BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terkandung di dalamnya tidak menampilkan informasi yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. buku satu periode. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia pada masa

BAB I PENDAHULUAN. keuangan seperti manajemen, investor, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba dan implikasinya

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut harus menerapkan prinsip good corporate. governance. Prabaningrat dan Widanaputra (2015) dalam Luhwulan dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kemudian mencuat dan memunculkan agency theory. dan kemakmuran para pemegang saham atau stakeholder. Nilai perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. stakeholders lainnya. Corporate governance juga memberikan suatu struktur

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama bagi manajemen

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan komponen penting dalam perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya, yaitu mencari profit, akan tetapi selain mencari

BAB 1 PENDAHULUAN. komisaris yang lebih besar dari jumlah direksi. Dari penelitian Bank

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.

BAB I PENDAHULUAN. dan kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) tersebut akan. menimbulkan permasalahan keagenan (agency problem).

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan kepada stakeholdersdalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. SPAP seksi 341 menyatakan bahwa auditor bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

2 Sedangkan menurut Aviliani (2008) biaya ekuitas merupakan biaya rill yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam memperoleh dana untuk mendanai sua

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pihak pihak yang berkepentingan atau pemakai laporan keuangan. Pihakpihak

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kinerja perusahaan. Pada awalnya corporate governance lahir

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Manajer diharapkan menggunakan resources yang ada sematamata

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi. Menurut IAI (2011) tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

ISNI WIYATMI B

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan antara arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi apabila perusahaan menerapkan corporate governance yang baik. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perencanan yang baik perlu adanya tata kelola yang baik di dalam suatu sektor

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan (agency theory) mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer sebagai agen dan pemilik (dalam hal ini adalah pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri informasi terhadap pihak eksternal perusahaan seperti investor dan kreditur. Asimetri informasi terjadi ketika manajer memiliki informasi internal perusahaan yang relatif banyak dan mengetahui informasi tersebut relatif lebih cepat dibandingkan pihak eksternal (Septiyanto, 2012). Kondisi ini memberikan kesempatan pada manajer untuk menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan sebagai usaha untuk memaksimalkan kemakmurannya (Ujiyantho, 2007). Hal tersebut di atas merupakan pemicu praktek manajemen laba. Praktek manajemen laba yang memunculkan kasus skandal pelaporan akuntansi telah banyak terjadi di Indonesia. Di Indonesia sendiri ada kasus Kimia Farma, kasus Bank yang datanya muncul beberapa tahun yang lalu, juga kasus Bank Lippo yang melibatkan kantor-kantor akuntan yang selama ini diyakini memiliki kualitas audit tinggi (Septiyanto, 2012). Skandal yang terjadi pada sebagian besar perusahaan publik tersebut, pada umumnya bertolak dari persoalanlaporan keuangan yang dipublikasikan. Laporan keuangan Enron 1

2 misalnya, jika dikaji menunjukan kondisi keuangan perusahaan yang sangat rapuh karena banyaknya transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa dan banyaknya hutang jaminan saham perusahaan tersebut. Laporan keuangan Worldcom, menjadi kasus kejahatan keuangan karena staf keuangan membukukan pengeluaran senilai $ 3,9 miliar sebagai pendapatan (Mayangsari, 2003). Demikian juga dengan kasus Xerox dan Merril Lynch, skandal keuangan kedua perusahaan multinasional itu terbongkar setelah analisis pasar menemukan penyimpangan keuangan karena salah memasukkan akun dipenyajian laporan keuangan (Mayangsari, 2003). Menurut Theresia (2005) manajemen laba merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Laba yang kurang berkualitas dapat terjadi karena dalam menjalankan kinerja perusahaan, manajemen bukan merupakan pemilik perusahaan. Dalam hal ini arus kas mempunyai nilai lebih untuk menjamin kinerja perusahaan dimasa datang. Arus kas (cash flow) menunjukan hasil operasi yang dananya telah diterima tunai oleh perusahaan serta dibebani dengan beban yang bersifat tunai dan benar-benar sudah dikeluarkan oleh perusahaan. Cash Flow Return On Asset (CFROA) merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. CFROA lebih memfokuskan pada pengukuran kinerja saat ini dan CFROA tidak terikat dengan harga saham. Salah satu mekanisme yang dapat mengatasi konflik kepentingan yaitu adanya komite audit. Good governance merupakan bentuk pengelolaan perusahaan yang baik, dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik,

3 kepentingan pemilik atau pemegang saham akan dapat disejajarkan dengan kepentingan manajer. Good corporate governance sebagai bentuk pengelolaan perusahaan yang baik, didalamnya tercakup suatu bentuk perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham sebagai pemilik dan kreditur sebagai penyandang dana ekstern. Bernhart dan Rosenstein (1998) dalam Siallagan (2006) menyatakan beberapa mekanisme (mekanisme corporate governance) seperti mekanisme internal, meliputi struktur dan dewan komisaris, serta mekanisme eksternal meliputi pasar untuk kontrol perusahaan yang diharapkan dapat mengatasi masalah keagenan tersebut. Mekanisme corporate governance yang baik akan memberikan perlindungan kepada para pemegang saham dan direktur untuk memperoleh kembali atas investasi dengan wajar, tepat dan seefisien mungkin, serta memastikan bahwa manajemen bertindak sebaik yang dapat dilakukan untuk kepentingan perusahaan. Walaupun banyak yang menyadari pentingnya prinsip corporate governance, banyak pihak yang melaporkan masih rendahnya perusahaan-perusahaan di Indonesia yang menerapkan prinsip tersebut. Salah satu buktinya adalah hasil penelitian yang dilakukan Sulistyanto dan Nugraheri (2002) yang menguji apakah penerapan prinsip corporate governance dapat menekan manipulasi laporan keuangan perusahaan yang listing di BEI. Hasilnya menunjukan tidak ada perbedaan manipulasi sebelum dan sesudah adanya kewajiban untuk menerapkan prinsip tersebut. Hal ini mengindikasikan masih banyak perusahaan di Indonesia menerapkan prinsip corporate governance karena

4 dorongan regulasi dan menghindari sanksi dibandingkan yang menganggap prinsip tersebut sebagai bagian dari kultur perusahaan. Corporate governance berkaitan dengan bagaimana para investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan mencuri atau menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyekproyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana (kapital) yang telah ditanamkan oleh investor, dan berkaitan dengan bagaimana para investor mengontrol para manajer (Saputri, 2009). Corporate governance diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan melalui pengawasan atau monitoring kinerja manajemen serta menjamin terciptanya akuntabilitas manajemen terhadap principal berdasarkan peraturan yang ada. Konsep corporate governance ini pada intinya menghendaki adanya transparansi yang lebih baik bagi semua pengguna laporan keuangan yang bila berhasil diterapkan dengan baik secara otomatis akan meningkatkan kinerja perusahaan (Wisnumurti, 2010). Sistem corporate governance dapat memberikan perlindungan terhadap pemegang saham dan kreditor akan investasi yang telah mereka lakukan. Corporate governance juga dapat menciptakan suatu kondisi lingkungan yang kondusif yang dapat menunjang terciptanya pertumbuhan yang efisien. Corporate governance dapat diartikan sebagai suatu susunan aturan yang menentukan hubungan yang tercipta antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya (Forum for Corporate Governance in Indonesia, 2003).

5 Penelitian yang menguji kecakapan manajerial terhadap manajemen laba sudah pernah dilakukan Demerjian dkk. (2006), Demerjian memperkenalkan pengukuran kecakapan manajerial di bidang keuangan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). Dari pengujian tersebut ditemukan adanya hubungan positif antara kecakapan manajer dengan manajemen laba. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, pada penelitian ini ditambah beberapa variabel salah satunya berupa kepemilikan institusional ditempatkan sebagai variabel independen untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap manajemen laba. Penggunaan variabel kepemilikan institusional sebagai variabel independen lainnya selain kecakapan manajer didasarkan pada permasalahan keagenan yang diasumsikan akan hilang atau akan mengurangi tindakan perilaku manajemen laba apabila ada tindakan pengawasan perusahaan oleh investor institusional. Cornet et, al. (2006) menyimpulkan bahwa tindakan pengawasan perusahaan oleh pihak investor institusional dapat mendorong manajer untuk lebih memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan sehingga akan mengurangi perilaku mementingkan diri sendiri. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari kondisi keuangan perusahaan. kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat melalui analisis rasio-rasio keuangannya. Analisis rasio keuangan adalah cara menganalisis dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditunjukkan dalam laporan keuangan (Kuswandi, 2006). Laporan keuangan merupakan informasi yang penting dalam pengambilan keputusan ekonomi investor. Bagi sebagian besar investor, laporan keuangan yang diungkapkan

6 secara transparan dan akurat menjadi salah satu bahan masukan yang penting untuk memutuskan apakah mereka akan menginvestasi atau meminjamkan dananya kepada perusahaan tertentu. Perusahaan meyakini bahwa penerapan corporate governance merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan dan penerapan corporate governance berhubungan dengan peningkatan citra perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan corporate governance, akan mengalami perbaikan citra, dan peningkatan nilai perusahaan. Penelitian Haryani (2011) dengan hasil penelitian (1) Mekanisme Corporate Governance mempengaruhi kinerja perusahaan dan transparansi dengan mekanisme eksternalnya yaitu kualitas audit BIG 4 / non-big4. Mekanisme internal berupa komisaris independen dan kepemilikan manajerial tidak terbukti memberikan pengaruh terhadap kinerja perusahaan. (2) Variabel kontrol berupa ukuran perusahaan hanya berpengaruh pada transparansi perusahaan. (3) Transparansi bukan merupakan variabel pemediasi antara pengaruh mekanisme Corporate Governance terhadap transparansi. Penelitian Bukhori (2012) dengan judul pengaruh goodcorporate governance dan ukuran perusahaanterhadap kinerja perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI 2010). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara mekanisme internal corporate governance terhadap kinerja perusahaan. Demikian pula ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini

7 berarti bahwa mekanisme internal corporate governance dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian Septiyanto (2012) yang menguji pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba dan pengaruhnya manajemen laba tehadap kinerja perusahaan, menyimpulkan bahwa kecakapan manajer, proporsi dewan komisaris independen dan komite audit memiliki pengaruh negatif terhadap manajemen laba, sedangkan kepemilikan konstitusional menunjukan hasil tidak signifikan, dengan kata lain tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Terkait dengan kinerja perusahaan, berdasarkan analisis yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, berupa pengaruh negatif yang berarti semakin meningkat manajemen laba maka semakin rendah kinerja perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian yang mereplikasi dari penelitian Haryani (2011), Bukhori (2012) dan Septiyanto (2012). Terdapat perbedaan dengan penelitian sebelumnya, peneliti menganalisis pengaruh corporate governance berupa ukuran dewan komisaris dan keberadaan komite audit sera variabel ukuran perusahaan dalam hubungannya dengan manajemen laba. Peneliti juga menganalisis bagaimana pengaruh manajemen laba terhadap kinerja perusahaan. Pada penelitian ini objek pengamatan menggunakan periode tahun yang lebih up to date dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, yaitu dalam kurun waktu tiga tahun selama tahun 2013-2015. Dalam penelitian ini mengambil sampel pada perusahaan manufaktur yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) karena perusahaan manufaktur perusahaan besar yang menyokong

8 perekonomian negara. Pada lingkup manufaktur ini diketahui munculnya banyak pemain baru yang meningkatkan persaingan baik oleh pemain baru maupun pemain lama, sehingga kemungkinan untuk melakukan aktivitas manajemen laba sangat besar. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini diberi judul Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia). 1.2. Perumusan Masalah Dari sekian banyak hasil penelitian mengenai mekanisme Corporate Governance terhadap kinerja tersebut, terlihat hasil yang cukup beragam. Akan tetapi, hasil yang beragam tersebut juga dipengaruhi perbedaan variabel yang digunakan oleh masing-masing peneliti (Darmawati, 2005). Perbedaan variable yang digunakan para peneliti untuk merefleksikan beragamnya indikator mekanisme Corporate Governance disebabkan luasnya definisi mekanisme Corporate Governance tersebut. Seperti yang telah disinggung diatas, bahwa mekanisme Corporate Governance sendiri dapat diterjemahkan ke dalam tiga elemen mekanisme, yaitu struktur, sistem dan proses. Mengingat bahwa dalam penelitian sebelumnya belum ada batasan yang jelas mengenai apa saja variabel yang termasuk struktur, sistem, dan proses baik

9 internal maupun eksternal, maka penelitian ini berusaha untuk melakukan penelitian terhadap mekanisme Corporate Governance yang berfokus pada struktur internal perusahaan. Struktur internal perusahaan sendiri terdiri dari ukuran dewan komisaris dan keberadaan komite audit. Penelitian ini ingin mengungkap apakah komposisi struktur internal perusahaan ini berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Namun, berbicara mengenai kinerja perusahaan yang dihitung dengan rasio keuangan, tidak akan dapat dipisahkan dari ukuran perusahaan yang dicerminkan dengan total aset yang dimiliki. Semakin besar aset yang dimiliki perusahaan, memungkinkan kinerja keuangan yang terjadi dalam operasional suatu perusahaan semakin besar pula. Keuntungan, kerugian dan biaya yang dapat ditekan mungkin saja berbeda dengan perusahaan dengan aset yang lebih kecil. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan dan mekanisme corporate governance berpengaruh terhadap manajemen laba dan sebagai konsekuensi, apakah manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Pertanyaan penelitian dari perumusan masalah tersebut adalah 1. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris dan keberadaan komite audit terhadap manajemen laba 2. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris dan keberadaan komite audit dan manajemen laba terhadap kinerja perusahaan

10 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba 2. Untuk menguji pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap manajemen laba 3. Untuk menguji pengaruh keberadaan komite audit terhadap manajemen laba 4. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan 5. Untuk menguji pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap kinerja perusahaan 6. Untuk menguji pengaruh keberadaan komite audit terhadap kinerja perusahaan 7. Untuk menguji pengaruh manajemen laba terhadap kinerja perusahaan 1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi pihak manajemen perusahaan, dengan penelitian ini diharapkan mendorong pihak perusahaan untuk menyajikan dan mengungkapkan laporan keuangan dengan jujur dan terbuka 2. Bagi investor dengan penelitan ini diharapkan mendorong pihak perusahaan untuk lebih memperhatikan informasi keuangan yang disajikan perusahaan emiten.

11 3. Bagi lembaga-lembaga yang terkait dengan pasar modal. Dengan penelitian ini diharapkan mendorong pihak perusahaan untuk dapat meningkatkan kinerjanya sehingga tercipta pasar modal yang efisiensi dan tanggap terhadap manipulasi-manipulasi yang dilakukan pihak-pihak tertentu sehingga dapat ditindak lanjuti. 4. Bagi khasanah ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi kajian-kajian empiris berikutnya. 5. Bagi peneliti lain dapat menjadi masukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba dan kinerja perusahaan.