DUKUNGAN SOSIAL PADA PEMBANTU RUMAH TANGGA USIA REMAJA DI BANYUMAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rentang kehidupan, individu berkembang dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

Eni Yulianingsih F

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan kesempatan untuk pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial tetapi juga

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan dalam bidang pendidikan dan teknologi yang pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang berkualitas agar perusahaan dapat bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyandang tuna rungu adalah bagian dari kesatuan masyarakat Karena

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Seorang ibu yang sedang mengalami kehamilan pertama akan merasa berbeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Autis merupakan suatu gangguan perkembangan yang kompleks yang

Bab Satu. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini keragaman fenomena sosial yang muncul di kota-kota besar di

PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA

IRRA MAYASARI F

Situasi Global dan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, baik pada jenjang. pendidikan dasar maupun menengah, lebih menekankan pada aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan kata lain masa dewasa adalah masa di mana seseorang semestinya sudah

BAB I PENDAHULUAN. muda, yaitu suatu masa dengan rentang usia dari 18 sampai kira-kira umur 25

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. selain itu tidak bisa dipungkiri bahwa pembangunan yang telah dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. para pekerja seks mendapatkan cap buruk (stigma) sebagai orang yang kotor,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan. Ketika remaja dihadapkan pada lingkungan baru misalnya lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat saja terganggu, sebagai akibat dari gangguan dalam pendengaran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja merupakan salah satu kebutuhan pokok untuk sebagian besar manusia

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. perkembangan pada masa dewasa akhir. Kehidupan pada fase perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. psikososial anggota keluarga dan mentransmisikan tuntutan dan nilai-nilai. dari masyarakat (Friedman,1998).

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing orang selalu menginginkan harga diri yang tinggi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Surakarta cukup tinggi, yaitu pada bulan Januari-Juni 2012,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017 PROFIL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BATANG KAPAS PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. kasih sayang, dan perlindungan oleh orangtuanya. Sebagai makhluk sosial, anakanak

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan daripada yang sebelumnya (Susetyo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi mental remaja dan anak di Indonesia saat ini memprihatinkantebukti

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses kehidupan manusia mengalami tahap-tahap perkembangan

KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Panti asuhan merupakan lembaga yang bergerak dibidang sosial untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas dari sebuah organisasi harus benar-benar diperhatikan. Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 28 UUD 1945 yang menyatakan: Tiap-tiap

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SIKAP TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KETAKUTAN AKAN SUKSES PADA WANITA KARIR SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial. Sebagai makhluk individu ia memiliki sifat dan ciri-ciri yang

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pembahasan mengenai anak merupakan suatu kajian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

PROGRAM PELATIHAN PRA PERNIKAHAN BAGI PASANGAN USIA DEWASA AWAL

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan

PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk memperdalam ilmu sebagai bekal dalam menghadapi dunia kerja nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beragam permasalahan pada perempuan seringkali muncul dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. lain dan kelak dapat hidup secara mandiri merupakan keinginan setiap orangtua

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesuksesan, karena dengan kepercayaan diri yang baik seseorang akan mampu

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini merupakan masalah sensitif yang menyangkut masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. akurat khususnya teman (Sarwono, 2006). menarik secara seksual, apakah mereka akan bertumbuh lagi, apakah orang

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya, miskin, tua, muda, besar, kecil, laki-laki, maupun perempuan, mereka

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DAN KECERDASAN RUHANIAH DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA ANGGOTA TNI AU DI LANUD ISWAHJUDI MADIUN.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Anak adalah dambaan setiap pasangan, dimana setiap pasangan selalu. menginginkan anak mereka tumbuh dengan sehat dan normal baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri yang cukup pesat seperti sekarang ini, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merawat dan memelihara anak-anak yatim atau yatim piatu. Pengertian yatim

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan siswa. Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hadi Wiguna Kurniawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadiannya. Sebagai bentuk pengembangan diri

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perkawinan sebagaimana tercantum dalam Undangundang

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akselerasi memberikan kesempatan bagi para siswa dalam percepatan belajar dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari.mereka bekerja untuk menyambung hidupnya agar tidak

Transkripsi:

DUKUNGAN SOSIAL PADA PEMBANTU RUMAH TANGGA USIA REMAJA DI BANYUMAS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Disusun Oleh : ARHAM HIKMAWAN F 100 040 078 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam situasi perekonomian di Indonesia yang semakin sulit, menjadi seorang pekerja rumah tangga adalah pilihan pekerjaan yang mudah, terutama bagi perempuan yang masih tergolong remaja atau anak-anak. Tentu saja dapat dikatakan bahwa jumlah pembantu rumah tangga di dalam negeri ini sangat besar. Jumlah pekerja rumah tangga berdasarkan dari data hasil survey yang tercatat dalam rentang waktu lima tahun untuk 2008 ini mencapai 2.5 juta. Angka ini akan dapat meningkat apabila dikaitkan dengan kerja pembantu rumah tangga yang disebabkan karena kemiskinan, putus sekolah, bekal kerja yang sangat terbatas, ataupun rendahnya jenjang pendidikan, sehingga individu yang bekerja pada profesi seperti ini sangatlah kurang dihargai, dan rentan sekali dengan adanya diskriminasi, kekerasan, dan eksploitasi kerja (Warni, 2009). Persoalan umum sehari-hari yang banyak dihadapi pembantu rumah tangga adalah beban kerja dan jam kerja yang tidak ada batasnya, upah yang kadang tidak sesuai, fasilitas yang kurang, istirahat dan libur yang tidak tentu serta tidak adanya jaminan sosial, serta terbatasnya waktu bagi pembantu rumah tangga untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Kebanyakan hal-hal seperti ini tidak dianggap sebagai suatu persoalan, padahal kalau dikaji lebih dalam,

persoalan-persoalan di atas dapat menimbulkan tekanan psikologis bagi seorang pembantu rumah tangga, apalagi jika pembantu tersebut masih berusia anak-anak atau remaja. Dari realitas sosial yang ada, setidaknya ada tiga faktor utama yang melatarbelakangi kehadiran pembantu rumah tangga usia remaja. Pertama, kemiskinan, yang membuat anak-anak menjadi putus sekolah. Banyaknya waktu luang anak karena putus sekolah serta memburuknya ekonomi keluarga memperbesar peluang orang tua untuk mendesak anaknya bekerja. Pilihan menjadi pembantu rumah tangga lebih didasarkan oleh minimnya kemampuan kerja mereka, sementara untuk menjadi pembantu rumah tangga tidak dituntut adanya tingkat pendidikan tinggi serta prosedur kerja yang berbelit. Pekerjaan pembantu rumah tangga hanya memerlukan keterampilan rumah tangga. Kedua, menyempitnya lapangan pekerjaan di desa akibat masuknya teknologi, menyebabkan banyak pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh perempuan desa diambil oleh mesin. Padahal desakan ekonomi kian terasa, sehingga mereka terpaksa mencari pekerjaan yang lebih sederhana. Namun ketiadaan keterampilan, rendahnya tingkat pendidikan membuat lapangan kerjanya sangat terbatas, di antaranya yang memungkinkan adalah sebagai pembantu rumah tangga. Ketiga, adanya kebutuhan kerja di sektor domestik akibat semakin banyaknya perempuan dari kalangan menengah atas yang memasuki sektor publik. Sehingga tanggung jawabnya atas pekerjaan rumah tangga dilimpahkan kepada pembantu

rumah tangga. Apalagi dengan pembantu rumah tangga usia remaja belumlah memiliki pengalaman dan pengetahuannya pun sangat minim, walaupun bekerja dengan gaji yang minim akan tetap diterimanya. Kondisi yang memprihatinkan ini sangat besar kemungkinannya bahwa profesi sebagai pembantu rumah tangga tersebut akan terus dilakukan hingga dewasa. Menjadi pembantu rumah tangga bukanlah pekerjaan yang diharapkan oleh kebanyakan orang, apalagi penilaian kebanyakan orang tentang pembantu rumah tangga yang lebih ke makna negatif, mulai dari sebutannya seperti babu, kacung, batur hingga hak-hak asasi manusianya yang seringkali dilalaikan oleh majikannya. Banyaknya kasus kekerasan, pelecehan seksual, dan bayaran yang sedikit terhadap pembantu tentu menjadi hal yang sangat penting untuk direnungkan dan dipertimbangkan oleh orang yang akan mengambil keputusan menjadi pembantu rumah tangga. Hidup jauh dari keluarga, kurangnya waktu untuk melakukan kontak sosial dengan masyarakat, tidak adanya waktu untuk mengekspresikan diri sendiri adalah alasan lain mengapa orang tidak ingin menjadi pembantu rumah tangga. Pemaparan di atas merupakan sebuah realitas sosial yang tidak bisa dipungkiri, keberadaan pembantu rumah tangga usia anak-anak atau remaja mudah ditemui. Berbagai masalah yang diakibatkan oleh fenomena di atas pun semakin kompleks, dalam penelitian ini nantinya akan diteliti mengenai bagaimana individu yang masih remaja mampu menjalani pekerjaannya sebagai pembantu rumah tangga.

Tidaklah mudah bagi seorang remaja untuk bekerja, apalagi bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tekanan dari majikan, keterbatasan waktu, hingga terbatasnya pergaulan bukanlah hal yang mudah dilalui oleh remaja, maka dibutuhkan sebuah dukungan dari luar sehingga seorang remaja mampu bertahan dalam profesi sebagai pembantu rumah tangga. Bahkan Nafsiah (dalam Sahala, 1999) menyatakan anak/remaja yang kehilangan masa perkembangannya secara normal karena bekerja sepanjang hari dengan upah yang rendah dapat berakibat buruk bagi kesehatan, perkembangan fisik dan mental individu. Selain itu, remaja juga mempunyai persoalan khusus sebagai remaja yang sedang berkembang secara fisik dan psikis. Remaja tidak lepas dari pemikiran untuk hidup selayaknya remaja, berpikir tentang cinta, berpikir tentang hidup rekreatif, berpikir tentang memiliki impian tinggi, dan lain sebagainya (Irawaty, 2005) Seperti telah diungkap di atas, pekerjaan pembantu rumah tangga merupakan pekerjaan yang tidak ada batasan jam kerja, jenis pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, tidak adanya hari libur, mereka umumnya hanya mendapatkan hari libur ketika lebaran tiba. Singkatnya, pembantu adalah pekerja yang mempekerjakan semua pekerjaan rumah tangga dari pagi hingga malam. Agar pembantu rumah tangga tetap dapat menjalani kehidupan yang dirasakan membahagiakan, maka individu yang menjalani pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga maka individu tersebut memerlukan dukungan dari orang lain, seperti keluarga ataupun teman.

Tujuannya adalah untuk mengurangi tekanan-tekanan psikologis yang didapat individu selama menjalani pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga. Individu yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga tentunya akan sangat bahagia jika orangtua, teman dekat melakukan kunjungan terhadap individu, ataupun mendapat perhatian yang lebih dari orang-orang terdekat individu. Perlakuanperlakuan semacam inilah yang diharapkan didapat oleh individu yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, agar individu merasa nyaman, serta merasa bahwa orang-orang terdekatnya memperhatikannya. Dalam penelitian ini, perlakuanperlakuan semacam inilah yang disebut sebagai dukungan sosial. Dukungan sosial pada umumnya menggambarkan mengenai peranan atau pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh orang lain yang berarti seperti anggota keluarga, teman, saudara, dan rekan kerja. Johnson and Johnson berpendapat bahwa dukungan sosial adalah pemberian bantuan seperti materi, emosi, dan informasi yang berpengaruh terhadap kesejahteraan manusia. Dukungan sosial juga dimaksudkan sebagai keberadaan dan kesediaan orang-orang yang berarti, yang dapat dipercaya untuk membantu, mendorong, menerima, dan menjaga individu (Kuntjoro, 2003). Menurut Saronson (Kuntjoro, 2003), dukungan sosial memiliki peranan penting untuk mencegah dari ancaman kesehatan mental. Individu yang memiliki dukungan sosial yang lebih kecil, lebih memungkinkan mengalami konsekuensi psikis yang negatif. Keuntungan individu yang memperoleh dukungan sosial yang tinggi akan menjadi individu lebih optimis dalam menghadapi kehidupan saat ini maupun masa

yang akan datang, lebih terampil dalam memenuhi kebutuhan psikologi dan memiliki sistem yang lebih tinggi, serta tingkat kecemasan yang lebih rendah, mempertinggi keterampilan interpersonal, memiliki kemampuan untuk mencapai apa yang diinginkan dan lebih dapat membimbing individu untuk beradaptasi dengan stress. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial dapat mencegah individu dari ancaman kesehatan mental dan adanya dukungan sosial yang tinggi akan membuat individu lebih optimis dalam menghadapi kehidupan saat ini dan akan datang. Berdasarkan permasalahan dan fenomena seperti yang telah diungkapkan di muka, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang dukungan sosial pada pembantu rumah tangga usia remaja khususnya di dareah Kabupaten Banyumas, serta bentuk dan sumber dukungan sosial tersebut, oleh karena itu penulis memilih judul untuk penelitiannya adalah Dukungan Sosial pada Pembantu Rumah Tangga Usia Remaja di Banyumas. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk dari dukungan sosial yang ada pada pembantu rumah tangga usia remaja, dan dari mana saja dukungan sosial itu berasal, sehingga nantinya akan didapatkan gambaran yang jelas mengenai dukungan sosial tersebut.

C. Manfaat Penelitian 1. Bagi Dinas Pendidikan Daerah Banyumas sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan 12 tahun, sehingga angka pembantu rumah tangga usia remaja dapat dikurangi. 2. Bagi keluarga subjek (pembantu), akan didapatkan gambaran yang jelas bagaimana keadaan seorang remaja secara psikologis jika menjadi pembantu rumah tangga. 3. Bagi masyarakat Banyumas, menjadi paham dan menambah wawasannya tentang fenomena pembantu rumah tangga usia remaja sehingga bisa menyikapi dengan benar dan bijaksana. 4. Bagi Ilmuwan Psikologi, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau referensi untuk melakukan analisa dalam penelitian yang akan datang pada bidang yang ada kaitannya dengan penelitian ini.