GAMBARAN PERAWATAN IBU NIFAS OLEH TENAGA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAN BALIMO KOTA SOLOK TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah

BAB I PENDAHULUAN. keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik di negara maju

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

PENGERTIAN MASA NIFAS

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

PENGKAJIAN PNC. kelami

BAB I PENDAHULUAN. pertolongan di fokuskan pada periode intrapartum (Saleha, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukiyah (2011) dalam Prawirohardjo (2002) masa nifas. pada kondisi tidak hamil (Varney, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah

Mata Kuliah Askeb III (Nifas)

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu tidak pernah merupakan sesuatu yang datang tiba-tiba, mutu selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga perawatan episiotomi kurang maksimal. Selama beberapa hari

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU POST PARTUM. Nur Hasana* dan Irma Damayanti** ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

NIFAS NORMAL MASA NIFAS 11/15/2010. Tujuan asuhan masa nifas

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan. Pada masa ini terjadi perubahan sistem -sistem dalam tubuh, atau

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dalam pelayanan kesehatan. Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 2012; h. 87).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harapan seseorang (Arifin dan Rahayu, 2011). diartikan sebagai rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan

BAB I PENDAHULUAN. masa nifas dini (early postpartum) adalah periode kepulihan dimana ibu telah

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Periode paska persalinan atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang)

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Angka kematian maternal di negara negara maju berkisar antara 5-10

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu

PERSALINAN NORMAL ( KALA IV )

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dunia luar. Beberapa kasus seperti plasenta previa, preeklamsia, gawat janin,

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. anak. Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK IBU NIFAS

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

PERBEDAAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI BERDASARKAN JENIS PERSALINAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS DAN POST SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi. keluarga sehat dan bahagia (Anggraini, 2010.h.10).

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang

Jujuren Br. Sitepu Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Keperwatan Gigi. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan nifas (Riswandi, 2005). Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PENCAPAIAN TARGET CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS DI KABUPATEN SEMARANG.

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

Referat Fisiologi Nifas

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY M G III P 2002 PERSALINAN DENGAN RETENSIO PLASENTA DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2010

CONTINUITY of CARE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ADAN-ADAN KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga.

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM YANG MELAKSANAKAN SENAM NIFAS

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. N di Puskesmas Kedungwuni I mulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. proses fisiologis dan berksinambungan. Kehamilan dimulai dari konsepsi

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY D P 2002 AKSEPTOR AKTIF SUNTIK 3 BULAN DENGAN MENOMETRORAGIA DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami

Transkripsi:

GAMBARAN PERAWATAN IBU NIFAS OLEH TENAGA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAN BALIMO KOTA SOLOK TAHUN 214 Aini Yusra, Sri Dewi, Fitri Yoska Widiasari (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perawatan ibu nifas oleh tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok Tahun 214. Pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling yang dilakukan pada tanggal 12 juni sampai 16 Juni 214 sebanyak 2 orang. Hasil penelitian diperoleh hampir sebagian (5%) responden tidak menerima pemantauan kondisi uterus, seluruh (1%) responden menerima pematauan luka, perdarahan, TTV, dan pemantauan haluaran urine, Sebagian besar (8%) responden menerima konseling ASI, serta lebih dari sebagian (6%) responden menerima konseling KB. Kesimpulakan dari penelitian ini, lebih dari sebagian (65%) responden menerima perawatan pada masa nifasnya oleh tenaga kesehatan tidak lengkap. Diharapkan kepada petugas puskesmas nan balimo kota solok dapat melaksanakan pemantauan atau perawatan ibu nifas sesuai lama hari nifas dan indikator yang telah ditetapkan dalam program pemerintah serta diharapkan kesadaran masyarakat untuk mengidentifikasi ibu nifas. Kata kunci: perawatan ibu nifas, Kunjungan nifas PENDAHULUAN Masa nifas merupakan masa yang dilalui oleh setiap wanita setelah melahirkan. Masa nifas berlangsung sejak plasenta lahir sampai dengan 6 minggu atau 42 hari setelah kelahiran (Sarwono, 28: 356). Dalam masa nifas ini terjadi adaptasi fisik dan psikologis ibu untuk kembali seperti sebelum kehamilan. Namun pada masa tersebut dapat terjadi komplikasi persalinan baik secara langsung maupun tidak langsung. Komplikasi pada masa kehamilan, persalinan dan nifas dapat menyebabkan kematian pada ibu. Menurut survei demografi Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi yaitu 228 per 1. kelahiran hidup. Angka tersebut relatif tinggi dibanding Negara-negara ASEAN lain. Penyebab kematian yang sering terjadi pada masa nifas adalah perdarahan 49%, infeksi 32% dan lain-lain 19% (Depkes RI, 29). Sarwono (29:122) menyatakan bahwa masa nifas merupakan masa kritis dalam kehidupan ibu dan bayi karena sekitar 6% kematian ibu terjadi segera setelah kelahiran dimana 5% dari kematian tersebut terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Lebih dari 65% dari kematian tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan dan perawatan

pada ibu serta penyuluhan kepada ibu dan keluarganya agar komplikasi nifas tidak terjadi. ibu membutuhkan petunjuk dan nasihat dari tenaga kesehatan sehingga proses adaptasi setelah melahirkan berlangsung dengan baik. Dalam standar pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan memberikan pelayanan bagi ibu pada masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan. Pelayanan pada ibu nifas bertujuan untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini, penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, personal hygiene, nutrisi, perawatan bayi baru lahir, pemberian asi, imunisasi dan keluaga berencana serta dukungan dari petugas kesehatan dan kondisi emosional beserta psikologis suami serta keluarga (Sarwono, 28:357). Dalam masa nifas ini tidak sedikit ibu yang mengalami problem kesehatan seperti nyeri, perdarahan, infeksi, bengkak pada kaki, ketidakmampuan menyusui, dan gangguan nutrisi. Dalam buku pedoman pemantau wilayah setempat KIA (21:1) Pemerintah menggalakkan program kunjungan nifas yaitu kunjungan rumah dilaksanakan tiga kali untuk memantau keadaan ibu saat nifas dan bayi. Namun demikian program pemerintah ini tidak sesuai dengan target, dibuktikan dengan cakupan kunjungan ibu nifas di Indonesia pada tahun 211 adalah 76,96%, pada provinsi Sumatra Barat kunjungan ibu nifas mencapai 76,56% sementara target cakupan kunjungan ibu nifas pada tahun 215 adalah 9%. Dari tabel 1 diatas mengambarkan bahwa data profil kesehatan tahun 213 Kota Solok cakupan kunjungan nifas Kota Solok di wilayah kerja Puskesmas yang paling tinggi melaksanakan KF 1 adalah wilayah kerja puskesmas nan balimo, namun pada KF 2 dan KF 3 mengalami penurunan. Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan dengan mewawancarai empat orang ibu di kelurahan Nan Balimo. Salah satu ibu menyatakan bahwa ia tidak pernah dikunjungi oleh tenaga kesehatan dan dua orang ibu dikunjungi dua kali selama masa nifasnya oleh tenaga kesehatan serta hanya satu orang ibu yang dikunjungi tiga kali oleh tenaga kesehatan dan sesuai dengan indikator dalam program kunjungan nifas yang digalakkakn oleh pemerintah, namun masih ada terjadi komplikasi pada ibu nifas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perawatan ibu nifas oleh tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok Tahun 214

METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran perawatan ibu nifas yang dilaksanakan tenaga kesehatan dengan populasi seluruh ibu nifas yang dilakukan perawatan oleh tenaga kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo dengan cara pengambilan sampel yaitu total sampling yang dilakukan pada tanggal 12 juni sampai 16 Juni 214 sebanyak 2 orang. Data dikumpulkan menggunakan lembar checklist dengan cara mewawancarai responden, setelah data terkumpul data diolah dan dianalisa HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok Tahun 214 Umur Frekuensi Persentase < 2 2-34 35 1 19 Jumlah 2 1 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hampir keseluruhan (95%). 5 95 responden berada pada rentang umur 2-34 tahun Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok Tahun 214 Pendidikan Frekuensi Persentase SD SMP SMA PT Jumlah 2 1 Tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi tingkat pendidikan responden hampir 6 4 6 4 3 2 3 2 sama yaitu 3% pada SD dan SMA serta 2% pada SMP dan PT.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok Tahun 214 Pekerjaan Frekuensi Persentase PNS Swasta Bekerja/IRT 2 1 17 Jumlah 2 1 1 5 85 Berdasrkan tabel diatas dapat terlihat bahwa sebagian besar (85%) responden bekerja sebagai IRT Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kunjungan Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok Tahun 214 Kunjungan Nifas Frekuensi Persentase KF 2 KF 3 4 16 Jumlah 2 1 2 8 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil karakteristik kunjungan nifas responden tersebut peneliti hanya meneliti indikator yang berada pada KF 2 dan KF 3 saja. Indikator tersebut adalah pemantauan uterus, pemantauan perdarahan atau lokia, pemantauan kondisi luka, pemantauan TTV, pemantauan haluaran urine, pemantauan infeksi, konseling ASI, konseling KB dan indikator yang tidak ada pada KF 2 dan KF 3 adalah pemberian Vitamin A, pemberian vitamin A hanya diberikan pada KF 1 saja. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perawatan Ibu Nifas Oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok Tahun 214 Perawatan nifas Frekuensi Persentase Lengkap Kurang Lengkap 7 13 35 65 Jumlah 2 1 Berdasarkan tabel 6 diatas terlihat lebih dari sebagian (65%) responden kurang lengkap menerima perawatan pada masa kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Masa nifas adalah nifasnya oleh tenaga kesehatan. masa setelah melahirkan selama 6 Perawatan nifas adalah pelayanan minggu atau 4 hari.

Pematauan perawatan nifas oleh tenaga kesehatan dapat dapat dilihat sebagai berikut: Pemantauan Uterus Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemantauan Uterus Oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok Tahun 214 Pemantauan Uterus Frekuensi Persentase 1 1 Jumlah 2 1 Berdasarkan tabel 7 diatas terlihat hampir sebagian (5%) responden tidak Pemantauan Perdarahan atau Lokia Hasil penelitian dari 2 orang responden didapatkan dengan mengajukan pertanyaan apakah tenaga kesehatan menanyakan jumlah berapa kali ibu 5 5 menerima pemantauan kondisi uterus. mengganti pembalut dan keadaan darah nifas ibu. Kecendrungan distribusi frekuensi pemantauan perdarahan atau lokia dapat dilihat pada tabel 8: Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemantauan Perdarahan atau Lokia Oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok Tahun 214 Pemantauan Perdarahan Frekuensi Persentase 2 1 Jumlah 2 1 Berdasarkan tabel 8 diatas terlihat seluruh (1%) responden menerima pemantauan perdarahan atau lokia. Pemantauan Kondisi Luka Hasil penelitian dari 2 orang responden didapatkan dengan mengajukan pertanyaan apakah tenaga kesehatan memeriksa jalan lahir (vagina dan perut) ibu. Kecendrungan distribusi frekuensi pemantauan kondisi luka dapat dilihat pada tabel 9: Tabel 9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemantauan Kondisi Luka Oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok Tahun 214 Kondisi Luka Frekuensi Persentase 2 1 Jumlah 2 1

Berdasarkan tabel 9 diatas terlihat seluruh (1%) responden menerima pemantauan kondisi luka. Setelah melahirkan, perineum menjadi agak bengkak/ edema/ memar dan mungkin ada Pemantauan Tanda-Tanda Vital (TTV) Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemantauan TTV Oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok Tahun 214 Pemantauan TTV Frekuensi Persentase 2 1 Jumlah 2 1 Berdasarkan tabel 1 diatas terlihat seluruh (1%) responden menerima pemantauan TTV. Pemantauan Haluaran Urine Tabel 11. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemantauan Haluaran Urine Oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok Tahun 214 Haluaran Urine Frekuensi Persentase 2 1 Jumlah 2 1 Berdasarkan tabel 11 diatas terlihat seluruh (1%) responden menerima pemantauan haluaran urine. Ibu postpartum mengalami diuresis, namun dapat terjadi ganguan haluaran urine dalam 24 jam pertama akibat dari oedema Pemantauan Infeksi jalan lahir yang menyebabkan terjadinya distensi kandung kemih (Sulistyawati,29:78). infeksi saluran kemih ditandai dengan nyeri dan rasa panas saat BAK. Tabel 12. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemantauan Infeksi Oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok Tahun 214 Pemantauan Infeksi Frekuensi Persentase 2 1 Jumlah 2 1 Berdasarkan tabel 12 diatas terlihat seluruh (1%) responden menerima pemantauan infeksi.

Konseling ASI Tabel 13. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Konseling ASI Oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok Tahun 214 Konseling ASI Frekuensi Persentase 16 4 Jumlah 2 1 8 2 Berdasarkan tabel 13 diatas terlihat sebagian besar (8%) responden menerima Konseling ASI. Pemberian Tablet Fe Tabel 14. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemberian Tablet Fe Oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok Tahun 214 Pemberian Tablet Fe Frekuensi Persentase 2 1 Jumlah 2 1 Berdasarkan tabel 14 diatas terlihat seluruh (1%) responden menerima pemberian tablet Fe. Konseling KB Tabel 15. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemantauan Konseling KB Oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok Tahun 214 Konseling KB Frekuensi Persentase 12 8 Jumlah 2 1 6 4 Berdasarkan tabel 15 diatas terlihat lebih dari sebagian (6%) responden yang menerima Konseling KB.

PEMBAHASAN Menurut Bobak (25) periode postpartum adalah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Dalam buku pedoman pemantau wilayah setempat KIA (21:1) Pemerintah menggalakkan program kunjungan nifas yaitu kunjungan rumah dilaksanakan tiga kali untuk memantau keadaan ibu saat nifas dan bayi. Pelayanan yang diberikan menurut buku pedoman pemantauan wilayah setempat KIA (21) adalah : Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu, serta perawatan luka (pemantauan infeksi), pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus), pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya, pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan, pemberian kapsul Vitamin A dan tablet Fe, dan pelayanan KB pasca salin. Berdasarkan penelitian lebih dari sebagian (65%) responden menerima perawatan pada masa nifasnya oleh tenaga kesehatan kurang lengkap, ini dibuktikan bahwa tenaga kesehatan melaksanakan perawatan nifas kurang sesuai dengan indikator program kunjungan nifas. Menurut Sarwono (28:357) dalam masa nifas tidak sedikit ibu mengalami komplikasi pada masa nifas seperti nyeri, perdarahan, infeksi, bengkak pada kaki, ketidakmampuan menyusui dan gangguan nutrisi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Agustina pada tahun 213 tentang Beberapa Faktor ng Berhubungan Dengan Motivasi Bidan Desa Dalam Pencapaian Target Cakupan Kunjungan Nifas Di Kabupaten Semarang diketahui bahwa tugas bidan dalam pelayanan nifas belum optimal, hal ini ditunjukkan dengan tidak dilakukannya kunjungan nifas secara lengkap, pemeriksaan nifas juga tidak dilakukan secara lengkap dan program pengembangan potensi seperti pelatihan apn yang diikuti selain dengan biaya mandiri juga membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Aisyaroh (21) dalam penelitiannya tentang Efektifitas Kunjungan Nifas Terhadap Pengurangan Ketidaknyamanan Fisik ng Terjadi Pada Ibu Selama Masa Nifas menyebutkan bahwa berbagai kendala yang dihadapi oleh tenaga kesehatan pada kunjungan nifas adalah waktu untuk mengunjungi pasien, rasio tenaga kesehatan yang tidak sesuai dengan jumlah pasien yang dilayani, letak geografis dan sarana transportasi yang kurang mendukung. Pemantauan dilakukan dengan memeriksa abdomen dan menentukan tinggi fundus uteri (TFU). Pada ibu nifas hari pertama TFU akan berada setinggi umbilikus dan turun satu jari setiap harinya hingga tak teraba hingga hari ke 1 postpartum. (Reeder, 211) Pematauan uterus dilakuakan untuk mendeteksi secara dini terjadinya

