BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PERTAMBANGAN DAN ENERGI

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA TASIKMALAYA,

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 89 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUMBAWA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN

BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN BINA MARGA KOTA BATU

Jumlah Anggaran , , , ,00 BELANJA BARANG DAN JASA

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT TAHUN 2017

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2014

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 128 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2015 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara tanggal 4 Juli Tahun 1950);

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERMUKIMAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP BUPATI TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG IRIGASI

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 52 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KABUPATEN SITUBONDO

GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Rincian Realisasi Pelaksanaan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2013

IV. GAMBARAN UMUM. mempergunakan pendekatan one river basin, one plan, and one integrated

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR: 06 TAHUN 2010 TENTANG

Berdasarkan susunan organisasi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, rincian komposisi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2016 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 2 KETENTUAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA

Review RENCANA STRATEGIS (RENSTRA SKPD) TAHUN

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN BELITUNG TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2001 TENTANG I R I G A S I PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2009

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI, ENERGI, DAN SUMBER DAYA MINERAL

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

DAFTAR INFORMASI PUBLIK

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PERTAMBANGAN DAN ENERGI 2.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi Kabupaten Majalengka dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka dan telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka. Selanjutnya Perda tersebut ditindaklanjuti oleh Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Majalengka. Ruang lingkup kerja Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi Kabupaten Majalengka terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, yaitu : 1. Urusan Wajib Bidang Pekerjaan Umum Sub Bidang Sumber Daya Air meliputi pengelolaan sumber daya air di Kabupaten Majalengka antara lain pengaturan air untuk lingkungan pertanian, pembangunan sarana dan prasarana pengairan, dan pemanfaatan air lainya 2. Urusan Pilihan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral yang disesuaikan dengan potensi daerah yang ada, meliputi sub bidang mineral, air tanah, geologi, ketenagalistrikan, minyak dan gas bumi. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral yang merupakan kewenangan Kabupaten Majalengka adalah : Mineral, Air Tanah, Geologi dan Ketenagalistrikan, dibatasi pada bantuan listrik pedesaan bagi keluarga pra KS. II-1

Sebagai dampak diberlakukannya Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dimana Pemerintah Kabupaten Majalengka mendapat alokasi dana yang jumlahnya disesuaikan dengan besarnya potensi sumber daya alam yang dikelola (dana perimbangan) dan kebutuhan untuk mendanai kegiatan-kegiatan rutin pemerintah kabupaten. Sebagai implikasi dari Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, setiap Pemerintah Kabupaten/Kota berkewajiban untuk melaksanakan penyusunan dan pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan skala prioritas pembangunan dan kebutuhan (aspirasi) masyarakat/penduduk secara bertanggung jawab. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka, maka Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi Kabupaten Majalengka mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas desentralisasi dan tugas pembantuan di bidang pekerjaan umum meliputi pengairan, urusan pemerintahan daerah di bidang energi dan sumber daya mineral. Sedangkan fungsinya adalah : a. Perumusan kebijakan teknis bidang pekerjaan umum meliputi pengairan serta bidang energi dan sumber daya mineral; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dan pelayanan umum bidang pekerjaan umum meliputi pengairan serta bidang energi dan sumber daya mineral; II-2

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas daerah bidang pekerjaan umum meliputi pengairan serta bidang energi dan sumber daya mineral; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Majalengka Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Majalengka, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi Kabupaten Majalengka dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kepala Dinas mempunyai tugas pokok merumuskan, menyelenggarakan, membina, dan mengevaluasi urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas desentralisasi dan tugas pembantuan pada bidang Pengelolaan sumber daya air dan bidang pertambangan dan energi. Sedangkan fungsinya adalah : a. Perumusan kebijakan bidang pengelolaan sumber daya air yang meliputi bidang pengelolaan sumber daya air, bidang pertambangan dan energi; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dan pelayanan umum bidang pengelolaan sumber daya air, bidang pertambangan dan energi; c. Pembinaan, pelaksanaan tugas dan evaluasi pengelolaan sumber daya air dan bidang pertambangan dan energi; d. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. dalam melaksanakan kegiatannya dibantu oleh Sekretaris yang membawahi Sub Bagian Umum, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan. Kepala Dinas juga dibantu oleh 3 bidang, yaitu : 1. Bidang Pengelolaan dan Pengendalian Irigasi, membawahi : a. Seksi Perencanaan dan Pembangunan Irigasi b. Seksi Operasi dan Pemeliharaan Irigasi II-3

2. Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Air, membawahi : a. Seksi Pemanfaatan sumber Daya Air dan hidrologi b. Seksi Pembinaan Pengelola Sumber Daya Air 3. Bidang Pertambangan dan Energi, membawahi : a. Seksi Perencanaan Pertambangan dan Energi b. Seksi Pengendalian Pertambangan dan Energi 4. Unit Pelaksana Teknis Dinas sebanyak 9 (sembilan) UPTD, dengan 9 (sembilan) Sub Bagian Tata Usaha 5. Kelompok Jabatan Fungsional (Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam Struktur Organisasi yang sesuai dengan SOTK Nomor 10 Tahun 2009 yang diperbaharui dengan SOTK Nomor 8 Tahun 2011, terlampir). Dengan rincian tugas pokok dan fungsi sebagai berikut : 1. Sekretariat Memiliki tugas pokok merencanakan operasional, mengelola, mengkoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan urusan umum, keuangan, perencanaa, evaluasi dan pelaporan. Sedangkan fungsinya adalah : a. Perencanaan operasional urusan umum, keuangan serta pengelolaan perencanaan, evaluasi dan pelaporan; b. Pengelolaan urusan umum, keuangan, perencanaan, evaluasi dan pelaporan; c. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan urusan umum, keuangan serta pengelolaan perencanaan, evaluasi dan pelaporan; d. Pengoordinasian urusan umum, keuangan, perencanaan, evaluasi dan pelaporan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. II-4

2. Sub Bagian Umum Mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan tata warkat, kepegawaian, kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan dan keperluan alat tulis serta ruang perkantoran pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi. Sedangkan fungsinya adalah : a. Perencanaan kegiatan urusan tata warkat, kepegawaian, kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan dan keperluan alat tulis serta ruang perkantoran; b. Pelaksanaan urusan tata warkat, kepegawaian, kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan dan keperluan alat tulis serta ruang perkantoran; c. Pembagian pelaksanaan tugas urusan tata warkat, kepegawaian, kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan dan keperluan alat tulis serta ruang perkantoran; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 3. Sub Bagian Keuangan Memiliki tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan administrasi keuangan pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi. Sedangkan fungsinya adalah : a. Perencanaan kegiatan administrasi keuangan pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi; b. Pelaksanaan administrasi keuangan pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi; c. Pembagian pelaksanaan tugas administrasi keuangan pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. II-5

4. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Memiliki tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan yang meliputi penghimpunan rencana program atau kegiatan, evaluasi dan laporan dari masing-masing bidang pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi. Sedangkan fungsinya adalah : a. Perencanaan kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan yang meliputi penghimpunan rencana program dan kegiatan, evaluasi dan laporan dari masing-masing bidang pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi; b. Pelaksanaan perencanaan, evaluasi dan pelaporan yang meliputi penghimpunan rencana program dan kegiatan, evaluasi dan laporan dari masing-masing bidang pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi; c. Pembagian pelaksanaan tugas perencanaan, evaluasi dan pelaporan yang meliputi penghimpunan rencana program dan kegiatan, evaluasi dan laporan dari masing-masing bidang pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 5. Bidang Pengelolaan dan Pengendalian Irigasi Memiliki tugas pokok merencanakan operasional, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan urusan perencaan teknik dan pembangunan jaringan irigasi, pelaksanaan dan pengendalian. Sedangkan fungsinya adalah : a. Perencanaan operasional urusan perencanaan teknik dan pembangunan jaringan irigasi, pelaksanaan dan pengendalian; b. Pengelolaan urusan perencanaan teknik dan pembangunan jaringan irigasi, pelaksanaan dan pengendalian; II-6

c. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan urusan perencanaan teknik dan pembangunan jaringan irigasi, pelaksanaan dan pengendalian; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengantugas dan fungsinya. 6. Seksi Perencanaan dan Pembangunan Irigasi Memiliki tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan perencanaan teknik dan pembangunan irigasi. Sedangkan fungsinya adalah : a. Perencanaan kegiatan urusan perencanaan teknik dan pembangunan jaringan irigasi; b. Pelaksanaan urusan perencanaan teknik dan pembangunan jaringan irigasi; c. Pembagian pelaksanaan tugas urusan perencanaan teknik dan pembangunan jaringan irigasi; d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 7. Seksi Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Memiliki tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. Sedangkan fungsinya adalah : a. Perencanaan kegiatan urusan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi; b. Pelaksanaan urusan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi; c. Pembagian pelaksanaan tugas urusan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 8. Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Air Memiliki tugas pokok merencankan operasional, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, megevaluasi dan melaporkan urusan pemanfaatan sumber daya air, sarana dan prasarana, pengawasan dan pelestarian sumber daya air dan hidrologi. II-7

Sedangkan fungsinya adalah : a. Perencanaan operasional urusan pemanfaatan sumber daya air, sarana dan prasarana, pengawasan dan pelestarian sumber daya air dan hidrologi; b. Pengelolaan urusan pemanfaatan sumber daya air, sarana dan prasarana, pengawasan dan pelestarian sumber daya air dan hidrologi; c. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan urusan pemanfaatan sumber daya air, sarana dan prasarana, pengawasan dan pelestarian sumber daya air dan hidrologi; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 9. Seksi Pemanfaatan Sumber Daya Air dan Hidrologi Memiliki tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan pemanfaatan sumber daya air, sarana dan prasarana. Sedangkan fungsinya adalah : a. Perencanaan kegiatan urusan pemanfaatan sumber daya air, sarana dan prasarana; b. Pelaksanaan urusan pemanfaatan sumber daya air, sarana dan prasarana; c. Pembagian pelaksanaan tugas urusan pemanfaatan sumber daya air, sarana dan prasarana; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 10. Seksi Pembinaan Pengelola Sumber Daya Air Memiliki tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan pengawasan dan pelestarian sumber daya air. Sedangkan fungsinya adalah : a. Perencanaan kegiatan urusan pengawasan dan pelestarian sumber daya air; b. Pelaksanaan urusan pengawasan dan pelestarian sumber daya air; c. Pembagian pelaksanaan tugas urusan penngawasan dan pelestarian sumber daya air; II-8

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 11. Bidang Pertambangan dan Energi Memiliki tugas pokok merencanakan operasional, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan urusan pertambangan dan energi. Sedangkan fungsinya adalah : a. Perencanaan operasional urusan pertambangan dan energi; b. Pengelolaan urusan pertambangan dan energi; c. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan urusan pertambangan dan energi; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 12. Seksi Perencanaan Pertambangan dan Energi Memiliki tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan pertambangan. Sedangkan fungsinya adalah : a. Perencanaan kegiatan urusan perencanaan pertambangan dan energi; b. Pelaksanaan urusan perencanaan pertambangan dan energi; c. Pembagian pelaksanaan tugas urusan perencanaan pertambangan dan energi; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 13. Seksi Pengendalian Pertambangan dan Energi Memiliki tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan pengendalian pertambangan dan energi. Sedangkan fungsinya adalah : a. Perencanaan kegiatan urusan pengendalian pertambangan dan energi; b. Pelaksanaan urusan pengendalian pertambangan dan energi; c. Pembagian pelaksanaan tugas urusan pengendalian pertambangan dan energi; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. II-9

14. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Memiliki tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol kegiatan teknis operasional jaringan irigasi wilayah. Sedangkan fungsinya adalah : a. Perencanaan kegiatan Unit Pelaksana Teknis Dinas Jaringan Irigasi Wilayah; b. Pelaksanaan urusan Unit Pelaksana Teknis Dinas Jaringan Irigasi Wilayah; c. Pembagian pelaksanaan tugas Unit Pelaksana Teknis Dinas Jaringan Irigasi Wilayah; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 15. Sub Bagian Tata Usaha UPTD Jaringan Irigasi Wilayah Memiliki tugas pokok melaksanakan administrasi ketatausahaan Unit Pelaksana Teknis Dinas Jaringan Irigasi Wilayah. Sedangkan fungsinya adalah : a. Pelaksanaan ketatausahaan Unit Pelaksana Teknis Dinas Jaringan Irigasi Wilayah; b. Pelaksanaan penunjang operasional Unit Pelaksana Teknis Dinas Jaringan Irigasi Wilayah. 2.2. SUMBER DAYA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PERTAMBANGAN DAN ENERGI 2.2.1. SUMBER DAYA MANUSIA Pada saat ini jumlah personil di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi Kabupaten Majalengka adalah sebanyak 681 orang, yang terdiri dari 205 orang PNS, 6 orang Tenaga Kontrak dan 470 orang Pekerja Harian Lepas dengan status, jabatan, kualifikasi pendidikan dan jenis kelamin yang berbeda-beda sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini : II-10

TABEL 2.1. JUMLAH PERSONIL DINAS PSDAPE KABUPATEN MAJALENGKA BERDASARKAN STATUS JANUARI 2014 NO. GOLONGAN JUMLAH 1 Golongan IV 5 orang 2 Golongan III 34 orang 3 Golongan II 131 orang 4 Golongan I 35 orang 5 Tenaga Kontrak (Jaga Malam) 3 orang 6 Tenaga Kontrak (Cleaning Service) 3 orang 7 Pekerja Harian Lepas (PHL) 470 orang JUMLAH 681 orang GAMBAR 2.1. JUMLAH PERSONIL BERDASARKAN STATUS II-11

TABEL 2.2. JUMLAH PERSONIL DINAS PSDAPE KABUPATEN MAJALENGKA BERDASARKAN JABATAN/ESELON JANUARI 2014 NO. JABATAN / ESELON JUMLAH 1 Kepala Dinas Eselon II 1 orang 2 Sekretaris Eselon III 1 orang 3 Kepala Bidang Eselon III 3 orang 4 Kepala Sub Bagian Eselon IV 2 orang 5 Kepala Seksi Eselon IV 5 orang 6 Kepala UPTD Eselon IV 4 orang 7 Kasubag TU UPTD Eselon IV 9 orang 8 Staf / Pelaksana Non Eselon 656 orang JUMLAH 681 orang GAMBAR 2.2. JUMLAH PERSONIL BERDASARKAN JABATAN / ESELON II-12

TABEL 2.3. JUMLAH PERSONIL DINAS PSDAPE KABUPATEN MAJALENGKA BERDASARKAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN JANUARI 2014 NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH 1 Sekolah Dasar 25 Orang 2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 98 Orang 3 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 497 Orang 4 Diploma (I, II, III) 10 Orang 5 Sarjana 48 Orang 6 Pasca Sarjana 3 Orang JUMLAH 681 Orang GAMBAR 2.3. JUMLAH PERSONIL BERDASARKAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN Bila dilihat dari kualifikasi pendidikan pegawai yang ada, masih banyak lulusan umum dari pada yang memiliki standar pendidikan teknik yang diperluka. Jika memberdayakan tenaga yang ada, masih banyak kendala yang dihadapi mengingat bahwa masalah pengelolaan air, pertambangan dan energi harus II-13

dilaksanakan oleh para petugas teknik sipil, pertambangan dan geologi sesuai dengan tugas pekerjaannya. Bila dilihat dari jenis kelamin, terdapat 197 orang PNS laki-laki dan 8 orang PNS perempuan, 6 orang Tenaga Kontrak laki-laki, 450 orang PHL laki-laki dan 20 orang PHL perempuan. Data perlengkapan dapat dilihat pada lampiran inventarisasi yang ada pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi Kabupaten Majalengka. II-14

2.2.2. ASET/MODAL Tabel 2.3.a REKAPITULASI INVENTARIS ASET TAHUN 2013 SKPD : PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR, PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN : MAJALENGKA PROPINSI : JAWA BARAT KODE LOKASI : 12.10.09.05.02 NO GOL KODE BIDANG BARANG NAMA DHP DI LUAR DHP JUMLAH 1 2 3 4 10 12 13 14 15 16 17 18 1 01 01 TANAH 55.549.723.020 0 0 0 0 0 55.549.723.020 2 02 PERALATAN DAN MESIN 10.467.969.937 661.075.000 0 661.075.000 263.775.000 0 10.865.269.937 02 a. Alat - alat Besar 0 03 b. Alat - alat Angkutan 1.055.968.000 1.055.968.000 04 c. Alat - alat Bengkel dan Alat Ukur 741.941.000 11.770.000 11.770.000 100.000 753.611.000 05 d. Alat - alat Pertanian / Peternakan 193.952.000 87.615.000 87.615.000 281.567.000 06 e. Alat - alat Kantor dan Rumah Tangga 8.337.096.318 532.815.000 532.815.000 263.675.000 8.606.236.318 07 f. Alat - alat Studio dan Komunikasi 139.012.619 28.875.000 28.875.000 167.887.619 08 g. Alat - alat Kedokteran 09 h. Alat - alat Laboratorium 10 i. Alat - alat Keamanan 3 03 GEDUNG DAN BANGUNAN 2.150.976.000 106.680.000 453.630.000 0 0 2.604.606.000 11 a. Bangunan Gedung 2.150.976.000 106.680.000 346.950.000 453.630.000 2.604.606.000 12 b. Bangunan Monumen 4 04 JALAN IRIGASI DAN JARINGAN 98.621.529.106 58.114.312.000 0 58.114.312.000 643.511.150 0 156.092.329.956 13 a. Jalan dan Jembatan 99.759.200 99.759.200 14 b. Bangunan Air / Irigasi 97.575.166.256 58.104.467.000 58.104.467.000 346.950.000 155.332.683.256 15 c. Instalasi 946.603.650 9.845.000 9.845.000 296.561.150 659.887.500 16 d. Jaringan 5 05 ASET TETAP LAINNYA 0 0 0 0 0 0 235.427.000 17 a. Buku Perpustakaan 18 b. Barang Bercorak Kesenian 19 c. Hewan Ternak dan Tumbuhan 20 d. Lain-lain 235.427.000 235.427.000 235.427.000 6 06 KONTRUKSI DALAM PENGERJAAN 0 0 0 0 0 Jumlah Aset Tetap 7 07 ASET LAINNYA BARANG BIDANG NILAI BARANG 2012 PENAMBAHAN TAHUN 2013 PENGURANGAN / MUTASI TAHUN 2013 MUTASI KE ASET LAINNYA JUMLAH NILAI 2013 166.790.198.063 58.882.067.000 582.377.000 59.464.444.000 907.286.150 0 225.347.355.913 21 a. Aset Tak Berwujud 551.950.000 551.950.000 22 b.aset Rusak Berat 635.122.597 0 635.122.597 23 c. Aset Lain-lain 2.469.785.674 2.469.785.674 Jumlah Aset Lainnya 3.656.858.271 0 0 0 0 3.656.858.271 KET. Jumlah Aset 170.447.056.334 58.882.067.000 582.377.000 59.464.444.000 907.286.150 229.004.214.184 II-15

2.3. KINERJA PELAYANAN DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PERTAMBANGAN DAN ENERGI Langkah dan upaya nyata didalam pengelolaan air, pertambangan dan energi ini tidak terlepas dengan mengedepankan kebersamaan antara Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi Kabupaten Majalengka dengan obyek sasaran program dan kegiatan. Gambaran kinerja layanan yang telah dilaksanakan selama 5 tahun (periode 2009-2013) dapat dilihat pada tabel berikut : II-16

Tabel 2.4. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pengelolaan Sumber Daya air Pertambangan dan Energi KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ANGGARAN 2009-2013 NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi OPD Target SPM Target IKK Target Indikator Rencana 2009 Rencana 2010 Rencana 2011 Rencana 2012 Rencana 2013 Realisasi 2009 Realisasi 2010 Realisasi 2011 Realisasi 2012 Lainnya Realisasi 2013 Rasio Rasio Capaian 2009 Capaian 2010 Rasio Capaian 2011 Rasio Rasio Capaian Capaian 2012 2013 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1. Presentase keluarga miskin 38.272 KK 6.000 KK 6.500 KK 6.500 KK 5.000 KK 7.772 KK - KK - KK 40 KK 1.000 KK 1.000 KK - % - % 0,10 % 2,61 % 2,61 % yang belum menggunakan APBD - KK APBD - KK APBD 40 KK APBD 1.000 KK APBD 1.000 KK listrik menurun Propinsi - KK Propinsi - KK Propinsi - KK Propinsi - KK Propinsi - KK DAK - KK DAK - KK DAK - KK DAK - KK DAK - KK DPIPD - KK DPIPD - KK DPIPD - KK DPIPD - KK DPIPD - KK 2. Prosentase keluarga yang belum 10 Sumur 10 Sumur 10 Sumur 10 Sumur 10 Sumur 10 Sumur - lokasi 3 lokasi 3 lokasi 2 lokasi 3 lokasi - % 30,00 % 30,00 % 20,00 % 30,00 % menggunakan air bersih di daerah APBD - lokasi APBD 3 lokasi APBD 3 lokasi APBD 2 lokasi APBD 3 lokasi rawan air menurun Propinsi - lokasi Propinsi - lokasi Propinsi - lokasi Propinsi - lokasi Propinsi - lokasi DAK - lokasi DAK - lokasi DAK - lokasi DAK - lokasi DAK - lokasi DPIPD - lokasi DPIPD - lokasi DPIPD - lokasi DPIPD - lokasi DPIPD - lokasi 3. kondisi Rusak Sedang - lining 799,61 Km 20 Km 27 Km 25 Km 28 Km 20 Km 2,990 Km 5,008 Km 6,945 Km 27,319 Km 5,360 Km 0,37 % 0,63 % 0,87 % 3,42 % 0,67 % APBD 545 m' APBD - m' APBD - m' APBD 8.346 m' APBD 1.888 m' Propinsi 950 m' Propinsi - m' Propinsi 2.755 m' Propinsi 13.309 m' Propinsi - m' DAK 1.495 m' DAK 3.493 m' DAK 4.190 m' DAK 5.664 m' DAK 3.472 m' DPIPD - m' DPIPD 1.515 m' DPIPD - m' DPIPD - m' DPIPD - m' - Bang. Fasilitas 75 bh 5 bh 6 bh 8 bh 10 bh 7 bh - bh - bh 17 bh - bh - bh - % - % 22,67 % - % - % APBD - bh APBD - bh APBD 1 bh APBD - bh APBD - bh Propinsi - bh Propinsi - bh Propinsi 4 bh Propinsi - bh Propinsi - bh DAK - bh DAK - bh DAK 12 bh DAK - bh DAK - bh DPIPD - bh DPIPD - bh DPIPD - bh DPIPD DPIPD - Bendung Tetap 241 bh 12 bh 15 bh 20 bh 15 bh 25 bh 18 bh 36 bh 16 bh 7 bh 3 bh 7,47 % 14,94 % 6,64 % 2,90 % 1,24 % APBD 2 bh APBD - bh APBD - bh APBD - bh APBD 2 bh Propinsi 7 bh Propinsi - bh Propinsi 4 bh Propinsi 1 bh Propinsi - bh DAK 9 bh DAK 12 bh DAK 12 bh DAK 6 bh DAK 1 bh DPIPD - bh DPIPD 24 bh DPIPD - bh DPIPD - bh DPIPD - - Kurasan 300 Km 50 Km 50 Km 50 Km 50 Km 50 Km - Km 1,800 Km - Km - Km - Km - % 0,60 % - % - % - % APBD - m' APBD 1.800 m' APBD - m' APBD - m' APBD m' Propinsi - m' Propinsi - m' Propinsi - m' Propinsi - m' Propinsi m' DAK - m' DAK - m' DAK - m' DAK - m' DAK m' DPIPD - m' DPIPD - m' DPIPD - m' DPIPD - m' DPIPD - m' - Bangunan Pelengkap 650 bh - bh 160 bh 160 bh 160 bh 170 bh 18 bh 36 bh 16 bh 7 bh - bh 2,77 % 5,54 % 2,46 % 1,08 % - % APBD 2 bh APBD - bh APBD - bh APBD - bh APBD - bh Propinsi 7 bh Propinsi - bh Propinsi 4 bh Propinsi 1 bh Propinsi bh DAK 9 bh DAK 12 bh DAK 12 bh DAK 6 bh DAK bh DPIPD - bh DPIPD 24 bh DPIPD - bh DPIPD - bh DPIPD 4 Terlaksananya perbaikan sumber 38 mata air 1 mata air 10 mata air 11 mata air 9 mata air 7 mata air - bh - bh 2 bh 9 bh 7 bh - % - % 5,26 % 23,68 % 18,42 % mata air APBD - bh APBD - bh APBD - bh APBD 1 bh APBD 5 bh Propinsi - bh Propinsi - bh Propinsi - bh Propinsi 4 bh Propinsi bh DAK - bh DAK - bh DAK 2 bh DAK 4 bh DAK 2 bh DPIPD - bh DPIPD - bh DPIPD - bh DPIPD - bh DPIPD - bh 5 Terlaksananya penertiban aset 250 bh - bh - bh - bh 250 bh - bh - bh - bh - bh 537 bh 537 bh - % - % - % 214,80 % 214,80 % APBD - bh APBD - bh APBD - bh APBD 537 bh APBD 537 bh Propinsi - bh Propinsi - bh Propinsi - bh Propinsi - bh Propinsi - bh DAK - bh DAK - bh DAK - bh DAK - bh DAK - bh DPIPD - bh DPIPD - bh DPIPD - bh DPIPD - bh DPIPD - bh 6 Terlaksananya pelestarian jaringan 254 bh - bh - bh - bh - bh 254 bh - bh - bh - bh 204 bh 204 bh - % - % - % 80,31 % 80,31 % irigasi APBD - bh APBD - bh APBD - bh APBD 204 bh APBD 204 bh Propinsi - bh Propinsi - bh Propinsi - bh Propinsi - bh Propinsi - bh DAK - bh DAK - bh DAK - bh DAK - bh DAK - bh DPIPD - bh DPIPD - bh DPIPD - bh DPIPD - bh DPIPD - bh II-17

Tabel 2.5. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi Kabupaten Majalengka Rasio antara Realisasi dan Anggaran Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Uraian Tahunn ke- (%) Rata-rata Pertumbuhan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi Rehabilitasi/Pemeliharaan Air Pintu 2.822.072.300,00 5.196.492.000,00 6.000.178.146,00 19.745.956.000,00 51.095.758.000,00 2.799.447.200,00 5.082.953.400,00 5.948.635.050,00 19.627.977.050,00 50.948.076.750,00 99,20 97,82 99,14 99,40 99,71 16.972.091.289,20 16.881.417.890,00 52.332.000,00 - - - - 49.975.250,00 - - - - 95,50 - - - - 10.466.400,00 9.995.050,00 Optimalisasi Fungsi Jaringan Irigasi Yang Telah Dibangun Penunjang Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Wilayah UPTD Bantarujeg Penunjang Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Wilayah UPTD Talaga Penunjang Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Wilayah UPTD Sukahaji Penunjang Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Wilayah UPTD Majalengka Penunjang Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Wilayah UPTD Rajagaluh Penunjang Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Wilayah UPTD Leuwimunding Penunjang Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Wilayah UPTD Dawuan Penunjang Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Wilayah UPTD Jatiwangi Penunjang Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Wilayah UPTD Kadipaten 3.353.991.514,00 6.665.072.000,00 5.369.224.502,00 8.667.718.000,00 9.337.206.000,00 3.326.213.400,00 6.574.623.100,00 5.339.421.000,00 8.611.596.500,00 9.318.663.500,00 99,17 98,64 99,44 99,35 99,80 6.678.642.403,20 6.634.103.500,00-13.240.000,00 37.500.000,00 81.016.000,00 125.176.000,00-13.186.250,00 37.500.000,00 81.016.000,00 125.170.000,00-99,59 100,00 100,00 100,00 51.386.400,00 51.374.450,00-13.240.000,00 37.500.000,00 72.301.000,00 97.181.000,00-13.240.000,00 37.500.000,00 72.301.000,00 97.056.750,00-100,00 100,00 100,00 99,87 44.044.400,00 44.019.550,00-13.640.000,00 37.700.000,00 44.801.000,00 87.881.000,00-13.640.000,00 37.700.000,00 44.674.500,00 87.878.000,00-100,00 100,00 99,72 100,00 36.804.400,00 36.778.500,00-13.240.000,00 37.500.000,00 55.945.000,00 140.985.000,00-13.240.000,00 37.500.000,00 55.945.000,00 140.974.500,00-100,00 100,00 100,00 99,99 49.534.000,00 49.531.900,00-12.650.000,00 32.505.000,00 44.792.000,00 102.052.000,00-12.650.000,00 32.505.000,00 44.778.500,00 102.048.500,00-100,00 100,00 99,97 100,00 38.399.800,00 38.396.400,00-11.860.000,00 37.500.000,00 44.796.500,00 61.596.500,00-11.860.000,00 37.200.000,00 44.796.500,00 61.596.500,00-100,00 99,20 100,00 100,00 31.150.600,00 31.090.600,00-11.095.000,00 34.500.000,00 44.801.000,00 42.661.000,00-11.095.000,00 34.500.000,00 44.801.000,00 42.611.000,00-100,00 100,00 100,00 99,88 26.611.400,00 26.601.400,00-11.760.000,00 29.800.000,00 44.801.000,00 85.901.000,00-11.760.000,00 29.520.000,00 44.801.000,00 85.896.000,00-100,00 99,06 100,00 99,99 34.452.400,00 34.395.400,00-12.152.500,00 37.500.000,00 44.796.500,00 39.786.500,00-12.152.500,00 37.500.000,00 44.796.500,00 39.326.500,00-100,00 100,00 100,00 98,84 26.847.100,00 26.755.100,00 II-18

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Pengadaan Papan Larang 87,901,000.00-52,000,000.00 162,424,000.00 162,392,000.00 80,622,400.00-51,892,300.00 162,395,800.00 162,110,500.00 91.72-99.79 99.98 99.83 92,943,400.00 91,404,200.00 Penataan Sumber Mata Air 95,067,650.00 15,775,400.00 434,373,000.00 994,558,000.00 2,170,308,000.00 91,244,800.00 15,626,000.00 431,109,700.00 989,190,600.00 2,166,724,900.00 95.98 99.05 99.25 99.46 99.83 742,016,410.00 738,779,200.00 Patok Pembatas - - 59,250,000.00 169,650,000.00 161,312,000.00 - - 58,690,800.00 169,066,800.00 160,470,800.00 - - 99.06 99.66 99.48 78,042,400.00 77,645,680.00 Pembinaan Petugas UPTD Jaringan Irigasi Inventarisi dan Pemetaan Sumber Mata Air Inventarisi dan Pemetaan Tanah Cadangan Irigasi - - 34,800,000.00 116,640,000.00 104,067,000.00 - - 34,747,300.00 116,131,800.00 104,039,400.00 - - 99.85 99.56 99.97 51,101,400.00 50,983,700.00 - - - 79,990,000.00 - - - - 76,746,600.00 - - - - 95.95-15,998,000.00 15,349,320.00 - - - 86,300,000.00 - - - - 86,200,000.00 - - - - 99.88-17,260,000.00 17,240,000.00 Pengadaan Pompa Air - - - 190,000,000.00 200,000,000.00 - - - 188,100,000.00 199,246,000.00 - - - 99.00 99.62 78,000,000.00 77,469,200.00 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sumber Mata Air Kegiatan Lomba Petugas Jaringan Irigasi Teladan Tk. Kabupaten Rehabilitasi dan Kalibrasi Bangunan Ukur Pengawasan, Pengendalian dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pengawasan, Pengendalian dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Migas Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan Air Tanah Survey Pendahuluan Potensi Mineral Logam dan Mineral Galian Industri Kajian Penelitian Potensi Sumber Daya Air Tanah di Wilayah Pengembangan Kab. Majalengka Sosialisasi Penanggulangan Bencana Geologi Pembinaan dan Pengawasan Usaha Pertambangan Skala Kecil Sosialisasi Pemanfaatan dan Pengendalian Air Tanah Kajian dan Analisis Dampak Kegiatan Penambangan Batu Andesit di Kecamatan Bantarujeg Penyusunan Pedoman Pengusahaan Mineral Non Logam dan Batuan Survey dan Analisis Kelayakan Teknis Izin Usaha Pertambangan - - - 70,000,000.00 - - - - 68,658,700.00 - - - - 98.08-14,000,000.00 13,731,740.00 - - - - 32,775,000.00 - - - - 32,775,000.00 - - - - 100.00 6,555,000.00 6,555,000.00 - - - - 79,750,000.00 - - - - 78,100,800.00 - - - - 97.93 15,950,000.00 15,620,160.00 340,900,000.00 - - - - 324,513,500.00 - - - - 95.19 - - - - 68,180,000.00 64,902,700.00-185,000,000.00 175,000,000.00 180,250,000.00 130,680,000.00-183,135,420.00 174,955,400.00 179,042,400.00 117,675,314.00-98.99 99.97 99.33 90.05 134,186,000.00 130,961,706.80 43,275,000.00 - - - - 41,450,000.00 - - - - 95.78 - - - - 8,655,000.00 8,290,000.00 144,350,000.00 - - - - 136,762,100.00 - - - - 94.74 - - - - 28,870,000.00 27,352,420.00 389,925,000.00 374,503,900.00 96.05 - - - - 77,985,000.00 74,900,780.00 20,000,000.00 18,091,600.00 90.46 - - - - 4,000,000.00 3,618,320.00-37,600,000.00-37,212,600.00-98.97 - - - 7,520,000.00 7,442,520.00-64,910,000.00 26,146,500.00-64,647,100.00 26,120,000.00-99.59 99.90 - - 18,211,300.00 18,153,420.00-60,000,000.00-58,818,700.00-98.03 - - - 12,000,000.00 11,763,740.00-63,650,000.00-63,052,600.00-99.06 - - - 12,730,000.00 12,610,520.00-80,000,000.00-79,682,800.00-99.60 - - - 16,000,000.00 15,936,560.00 II-19

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Pengembangan Listrik Pedesaan - - 69,074,000.00 1,090,589,500.00 1,043,687,500.00 - - 69,019,000.00 1,074,902,700.00 1,043,450,200.00 - - 99.92 98.56 99.98 440,670,200.00 437,474,380.00 Pembinaan Pengawasan dan Pengendalian Air Tanah serta Percontohan Instalasi Air Bersih Berbasis Air Tanah Untuk Masyarakat Pedesaanm Pembinaan dan Pengendalian Pengawasan Usaha Pertambangan Pembinaan Pengawasan dan Pengendalian Usaha Pertambangan Pembinaan, Pengawasan dan Perhitungan Nilai Perolehan Air Tanah - - 66,279,500.00 - - 66,243,100.00 - - 99.95 - - 13,255,900.00 13,248,620.00 - - 110,000,000.00 - - 109,718,300.00 - - 99.74 - - 22,000,000.00 21,943,660.00 - - - 50,800,000.00 41,329,729.00 - - - 42,414,400.00 39,965,629.00 - - - 83.49 96.70 18,425,945.80 16,476,005.80 - - - 49,800,000.00 57,363,000.00 - - - 49,646,900.00 57,363,000.00 - - - 99.69 100.00 21,432,600.00 21,401,980.00 Penyusunan Pertambangan Pedoman - - - 106,500,000.00 - - - - 105,290,800.00 - - - - 98.86-21,300,000.00 21,058,160.00 Pemanfaatan Air Tanah Untuk Masyarakat Pedesaan Survey Pendahuluan Potensi Panas Bumi di Kabupaten - - - 89,100,000.00 152,845,000.00 - - - 87,148,400.00 137,385,000.00 - - - 97.81 89.89 48,389,000.00 44,906,680.00 - - - 57,500,000.00 - - - - 57,140,100.00 - - - - 99.37-11,500,000.00 11,428,020.00 II-20

2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PERTAMBANGAN DAN ENERGI Analisis terhadap Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumberdaya Air, Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Jawa Barat dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Propinsi Jawa Barat, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Bidang Sumber Daya Air : Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup, bahkan 70 % tubuh manusia terdiri dari air. Pertambahan jumlah penduduk menuntut tersedianya kebutuhan pangan yang mendesak. Indonesia dan Propinsi Jawa Barat, khususnya Kabupaten Majalengka mempunyai ketersediaan air yang cukup, tetapi tidak tersedia merata sepanjang tahun. Berdasarkan siklus hidrologi, 80% air tersedia pada musim hujan (durasi 5 bulan), dan 20% air tersedia pada musim kemarau (durasi 7 bulan). Di sisi lain beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) yang memiliki peran penting dalam penyediaan sumber air sebagian telah mengalami kerusakan akibat perubahan tata guna lahan di hulu sungai yang berakibat pada turunnya nilai kemanfaatan air sebagai konsekuensi penurunan fungsi daerah tangkapan dan resapan air. Saat ini luas jaringan irigasi kewenangan Kabupaten Majalengka seluas 22.396 Ha, 41 % dalam kondisi rusak pada akhir tahun 2013. Jaringan Irigasi berfungsi untuk mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional. Ironisnya, perkembangan fisik wilayah dan pertambahan jumlah penduduk telah memberikan dampak pada terjadinya alih fungsi lahan pertanian, sementara kebutuhan air semakin meningkat. Konsekuensinya menuntut pengelolaan sumber daya air yang optimal untuk pencapaian kebutuhan tersebut. Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Secara umum sektor Energi dan Sumber Daya Mineral memiliki peran penting dalam pembangunan nasional yaitu: II-21

Sumber penerimaan Negara Penggerak pembangunan daerah melalui pemberian dana bagi hasil, Pengembangan masyarakat melalui listrik pedesaan, Desa Mandiri Energi, dan penyediaan air bersih Subsidi energi mendukung daya beli dan aktivitas perekonomian dengan subsidi BBM/LPG dan listrik; Penyediaan energi dan bahan baku domestik, pengembangan energi baru terbarukan (panas bumi, surya), serta pasokan mineral domestik; Penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan sektor ESDM; Potensi sektor Energi dan Sumber Daya Mineral mencakup sumber daya alam energi dan mineral yang dikandung oleh bumi Indonesia, dalam hal ini dibatasi pada wilayah dan yang menjadi kewenangan Kabupaten Majalengka. Analisis Rencana Tata Ruang Wilayah Sesuai Perda No. 11 Tahun 2011 Ruang diartikan sebagai ruang daratan, lautan dan ruang udara termasuk lahan/tanah, air, udara, benda lainnya serta daya dan keadaan sebagai satu kesatuan wilayah tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya (Ditjen Ciptakarya, Departemen Pekerjaan Umum, 1996) Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, rencana tata ruang dirumuskan secara berjenjang mulai dari tingkat yang sangat umum sampai tingkat yang sangat rinci. Mengingat rencana tata ruang merupakan matra keruangan dari rencana pembangunan daerah dan bagian dari pembangunan nasional, ketiga tingkatan (RTRW Nasional, RTRW Propinsi, dan RTRW Kabupaten) mempunyai hubungan keterkaitan satu sama lain serta dijaga konsistensinya baik dari segi substansi maupun operasionalisasinya. RTRW Kabupaten disusun oleh daerah otonom kabupaten, dengan memperhatikan RTRW lainnya, dengan tingkat ketelitian lebih besar. RTRW Kabupaten disusun berdasarkan perkiraan kecenderungan dan arahan perkembangan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di masa depan sesuai dengan jangka waktu perencanaannya. Tujuan dari perencanaan tata ruang wilayah kabupaten adalah mewujudkan ruang wilayah kabupaten yang memenuhi kebutuhan pembangunan II-22

