BAB 4 ANALISIS Pada bab ini akan dilakukan evaluasi dari hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, diantaranya analisis terhadap data yang diperlukan dalam pembangunan sistem, analisis terhadap komponen pembentuk purwarupa aplikasi serta analisis terhadap aspek visualisasi pembuatan tampilan antarmuka dari sistem informasi utilitas jaringan listrik berbasis web. 4.1 Analisis Data Ketelitian Data Terkait Kedetailan Informasi Tingkat ketelitian data berkaitan erat dengan faktor skala peta, dimana semakin besar skala maka tingkat ketelitian data akan semakin tinggi. Dalam sistem informasi ini digunakan skala peta dasar 1 : 1000. Artinya penyajian informasi yang ditampilkan dalam peta menggambarkan setiap objek yang berukuran 1 meter dilapangan. Adapun tingkat akurasi dari ketelitaan data terkait kedetailan informasi yang dihasilkan di hitung berdasarkan seberapa besar satuan alat tulis yang digunakan dalam penggambaran objek yang ada, sebagai ilustrasi 1 mm akan sama dengan 1000 mm atau 1 m di lapangan. Berdasarkan kriteria ketelitian planimetrik diatas, maka informasi mengenai kedetailan suatu objek yang dapat dihasilkan dari skala alat tulis penggambaran objek pada besaran 0,2 mm pada sistem informasi didapatkan tingkat ketelitian katrografis ini pada rentang 2 m. Sebagai ilustrasi apabila dilakukan penggalian kabel tanah maka kesalahan penggalian kabel tanah tersebut berkisar pada radius 2 m dari posisi kabel sebenarnya. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat ketelitian data masih jauh dari ketelitian ideal dilapangan, sehingga perlu dilakukan pengukuran lapangan untuk mendapatkan tingkat akurasi ketelitian data yang memiliki toleransi tingkat kepercayaan yang ideal. Secara keseluruhan data informasi topografi memegang peranan penting dalam memberikan informasi mengenai posisi dan lokasi dari elemen-elemen jaringan listrik yang berada di kampus ITB sehingga sangat membantu dalam 65
penyajian sistem informasi ini. Walaupun ketelitian posisi dan lokasi dari elemen kelistrikan dari sistem informasi ini tingkat kepercayaannya (akurasi) rendah, dimana dampaknya akan mengurangi tingkat kepercayaan dari sistem informasi. Akan tetapi aplikasi sistem informasi ini masih dapat dijadikan sebagai gambaran umum mengenai letak sebenarnya dilapangan. Pertimbangan penggunaan sistem proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator) dalam sistem informasi ini dikarenakan koordinat yang tersimpan merupakan bentuk representasi muka bumi dalam bidang datar yang tersimpan dalam koordinat XY (dalam satuan meter), hal ini dimaksudkan untuk membantu tercapainya parameter informasi yang ingin dihasilkan dari sistem informasi ini. Pertimbangan ini juga dipertegas dengan mengacu, bahwa pada kenyataanya sistem proyeksi UTM umumnya digunakan dalam aplikasi SIG terutama dalam kaitannya dengan analisis spasial yang membutuhkan informasi dalam satuan meter. Perancangan Basis Data Model basis data yang dibuat dalam sistem informasi ini merupakan representasi informasi topografi dan objek dari elemen kelistrikan di lingkungan kampus ITB (real world). Adapun seluruh tahapan perancangan desain basis data mulai dari tahapan konseptual, tahapan logikal, dan tahapan fisikal dibuat hubungan entitas yang saling terkait satu sama lain demi tercapainya parameter dari aplikasi sistem informasi yang telah dibuat. Konsep perancangan basis data yang disusun dalam aplikasi ini dibuat sederhana dan disesuaikan dengan kondisi nyata di lingkungan Kampus ITB, namun mengingat keterbatasan dari kemampuan query dan hasil visualisasi tampilan antarmuka sistem informasi maka perlu ditambah beberapa data atribut yang mewakili masing-masing entitas apabila dilakukan pengembangan terkait sistem informasi utilitas distribusi jaringan listrik ini. Tahapan Ekstraksi Data Proses ekstraksi data adalah proses pengambilan nilai parameter pembentuk data spasial dan atribut dari basis data PostgreSQL. Pada dasarnya untuk mendapatkan suatu informasi data dilakukan query ke dalam basis data, dimana 66
permintaan user melalui query dalam bahasa sql akan membangkitkan beberapa fungsi ekstraksi data koneksi dari front end-web server-dbms. Untuk itu dibuat suatu fungsi untuk dapat membaca record yang berisikan data spasial dengan memposisikan fungsi tersebut sebagai fungsi bawaan pada basis data PostgreSQL misalkan fungsi astext (parameter_nama_field). Teknis dari penggunaan fungsi astext ini bertujuan untuk mengubah record data dari format WKB (Well Known Binary) menjadi format WKT (Well Known Text) yang tersimpan didalam field the geom sehingga nantinya data tersebut dapat dibaca dalam record data berbentuk text. Sebagai contoh berikut ialah record data yang tersimpan awalnya seperti terlihat pada tabel 4.1: Tabel 4.1 Data berformat WKB 0101000000F57CFA867F1028414ED09D1FA79E6141 Maka dalam basis data PostgreSQL diubah menjadi bentuk WKT seperti terlihat pada tabel 4.2: Tabel 4.2 Data berformat WKT POINT (788543.763629823 9237816.98801437) Sehingga dapat dijadikan acuan bahwa pada tahapan ekstraksi data spasial dan atribut, PHP memiliki peranan sangat penting karena PHP sebagai penghubung antara tampilan antamuka purwarupa aplikasi dan geodbms PostgreSQL. Dimana koneksi antara tampilan antamuka purwarupa aplikasi dan PostrgeSQL diakomodasi oleh fungsi internal dari PHP misalnya fungsi pg_connect untuk koneksi ke PostgreSQL, pg_exec untuk melakukan execute ke PostgreSQL, dan fungsi-fungsi lainnya. 4.2 Analisis Komponen Pembentuk Purwarupa Aplikasi Analisis Perangkat DBMS dan MapServer Pertimbangan penggunaan perangkat lunak DBMS PostgreSQL dalam pembuatan purwarupa aplikasi sistem informasi ini mengacu pada pengaturan efisiensi berbagai data yang digunakan dalam menampung dua jenis data yang dipakai yaitu data spasial dan data non spasial sebagai suatu kesatuan yang tersimpan 67
dalam geodbms (geodatabase) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan, pengaturan, serta pengolahan dua tipe data yang digunakan dalam pembuatan sistem informasi utilitas jaringan listrik Kampus ITB. Pembuatan geodbms (geodatabase) yang menyimpan kedua jenis data (spasial dan non spasial) didalam satu lingkungan basis data, dimana tabel geometry yang merupakan representasi dari posisi tersimpan dalam sebuah field yang dinamakan the_geom. Atribut the_geom ini merupakan terjemahan data spasial yang tersimpan dalam format WKB (Well Known Binary) maupun WKT (Well Known Text). Dimana dengan adanya penggabungan data spasial dan data non spasial telah mempermudah ketika dilakukan proses penambahan (update) ataupun perubahan (delete) dari entitas dalam sistem informasi yang dibangun. Kapasitas penyimpanan data pada DBMS PostgreSQL sampai sejauh ini tidak terbatas sehingga dapat digunakan untuk penyimpanan yang cukup besar ditambah lagi dengan fasilitas tambahan PostGIS yang memungkinkan penyimpanaan data spasial dalam field the_geom kedalam basis data yang dibuat, sehingga menghasilkan geodbms yang efisien. Faktor lain yang menjadi kelebihan dari DBMS PostgreSQL yang terkadang dianggap hal kecil dalam pembuatan sistem informasi yaitu kecepatan sisi aksesibilitas yang merupakan gerbang utama server dengan tersebut dengan terlebih dulu mendaftarkan login pada perangkat basis data (autentifikasi). Hal ini bertujuan untuk menjaga keutuhan dan keamanan informasi dari pihak yang hendak merusak sebuah teknologi sistem informasi. Penggunaan perangkat lunak MapServer didasarkan sebagai pendukung terintegrasinya DBMS PostgreSQL dan WebServer Apache didalam pembuatan tampilan antarmuka informasi berbasis web yang bertujuan dalam memudahkan pengguna untuk mengakses sebuah sistem informasi yang memiliki tampilan spasial berupa peta. Integrasi ini dikarenakan kedua perangkat lunak tersebut telah memilki suatu konfigurasi yang tidak terlalu rumit sehingga mudah untuk dipelajari dan saling keterkaitan diantara keduanya, yang implikasinya apabila dilakukan proses permintaan (query) pada aplikasi ini maka hasil query dari permintaan tersebut akan selalu stabil dan konsisten, walaupun dilakukan berulang kali. 68
4.3 Analisis Aspek Visualisasi Sistem Informasi Visualisasi Purwarupa Tampilan Antarmuka Aplikasi Dasar pemilihan informasi berbasis web didasari oleh 2 faktor utama yaitu : 1. Faktor kemudahan untuk digunakan dan diakses oleh banyak orang Seiring berkembangnya teknologi informasi dan tingginya tingkat penggunaan internet telah mendasari terciptanya aplikasi sistem informasi menggunakan media berbasis web sebagai tampilan antarmukanya. Hal ini berarti tingkat kemudahan untuk digunakan dan diakses tidak terbatas untuk banyak orang. 2. Faktor murah dan bebas untuk digunakan Manajemen biaya perlu disadari untuk membangun suatu aplikasi sistem informasi dikarenakan membutuhkan tidak sedikit biaya. Mulai dari perangkat lunak, perangkat keras dan operasional lainnya terutama adalah perangkat lunak yang digunakan dimana membutuhkan biaya besar demi memperoleh lisensi resmi dari developer perangkat lunak. Tampilan antarmuka berbasis web untuk aplikasi ini membutuhkan sedikit biaya bahkan gratis untuk penggunaan perangkat lunak yang digunakan. Mulai dari DBMS seperti PostgreSQL yang merupakan DBMS open source lisensi GNU, Apache sebagai web server bersifat open source, bahkan untuk pmapper pun juga bersifat open source. Jadi dapat dikatakan hampir semua perangkat lunak yang digunakan untuk membangun aplikasi client server untuk sistem informasi ini bersifat open source, murah, dan sedikit biaya source. Dalam visualisasinya, sistem informasi ini lebih mengedepankan informasi mengenai penggunaan daya listrik dari masing masing pengguna yang berupa Program studi ataupun Unit kerja yang berada di lingkungan ITB, sehingga informasi penggunaan daya listrik dapat dimonitoring secara teratur dan mempernudah administrator dalam kelancaran pekerjaan yang menyangkut jumlah pemakaian daya listrik di Kampus ITB. 69
Perancangan Desain dan Kemampuan Query Model query dibuat berdasarkan rancangan basis data menggunakan data spasial dan data atribut. Query atribut yang telah dirancang pada perancangan basis data difiltrasi berdasarkan identifier dari suatu objek terpilih melalui proses pencarian baik spasial maupun tekstual. Pada dasarnya tujuan dari query ialah melakukan manipulasi dan pengambilan data dalam bentuk susunan perintah dengan menggunakan bahasa SQL, akan tetapi terdapat keterbatasan dalam hal pengaksesan data di DBMS yang mana keterbatasan itu bergantung dari ketersediaan fungsi-fungsi query yang terdapat di dalam DBMS PostgreSQL. Berdasarkan data atribut yang diakses maka query spasial ini berjalan setelah mapserver mengakses seluruh data atribut yang telah tersimpan dalam DBMS PostgreSQL dengan bantuan JavaScript. Proses ini dilakukan ketika pengguna mengakses entitas yang ada dalam informasi tampilan antarmuka. Inti dari pembuatan desain query dalam aplikasi ini bertujuan untuk terciptanya keefektifan serta efisiensi dari hasil visualisasi tampilan informasi, sehingga tujuan yang ingin disampaikan dalam informasi yang dibangun dapat tercapai dengan cepat dan tepat. Dalam proses penyampaian informasi, terdapat keterbatasan kemampuan informasi query dari hasil tampilan antarmuka. Hal ini didasarkan pada batasan kajian ruang lingkup visualisasi sistem informasi yang berupa gardu listrik, jalur kabel utama, panel distribusi dan letak kwhmeter sebagai gambaran utama dari fasilitas kelistrikan. Maka dari itu, kemampuan query informasi yang dihasilkan dari pembangunan sistem informasi ini belum seluruhnya dibuat mengingat batasan kajian dari penelitian tugas akhir ini. Akan tetapi keterbatasan kemampuan query ini dapat diatasi dengan pembuatan query builder dalam DBMS PostgreSQL. Dari segi pengembangan sistem informasi ini masih terdapat beberapa kekurangan terutama bila dilihat pada sisi klien dimana penambahan informasi hanya terbatas pada dua jenis transaksi utama yang ada, sehingga perlu dilakukan pengembangan sistem informasi yang lebih user friendly sehingga informasi yang dihasilkan lebih informatif bila dilihat dari sisi klien. 70
Aspek Kartografi Pertimbangan tampilan visualisasi informasi dari segi katrografi lebih menekankan pada pemberian warna warna yang lebih cerah pada seluruh entitas yang berhubungan dengan unsur kelistrikan dibandingkan dengan entitas spasial pendukung. Sebagai ilustrasi warna kabel listrik dan gardu diberi warna merah yang artinya kedua unsur tersebut merupakan elemen kelistrikan yang mengalirkan arus tegangan listrik. Hal ini dimaksudkan untuk lebih menekankan bahwa sistem informasi yang dibangun ini merupakan sebuah media penyampaian informasi terkait jaringan listrik di lingkungan Kampus ITB. Performansi Sistem Faktor kecepatan dalam mengakses sebuah informasi berbasis web mutlak dipertimbangkan sebagai salah satu faktor keberhasilan dalam kaitannya dengan penyampaian informasi yang hendak diberikan pada pihak pengguna. Dimana secara umum performansi bergantung pada seberapa besar data spasial dan atribut yang disimpan serta spesifikasi dari perangkat komputer dalam pembuatan sistem informasi. Berdasarkan hasil uji coba implementasi sistem informasi ini, didapatkan ratarata waktu tempuh dalam mengakses tampilan antarmuka serta data atribut hasil query dari sistem informasi yang dibangun, kurang lebih berkisar dalam rentang waktu 5-10 detik. 71