BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama dekade terakhir ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. aktif dari seluruh anggota masyarakat. Disamping itu juga diperlukan. pengerahan dana, kemampuan modal dan potensi yang tersedia.

IMPLEMENTASI PERATURAN KLIRING DALAM PERHITUNGAN UTANG PIUTANG WARKAT BILYET GIRO DI BANK MANDIRI CABANG SURAKARTA

PENGGUNAAN CEK SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DAN PERMASALAHANNYA DI PT BANK CIMB NIAGA Tbk CABANG SURAKARTA SKRIPSI

TINJAUAN YURIDIS BILYET GIRO SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DI BANK BTN CABANG SURAKARTA

FERY PRAMONO C

Oleh : IWAN BAYU AJI NIM : C

PELAKSANAAN KLIRING ANTAR BANK ATAS WARKAT YANG BERBENTUK CEK PADA BANK INDONESIA DI SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. orang yang tidak berhak dapat menggunakan surat berharga itu, karena pembayaran dengan surat

PERANAN KLIRING DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN GIRAL DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Baik di Indonesia maupun di seluruh dunia banyak orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pemeriksaan perkara dalam persidangan dilakukan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin ada kehidupan bersama-sama. Interaksi sosial ini berguna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Kegiatan perekonomian yang sehari-hari dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ekonomi makro telah menimbulkan dampak yang cukup

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, kesinambungan dan. peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berasaskan

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam dunia perbankan mengakibatkan banyaknya perubahan untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, dalam penyelesaian kewajiban pembayaran di

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan secara

I. PENDAHULUAN. Berkembang pesatnya dunia perekonomian dan perdagangan pada masa sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga atau industri yang bergerak di bidang

PELAKSANAAN PENANGGUNGAN ( BORGTOCHT ) DALAM PERJANJIAN KREDIT. ( Studi Kasus di PD. BPR BANK PASAR Kabupaten Boyolali )

BAB I PENDAHULUAN. transaksi. Untuk itu, perbankan dituntut untuk menyediakan berbagai. yang disediakan oleh jasa perbankan adalah Kliring.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Surat berharga merupakan terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) menerangkan bahwa Perjanjian jual beli merupakan suatu perjanjian yang

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara berkembang, seperti Indonesia pemahaman masyarakat mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

I. PENDAHULUAN. Jenis surat berharga diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

STUDI TENTANG EVALUASI SISTEM KLIRING ELEKTRONIK DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. dalam lalu lintas pembayaran. Oleh karena itu, masyarakat dalam perkembangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebenarnya tidak terdapat dalam KUHD maupun perundang-undangan lainnya, namun kita dapat

Business Law. Surat berharga M-8. Tony Soebijono

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

MASALAH PENGGUNAAN CEK KOSONG DALAM TRANSAKSI BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit).

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang perlu mengutamakan kualitas pelayanan. Apabila bank tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia.

25 TAHUN. Memperoleh. Oleh : C

PENGGUNAAN KARTU KREDIT DALAM PERJANJIAN JUAL BELI BARANG DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PERBANKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S-1) Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pelaksanaan Transaksi Kliring Dalam Kegiatan Oprasional PT. BANK BRI Syariah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian dalam suatu Negara. Menurut Drs. Mohammad Hatta

ESENSI HUKUMAN DISIPLIN BAGI PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN WONOGIRI T E S I S

BAB I PENDAHULUAN. Kasmir (2014) mengemukakan kegiatan utama suatu bank dalam suatu

mudah, semua itu tidak terlepas dari campur tangan manusia lain. Inilah yang sering

BAB I PENDAHULUAN. perputaran uang yang terjadi, hal itu akan semakin mendorong pertumbuhan

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang usahanya, semula hanya melakukan tugas sebagai. perdagangan dan setiap adanya bank baru yang di dirikan akan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

PERANAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERUSAHAAN. (Studi Pada Kantor Notaris Sri Hartini, SH di Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PERJANJIAN KREDIT DENGAN SISTEM REKENING KORAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan pendapatan negara (export earnings) yang merupakan salah satu sumber

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari kegiatan pembangunan yang terdahulu, bahwa pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan dapat dengan mudah menarik

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan ekonomi global dan perkembangan teknologi yang demikian cepat

ASURANSI DAN KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

Lembaga keuangan memiliki peranan penting dalam hal pembangunan. dan perkembangan perekonomian negara, karena fungsi utama dari lembaga

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Peran

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang. menghasilkan berbagai macam produk kebutuhan hidup sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. Uang sebagai sistem pembayaran tidak dapat dipisahkan dari fungsinya untuk

ASPEK JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) PERSERO

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kuliah Kerja Praktek. Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia memerlukan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10. November 1998 dinyatakan bahwa Perbankan adalah badan usaha yang

GIRO & PINJAMAN REKENING

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu

Disusun oleh: INDRIANTO HERIBOWO C

ABSTRAK. Memasuki era globalisasi, pengusaha berlomba-lomba untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

PERAN IKOSA (IKATAN KLUB OTOMOTIF SURAKARTA) DALAM MENDUKUNG SATLANTAS POLTABES SURAKARTA GUNA MEWUJUDKAN KETERTIBAN LALU LINTAS

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh: PANDU PERDANA PUTRA BP

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan ini dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama dekade terakhir ini merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan, khususnya dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan amandemen UUD 1945. Dalam rangka tercapainya pembangunan nasional tersebut, pemerintah melakukan pembangunan di segala bidang salah satunya bidang ekonomi dan keuangan. Kemajuan teknologi yang demikian pesatnya telah memberikan harapan bagi masa depan manusia yang lebih baik, artinya usaha untuk meningkatkan kualitas dalam sektor perdagangan. Hal ini terlihat dan terbukti dimana orang-orang menghendaki segala sesuatu yang menyangkut urusan perdagangan dapat bersifat praktis, aman serta dapat dipertanggungjawabkan, khususnya dalam lalu lintas pembayaran. 1 Dengan demikian pelaku bisnis tidak mutlak lagi menggunakan uang secara langsung sebagai alat pembayaran, melainkan cukup dengan menerbitkan surat berharga yang sudah dikenal dalam dunia perniagaan, seperti wesel, surat sanggup, cek dan bilyet giro. Peranan lembaga-lembaga perbankan tidak bisa lepas dari dunia perdagangan modern dewasa ini. Sebagai contoh dunia perbankan bisa 1 Imam Prayogo Suryohadibroto, Joko Prakoso, Surat Berharga Alat Pembayaran Dalam Masyarakat Modern, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1995, hal. 3 1

2 dijadikan sarana penunjang dalam perluasan usaha dan membantu memperlancar lalu lintas pembayaran. Peranan perbankan Indonesia semakin besar, terbukti dengan meningkatkan minat masyarakat terutama para pedagang dan pengusaha menggunakan jasa-jasa bank. Tentunya terkait persoalan dalam bertransaksi yang lebih baik, aman dan mudah dalam lalu lintas pembayaran. Untuk mendapatkan pelayanan jasa-jasa bank biasanya seseorang harus menjadi nasabah dahulu, yang tidak lain harus menyetor dan menyimpan uang pada Bank. 2 Penyimpanan uang di bank yang pengeluaran dan pemindahbukuan dana pada pihak lain dalam praktek dinamakan giro. Dalam rekening giro terdapat alat pembayaran yang dapat digunakan dalam transaksi yaitu cek dan bilyet giro. Hal tersebut sesuai dengan pasal 1 sub 6. UU no. 10 tahun 1998 tentang Perbankan. t dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya Pada setiap pengeluaran dan penyetoran serta pemindahbukuan dana antar rekening, maka pihak bank akan mengadakan pembukuan pada setiap akhir bulan secara periodik dan akan menyampaikan keadaan keuangan nasabah tersebut. Seseorang atau suatu badan yang membuka sebuah rekening giro pada bank, setiap saat bisa menyimpan ke dalam dan menarik kembali 2 Widjanorki, Hukum dan Ketentuan Perbankan di Indonesia, Jakarta : PT Tempirint, 1993, hal. 192

3 dananya dari rekening koran yang dipeliharanya pada bank yang bersangkutan. 3 Dalam rangka memenuhi kebutuhan nasabah, selain menyediakan buku formulir cek maka pihak Bank juga memberikan buku formulir bilyet giro kepada para pemegang rekening. Hal tersebut dalam dunia usaha di konstatur kebutuhan akan adanya alat pembayaran giral melalui pemindahbukuan antar bank yang dapat berlaku beberapa waktu setelah tanggal penarikan (penerbitan). Betapa praktisnya penggunaan surat berharga yang dirasakan membawa keuntungan bagi masyarakat selain wesel dan cek sebagai alat pembayaran tunai secara giral semakin meluas penggunaannya pada dunia perbankan, sehingga dapat diterima oleh masyarakat. Cek sebagai alat pembayaran giral lebih disenangi masyarakat karena memperoleh banyak keuntungan diantaranya: 1. Dapat secara langsung disetorkan ke bank sebagai setoran simpanan giro baik melalui kliring / tidak; 2. Mudah dan praktis dalam penggunaan dan penyimpanan; 3. Resiko kehilangan lebih kecil (aman); 4. Supel karena dapat digunakan alat pembayaran tunai atau dapat diuangkan; 3 Ibid, hal. 174

4 5. Bisa diterima siapa saja, baik orang yang telah menjadi nasabah Bank atau pun orang yang bukan nasabah bank. 4 Definisi mengenai surat berharga secara formal tidak diatur dalam undang-undang, tetapi itu ada dalam pasal 1 sub 10 Undang-undang no. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, yang berbunyi: sekuritas kredit atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pa Surat berharga ini mempunyai sifat yang sama dengan uang yakni sebagai alat pembayaran pengganti dan bernilai sama dengan uang yang didapat dialihkan atau dibayarkan pada pihak lain. Oleh karena itu, pembayaran uang secara nyata. 5 Namun surat berharga dalam bentuk cek telah diatur dalam pasal 178 KUHD yang memuat tentang syarat yuridis penggunaan cek. Beberapa jenis cek yang terdapat di dalam KUHD, yang paling banyak digunakan dalam praktek yaitu cek atas tunjuk atau cek atas bawa (aan toonder), karena dalam praktek banyak digunakan maka cek bentuk ini sering menimbulkan masalah penolakan pembayaran. Untuk menjamin kepentingan pihak bank maupun nasabah, pihak Bank mempunyai hak untuk menolak setiap pembayaran cek atau pemindahbukuan bilyet giro. Bertitik tolak dari keadaan tersebut diatas maka timbul keinginan penulis untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut tentang hal- 4 Soeratno, Peranan Cek dan Pokok-Pokok Perbankan, Yogyakarta : UII Press, 1986, hal. 19 5 Emi Pangaribuan Simanjuntak, Hukum Dagang Surat-surat Berharga, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1982, hal. 197

5 hal yang berkaitan dengan alasan penolakan oleh pihak Bank sebagai badan yang memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis mengetengahkan judul : PEMBAYARAN CEK DAN PEMINDAHBUKUAN BILYET GIRO Cabang Klaten) B. Pembatasan Masalah Agar penulis skripsi mengarah pada pembahasan yang diharapkan dan tidak terjadi pengertian yang kabur, maka penulis menganggap perlu untuk mengadakan Pembatasan Masalah. Adapun batasan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah difokuskan pada penolakan pembayaran cek dan bilyet giro pada Bank Rakyat Indonesia. C. Rumusan Masalah Perkembangan yang begitu pesat terutama dalam lalu lintas pembayaran mengedepankan surat berharga sebagai alat bayar, merupakan alat transaksi yang lebih praktis dan aman. Namun setiap transaksi yang menggunakan alat berupa surat berharga seperti cek dan bilyet giro kemungkinan juga dapat terjadi penipuan, kesalahan, kelalaian atau surat itu

6 dicuri orang lain. Berdasarkan hal itu pihak bank akan menolak surat berharga yang ditunjukkan tersebut. 6 Dalam prakteknya penggunaan surat berharga kadang kala mengalami beberapa kali peralihan dari pemegang pertama ke pemegang kedua dan seterusnya. Hal ini tentunya akan menimbulkan permasalahan dalam waktu penangguhan pada tersangkut. Misalnya pada waktu surat berharga tersebut akan diuangkan atau dicairkan oleh pemegang, ternyata pihak bankir atau tersangkut melakukan penolakan pembayaran. Sehubungan dengan uraian tersebut, maka penulis ingin mengadakan penelitian yang didasarkan pada rumusan permasalahan sebagai berikut: 1. Apa hak dan wewenang bank atas penolakan pembayaran cek dan pemindahbukuan bilyet giro? 2. Apa alasan penolakan pembayaran cek dan pemindahbukuan bilyet dan giro? 3. Bagaimana penyelesaian terhadap penolakan pernbayaran cek dan pemindahbukuan bilyet dan giro? D. Tujuan Penelitian Penelitian merupakan sarana yang dapat dipergunakan oleh manusia dalam rangka memperkuat, membina serta mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah ada atau bahkan menimbulkan sesuatu pengetahuan yang baru. Betapa besar manfaat kegunaan penelitian kiranya sulit untuk disangkal, 6 Joni Emerzon, Hukum Surat Berharga dan Perkembangan di Indonesia, Jakarta : PT Prenhalindo, 2002, hal. 58

7 karena itu penelitian itulah untuk mencari kebenaran dan pergaulan hidup yang ditentukan oleh pribadi manusia terhadap lingkungan sosial. 7 Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tujuan objektif a. Agar peneliti dapat mengetahui sejauh mana hak dan wewenang pihak bank atas perolehan pembayaran cek dan pemindahbukuan bilyet giro; b. Bahwa peneliti ingin mengetahui alasan penolakan cek dan pemindahbukuan bilyet giro; c. Untuk mengetahui penyelesaian terhadap penolakan pembayaran cek dan pemindahbukuan bilyet dan giro. 2. Tujuan subjektif a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan untuk memperluas wawasan dalam menganalisa problem khusus dalam bidang keperdataan. b. Untuk mencari data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti guna menyusun skripsi. c. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di bidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. 7 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI Press, 1984, hal. 3

8 E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Yang diharapkan dari penulisan skripsi ini semoga dapat menambah kontribusi pengetahuan dan menambah literatur ke arah dunia perpustakaan khususnya dalam hukum perdata. 2. Manfaat praktis Harapan bahwa penelitian yang penulis lakukan semoga dapat memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak terkait. F. Metode Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah dengan tujuan untuk melakukan, mengembangkan atau menguji suatu kebenaran dari suatu pengetahuan yang dilakukan secara metodologi dan sistematis. Yang dimaksud metodologi adalah menggunakan metode-metode yang bersifat ilmiah. Sedangkan sistematis adalah sesuai dengan pedoman aturan penelitian yang berlaku untuk karya ilmiah. Ilmu tentang metode ilimiah untuk suatu penelitian di sebut metode Research. 8 Metode adalah upaya untuk mencari pengetahuan atau ilmu dengan memeriksa secara teliti dan dengan cara melakukan kegiatan penelitian. 9 8 Soetrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta : Andi Offset, 1989, hal. 4 9 Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia, (pada akhir abad ke-20), Bandung : Alumni, 1994, hal. 106

9 Begitu pentingnya metodologi dalam suatu penelitian, maka memperoleh data-data yang relevan dibutuhkan metode yang menunjang penelitian ini mengenai metode yang akan digunakan adalah : 1. Metode pendekatan Penulis menggunakan metode pendekatan yuridis-sosiologis, yang dimaksud untuk memaparkan sesuatu kenyataan yang ada di lapangan berdasarkan asas hukum, kaidah hukum atau perundang-undangan yang berlaku yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dikaji. 10 2. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksud untuk memberikan gambaran yang jelas tentang berbagai hal yang terkait dengan obyek yang diteliti. 3. Sumber data a) Sumber data sekunder 1) Peraturan Perundang-undangan. 2) Dokumen-dokumen resmi. 3) Buku-buku. 4) Hasil penelitian. 10 Rony Hanijito Soemitor, Metodologi Penelitian Hukum dan Julimetri, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1998, hal. 97

10 b) Sumber data primer Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan dengan melakukan wawancara secara langsung dengan obyek yang ada hubungannya dengan penelitian. 4. Metode pengumpulan data a) Studi lapangan Yaitu sumber penelitian dimana peneliti secara langsung terjun ke lapangan untuk mendapatkan data-data dan keterangan yang diperlukan. b) Interview (wawancara) Yaitu teknik yang digunakan peneliti melalui komunikasi dengan mengadakan tanya jawab dengan pihak Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia) Klaten. c) Studi pustaka Yaitu peneliti untuk memperoleh data sekunder maka dilakukan dengan mempelajari, membaca, mengutip dari buku literatur, sehingga dapat memperoleh landasan teori sebagai pangkal berpijak dalam pembahasan masalah yang diteliti. 5. Teknik analisa data Setelah data selesai terkumpul dengan lengkap maka tahap yang harus dilakukan selanjutnya adalah analisis data. Pada tahap ini dilakukan penelitian deskriptif analisis, dimana dalam membahas berbagai masalah

11 dapat digambarkan secara sistematis, aktual, akurat mengenai fakta-fakta yang diperoleh di lapangan. G. Sistematika Skripsi Untuk memudahkan dalam pembahasan skripsi ini, maka penulis menyusun sistematika skripsi yang terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pembatasan Masalah C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Metodologi Penelitian G. Sistematika Penelitian BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Perbankan 1. Pengertian Bank 2. Jenis Bank 3. Dasar Hukum Perbankan B. Tinjauan Umum Tentang Surat Berharga 1. Pengertian Surat Berharga 2. Jenis Surat Berharga 3. Dasar Hukum Surat Berharga 4. Fungsi Surat Berharga

12 C. Tinjauan Tentang Cek 1. Pengertian Cek 2. Dasar Hukum Cek 3. Jenis-jenis Cek 4. Fungsi Cek 5. Syarat-syarat Cek D. Tinjauan Tentang Bilyet Giro 1. Pengertian Bilyet Giro 2. Dasar Hukum Bilyet Giro 3. Syarat-syarat Bilyet Giro 4. Tata Cara Pemindahbukuan Bilyet Giro BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hak dan wewenang bank atas penolakan pembayaran cek dan pemindahbukuan bilyet giro; 2. Alasan penolakan pembayaran cek dan pemindahbukuan bilyet giro yang dilakukan pihak bank; 3. Penyelesaian terhadap penolakan pembayaran cek dan pemindahbukuan bilyet giro. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN