GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 10. Peta Jakarta dan Teluk Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan transisi epidemiologi. Secara garis besar transisi epidemiologi

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kerusakannya (WHO, 2016). Sebagai penyebab utama disabilitas jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan mentalnya akan lambat. Salah satu indikator kesehatan yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi/left ventricle

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

Oleh: Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS Siti Nuryati, STP, MSi Muhammad Aries

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kel.Wumialo, Kel.Dulalowo Timur, Kel.Dulalowo, Kel.Liluwo, Kel.Pulubala dan

BAB I PENDAHULUAN. beban yang luar biasa secara global pula.menurut Lawes et al., disability-adjusted life years (DALY) terkait dengan tekanan darah

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Gejala utama

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

V. GAMBARAN UMUM. Pulau Untung Jawa berada pada posisi ,21 Lintang Selatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

A. Keadaan Geografis Dan Topografi

BAB IV GAMBARAN UMUM

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. menular (noncommunicable diseases). Terjadinya transisi epidemiologi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN BERAS KOTA BENGKULU. Sarina 1 dan Hermawati 2

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Keadaan Geografis. Secara geografis Kabupaten Jepara terletak antara sampai

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

V. GAMBARAN UMUM Gambaran Lokasi Penelitian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dusun dan terletak di bagian selatan Gunungkidul berbatasan langsung dengan

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 yaitu 73,7 tahun.

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

Transkripsi:

111 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Keadaan Geografis DKI Jakarta terletak di 6 0 12 lintang selatan dan 106 0 48 bujur timur dengan luas wilayah 661,26 km2, berupa daratan 661.52 km2 dan lautan 6,977,5 km2. Di sebelah utara membentang pantai dari barat ke timur sepanjang kurang lebih 35 km yang menjadi tempat bermuaranya 9 buah sungai dan 2 buah kanal. Sementara di sebelah selatan, barat dan timur berbatasan dengan Laut Jawa. Ketinggian daratan DKI Jakarta 7 m di atas permukaan laut. Suhu udara maksimum sekitar 30.5 0 C pada siang hari dan suhu minimum sekitar 23.9 0 C di malam hari. Curah hujan mencapai 1,949.1 mm dengan tingkat kelembaban udara mencapai 78 persen dan kecepatan angin rata-rata 2.9 m/detik. Di wilayah DKI Jakarta terdapat 110 pulau yang tersebar di Kepulauan Seribu. Sesuai dengan Keputusan Gubernur Nomor 1986/200 tanggal 27 Juli 2000, pembagian wilayah Provinsi DKI Jakarta terdiri dari Kotamadya Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. Setiap kotamadya atau kabupaten terdiri atas beberapa kecamatan dan setiap kecamatan terdiri dari beberapa kelurahan seperti dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7 Luas wilayah dan administratif DKI Jakarta tahun 2006 Kotamadya/Kabupaten Luas (km 2 ) Kecamatan Kelurahan RW RT Jakarta Pusat 47.0 8 44 371 4,382 Jakarta Utara 142.20 6 31 385 4,462 Jakarta Barat 126.15 8 56 556 6,117 Jakarta Selatan 145.73 10 65 573 6,363 Jakarta Timur 187.73 10 65 686 7,668 Kep. Seribu 11.81 2 6 24 119 Total DKI Jakarta 661.52 44 267 2,595 29,111 Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta Keadaan Demografi dan Sosial Ekonomi Jumlah penduduk Jakarta terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2000 penduduk Jakarta sebesar 8,3 juta jiwa, dalam kurun waktu lima tahun jumlah ini

112 meningkat mencapai 9,04 juta jiwa pada tahun 2005. Namun demikian berdasarkan data yang dikeluarkan BPS DKI Jakarta, jumlah penduduk DKI Jakarta tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 8,9 juta jiwa. Dengan penduduk sebanyak 8,9 juta jiwa dan luas sekitar 661,52 km 2, maka kepadatan penduduk Jakarta pada tahun 2006 mencapai sekitar 13 ribu jiwa per km 2. Gambar 2 menyajikan komposisi penduduk DKI Jakarta berdasarkan jenis kelamin dan umur. Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta Gambar 2. Piramida Penduduk Provinsi DKI Jakarta Tahun 2006 Pendapatan per kapita penduduk DKI Jakarta terus mengalami peningkatan selama periode tahun 2001-2005. Pada tahun 2001, pendapatan per kapita penduduk Jakarta sebesar 31.12 juta meningkat menjadi 35.17 juta pada tahun 2002 dan 38.90 juta pada tahun 2003, yang kemudian naik kembali menjadi 43.33 juta pada tahun 2004 dan 49.92 juta pada tahun 2005. Pada negara-negara berkembang seperti Indonesia, pengeluaran untuk konsumsi makanan masih

