumpai adalah lesi spiculated. 34,9% lesi hanya dapat dilihat melalui posisi craniocaudal. Lima kasus Granular Cell Tumors of The Breast dijumpai lesi spiculated dan 3 kasus dijumpai massa berbatas tegas. E. Tujuan Penelitian Mengetahui karakteristik pencitraan mamografi kanker payudara pada wanita Yogyakarta.
5 F. Manfaat Penelitian Penelitian karakteristik pencitraan mamografi kanker payudara di Klinik Khusus Onkologi Kotabaru diharapkan dapat bermanfaat untuk beberapa pihak. Manfaat untuk pihak pasien, diketahuinya karakteristik pencitraan mamografi dapat membuat skrining dan diagnosis kanker payudara lebih terarah, sehingga diagnosis pasien menjadi lebih tepat. Manfaat untuk pihak klinisi, dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pembacaan hasil pencitraan mamografi lesi payudara dan dapat membedakan karakteristik pencitraan mamografi kanker payudara dengan lesi payudara lainnya. Manfaat untuk pihak pemerintah atau institusi pendidikan, karakteristik dapat digunakan sebagai dasar pembuatan atlas mamografi kanker payudara. Sedangkan untuk bidang penelitian, jika ditemukan karakteristik yang berbeda dengan pustaka, luaran penelitian dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut.