2014 PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN PENGUNJUNG UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era modern seperti sekarang ini, padatnya rutinitas kegiatan atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Widayati Prihatiningsih, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PENGARUH METODE PENYAJIAN KOLEKSI TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG DI MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jogi Morrison, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tabel 1.1. Data kunjungan wisatawan ke kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya,

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara yang sangat unik di dunia. Suatu Negara

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan institusi permanen yang melayani kebutuhan publik melalui

2015 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DI BANDUNG INDAH WATERPARK DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEPUASAN PENGUNJUNG

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Neufeld ed. in chief, 1988; Webster New World Dict

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV PENUTUP. wisatawan. Pertama adalah variabel produk yang dinilai sangat baik sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gina Noprianti, 2014

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Museum dalam..., Faika Rahima Zoraida, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam budaya yang berbeda satu sama lain. Keragaman budaya ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. secara serius melibatkan industri lainnya yang terkait. Pengenalan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Peta Wisata Kabupaten Sleman Sumber : diakses Maret Diakses tanggal 7 Maret 2013, 15.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

2015 PENGARUH PENYAMPAIAN PEOPLE,PHYSICAL EVID ENCE D AN PROCESS TERHAD AP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. mencari suatu konsep wisata yang bertemakan budaya di Indonesia. Seiring

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Budaya, salah satu bentuk pemanfaatan cagar budaya yang diperbolehkan adalah untuk

BAB 5. Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik

ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013.

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. atraksi-atraksi yang memikat sebagai tujuan kunjungan wisata. Terdapat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10

BAB I PENDAHULUAN. sepatutnyalah potensi Sumberdaya Budaya (Culture Resources) tersebut. perlu kita lestarikan, kembangkan dan manfaatkan.

BAB. I PENDAHULUAN. Negara adalah sektor pariwisata. Negara-negara di dunia seakan bersepakat

BAB I PENDAHULUAN. sumber devisa negara. Industri yang mengandalkan potensi pada sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan atau promosi dituntut semakin inovatif, kreatif dan efektif. Perusahaan

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI dan REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Selain

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. Tua Jakarta dan pengaruhnya terhadap optimalisasi aset tanah dan bangunan milik

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Potensi Visual sebagai Dayatarik Wisata di Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata saat ini sedang menjadi gaya hidup (lifestyle) di berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kebun binatang (sering disingkat bonbin, dari kebon binatang) atau

2016 PENGARUH DAYA TARIK WISATA DAN EDUKASI TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN DI KAMPUNG CIREUNDEU

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri

MUSEUM KONTEMPORER JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu industri yang banyak diandalkan oleh negara-negara di dunia. Pariwisata juga merupakan salah satu faktor ekonomi yang penting di Indonesia. Pariwisata Indonesia semakin berkembang juga setiap tahunnya. Pariwisata yang semakin berkembang ini pada akhirnya menghasilkan ragam wisata yang sesuai dengan minat wisatawan itu sendiri. Di Indonesia kini terdapat wisata bahari, wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata adventure, wisata religi, wisata edukasi dan ragam wisata lainnya. Wisata sejarah merupakan wisata yang jarang diminati oleh wisatawan, wisatawan jarang memiliki minat untuk berwisata sejarah dikarenakan anggapan bahwa wisata sejarah yang membosankan. Padahal Indonesia memiliki banyak peninggalan sejarah yang menarik apabila dikemas dengan baik. Peninggalan peninggalan sejarah itu dapat berupa benda-benda bersejarah, bangunan atau monumen bersejarah ataupun cerita-cerita mengenai sejarah. Sejarah di Indonesia kental dengan sejarah pada saat zaman penjajahan ataupun pada saat zaman kerajaan. Benda-benda ataupun peninggalan bersejarah biasanya disimpan sebagai benda koleksi museum. Indonesia memiliki kurang lebih 200 buah museum yang tersebar di seluruh Indonesia. Museum-museum ini memiliki benda koleksi yang berbeda-beda sesuai dengan tema dari museum itu sendiri. Tema museum di Indonesia pun sangat beragam, mulai dari sejarah, geologi, pos, laying-layang, alat transportasi, wayang, seni rupa,bahari dan sebagainya. Museum museum tersebut banyak terdapat di pulau Jawa, khusus nya di Jakarta. Jakarta memiliki 130 bangunan cagar budaya dan kurang lebih 57 buah museum. Museum-museum ini tersebar di seluruh Jakarta, terutama di kawasan Taman Mini Indonesia Indah ataupun di kawasan Kota Tua. Kota Tua merupakan kawasan wisata yang sarat akan sejarah kota Jakarta. Kawasan Kota Tua memiliki 5 zona yang berada di area Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Zona inti dari Kota

2 Tua berada di zona 2 yang berada di sekitar Stasiun Kota Jakarta. Di Zona inti tersebut terdapat 5 buah museum, yaitu : Tabel 1.1 Museum di Zona 2 Kawasan Kota Tua Jakarta No Museum 1 Museum Bank Indonesia 2 Museum Mandiri 3 Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah 4 Museum Seni Rupa dan Keramik 5 Museum Wayang Sumber: Hasil Olahan Data Di kawasan zona 2 tersebut terdapat 3 buah museum yang lokasinya berdekatan, yaitu Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang dan Museum Seni Rupa dan Keramik. Ketiga museum ini berada di sekitar Taman Fatahillah yang merupakan tempat wisatawan berkumpul. Tabel 1.2 Data Kunjungan Wisatawan Ke Museum Seni Rupa dan Keramik Tahun No Objek Wisata 2009 2010 2011 2012 2013 Museum Seni 1 52.895 78.452 38.835 60.810 76.826 Rupa dan Keramik Sumber : Hasil Olahan Data Berdasarkan tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan ke Museum Seni Rupa dan Keramik fluktuatif setiap tahunnya. Jumlah kunjungan tersebut rata-rata semakin meningkat setiap tahunnya. Tetapi pada tahun 2011 terjadi penurunan jumlah kunjunganyang sangat signifikan dikarenakan adanya perbaikan pada fasilitas museum. Museum Seni Rupa dan Keramik memiliki 2 jenis koleksi berupa koleksi seni rupa dan keramik. Koleksi seni rupa terdiri dari lukisan, sketsa, patung dan totem kayu. Sementara untuk koleksi keramik, terdapat sekitar 8.000 koleksi yang terdiri dari keramik lokal dan keramik asing. Terdapat juga keramik lokal tua yang bernilai sejarah berupa keramik Majapahit dari abad 14. Museum Seni Rupa dan Keramik tidak memiliki jasa interpreter atau guide

3 yang dapat menjelaskan mengenai benda-benda koleksi yang ada disana. Media informasi yang tersediapun tidak dapat berfungsi, maka sepenuhnya wisatawan yang datang berkunjung hanya sekedar melihat-lihat. Menurut Staff Museum Seni Rupa dan Keramik bidang tata usaha mengatakan bahwa, kegiatankegiatan di Museum Seni Rupa dan Keramik yang seharusnya dapat terlaksana, seperti pameran temporer dan penyuluhan permuseuman tidak dapat terlaksana karena terkendala budget. Ketidak adaan dari kegiatan-kegiatan inilah yang dirasa menjadi salah satu penyebab dari minimnya tingkat kunjungan di Museum Seni Rupa dan Keramik. Menurut Matheison dan Wall (1982) salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung adalah keunggulan daerah tujuan wisata, meliputi jenis dan sifat atraksi yang ditawarkan, kualitas layanan, lingkungan fisik, dan sosial, situasi politik, aksesibilitas, dan perilaku masyarakat lokal terhadap wisatawan. Kualitas layanan dan aksesibilitas yang dimaksud terdapat dalam 7 (tujuh) kualitas produk wisata menurut Poerwanto (2004 hlm 5), yaitu atraksi, informasi, fasilitas umum, sumber daya manusia (SDM), pelayanan, kebersihan dan aksesibilitas. Dimana kualitas produk wisata menurut Bodlender dalam Solahuddin Nasution, M. Arif Nasution dan Janianton Damanik (2005 hlm 89) adalah persepsi terhadap daya tarik wisata serta harapan atas kepuasankepuasan yang akan diperoleh dari atraksi wisata tersebut berakumulasi menjadi kekuatan yang besar untuk mendorong seseorang untuk menentukan pilihan atas destinasi wisata yang akan dikunjungi. Berdasarkan uraian di atas maka diduga terdapat pengaruh dari kualitas produk wisata terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke suatu destinasi wisata. Maka penelitian ini dilakukan untuk menganalisis apakah yang membuat pengunjung datang mengunjungi Museum Seni Rupa dan Keramik, serta bagaimana pengaruh dari kualitas produk wisata yang dimiliki oleh Museum Seni Rupa dan Keramik terhadap keputusan pengunjung untuk datang berkunjung. Sehingga penulis mengambil judul Pengaruh Kualitas Produk Wisata Terhadap Keputusan Pengunjung Untuk Berkunjung Ke Museum Seni Rupa dan Keramik Di Jakarta.

4 B. Identifikasi Masalah Produk wisata merupakan salah satu faktor pendorong bagi wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi wisata. Produk wisata yang berkualitas dapat menimbulkan ketertarikan bagi wisatawan. Keputusan berkunjung dilakukan setelah melalui beberapa proses pengambilan keputusan yang salah satunya dipengaruhi oleh kualitas produk wisata itu sendiri. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan dan berdasarkan hasil olahan data maka dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan di Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta masih minim pengunjung. Beberapa faktor dirasa oleh penulis merupakan salah satu penyebab minimnya jumlah kunjungan ke Museum Seni Rupa dan Keramik. Salah satunya adalah tidak adanya jasa interpreter, tidak adanya event dan pelayanan yang dirasa masih kurang baik. Adapun masalah yang diambil oleh penulis yaitu Pengaruh Kualitas Produk Wisata Terhadap Keputusan Pengunjung Untuk Berkunjung Ke Museum Seni Rupa dan Keramik Di Jakarta C. Rumusan Masalah Berikut adalah rumusan masalah yang akan penulis teliti mengenai Pengaruh Daya Tarik Produk Wisata Terhadap Keputusan Pengunjung Untuk Berkunjung Ke Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta : 1. Bagaimana kualitas produk wisata di Museum Seni Rupa dan Keramik? 2. Bagaimana keputusan pengunjung untuk berkunjung ke Museum Seni Rupa dan Keramik? 3. Bagaimana pengaruh kualitas produk wisata terhadap keputusan pengunjung untuk berkunjung ke Museum Seni Rupa dan keramik? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian yang penulis lakukan adalah: 1. Mengidentifikasi kualitas produk wisata di Museum Seni Rupa dan Keramik.

5 2. Mengidentifikasi keputusan pengunjung untuk berkunjung ke Museum Seni Rupa dan Keramik. 3. Menganalisis pengaruh kualitas produk wisata terhadap keputusan pengunjung untuk berkunjung ke Museum Seni Rupa dan Keramik. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis merupakan salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, selain itu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari kualitas produk wisata di suatu objek destinasi wisata terhadap keputusan pengunjung untuk berkunjung. 2. Bagi pengelola Museum Seni Rupa dan Keramik adalah sebagai bahan masukan dalam upaya mengetahui pengaruh kualitas produk wisata yang dimiliki terhadap keputusan pengunjung untuk berkunjung ke Museum Seni Rupa dan Keramik. Sehingga dapat diketahui apa yang harus dikembangkan untuk menambah jumlah kunjungan wisatawan. 3. Bagi civitas akademika adalah sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa yang akan meneliti mengenai kualitas produk wisata, keputusan berkunjung ataupun mengenai Museum Seni Rupa dan Keramik. F. Sistematika Penulisan Penyusunan skripsi mahasiswa Manajemen Resort & Leisure menginduk kepada sistematika penulisan yang tercantum dalam buku Pedoman Akademik terbitan Universitas Pendidikan Indonesia. Berikut sistematika yang digunakan penulis : 1. BAB I : Pendahuluan Berisi mengenai penjabaran latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. 2. BAB II : Kajian Pustaka Berisi teori-terori para ahli yang mendukung penelitian dan kerangka pemikiran penulis. 3. BAB III : Metode Penelitian

6 Penjabaran mengenai metode yang digunakan dan penjelasan seperti : Lokasi, Populasi, Sampel, Variable, Definisi Operasional, Instrumen penelitian dan Tehnik pengumpulan data. Serta dalam Bab ini penulis menggunakan metode analisis deskriptif dalam penelitiannya. 4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Penjelasan mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian. 5. BAB V : Kesimpulan dan Rekomendasi Hasil dari pembahasan dan rekomendasi yang direkomendasikan oleh penulis dari hasil pembahasan. 6. Daftar Pustaka Daftar sumber-sumber yang mendukung dalam penulisan skripsi

7