Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) TEKNIK PENULISAN FEATURE 1 Kamaruddin Hasan 2

dokumen-dokumen yang mirip
Tugas Praktikum Media Siaran FEATURE. Disusun Oleh : DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

Stright/spot News berisi materi penting yang harus segera dilaporkan kepada publik (sering pula disebut breaking news)

Mata Kuliah : PR Writing 1. Topik ke-8: Menulis Feature. abdurrahman/prw1/2009 1

Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom. Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan kepentingannya. Seperti yang diibaratkan oleh Djafar Assegaf. sarana untuk mendapatkan informasi dari luar.

LITBANG KOMPAS NURUL FATCHIATI

BENTUK DAN ANATOMI BERITA

Apa itu Straight News?


SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa

JERNIH MENULIS. Dimulai dari hati dilanjutkan oleh kepala. Oleh Bambang Mulyantono

Menulis Berita. Silahkan mencoba menulis sebuah berita sesuai kaedah ejaan yang benar. Drs. Masari, MM. Modul ke: Fakultas TEKNIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Features yang baik akan memuat unsur-unsur dibawah ini :

Ciri khas tulisan feature

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

MENULIS ITU BERCERITA!

Teknik Reportase dan Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB II LANDASAN TEORI

FEATURE. Oleh Masmimar Mangiang *

Transkrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online

Berita adalah laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita (news values): aktual, faktual, penting, dan menarik.

Caption. Mosista Pambudi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Liputan Mendalam [Indepth Reporting]

2014/05/31 06:19 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan, Artikel Penyuluhan AYO MENULIS DENGAN HATI

Materi Perkuliahan I BERITA TV

TEKNIK MENULIS BERITA & MEMBUAT JUDUL. fitri dwi lestari

Menulis. untuk kalangan terbatas 1

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.

BAB I PENDAHULUAN. Mesin cetak inilah yang memungkinkan terbitnya suratkabar, sehingga orang

Penulisan Naskah Berita Televisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

Produksi Berita TELEVISI (MK 41034)

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan

Menulis Artikel Ilmiah

LAMPIRAN RINGKASAN CERITA

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 13FIKOM MENULIS BERITA TELEVISI. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING

Paul De Massenner dalam buku Here s The News: Unesco Associate, berita atau news adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

Pelatihan Jurnalistik Lingkungan

PENULISAN PUBLIC RELATIONS INTERNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BELAJAR MENULIS. GKJ Brayat Kinasih Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. seperti apa yang akan dibentuk di masa yang akan datang. Media massa pun mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Modul ke: Produksi Berita TV. Wawancara Dalam Berita TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting.

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Rekatama Media, hal 2. 2 Harimurti Kridalaksana. Leksikon Komunikasi. Cetakan Pertama Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif

Dasar- dasar Jurnalistik TV

KERANGKA PIDATO. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

Program Radio dan Televisi

CREATIVE THINKING. Mencari dan Menemukan Ide Cerita. Drs. Moh. Hafizni, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Penyiaran

Menggali & Meburu Berita. fitri dwi lestari

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) JURNALISTIK MEDIA ELEKTRONIK (FOTOGRAFI) 1 Kamaruddin Hasan 2

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan melalui media, baik media cetak maupun

PRESS RELEASE SEBAGAI WAHANA PENYAMPAI INFORMASI KEPADA PUBLIK DALAM AKTIVITAS KAMPANYE POLITIK. Oleh : Novy Purnama N*)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Kutipan Wawancara dengan Wartawan Waspada yang Meliput Demo Mahasiswa terkait Kenaikan Harga BBM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

HUT PAROKI KE-25th ST. YAKOBUS. Sub Bidang LITURGI & ROHANI ANEKA LOMBA

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berupa perbincangan atau diskusi seseorang atau sekelompok orang (tamu) tentang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pada bab-bab terdahulu, terdapat tiga kesimpulan pokok yang dapat diungkapkan

BAB IV ANALISIS DATA. dianalisis maka ada beberapa hal yang ditemukan yaitu : panca indra. Dalam iklan oreo versi oreo dan handphone ayah terdapat

I. PENDAHULUAN. Nenden Lilis Aisiyah (cerpenis dan pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan

TEKNIK MENULIS BERITA YANG BAIK. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya mencakup struktur, pesan yang disampaikan, sudut pandang, dan nilai.

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENGANTAR PR Teknik Menulis PR. Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

TEKNIK MENULIS RILIS WORKSHOP MEDIA KEMENTERIAN PERTANIAN RI

Fotojurnalistik! Pertemuan 1

KD Menulis naskah drama berdasarkan cerpen yang sudah dibaca

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung

Transkripsi:

MATERI: 10 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) TEKNIK PENULISAN FEATURE 1 Kamaruddin Hasan 2 TEKNIK PENULISAN FEATURE eature merupakan karya tulis atau karangan bersifat nonfiksi yang tidak tentu panjangnya. Bertujuan untuk mendeskripsikan, menghibur, mengkritik, atau menginformasikan disertai ulasan tentang sesuatu topik. Sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, jurnal, tabloid, atau yang sejenisnya. Wujud karangannya cenderung berupa karangan khas. Oleh karena itu, pendekatan masalah melalui feature sangat berbeda dengan pendekatan melalui berita. Features (berita kisah), juga merupakan produk berita. Namun, pada jenis berita dimaksud, penyampaainnya lebih kepada narasi yang menyentuh emosional pembaca. Karenanya, dalam feature terkandung dua unsur kekuatan, yaitu fakta dan estetika (sastra). Tapi, feature bukan opini. Penulis feature bisa membuat interpretasi dari fakta yang ada, lalu memperkayanya dengan bahasa yang berbunga, atau 1 Diambil dari berbagai sumber sebagai bahan diskusi SMKM-Aceh 2 Dosen Ilmu Komunikasi Fisip Unimal & Penangungjawab SMKM-Aceh 1

bahkan bahasa bersayap. Disebut fakta, karena memuat masalah kebenaran suatu informasi serta menganut prinsip sebuah berita. Disebut estetika, karena ulasan bahasanya kaya dengan nilai sastra (gaya,narasi diksi dll). Feature dapat digolongkan pada berita ringan (soft news) karena lebi h menekankan fungsi entertain (menghibur) dan memengaruhi emosi (persuation) selain daripada memberikan pesan edukatif dan informasi. Namun, feature juga tergolong pada jenis berita berat (hard news) karena memberitakan fakta di balik peristiwa, yang membutuhkan perencanaan matang dan analisa mendalam. Namun satu ciri khas tulisan feature adalah selalu menekankan emosi pembaca sebagai sasaran dampaknya. Sehingga feature dikenal dengan berita yang menekankan pada human interest (menarik minat dan perasaan si pembaca). Artinya, feature dapat membuat pembaca berdecak kagum, terharu, sedih, senang, tertawa dan lain sebagainya. Sebagai tulisan khas, feature memberi warna sendiri pada wajah media cetak. Ia memburatkan kesegaran yang membuat pembaca dapat lebih rileks atau justru lebih tersentuh menikmati realitas sosial yang tersaji lewat kata-kata memikat. Feature yang paling digandrungi biasanya mengandung human interest (masalah kemanusiaan). Sebab, unsur ini merupakan bahasa sekaligus pengalaman universal bagi setiap orang. Tentang kegetiran hidup atau kesenangan, misalnya, semua orang pernah mengalaminya dengan derajat berbeda. Ada bahasa-bahasa universal lainnya yang layak memperkaya feature. Umpamanya unsur humor, tangis, keunikan, keluguan, kesialan, kenekatan, dan kejujuran. Bumbu ini akan menyedapkan pengajian feature. 2

Feature bertujuan untuk menghibur melalui penggunaan materi yang menarik tapi tidak selalu penting. Dalam persaingan media yang kian ketat tak hanya antar media cetak melainkan juga antara media cetak dengan televisi, straight/spot news seringkali tak terlalu memuaskan. 1. Kreatifitas, Berbeda dari penulisan berita biasa, penulisan feature memungkinkan reporter ''menciptakan'' sebuah cerita. Meskipun masih diikat etika bahwa tulisan harus akurat, karangan fiktif dan khayalan tidak boleh, reporter bisa mencari feature dalam pikirannya, kemudian setelah mengadakan penelitian terhadap gagasannya itu, ia menulis. 2. Subyektifitas, Beberapa feature ditulis dalam bentuk ''aku'', sehingga memungkinkan reporter memasukkan emosi dan pikirannya sendiri. Meskipun banyak reporter, yang dididik dalam reporting obyektif, hanya memakai teknik ini bila tidak ada pilihan lain, hasilnya enak dibaca. Farid Gaban, seorang instruktur pelatihan jurnalis mengingatkan reporter-reporter muda agar harus awas terhadap cara seperti itu. Kesalahan umum pada reporter baru adalah kecenderungan untuk menonjolkan diri sendiri lewat penulisan dengan gaya ''aku''. Kebanyakan wartawan kawakan memakai pedoman begini: ''Kalau Anda bukan tokoh utama, jangan sebut-sebut Anda dalam tulisan Anda.'' 3. Informatif, Feature yang kurang nilai beritanya bisa memberikan informasi kepada masyarakat mengenai situasi atau aspek kehidupan yang mungkin diabaikan dalam penulisan berita biasa di koran. Misalnya tentang sebuah Museum atau Kebun Binatang yang terancam tutup. Aspek informatif mengenai penulisan feature bisa juga dalam bentuk-bentuk lain. Ada banyak feature yang entengenteng saja, tapi bila berada di tangan penulis yang baik, feature bisa menjadi alat yang ampuh. Feature bisa menggelitik hati sanubari manusia untuk menciptakan perubahan konstruktif. 3

4. Menghibur, Dalam 20 tahun terakhir ini, feature menjadi alat penting bagi suratkabar untuk bersaing dengan media elektronika. Reporter suratkabar mengakui bahwa mereka tidak akan bisa ''mengalahkan'' wartawan radio dan televisi untuk lebih dulu sampai ke masyarakat. Wartawan radio dan TV bisa mengudarakan cerita besar hanya dalam beberapa menit setelah mereka tahu. Sementara itu wartawan koran sadar, bahwa baru beberapa jam setelah kejadian, pembacanya baru bisa tahu sesuatu kejadian setelah koran diantar. Wartawan harian, apalagi majalah, bisa mengalahkan saingannya, radio dan TV, dengan cerita eksklusif. Tapi ia juga bisa membuat versi yang lebih mendalam (indepth) menge nai cerita yang didengar pembacanya dari radio. Dengan patokan seperti ini dalam benaknya, reporter selalu mencari feature, terhadap berita-berita yang paling hangat. Cerita feature biasanya eksklusif, sehingga tidak ada kemungkinan dikalahkan oleh radio dan TV atau koran lain. Feature memberikan variasi terhadap berita-berita rutin seperti pembunuhan, skandal, bencana dan pertentangan yang selalu menghiasi kolom-kolom berita, feature bisa membuat pembaca tertawa tertahan. Seorang reporter bisa menulis ''cerita berwarna-warni'' untuk menangkap perasaan dan suasana dari sebuah peristiwa. Dalam setiap kasus, sasaran utama adalah bagaimana menghibur pembaca dan memberikan kepadanya hal-hal yang baru dan segar. 5. Awet, Di tengah persaingan media yang demikian cepat, wartawan harus jeli melihat topik yang akan diangkat untuk menulis feature. Adakalanya sebuah isu bagus untuk berita, tapi tidak akan tahan lama untuk menulis feature. Topik-topik yang menyangkut human interest umumnya lebih tahan lama dan menarik. Sebuah feature yang mendalam memerlukan waktu cukup. Profil seorang kepala polisi mungkin baru bisa diperoleh setelah wawancara dengan kawan-kawan sekerjanya, keluarga, musuh-musuhnya dan kepala polisi 4

itu sendiri. Diperlukan waktu juga untuk mengamati tabiat, reaksi terhadap keadaan tertentu perwira itu. Singkat kata, berbeda dengan berita, tulisan feature memberikan penekanan yang lebih besar pada fakta-fakta yang penting. Fakta-fakta yang mungkin merangsang emosi (menghibur, memunculkan empati, disamping tetap tidak meninggalkan unsur informatifnya). Karena penekanan itu, tulisan feature sering disebut kisah human interest atau kisah yang berwarna (colourfull). Jenis-jenis Feature yaitu: Feature kepribadian (Profil); Profil mengungkap manusia yang menarik. Misalnya, tentang seseorang yang secara dramatik, melalui berbagai liku-liku, kemudian mencapai karir yang istimewa dan sukses atau menjadi terkenal karena kepribadian mereka yang penuh warna. Agar efektif, profil seperti ini harus lebih dari sekadar daftar pencapaian dan tanggal-tanggal penting dari kehidupan si individu. Profil harus bisa mengungkap karakter manusia itu. Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan, penulis feature tentang pribadi seperti ini seringkali harus mengamati subyek mereka ketika bekerja, mengunjungi rumah mereka dan mewawancara teman-teman, kerabat dan kawan bisnis mereka. Profil yang komplit sebaiknya disertai kutipan-kutipan si subyek yang bisa menggambarkan dengan pas karakternya. Profil yang baik juga semestinya bisa memberikan kesan kepada pembacanya bahwa mereka telah bertemu dan berbicara dengan sang tokoh. Banyak sumber yang diwawancara mungkin secara terbuka berani mengejutkan Anda dengan mengungkap rahasia pribadi atau anekdot tentang si subyek. Tapi, banyak sumber lebih suka meminta agar identitasnya dirahasiakan. Informasi sumber-sumber itu penting untuk memberikan balans dalam penggambaran si tokoh. 5

Feature sejarah Feature sejarah memperingati tanggal-tanggal dari peristiwa penting, seperti proklamasi kemerdekaan, pemboman Hiroshima atau pembunuhan jenderal-jenderal revolusi. Koran juga sering menerbitkan feature peringatan 100 tahun lahir atau meninggalnya seorang tokoh. Kisah feature sejarah juga bisa terikat pada peristiwa-peristiawa mutakhir yang membangkitkan minat dalam topik mereka. Jika musibah gunung api terjadi, koran sering memuat peristiwa serupa di masa lalu. Feature sejarah juga sering melukiskan landmark (monum en/gedung) terkenal, pionir, filosof, fasilitas hiburan dan medis, perubahan dalam komposisi rasial, pola perumahan, makanan, industri, agama dan kemakmuran. Setiap kota atau sekolah memiliki peristiwa menarik dalam sejarahnya. Seorang penulis feature yang bagus akan mengkaji lebih tentang peristiwaperistiwa itu, mungkin dengan dokumen historis atau dengan mewawancara orang-orang yang terlibat dalam peristiwa-peristiwa bersejarah. Feature petualangan Feature petualangan melukiskan pengalaman-pengalaman istimewa dan mencengangkan, mungkin pengalaman seseorang yang selamat dari sebuah kecelakaan pesawat terbang, mendaki gunung, berlayar keliling dunia, pengalaman ikut dalam peperangan. Dalam feature jenis ini, kutipan dan deskripsi sangat penting. Setelah bencana, misalnya, penulis feature sering menggunakan saksi hidup untuk merekontruksikan peristiwa itu sendiri. Banyak penulis feature jenis ini memulai tulisannya dengan aksi atau momen yang paling menarik dan paling dramatis. Feature musiman Reporter seringkali ditugasi untuk menulis feature tentang musim dan liburan, tentang Hari Raya, Natal, dan musim kemarau. Kisah seperti itu 6

sangat sulit ditulis, karena agar tetap menarik, reporter harus menemukan angle atau sudut pandang yang segar. Contoh yang bisa dipakai adalah bagaimana seorang penulis menyamar menjadi Sinterklas di Hari Natal untuk merekam respon atau tingkah laku anak-anak di seputar hari raya itu. Feature Interpretatif Feature dari jenis ini mencoba memberikan deskripsi dan penjelasan lebih detil terhadap topik-topik yang telah diberitakan. Feature interpretatif bisa menyajikan sebuah organisasi, aktifitas, trend atau gagasan tertentu. Misalnya, setelah kisah berita menggambarkan aksi terorisme, feature interpretatif mungkin mengkaji identitas, taktik dan tujuan terorisme. Berita memberikan gagasan bagi ribuan feature semacam ini. Setelah perampokan bank, feature interpretatif bisa saja menyajikan tentang latihan yang diberikan bank kepada pegawai untuk menangkal perampokan. Atau yang mengungkap lebih jauh tipikal perampok bank, termasuk peluang perampok bisa ditangkap dan dihukum. Feature kiat (how-to-do-it feature) Feature ini berkisah kepada pembacanya bagaimana melakukan sesuatu hal. Bagaimana membeli rumah, menemukan pekerjaan, bertanam di kebun, mereparasi mobil atau mempererat tali perkawinan. Kisah seperti ini seringkali lebih pendek ketimbang jenis feature lain dan lebih sulit dalam penulisannya. Reporter yang belum berpengalaman akan cenderung menceramahi atau mendikte pembaca, memberikan opini mereka sendiri, bukannya mewawancara sumber ahli dan memberikan advis detil dan faktual. Membaca definisi tidak selamanya mengantar kita pada pengertian yang jelas tentang feature. Karena itu, berikut ini akan dicoba memahami feature dengan membicarakan sifat-sifat yang ada pada tulisan ini. 1. Faktual, Feature adalah tulisan yang dibuat berdasarkan fakta. Ia bukan karya fiktif yang berangkat dari gagasan atau rekaan penulisnya. Tema-tema feature adalah kenyataan yang berlangsung di tengah 7

masyarakat. Oleh karena itu, cerpen misalnya, tidak dapat digolongkan sebagai feature. 2. Bersifat menerangkan masalah, Feature bukan memberitakan (mengabarkan) kejadian atau masalah kepada audience, tetapi ia menerangkan kejadian/masalah itu dengan mengungkapkan jawaban unsur why dan how secara lebih rinci. Dalam menerangkan masalah, terutama untuk jenis yang disebut news feature, ia lebih mengutamakan pemaparan tentang background masalah untuk mengantar orang pada pemahaman tentang suatu persoalan. Boleh jadi pula, ia mengajak pembaca masuk pada uraian yang mencoba melihat prospek. 3. Tidak memaksakan opini, Pada mulanya feature sama dengan berita, tidak boleh dimasuki opini penulis. Tetapi dalam perkembangannya, walau masuknya opini penulis tetap harus dicegah, subyektivitas dan interpretasi penulis tidak mungkin dibendung. Dalam mengungkapkan interpretasi tersebut, seorang penulis tidaklah pada tempatnya menghadirkan penafsirannya semata-mata hanya penafsiran. Tapi harus disertai dengan fakta yang mendukung penafsiran tersebut. Artinya, suatu interpretasi yang ditawarkan kepada pembaca harus didukung oleh argumen yang melandasinya. Argumen tersebut boleh saja bersifat teoritik, tetapi akan lebih berarti jika di dalam argumen itu diperlihatkan fakta yang memberikan dukungan secara kuat terhadap gagasan yang diberikan. 4. Tidak selalu harus menjawab 5W + 1H dengan lengkap. Perbedaan lain antara berita dengan feature adalah dalam memberikan porsi untuk jawaban 5W + 1H (what, who, when, where, why, dan how). Berita yang baik harus lengkap menjawab keenam unsur pokok itu. Feature untuk jenis-jenis tertentu dapat mengabaikan jawaban salah satu dari enam unsur tersebut. 5. Penulisan tidak dikekang piramida terbalik. Dalam penulisan berita, wartawan mengenal pola penulisan top heavy (berat ke atas). 8

Artinya, pada awal berita sarat dengan fakta yang penting atau paling menarik bagi pembaca. Sedangkan di bagian akhir kurang menarik sehingga memudahkan redaktur untuk mengguntingnya. Struktur ini lazim disebut piramida terbalik. Feature bisa mengabaikan struktur ini karena ia tidak dibebani tugas mengabarkan. Feature dapat ditulis dengan struktur yang lebih bebas, asalkan alur cerita, pengelompokan masalah, dan bahasa yang digunakan untuk mengantarkan masalah tersebut dibuat dengan jernih. 6. Kebanyakan lebih tahan akan waktu. Untuk sebagian, feature lebih awet dibandingkan berita biasa. Bila ditulis hari ini dan tidak ada tempat untuk memuatnya besok, lusa atau tiga hari, maka minggu yang akan datang pun ia belum tergolong basi. Hanya saja, tidak semua feature mempunyai ketahanan waktu seperti itu. News feature, misalnya, adalah jenis tulisan yang harus disiarkan dengan segera. 7. Angle feature tunggal. Dalam melihat suatu masalah, feature selalu memilih satu sudut pandang (angle). Semakin dipersempit masalahnya, semakin baik. Dalam perumpamaan dikatakan; bicaralah tentang piring porselen, jangan berbicara tentang barang pecah-belah. Dengan kata lain, feature melihat salah satu segi untuk satu masalah. Segi yang lain untuk masalah sama, selayaknya dibicarakan dalam feature yang lain pula. 8. Lead (teras) di tulis atraktif. Feature lead lebih mengandalkan uraian yang atraktif dalam menarik perhatian pembaca. Pola penulisan feature tidak sejelas (setegas) pola penulisan news lead (lead berita selalu mendahulukan unsur what ataupun who untuk staight news; dan mengutamakan unsur who,when,where, atau why untuk soft news). Walau begitu, ada beberapa jenis feature lead yang dipandang cukup efektif dalam membujuk audience untuk membaca. a. News summary lead; Jenis ini menyodorkan ringkasan masalah kepada pembaca yang tersusun dalam uraian yang memikat. Jakarta masih lumpuh. Bangkai-bangkai mobil yang hangus bergelimpangan di jalan raya.toko serta kantor-kantor masih saja 9

