BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Praktik dari Produk Asuransi Pendidikan Mitra Iqra dan Asuransi Haji

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

Unsur Fatwa Ketentuan dalam fatwa Implementasi di AJB tijarah tabarru

PERHITUNGAN PREMI MITRA IQRA PADA AJB BUMIPUTERA SYARIAH 1912 CABANG DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil

BAB I PENDAHULUAN. Buku Pintar, 2012, h Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 60.

BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

BAB VI PENUTUP. Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil

BAB I PENDAHULUAN. persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN FATWA NO. 21/DSN- MUI/X/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARI AH

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga

PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DANA PESERTA PRODUK TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG BANJARMASIN

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah)

BAB 1 PENDAHULUAN. terduga akan terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan produk asuransi berbasis

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

BAB III. BUMIPUTERA SYARI'AH 1912 Cab. SIDOARJO A. MEKANISME AJB BUMIPUTERA SYARIAH 1912 CABANG SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB V PENUTUP. sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Prinsip syariah yang di tuangkan dalam akad Dalam hal ini

BAB III MEKANISME PENGELOLAAN DANA TABARRU. A. Gambaran Umum AJB Bumiputra 1912 Wilayah Syariah Semarang. 1. Sejarah Singkat AJB Bumiputa 1912

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013

BAB III DATA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Akad/Kontrak Pada Asuaransi. Jiwa Bersama (AJB) Syariah Cabang Yogyakarta.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS WADI< AH MUD{A>RABAH TERHADAP BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Pengelolaan Dana Tabarru' di AJB Bumiputera Syariah Cabang Sidoarjo

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. diri seseorang yang berinvestasi. Berbagai asuransi kesehatan dan

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengertian Simpanan Walimah pada BMT At-Taqwa Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan juga terjadi di Indonesia. 1. meminjamkan uang serta memberikan jasa-jasa pembiayaan untuk

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. 1. Profil AJB Bumiputera 1912 Syariah Banjarmasin

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sesuai dengan kehendak syariah, seluruh perikatan yang dilakukan para pihak

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan antar bank yang semakin ketat. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. ialah meningkatnya kesadaran masyarakat tentang perencanaan dan kebutuhan

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

MAQA>S{ID SHARI> AH DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM REMUNERASI DALAM PENGGAJIAN AGEN (STUDI KASUS DI HIJRAH AGENCY TAKAFUL KELUARGA REPRESENTATIVE OFFICE (R.

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB 3 OBJEKPENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menitikberatkan objek penelitian pada

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ATAS DANA TABARRU DAN DANA PERUSAHAAN PADA ASURANSI JIWA PT AJB BUMIPUTERA 1912

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara maju, mendengar kata. bank sudah bukan merupakan sesuatu yang asing, bank sudah

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

BAB IV PEMBAHASAN KARAKTERISTIK PRODUK SIHAJI DAN ANALISIS SWOT PRODUK SIHAJI DI KSPPS BMT AL HIKMAH

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF BAGI HASIL PADA AJB BUMIPUTERA 1912 DIVISI SYARIAH JEMBER

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN MITRA MABRUR (ASURANSI HAJI) DI ASURANSI SYARIAH BUMIPUTERA CABANG SEMARANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. TABUNGAN IMPIAN BRI SYARIAH ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, dengan mengacu atas rumusan masalah penelitian. Maka

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia maupun dunia usaha semakin besar. Walaupun banyak metode untuk

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB V PENUTUP. maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengelola lembaga keuangan syariah berasal dari lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa datang hanya dapat direkayasa semata.

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penentuan Nilai Tunai Pada Asuransi Jiwa Unit Link Konvensional (PRU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. syariah yaitu Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. memberatkankalangan yang tidak mampu tetapi, juga memberatkan dari

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus Sebagai sebuah perusahaan asuransi, maka asuransi syariah menawarkan produk-produk perasuransiannya. Produk asuransi yang dimaksud di sini adalah program atau fasilitas yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi dan bisa dimanfaatkan atau digunakan oleh masyarakat sebagai calon peserta asuransi. Produk Mitra Mabrur Plus merupakan salah satu produk yang ada di Asuransi Jiwa Syariah AJB Bumiputera 1912 Kantor Unit Operasional Tulungagung yang dirancang secara khusus untuk memprogram kebutuhan dana saat menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Dengan Mitra Mabrur Plus, Bumiputera tidak hanya membantu menyisihkan dana tabungan haji secara teratur, tetapi juga menawarkan dana mudharabah (bagi hasil) dan terutama perlindungan (asuransi). Persyaratan untuk mengikuti produk asuransi Mitra Mabrur Plus di AJB Bumiputera 1912 Kantor Unit Operasional Tulungagung sangatlah mudah yaitu cukup menyerahkan fotokopi KTP, fotokopi Kartu Keluarga, mengisi Surat Permintaan (SP), memiliki buku rekening bank, dan membayar titipan premi pertama. Calon nasabah harus memperhitungkan umur mereka sendiri pada saat awal masuk. Hal ini dikarenakan usia nasabah akan berpengaruh terhadap besaran dana tabarru yang akan dikeluarkan selama masa asuransi. Semakin tua usia nasabah, maka semakin besar prosentase tabarru yang harus dibayarkan, begitu pula 81

82 sebaliknya. Pada saat calon nasabah mendaftar untuk mengikuti salah satu produk asuransi, harus benar-benar memahami betul terkait produk yang diambil. Untuk menjelaskan mengenai operasional dan mekanisme produk Mitra Mabrur Plus, maka lebih mudahnya dijelaskan menggunakan tabel mekanisme produk atau yang biasa disebut dengan istilah saleskit. Dengan saleskit ini, calon nasabah dapat dengan mudah memahami seperti apa mekanisme produk yang akan diambilnya. Di dalam saleskit ini disajikan ilustrasi jika seseorang mengikuti salah satu produk. Di situ dituliskan mengenai berapa jumlah premi yang dibayar, keuntungan investasi yang akan diraih, pengelolaan dananya. Sehingga dengan saleskit ini akan memudahkan para agen dalam mengenalkan setiap produk yang ada di Bumiputera. Contoh saleskit produk Mitra Mabrur Plus misalnya seperti di bawah ini: Nama Peserta Usia Peserta Masa Asuransi : Ny. Astuti : 35 Tahun : 10 Tahun Iuran Tabarru : 2,81% Mulai Asuransi : Kesanggupan membayar premi : Triwulan : 600.000 Semesteran : 1.200.000

83 Tahunan : 2.400.000 Sekaligus : 24.000.000 Manfaat Awal : 24.000.000 Asumsi Bagi Hasil : 11% Bagian Hasil Investasi : 70% Dari data tersebut dapat diolah dengan program komputer, sehingga ilustrasi produk Mitra Mabrur Plus dapat dilihat seperti tabel 5.1. Dalam pengelolaan dana asuransi Mitra Mabrur Plus diperlukan berbagai biaya, seperti biaya administrasi, biaya penagihan, dan juga komisi agen. Analisis tentang premi biaya (loading) adalah sebagai berikut: Dengan mengambil contoh dari ilustrasi di atas, dapat diketahui bahwa premi disetahunkan yang dipilih peserta asuransi adalah Rp 2.400.000,00 dengan premi tabarru yang harus dibayarkan sebesar 2,81% dari premi yang disetor. Pada tahun pertama (2,81% x Rp 2.400.000,00 = Rp 67.440,00). Sedangkan premi biaya pada tahun pertama (2,99% x Rp 2.400.000 = Rp 801.600). Premi biaya tahun kedua (5,93% x Rp 2.400.000 = Rp 404.160). premi biaya tahun ketiga dan seterusnya (10,7% x Rp 2.400.000 = Rp 224.160). Bagian mudharabah yang didapatkan pada tahun pertama adalah premi tabungan (dihitung dari premi yang disetor dikurangi premi tabarru dan premi biaya) dikalikan dengan asumsi hasil investasi dan bagian hasil investasi. Jadi pada tahun pertama, nasabah akan mendapatkan bagian