sub involusi. Sub-involusi adalah pengecilan uterus kurang baik atau terganggu (rustam mochtar, 22). Faktor penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus, endometritis, adanya mioma uteri (prawirohardjo, 25). Pada pemeriksaan bimanual di temukan uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya, fundus masih tinggi. Kontraksi dan retraksi otot uterin dipengaruhi oksitosin sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Hal ini menyebabkan iskemia pada lokasi perlekatan plasenta (plasenta site) sehingga membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan. Pematauan uteri juga bisa dilihat dari lokia sehingga kemungkinan tidak dilakukan TFU disebabkan karena tidak adanya keluhan pada lokia luka jahitan bekas robekan atau episiotomi, yaitu sayatan untuk memperluas pengeluaran bayi. Proses penyembuhan luka episiotomi sama seperti luka operasi lain. Perhatikan tanda-tanda infeksi pada luka episiotomi seperti nyeri, merah, panas, bengkak atau keluar cairan tidak lazim. Penyembuhan luka biasanya berlangsung 2-3 minggu setelah melahirkan (Suherni, 29). Penyembuhan luka dapat terjadi secara Per Primam yaitu penyembuhan yang terjadi setelah segera diusahakan bertautnya tepi luka biasanya dengan jahitan. Per Sekunden yaitu proses penyembuhan terjadi lebih kompleks dan lebih lama. Luka jenis ini biasanya tetap terbuka. Biasanya dijumpai pada luka-luka dengan kehilangan jaringan, terkontaminasi atau terinfeksi. Penyembuhan dimulai dari lapisan dalam dengan pembentukan jaringan granulasi. Per Tertiam atau per primam tertunda yaitu luka yang dibiarkan terbuka selama beberapa hari setelah tindakan debridemen. Setelah diyakini bersih, tepi luka dipertautkan (4-7 hari). Berdasarkan hasil penelitian seluruh responden menerima pemantauan luka. Menurut Suwiyoga (24) akibat perawatan perineum yang tidak benar dapat mengakibatkan kondisi perineum yang terkena lokhea menjadi lembab sehingga sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum, maka dari itu pematauan luka yang tepat penting dilakukan untuk tetap memantau keaadaan luka ibu nifas dalam keadaan baik. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Herawati tahun 21 tentang Hubungan Perawatan Perinium Dengan Kesembuhan Luka Perinium Pada Ibu Nifas Hari Keenam diketahui bahwa semakin baik perawatan luka perinium maka semakin cepat kesembuhan luka perinium. Perubahan TTV pada ibu postpartum dapat terjadi secara fisiologi maupun patologis. Adaptasi fisik ibu postpartum dapat diidentifikasi dari tanda-tanda vitalnya.