dengan senantiasa berwawasan lingkungan, efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat. Sasaran dari perencanaan tata ruang wilayah kabupaten adalah: a. Terkendalinya pembangunan di wilayah kabupaten baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat; b. Terciptanya keserasian antara kawasan lindung dan kawasan budidaya; c. Tersusunnya rencana dan keterpaduan program-program pembangunan di wilayah kabupaten; d. Terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha di wilayah kabupaten. e. Terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar sektor pembangunan Fungsi dari RTRW Kabupaten adalah: Sebagai matra keruangan dari pembangunan daerah; Sebagai dasar kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten; Sebagai alat untuk mewujudkan keseimbangan perkembangan antar wilayah kabupaten dan antar kawasan serta keserasian antar sektor; Sebagai alat untuk mengalokasikan investasi yang dilakukan pemerintah, masyarakat dan swasta; Sebagai pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang kawasan; Sebagai dasar pengendalian pemanfaatan ruang; Sebagai dasar pemberian izin lokasi pembangunan skala besar. Analisis dilakukan untuk memahami kondisi unsur-unsur pembentuk ruang serta hubungan sebab akibat terbentuknya kondisi ruang wilayah, dengan memperhatikan kebijaksanaan pembangunan wilayah yang ada. Analisis yang dilakukan meliputi analisis terhadap kondisi sekarang dan kecenderungan di masa II-23

depan dengan menggunakan data dan informasi yang dikumpulkan dalam proses pengumpulan data dan informasi. Rencana Tata Ruang Wilayah di Kabupaten Majalengka diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka No 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka Tahun 2011 2031, di mana dalam peraturan daerah tersebut telah disebutkan indikasi program penataan ruang di Kabupaten Majalengka yang meliputi : Perwujudan Struktur Ruang Kabupaten, dan Perwujudan Pola Ruang Kabupaten Hasil telaahan terhadap Struktur dan Pola Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka diuraikan dalam tabel sebagai berikut : II-24

Tabel 2.6. Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka No Rencana Struktur Ruang Struktur Ruang Saat Ini Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD A 9. Perwujudan Struktur Ruang Kabupaten Sistem Prasarana Jaringan Energi a) Pengembangan Transmisi Tenaga Listrik 70 KV jalur Parakan Kadipaten b) Pengembangan Transmisi Tenaga Listrik 150 KV Jalur Cikijing Mandirancan c) Pengembangan Gardu Induk Cikijing 150 KV di Kecamatan Cikijing Transmisi Tenaga Listrik 70 KV Parakan Kadipaten Transmisi Tenaga Listrik 150 KV Cikijing Mandirancan Gardu Induk Cikijing 150 KV di Kec. Cikijing Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Kegiatan Pengembangan Listrik Pedesaan Pengelompokan wilayah sasaran berdasarkan lokasi gardu induk dan jalur transmisi Jangkauan layanan OPD bisa diperluas dengan adanya gardu induk dan jalur transmisi baru II-25

d) Pengembangan Gardu Induk Majalengka 70 KV di Kecamatan Kadipaten e) Pengembangan jaringan pipa minyak bumi di Kecamatan Sumberjaya Kecamatan Ligung f) Pengembangan Jaringan Pipa Gas Bumi di Kec. Sumberjaya Palasah Jatiwangi g) Pengembangan Energi Alternatif Tenaga Surya di Kec. Majalengka, Tenaga Angin di Kec. Jatitujuh, dan Bongas di Kec. Sumberjaya Gardu Induk Majalengka 70 KV di Kec. Kadipaten Energi alternatif belum semuanya tereksplorasi 11. Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air Pengamanan Jaringan Sumber Daya Air wilayah lintas propinsi Cimanuk Cisanggarung Pengelolaan lintas propinsi/kota merupakan kewenangan BBWS Cimanuk - Cisanggarung Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya Pelayanan OPD berdasarkan kewenangannya (Kabupaten) II-26

) Pengamanan jaringan Sumber Daya Air lintas Kabupaten/Kota ) Pengelolaan Wilayah Sungai Lintas Propinsi ) Pengembangan Waduk dan Situ Pemanfaatan Daerah Irigasi kewenangan pusat, propinsi dan Kabupaten Pemanfaatan Air permukaan dan air tanah sebagai sumber air baku ) Optimalisasi Sumber Mata Air ) Optimalisasi Sumber Air Baku Waduk i) Penyediaan sistem pengendalian banjir Sudah terbagi Daerah Irigasi sesuai kewenangan Saat ini belum termanfaatkan secara optimal Belum ada Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya II-27

Tabel 2.7. Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saat Ini B Perwujudan Pola Ruang Kabupaten 1 Kawasan Lindung c).kawasan Perlindungan Setempat Sempadan Sungai, Waduk, Situ, Mata Air Penegakan aturan garis sempadan sungai, waduk, situ dan mata air Pengelolaan, pemeliharaan, pelestarian, rehabilitasi kawasan sempadan sungai, waduk, situ dan mata air Masih ada pemanfaatan sempadan sungai, waduk, situ dan mata air yang tidak sesuai peruntukannya Masih belum dikelola dan dilestarikan sebagaimana mestinya Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD Rencana Pola Ruang mendukung kebutuhan pelayanan OPD Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD Penertiban aturan tentang garis sempadan sesuai peruntukannya Pengelolaan, pelestarian dan rehabilitasi sempadan sungai, waduk, situ dan mata air II-28

Pemeliharaan dan Rehabilitasi sungai di bagian hulu Pemeliharaan dan rehabilitasi di bagian hilir Daerah Wilayah Sungai Masih belum sepenuhnya, harus dikoordinasikan dengan stake holder terkait Masih belum sepenuhnya, harus dikoordinasikan dengan stake holder terkait Koordinasi dengan stake holder terkait Koordinasi dengan stake holder terkait 2. Kawasan Budidaya d)kawasan Pertambangan Penyusunan Penelitian deposit mineral pertambangan Pengembangan kawasan pertambangan Peningkatan sarana dan prasarana kawasan pertambangan Pengembangan informasi energi dan sumber daya mineral Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan dan Air Tanah Rencana Pola Ruang mendukung kebutuhan pelayanan OPD Rencana Pola Ruang yang ada mendukung pengembangan pelayanan OPD secara maksimal dan optimal II-29

Peningkatan produksi dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan Peningkatan peran serta masyarakat Pendataan ulang izin pertambangan Reboisasi untuk mereklamasi lahan bekas pertambangan Pengembangan kegiatan pertambangan umum lainnya Reklamasi lokasi bekas tambang untuk digunakan komoditi lain II-30

2.5. ANALISIS KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS Kajian Lingkungan Hidup Strategis merupakan instrument perencanaan lingkungan yang mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam pengambilan keputusan pada tahap kebijakan, rencana dan program untuk menjamin terlaksananya prinsip pembangunan yang berwawasan lingkungan. Pada umumnya, lingkungan hidup di Indonesia saat ini masih menunjukkan penurunan kondisi seperti terjadinya pencemaran, kerusakan lingkungan, penurunan ketersediaan dibandingkan kebutuhan sumber daya alam, maupun bencana lingkungan. Upaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan atau proyek melalui berbagai instrumen belum dapat menyelesaikan persoalan lingkungan hidup secara optimal, karena berbagai persoalanlingkungan hidup berada pada tataran kebijakan, rencana dan/atau program. Oleh karena itu, persoalan lingkungan hidup tidak dapat diselesaikan dalam skala kegiatan saja, tetapi harus diselesaikan pada skala kebijakan. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) merupakan upaya terobosan yang berupa rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif, untuk memastikan bahwa prinsip prinsip pembangunan berkelanjutan sudah diintegrasikan dalam kebijakan, rencana dan/atau program. Kajian Lingkungan Hidup Strategis dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab pembuat kebijakan, rencana dan/atau program, sebagai bagian dari akuntabilitas pembuat kebijakan, rencana dan/atau program (KRP) kepada publik. Untuk itu dibutuhkan political will pembuat KRP untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, termasuk memperhatikan kepentingan lingkungan hidup, dalam penyusunan kebijakan, rencanadan/atau program. Dalam Pasal 15 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup diamanatkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melaksanakan KLHS ke dalam penyusunan atau evaluasi : a. Rencana tata ruang wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, rencana pembangunan jangka panjang (RPJP), dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) nasional,provinsi dan kabupaten/kota; dan II-31

b. Kebijakan, rencana dan/atau program (KRP) yang berpotensi menimbulkan dan/atauprogram yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup. KLHS memuat kajian antara lain kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan, perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup, kinerja layanan/jasa ekosistem, efisiensi pemanfaatan sumber daya alam, tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim, dan/atau tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati (Pasal 16 UU 32/2009) KLHS dilaksanakan dengan mekanisme (Pasal15 ayat 3 UU 32/2009): a. Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program terhadap kondisi lingkungan hidup wilayah; b. Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program; dan c. Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 telah mengamanatkan untuk ditetapkannya peraturan pemerintah (RPP) mengenai kajian lingkungan hidup strategis (KLHS). Untuk panduan pelaksanaan KLHS sebelum RPP KLHS ditetapkan, telah diterbitkan beberapa peraturan yaitu: Permen LH Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis Permendagri Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah; Rapermen PU tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah; Berdasarkan hasil Forum Group Discussion penyusunan Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis pendukung RPJMD, yang menjadi isu strategis pertama dan utama dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis di Kabupaten Majalengka adalah tentang Sumber Daya Air, baik kuantitas maupun kualitasnya. Hal ini memberikan peluang bagi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, II-32

Pertambangan dan Energi dan merupakan tantangan besar untuk mengembangkan dan meningkatkan pelayanannya. II-33

Tabel 2.8. Hasil Analisis Terhadap Dokumen KLHS Kabupaten Majalengka No Aspek Kajian Ringkasan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Implikasi terhadap Pelayanan OPD Catatan Hasil Perumusan Program dan Kegiatan OPD (1) (2) (3) (4) (5) 1 Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Untuk Pembangunan 2 Perkiraan mengenai dampak dan resiko lingkungan hidup Pembangunan harus tetap memperhatikan kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hdup Pembangunan harus memperhatikan dampak dan resiko terhadap lingkungan hidup Secara umum tidak ada, karena sebagian besar hanya bersifat rehabilitasi dari sarana yang sudah ada, atau hanya berskala kecil Secara umum tidak ada, karena sebagian besar hanya bersifat rehabilitasi dari sarana yang sudah ada, atau hanya berskala kecil Tidak ada Tidak ada 3 Kinerja Layanan/Jasa Ekosistem - Tidak ada Tidak ada II-34

4 Efisiensi Pemanfaatan sumber daya alam Pemanfaatan Sumber Daya Alam secara efisien dan berwawasan lingkungan 5 Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi Pembangunan harus bisa terhadap perubahan iklim beradaptasi terhadap perubahan iklim 6 Tingkat kerentanan dan potensi Pembangunan harus keanekaragaman hayati memperhatikan dan tidak merusak keanekaragaman hayati Pelayanan OPD sebagian besar berupa pembangunan fisik/infrastruktur, mengakibatkan eksploitasi sumber daya alam sebagai bahan baku, terutama mineral non logam berupa pasir dan batu Secara umum tidak ada Secara umum tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada II-35

Analisis tersebut di atas menghasilkan tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi dalam lima tahun mendatang. Tantangan Bidang Sumber Daya Air : Fluktuasi debit yang besar antara musim kemarau dan musim hujan, sehingga air berlimpah bahkan terbuang pada musim hujan, dan kekurangan pada musim kemarau Menurunnya ketersediaan air karena kondisi lingkungan yang semakin buruk, Menurunnya kuantitas dan kualitas sumber air Meningkatnya kebutuhan air baku, Kurangnya peran serta/kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air Terjadinya konflik kepentingan antar sektor dan antar wilayah Kebutuhan pengelolaan DAS terpadu dan konseptual agar fungsi sumber air senantiasa dapat dipertahankan, Terjadinya perusakan lingkungan yang semakin parah dan meningkatnya tekanan penduduk pada lingkungan, yang berakibat adanya banjir, Tantangan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (dibatasi pada kewenangan Pemerintah Kabupaten Majalengka) diantaranya: Belum optimalnya investasi pengembangan sektor Energi dan Sumber Daya Mineral, Pemanfaatan energi belum efisien, Nilai tambah industri pertambangan dan local content rendah, Belum optimalnya pelaksanaan prinsip good mining practices Belum terungkapnya seluruh informasi geologi. II-36