84 mudharabah sebesar (Rp 2.400.000 Rp 67.440 Rp 801.600 x (11% x 70%) = Rp 117.884). Sehingga nilai tunai pada tahun pertama (tabungan tahun pertama + mudharabah tahun pertama) yaitu: Rp 1.530.960 + Rp 117.884 = Rp 1.648.844. Santunan kebajikan yang didapatkan ketika peserta meninggal pada tahun pertama adalah manfaat awal (MA premi tahun pertama), yaitu Rp 24.000.000 Rp 2.400.000 = Rp 21.600.000. Sedangkan klaim meninggal yang didapatkan ahli waris adalah sebesar manfaat awal ditambah nilai tunai tahun pertama yaitu Rp Rp 24.000.000 + Rp 1.648.844 = Rp 25.648.844. Jika dilihat potongan biaya premi untuk tahun pertama dan kedua cukup besar, meskipun demikian potongan ini jauh lebih kecil jika dibandingkan pada asuransi konvensional di mana nasabah belum mempunyai nilai tunai hingga akhir tahun kedua karena premi tahun pertama dan kedua habis untuk berbagai biaya yang harus dibayar. Selain sistem pengupahan agen pada usaha asuransi jiwa tidak berdasarkan sistem gaji bulanan, tetapi berdasarkan premi tahun pertama dan kedua dari nasabah yang diajak membeli polis asuransi/mengikuti asuransi. Jika dihitung, persentase biaya premi (loading) pada tahun pertama baik untuk provisi agen maupun biaya administrasi lainnya adalah (Rp 801.600 : Rp 2.400.000) x 100% = 33,4%. Sedangkan biaya loading pada tahun kedua adalah (Rp 404.160 : Rp 2.400.000) x 100% = 16,8%.

85 Sedangkan biaya loading pada tahun ketiga adalah (Rp 224.160 : Rp 2.400.000) x 100% = 9,3%. Dari pemaparan di atas, pada sistem operasional produk Mitra Mabrur Plus di AJB Bumiputera 1912 Kantor Unit Operasional Tulungagung diketahui bahwa persentase biaya premi (loading) pada tahun pertama sebesar 33,4%. Persentase tersebut lebih besar dibandingkan ketentuan DPS yang hanya sebesar 20% - 30% dari premi tahun pertama. Namun demikian, hal tersebut dianggap tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah syara, seperti pendapat tokoh asuransi syariah Indonesia, Muhammad Syakir Sula yang mengatakan bahwa Dewan Pengawas Syariah (DPS) membolehkan loading (misalnya sebesar 30%) dari tahun pertama sepanjang dilakukan secara transparan dan sepengetahuan peserta takaful di awal akad. 1 Sementara itu, besaran premi yang harus dibayarkan calon nasabah di AJB Bumiputera 1912 Kantor Unit Operasional Tulungagung bervariasi dan calon nasabah dapat menentukan besaran premi yang akan mereka bayarkan yang sesuai dengan kemampuan finansial mereka dan menjangkau semua golongan, mulai dari golongan bawah, menengah, maupun atas. Perusahaan memberikan ketentuan minimal total premi yang dibayarkan selama satu tahun yaitu Rp 1.200.000. Premi tersebut dapat dibayarkan tiap satu bulan, tiga bulan, enam bulan, satu tahun sekali maupun sekaligus. Dengan ketentuan tersebut, terlihat bahwa AJB 1 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General), hal. 181

86 Bumiputera syariah lebih mengutamakan kemaslahatan dalam operasionalnya. Pendapat tersebut selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh Yadi Janwari bahwa aspek kemaslahatan yang merupakan maqashid alsyariah direalisasikan dalam asuransi syariah terutama dalam hal merealisir kepentingan-kepentingan umat dalam kaitannya dengan ketentraman dan keterjaminan di hari kemudian. 2 Pengelolaan dana pada Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera 1912 Kantor Unit Operasional Tulungagung dikelola langsung oleh pusat. Jadi kantor cabang seperti di Tulungagung hanya merupakan pintu gerbang/perantara/penghubung antara nasabah dengan AJB Bumiputera 1912 pusat. Semua hal mengenai pengelolaan dana diserahkan langsung kepada pusat dengan pengawasan dari DPS, sehingga pengelolaan dana tidak akan menyimpang dari syariat Islam. Dalam hal pembagian keuntungan yang didapat dari pengembangan dana, AJB Bumiputera 1912 menggunakan akad almudharabah, di mana peserta/nasabah berlaku sebagai pemilik modal (shahibul maal) dan perusahaan selaku pengelola dana (mudharib) dengan nisbah masing-masing 30% untuk perusahaan dan 70% untuk peserta setelah dikurangi biaya operasional. Dengan ketetapan asumsi hasil investasi yang telah ditetapkan oleh pusat yaitu minimal 10% yang 2 Ibid., hal. 10

87 sewaktu-waktu dapat berubah sesuai keuntungan dari pengembangan dana atau investasi. Jadi dalam pengelolaan dananya, AJB Bumiputera 1912 Kantor Unit Operasional Tulungagung sudah sesuai dengan syariat Islam seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Syakir Sula bahwa perusahaan asuransi syariah diberi kepercayaan atau amanah oleh para peserta untuk mengelola premi, mengembangkan dengan jalan halal, dan memberikan santunan kepada yang mengalami musibah sesuai isi akta perjanjian. Dan keuntungan perusahaan diperoleh dari pembagian keuntungan dana peserta yang dikembangkan dengan prinsip mudharabah (sistem bagi hasil), di mana peserta berkedudukan sebagai pemilik modal (shahibul mal) dan perusahaan berkedudukan sebagai pemegang amanah (mudharib). 3 Dalam pengajuan klaim, AJB Bumiputera 1912 tidak mempersulit peserta/nasabah karena prinsip dalam operasionalnya adalah tolongmenolong. Apabila ada peserta yang tertimpa musibah, dana klaim diambilkan dari rekening tabarru yang telah dihibahkan oleh peserta untuk membantu peserta lain yang tertimpa musibah. Pada asuransi Mitra Mabrur sendiri tidak ada klaim sakit ataupun tahapan pengambilan dana, yang ada hanya nilai tunai dari tabungannya yang dapat diambil pada saat berakhirnya masa asuransi. Permasalahan mengenai anggapan sebagian nasabah yang mengatakan bahwa pengajuan klaim di Bumiputera syariah sulit, itu tidaklah benar. Jika ada nasabah/peserta yang kesulitan dalam 3 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hal. 177

88 pengajuan klaim, berarti persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi belum lengkap sehingga menghambat pengajuan dana klaim. Mengenai persyaratan-persyaratan klaim yang terlalu banyak dan rumit dari AJB Bumiputera 1912 Kantor Unit Operasional Tulungagung tersebut yang menimbulkan anggapan nasabah bahwa perusahaan menyulitkan nasabah dalam proses klaim, hal semacam itu tidaklah benar. Hal ini dapat dilihat dari pendapat Muhammad Syakir Sula bahwa berbagai persyaratan yang ditentukan oleh perusahaan ausransi adalah demi kepentingan semua pemegang polis. Asuransi adalah pengelola dana milik banyak orang. Maka dari itu ia harus bertanggung jawab dalam mengelola dana tersebut. Harus ada penyelidikan dahulu agar dana klaim yang telah dibayarkan tidak merugikan nasabah lainnya. 4 B. Upaya Asuransi Jiwa Syariah AJB Bumiputera 1912 Kantor Unit Operasional Tulungagung dalam meningkatkan kuantitas nasabah Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di industri asuransi, AJB Bumiputera 1912 syariah selalu melakukan inovasi terhadap produk-produk yang ada sehingga dapat tetap bersaing dalam meningkatkan kuantitas nasabah asuransi. Upaya yang dilakukan AJB Bumiputera 1912 Kantor Unit Operasional Tulungagung yaitu dengan memberikan pelayanan yang baik kepada calon nasabah atau nasabahnya, selalu ramah kepada calon nasabah maupun nasabah, membayar klaim sesuai dengan kesepakatan, dan memberikan kemudahan dalam mengurus 4 Ibid., 316

89 semua hal terkait asuransi. Dalam suatu perusahaan jasa, tidak hanya meningkatkan kualitas pelayanannya saja, tetapi juga harus meningkatkan kualitas produknya. Untuk produk Mitra Mabrur Plus, peningkatan kualitas produk dilakukan dengan mengembangkan produknya ke tabungan umrah, tabungan pelunasan ONH, dan tabungan investasi. Pengembangan produk tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan produk asuransi yang lebih menjamin masa depan. Selain itu, AJB Bumiputera 1912 selalu mengupayakan untuk meningkatkan kualitas para agen yang berperan sebagai pemasar yaitu dengan cara selalu diadakan pertemuan mingguan di mana para agen akan diberikan motivasi, trik-trik pemasaran, bahkan juga sharing bersama antar agen maupun dengan bapak kepala unit/cabang. Dengan demikian ketika kualitas agen bertambah, maka akan memudahkan agen dalam penjualan produk asuransi, terutama produk Mitra Mabrur Plus. Karena dari agenlah produk asuransi dapat sampai ke nasabah. Agen juga dapat menciptakan kebutuhan dan motivasi pembelian nasabah akan produk asuransi. Saat ini, jumlah nasabah produk Mitra Mabrur Plus di Asuransi Jiwa Syariah terus meningkat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan perencanaan dan perlindungan ibadah haji. Pada awal tahun 2016, jumlah nasabah Mitra Mabrur Plus mencapai 1.300 orang dengan tingkat penjualan polis mencapai 25% dari total pejualan seluruh produk. Mulai tahun 2012 sampai 2015 jumlah nasabah mengalami peningkatan antara

90 2,5% - 4% dengan peningkatkan yang signifikan. Jumlah nasabah yang terus meningkat tiap tahunnya membuktikan bahwa AJB Bumiputera 1912 sebagai perusahaan asuransi tertua di Indonesia mampu bersaing dengan perusahaan asuransi lain dalam menunjukkan kualitas kinerjanya. Teknik pemasaran yang digunakan oleh AJB Bumiputera 1912 syariah adalah melalui individu dan kelompok. Pemasaran individu harus diimbangi dengan kemampuan komunikasi dan pemahaman yang baik dalam menyampaikan maupun menawarkan produk asuransi. Pemasaran ini dilakukan melalui door to door dengan mendatangi langsung calon nasabah. Sementara itu, untuk pemasaran kelompok yang dilakukan oleh beberapa agen secara bersama-sama, biasanya dilakukan dengan seminarseminar, sosialisasi maupun presentasi di suatu lembaga. Dengan kedua teknik pemasaran tersebut, diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait dengan produk-produk asuransi syariah, yang nantinya akan mendapatkan pembeli atau nasabah yang setia sehingga kuantitas nasabah meningkat. Selain itu, apabila agen dapat membangun dan membina hubungan baik dengan nasabah, maka agen tersebut dapat dikatakan sebagai agen yang profesional atau berkualitas. Pemasaran yang dilakukan oleh AJB Bumiputera 1912 Kantor Unit Operasional Tulungagung tersebut sesuai dengan pendapat Heri Sudarsono yang menyatakan bahwa strategi pemasaran pada asuransi syariah harus lebih lebih terfokus kepada upaya untuk memenuhi pemahaman masyarakat, sehingga asuransi syariah perlu meningkatkan kualitas

91 pelayanan (service quality) kepada pemenuhan pemahaman masyarakat, misalnya mengenai apa asuransi syariah, bagaimana operasi asuransi syariah, keuntungan apa yang didapat dari asuransi syariah, dan sebagainya. 5 Dari pemaparan mengenai operasional produk Mitra Mabrur Plus di Asuransi Jiwa Syariah AJB Bumiputera 1912 Kantor Unit Operasional Tulungagung menunjukkan bahwa prosedurnya sudah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian. 5 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta: Ekonisia, 2004, hal. 121