ditutup,dan PM Jepang Kakuei Tanaka kemarin meninggalkan Jakarta setelah diterbangkan dengan helikopter dari atap Bina Graha menuju Halim Perdanakusuma b. Picture Lead; Picture lead menyodorkan deskripsi kepada pembaca. Deskripsi tersebut dihadirkan dalam bayangan pembaca, dan diharapkan si pembaca membayangankan dirinya berada dalam suasana yang dideskripsikan itu. Ledakan keras yang disusul cahaya kilat kebiru-biruan, membakar segala-galanya. Perasaan tertekan seketika. Pakaian menyala dijilat api. Muka, tangan dan dada melumpuhkan, dan kulit yang koyak rontok ke bumi. Neraka yang ditimbulkan bom atom.... c. Descriptive Lead; Sama dengan picture lead, descriptive juga menyodorkan deskripsi kepada pembaca. Hanya saja, deskripsi yang disajikan itu tidak untuk membuat pembaca merasakan tekanan keadaan yang digambarkan. Deskripsi itu hanya sekadar untuk mengantarkan imajinasi pembaca dalam membayangkan obyek (manusia, benda, alam, suasana) yang diceritakan. pelataran, dekat proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan 41 tahun yang lalu, sekitar 300 murid SD mengumandankan lagu-lagu perjuangan sembari melambaikan bendera-bendera kecil, Rabu kemarin. Tak jauh dari mereka, patung Bung Karno dan Bung Hatta tegak kukuh menyaksikan anak-anaknya itu merayakan HUT kemerdekaan. d. Analogy lead; Lead jenis ini memperlihatkan persamaan ataupun kemiripan antara dua hal (boleh jadi sifat, keadaan, nasib, profil manusia dan sebagainya). Jika tanggal 12 Agustus sembilan tahun lalu Ny Eva Arief melepas suaminya dalam pakaian tempur dengan tetesan air mata, kemarin dengan tangis ia menerima kedatangan kerangka jenazah ayah anak-anaknya itu dalam sebuah peti kecil berselubung Merah Putih. Kapten Arief.... e. Contrast lead; Merupakan kebalikan dari analogy lead. Ia menampilkan dua hal yang boleh jadi sifat, keadaan, nasib, profil Di 10

manusia dan sebagainya yang bertentangan. Di depan gedung BI Lhokseumawe, tiga tahun lalu, berkeliaran puluhan pelacur dan waria. Mereka secara terang-terangan menjajakan dagangan haram di Bumi Serambi Mekkah. Namun saat ini, setelah Almarkazul Islami berdiri, tempat itu justru dijadikan para santri untuk menjajakan buku agama. f. Lead kutipan: Mengandalkan kutipan yang terkenal dari seorang tokoh ternama. Misalnya, vini, vidi, vici (aku datang, aku lihat, aku menang) yang merupakan pernyataan dari Raja Romawi, Julio Cesar. Mengutip pernyataan terkenal ini harus sesuai dengan materi tulisan. Tidak semua feature cocok dimulai dengan lead kutipan. Kesalahan dalam mengambil lead malah membuat tulisan jadi tidak enak dibaca. Ada juga kutipan peribahasa yang diplesetkan. Misalnya, kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi. Kalau ada umurku panjang, tolong Tuhan, presidennya diganti. Kutipan peribahasa yang diplesetkan ini membuat feature menjadi lebih ringan, menggelitik, dan merangsang pembaca untuk meneruskan bacaannya. Plesetan ini menjadi pemikat, tetapi tetap harus sesuai dengan materi tulisan. Dari sekian banyak lead, kita bebas memilih lead yang cocok. Tidak ada keharusan harus memilih lead tertentu. Namun harus sesuai dengan bahan tulisan. Untuk feature yang menyentuh sisi human interest seperti dalam kejadian bencana, tentu saja tidak cocok bila dimulai dengan lead plesetan. ============= 11