113 relatif besar (mendekati 50%) dari total pengeluaran rumah tangga. Pada tahun 2006 pola pengeluaran per kapita masyarakat DKI Jakarta adalah 36.42% untuk makanan dan 63.58% untuk non makanan. Persentase pengeluaran non makanan pada tahun 2006 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini mencerminkan semakin tinggi pendapatan masyarakat di DKI Jakarta atau dengan kata lain masyarakat di DKI Jakarta mengalami peningkatan kesejahteraan. Gambaran Umum Profil Kesehatan Sebelumnya infeksi merupakan penyebab kematian utama, termasuk di wilayah DKI Jakarta. Namun dalam perkembangannya, penyakit degeneratif mulai menggeser penyebab kematian utama di wilayah ibu kota ini. Berdasar Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2008, prevalensi hipertensi di DKI Jakarta berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah adalah 28,8%, dan hanya berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 10,1%, sementara berdasarkan diagnosis dan atau riwayat minum obat hipertensi adalah 10,5%. Menurut kabupaten/kota, prevalensi hipertensi berdasarkan tekanan darah berkisar antara 23,8% - 35,6%, dan prevalensi tertinggi ditemukan di Jakarta Pusat, sedangkan terendah di Jakarta Barat. Sedangkan prevalensi stroke di DKI Jakarta adalah 12,5 per 1000 penduduk. Menurut kabupaten/kota prevalensi stroke berkisar antara 8,1-29,3, dan Jakarta Pusat mempunyai prevalensi lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya. Prevalensi penyakit jantung di DKI Jakarta 8,1%. Jakarta Pusat dan Jakarta Utara mempunyai prevalensi lebih besar dari wilayah lainnya (11,6%). Angka tersebut lebih tinggi dari prevalensi nasional (7,2%). Penyakit diabetes diderita oleh 2,6% penduduk DKI Jakarta. Di Jakarta Pusat prevalensi diabetes ditemukan lebih besar dari wilayah lainnya (4,8%). Di Kepulauan Seribu, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat prevalensi diabetes ditemukan rendah yaitu 1,9%. Gangguan jiwa berat di DKI Jakarta ditemukan sebesar 20,2 per 1000 penduduk. Angka ini jauh lebih tinggi dari angka nasional yaitu 4,6 per 1000 penduduk. Jakarta Pusat mempunyai prevalensi gangguan jiwa berat lebih tinggi

114 dari wilayah lainnya yaitu 45,9 per 1000 penduduk. Prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk berumur 15 tahun, di DKI Jakarta adalah 14%, angka ini lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional (11,6%). Menurut wilayah, prevalensi tertinggi ditemukan di Jakarta Pusat (22,8%), dan terendah di Jakarta Selatan (10,9%). Prevalensi gangguan mental emosional di DKI Jakarta telah ditemukan tinggi pada usia dewasa muda (15-24 tahun) yaitu 13,6%, menurun pada usia 25-34 tahun, kemudian cenderung meningkat pada usia lebih tua di atasnya. Menurut jenis kelamin, perempuan nampak mempunyai prevalensi gangguan mental emosional lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Sedangkan menurut pendidikan pola prevalensi ditemukan berbanding terbalik yaitu menurun sesuai dengan peningkatan tingkat pendidikan responden. Sementara menurut pekerjaan, prevalensi ditemukan tinggi pada mereka yang tidak bekerja. Menurut tingkat pengeluaran RT per kapita, pola prevalensi gangguan mental emosional di DKI Jakarta juga mempunyai pola berbanding terbalik, yaitu menurun sesuai dengan peningkatan tingkat pengeluaran per kapita. Secara keseluruhan di Provinsi DKI Jakarta, penduduk umur 10 tahun ke atas kurang konsumsi buah dan sayur sebesar 94,5%. Konsumsi buah dan sayur paling rendah terdapat di Kepulauan Seribu, sebesar 100%. Sedangkan yang berada di bawah rerata provinsi DKI adalah Jakarta Selatan (93,4%) dan Jakarta Timur (93,3%). Hampir setengah penduduk DKI Jakarta (45,8%) kurang melakukan aktivitas fisik. Kurang aktivitas fisik paling tinggi terdapat di Kepulauan Seribu dan Jakarta Timur (masing-masing 56,7%) dan Jakarta Pusat (50,8%). Prevalensi kurang aktivitas fisik di bawah rerata pencapaian DKI terdapat di Jakarta Utara (44,0%), Jakarta Barat (39,9%), dan Jakarta Selatan (38,8%). Sering mengonsumsi makanan manis, dilakukan oleh 74,3% penduduk DKI. Sedangkan prevalensi sering mengonsumsi makanan asin ditemukan 27,8%, dan sering mengonsumsi makanan berlemak, ditemukan 21,4%. Prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir di provinsi DKI Jakarta sebanyak 4,0%, sedangkan yang masih minum dalam satu bulan terakhir 2,6%. Beberapa Kabupaten/Kota mempunyai prevalensi minum alkohol lebih tinggi dari rerata provinsi DKI (4,6%), seperti di Jakarta Pusat (5,6%) dan Jakarta Utara (5,2%). Pada umumnya Kabupaten/Kota dengan prevalensi perilaku minum

115 alkohol dalam 12 bulan terakhir di atas rerata DKI, juga diikuti dengan prevalensi perilaku minum alkohol dalam satu bulan terakhir. Proporsi penduduk DKI Jakarta yang merokok tiap hari sebesar 21% dengan rerata jumlah rokok yang dihisap adalah 9 batang per hari. Pada kelompok muda (10-14 tahun) perlu mendapat perhatian, walaupun prevalensi hanya 1,4%, tetapi rerata jumlah batang rokok yang dihisap adalah 5 batang per hari dan untuk kelompok ini ditemukan sebanyak 6,9% mulai merokok pada usia 5-9 tahun.