Nadi berkisar antara 6-8 denyutan permenit setelah partus, dan terdapat bradikardia. Bila terdapat takikardi dan suhu tubuh tidak panas mungkin ada perdarahan berlebihan pada penderita. Pada masa nifas umumnya denyut nadi labil dibandingkan dengan suhu tubuh, sedangkan pernafasan akan sedikit meningkat setelah partus kemudian kembali seperti semula (Saleha, 29:61). Setiap denyut nadi yang melebihi 1 kali per menit adalah abnormal dan hal ini menunjukkan adanya kemungkinan infeksi. (Sulistyawati, 29:81) Selama 24 jam pertama, suhu mungkin meningkatkan menjadi 38 C, sebagai akibat meningkatnya kerja otot, dehidrasi dan perubahan hormonal. Jika terjadi peningkatan suhu 38 C yang menetapkan 2 hari setelah 24 jam melahirkan, maka perlu dipikirkan adanya infeksi seperti sepsis puerperalis (infeksi selama postpartum). (Sarwono, 28:629) Mengukur tanda- tanda vital ibu adalah salah satu cara awal untuk mendeteksi infeksi yang dialami oleh ibu. Peningkatan Suhu 38 C dan pus pada luka yang menetapkan 2 hari setelah 24 jam melahirkan, Maka perlu dipikirkan telah terjadi infeksi. Salah satu cara untuk mencegah infeksi ialah mempertahankan lingkungan tetap bersih. Berdasarkan hasil penelitian seluruh (1%) responden menerima pemantauan infeksi oleh tenaga kesehatan. Infeksi pada masa nifas penyebab kematian ibu. Menurut Sarwono (28:358) infeksi nifas seperti sepsis, masih merupakan penyebab kematian ibu dinegara berkembang. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar (8%) responden menerima Konseling ASI. Menurut Sulistyawati (29:13) bila ibu tahu cara yang benar untuk memposisikan bayinya pada payudara, menyusui pada waktu yang diinginkan bayinya, serta memperoleh dukungan dan merasa percaya diri dalam memberi ASI maka berbagai kesulitan yang umum dapat dihindari/dicegah. Idealnya setelah melahirkan boleh hamil lagi setelah 2 tahun. Pada dasarnya ibu tidak mengalami ovulasi selama menyusui ekslusif atau penuh 6 bulan, ibu belum mendapatkan haid (metode amenorhe laktasi). Meskipun setiap metode kontrasepsi beresiko, tetapi menggunakan kontrasepsi jauh lebih aman. Menggunakan Kontrasepsi adalah upaya mengatur kelahiran anak,jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. (BKKBN,213) Menurut Sarwono (29:5)Keluarga berencana, adalah yang memastikan bahwa setiap orang /pasangan mempunyai askses ke informasi dan pelayanan KB agara dapat merencanakan waktu yang tepat untuk kehamilan,jarak kehamilan dan jumlah anak.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian didapatkan ibu nifas Idealnya setelah melahirkan boleh hamil lagi setelah 2 tahun. Sebagian (6%) ibu nifas menerima konseling KB. Sebagian ibu nifas tidak menerima pemantauan kondisi uterus di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok. Seluruh ibu nifas menerima pemantauan perdarahan di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok. Seluruh (1%) ibu nifas menerima pemantauan kondisi luka di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok. Seluruh ibu nifas menerima pemantauan TTV di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok. Hampir keseluruhan (95%) responden menerima pemantauan haluaran urine di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok. Seluruh ibu nifas menerima pemantauan infeksi di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok. Sebagian besar ibu nifas menerima konseling ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok Tahun 214. Seluruh ibu nifas menerima pemberian tablet Fe di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok. Lebih dari sebagian ibu nifas menerima konseling KB di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok. Lebih dari sebagian ibu nifas menerima perawatan pada masa nifasnya oleh tenaga kesehatan tidak lengkap. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi bagi pimpinan Puskesmas untuk membuat rancangan kebijakan program kerja puskesmas berikutnya khususnya dalam pemantauan ibu nifas. Disarankan kepada pihak puskesmas untuk memanfaatkan pemberdayaan masyarakat dalam melaksanakan perawatan pada ibu nifas, untuk mempermudah melaksanakan perawatan ibu pada masa nifas secara lengkap sesuai dengan program kunjungan nifas yang digalakkan pemerintah. DAFTAR PUSTAKA Bintariadi, Bibin. 27. Nifas Tinjauan Medis. www.nakita.com Bobak,dkk. 24. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC BKKBN. 213. Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana,Jakarta Prawiroharjo, Sarwono. 28. Ilmu Kebidanan. Edisi empat. Jakarta: PT. Bina Pustaka Reeder, Dkk. 211. Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi Dan Keluarga Volume 2, Edisi 18. Jakarta:EGC Saleha, sitti. 29. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika Sulistyawati, Ari. 29. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi