BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

I. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Di era modern sekarang ini, aktivitas yang dilakukan manusia sangat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

BAB I PENDAHULUAN. diluar itu seperti nongkrong,arisan,jalan-jalan dll.di tambah pola hidup

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai kebiasaan orang. di rumah, halte, stadion olahraga, tempat-tempat olahraga maupun di

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. jika tingkat kesegaran jasmani seseorang buruk maka gairah hidup dan

I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktif pada tingkat yang tepat untuk mempertahankan atau meningkatkan

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

MUHAMMAD DZIKRY ABDULLAH AL GHAZALY, 2015 DAMPAK LATIHAN PADA DAERAH TUBUH TERTENTU TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat berdampak buruk pada kesehatan. Menurut Alder dan Higbee, walaupun

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik dengan baik untuk memacu semangat belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia atau World Health Organization (WHO) (2014), mendeklarasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

PEMBUDAYAAN HIDUP SEHAT MELALUI GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi masalah di Jawa Timur.

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah tingkat kebugaran fisik. Kebugaran fisik didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. berbanding lurus dengan bertambahnya usia yang menyebabkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

I. PENDAHULUAN. Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Sehat adalah keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. membuat penampilan menarik, kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan kelompok peralihan dari masa anak-anak. menuju dewasa dan kelompok yang rentan terhadap perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB 1 PENDAHULUAN. global. 1 Aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. ATP (Adenosin Tri Phospat) dan karbon dioksida (CO 2 ) sebagai zat sisa hasil

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman di Indonesia saat ini membawa banyak perubahan bagi lingkungan maupun masyarakatnya. Perubahan yang sering terjadi ialah perubahan perilaku pada seseorang. Ada perilaku yang menguntungkan dan juga merugikan diri sendiri serta orang lain. Salah satu contoh perilaku yang merugikan diri sendiri dan juga orang lain ialah merokok. Merokok cenderung dilakukan oleh orang dewasa, namun seiring dengan perkembangan zaman merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI (2003), tahun 2010 prevalensi penduduk umur 15 tahun keatas yang merokok tiap hari sebesar 28,2 %. Prevalensi perokok lebih banyak pada laki-laki, dengan pendidikan rendah yaitu tidak tamat dan hanya tamat sekolah dasar. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan ialah perokok di zaman sekarang ini bukan hanya mereka yang berpendidikan rendah, tetapi mahasiswa yang memiliki kemampuan intelektual lebih tinggi adalah pelaku dari merokok itu sendiri. Saat ini prevelansi perokok usia 15 tahun ke atas mengalami kenaikan dari 27% (1995) mencapai 34,7% (2010). Jumlah perokok laki-laki dewasa pada tahun 1995 sebesar 53% dan meningkat menjadi 66% (Ahsan, 2012). 1

2 Indonesia merupakan negara dengan tingkat penggunaan rokok yang cukup tinggi. Pada tahun 2009 Indonesia menempati peringkat ke-4 di dunia dengan jumlah rokok yang dikonsumsi sebanyak 260.800 rokok (4%) (Eriksen, 2012). Banyak dampak negatif yang disebabkan oleh kebiasaan merokok, salah satunya terjadi perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru (Depkes RI, 2003). Hal ini menyebabkan seorang perokok memiliki keterbatasan saat melakukan aktivitas karena struktur dan fungsi organ jantung dan paru yang menurun mengakibatkan kebugaran fisiknya juga menurun. Kebugaran fisik adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugasnya sehari-hari dengan mudah tanpa merasa lelah yang berlebihan serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan mendadak (Sumosardjuno, 1989). Kebugaran fisik ditentukan oleh beberapa komponen salah satunya kapasitas kardiorespirasi yang merupakan komponen penting dalam menentukan kebugaran fisik seseorang. Dilaporkan dalam beberapa penelitian bahwa kapasitas kardiorespirasi pada sebagian besar pegawai negeri, pegawai swasta dan kelompok usia produktif yaitu 30-39 tahun dalam kondisi yang kurang (Abdullah, 1994). Bahkan pada tahun 1983 Brotz menuliskan dalam Journal of American Medical Association bahwa tidak ada obat yang bisa digunakan sekarang atau masa depan yang memberikan dan mempertahankan kesehatan yang lebih baik daripada kebiasaan berolahraga. Untuk dapat mencapai kondisi bugar seseorang perlu melakukan aktivitas yang melibatkan komponen kebugaran fisik yaitu kapasitas kardiorespirasi (Bustaman, 2003). Kapasitas kardiorespirasi adalah kesanggupan sistem jantung,

3 paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan kerja dalam mengambil oksigen dan menyalurkannya ke jaringan yang aktif sehingga dapat digunakan pada proses metabolisme tubuh. Salah satu indikator kebugaran fisik adalah kapasitas aerobik yang menggambarkan tingkat efektifitas tubuh untuk mendapatkan oksigen lalu ditransportasi ke otot-otot serta sel-sel lain dan digunakan dalam pengadaan energi, pada waktu bersamaan membuang sisa metabolisme yang dapat menghambat aktifitas fisik (Sumosardjuno, 1999). Kapasitas aerobik yang baik dapat diperoleh melalui latihan. Latihan adalah suatu proses berlatih secara sistematis yang dilakukan secara berulang dengan beban latihan yang kian bertambah (Harsono, 1988;Widiyanto, 2007). Pada prinsipnya latihan adalah memberikan tekanan fisik secara teratur, sistematik dan berkesinambungan sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan kemampuan fisik dalam melakukan aktivitas (Widiyanto, 2007). Latihan fisik yang dilaksanakan secara teratur dapat meningkatkan kesehatan seseorang. Pengamatan selanjutnya menunjukkan bahwa bentuk latihan fisik ternyata dapat memberi manfaat terhadap kesehatan yang pada akhirnya berguna untuk membantu mengatasi penyakit tertentu. Kekurangan gerak dan kurangnya latihan dengan intensitas yang memadai dapat menimbulkan penyakit kurang gerak. Penyakit ini menampakkan dirinya dalam beberapa gejala seperti obesitas, fungsi organ tubuh yang lemah dan hidup yang cenderung tidak bergairah. Penderita cenderung mengidap penyakit

4 berbahaya seperti penyakit jantung, paru-paru, tekanan darah tinggi dan gangguan pencernaan (Rusli, 1991). Hal tersebut dapat dicegah dengan melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga. Olahraga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Olahraga yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sistem tubuh adalah yang bersifat aerobik yaitu menggunakan energi yang berasal dari pembakaran oksigen. Ada beberapa jenis latihan aerobik berdasarkan intensitasnya. Jogging dan bersepeda merupakan olahraga yang bersifat aerobik dan berintensitas sedang sehingga bisa dilakukan oleh semua kalangan khususnya pada perokok. Seseorang dengan kapasitas aerobik yang baik memiliki jantung yang efisien, paru-paru yang efektif serta peredaran darah yang baik sehingga dapat mensuplai otot-otot agar mampu bekerja secara kontinu tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan (Sumosardjuno, 1999). Pernafasan memiliki peranan yang sangat penting dalam latihan daya tahan terutama pada olahraga yang membutuhkan waktu yang cukup lama dengan sejumlah pengulangan. Pernafasan yang baik ditentukan oleh latihan fisik yang dilakukan dan penggunaan oksigen yang optimal. Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut berbagai manfaat pemberian latihan aerobik terhadap kapasitas kardiorespirasi pada mahasiswa perokok aktif di Denpasar.

5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Apakah pemberian latihan jogging dapat meningkatkan kapasitas kardiorespirasi pada mahasiswa perokok aktif di Denpasar? 2. Apakah pemberian latihan sepeda dapat meningkatkan kapasitas kardiorespirasi pada mahasiswa perokok aktif di Denpasar? 3. Apakah pemberian latihan jogging sama baik dengan latihan sepeda dalam meningkatkan kapasitas kardiorespirasi pada mahasiswa perokok aktif di Denpasar? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui bahwa pemberian latihan aerobik dapat meningkatkan kapasitas kardiorespirasi pada mahasiswa perokok aktif di Denpasar. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk membuktikan bahwa pemberian latihan jogging dapat meningkatkan kapasitas kardiorespirasi pada mahasiswa perokok aktif di Denpasar. 2. Untuk membuktikan bahwa pemberian latihan sepeda dapat meningkatkan kapasitas kardiorespirasi pada mahasiswa perokok aktif di Denpasar.

6 3. Untuk membuktikan bahwa pemberian latihan jogging dan latihan sepeda sama baik dalam meningkatkan kapasitas kardiorespirasi pada mahasiswa perokok aktif di Denpasar. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis Memberikan informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang fisiologi olahraga dalam meningkatkan kapasitas kardiorespirasi pada mahasiswa perokok aktif melalui latihan aerobik. 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai referensi dan dikembangkan melalui penelitian yang lebih spesifik, serta sebagai masukan terhadap kalangan perokok maupun olahragawan tentang manfaat latihan aerobik yang dapat meningkatkan kapasitas kardiorespirasi.