BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Data Ketelitian Data Terkait Kedetailan Informasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 Desain dan Implementasi Purwarupa Sistem Informasi

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Berdasarkan Identifikasi dan Kebutuhan Pengguna Informasi Pasut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan aplikasi teknologi informasi saat ini sudah berkembang begitu pesat

Implementasi Algoritma Dijkstra pada Peta Spasial

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaturan data secara cepat dan akurat, telah mengubah perpustakaan yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

PERANCANGAN EXTENDED GEOGRAPHIC SEARCH MENGGUNAKAN POSTGIS

BAB II LANDASAN TEORI. diperlukan dalam pembangunan website e-commerce Distro Baju MedanEtnic.

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB. Nurul Hilmy Rahmawati NRP:

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Bab 3. Metode Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan. perkembangan cara berpikir manusia. Salah satu bentuk perkembangan

Pertemuan 11 Pengenalan DBMS dan MySQL

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP

MONITORING KONDISI JALAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMBANTU PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN JALAN KOTA DEPOK


UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Basis data Spasial dengan Software GIS Nafizah PRAKTIKUM

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web

1.2 TUJUAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

BAB 1 PENDAHULUAN. diinginkan. Dengan banyaknya penjual ikan secara konvensional untung yang

PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENGATURAN BASIS DATA SECARA ONLINE. Agustinus Noertjahyana, Rendy Pangestu dan Dwi Budiman

SIG PEMETAAN JENIS HAK ATAS TANAH

BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

PURWARUPA SISTEM INFORMASI KADASTER 3D BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH SUSUN PENJARINGAN SARI, KOTA SURABAYA)

Modul 3. Oleh : Mohammad Sholikin. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan aplikasi-aplikasi yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), jumlah penduduk DKI Jakarta adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut HTML (HyperText Markup Langauge). Pada perkembangan berikutnya,

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

III. BAHAN DAN METODE

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Sistem Pendukung Keputusan. Komponen SPK. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi perusahaan. Perusahaan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, kondisi bumi. Teknologi Georaphic Information System mengintegrasikan

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun tampilan hasil dari sistem informasi geografis lokasi gedung

RANCANG BANGUN WEBSITE JURNAL ILMIAH BIDANG KOMPUTER (STUDI KASUS : PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MULAWARMAN)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 2. Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem informasi merupakan fokus utama dari studi disiplin sistem informasi dan

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENANGANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik Dan Jalur Evakuasi di Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, produk maupun jasa yang ditawarkan. Semua tersedia di internet secara

Sistem Informasi Pencatatan Data Warga Kelurahan Berbasis Mobile

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seluler (mobile) seperti telepon pintar (smartphone) dan komputer tablet. Android

BAB 2 LANDASAN TEORI. Era perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa ini membuat. dan penjualan produk lewat media elektronik seperti internet.

BAB I PENDAHULUAN. atau instansi atas jalan yang meliputi kuantitas, kondisi, dan nilai yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Komputer adalah kekuatan yang dominan di dalam masyarakat. Penggunaannya terus saja

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini begitu pesat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan bisnis di Indonesia secara khusus dan di dunia secara umum

Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan Solusi Pemecahan Permasalahan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. beberapa aktifitas yang dilakukan oleh manusia seperti system untuk software

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengolahan data, pengolahan gambar, pengolahan angka, dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN. Microsoft SQL Server Microsoft Sharepoint Microsoft.Net Framework 4.0.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Website e-commerce PT. Jaya Komunika

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. atau di simpan di dalam gudang. Jika jumlah inventori terlalu sedikit dan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan membuahkan hasil yang maksimal. Di sektor transaksi jual-beli saham. keuntungan yang maksimal dan kerugian yang minimum.

Database bisa dikatakan sebagai suatu kumpulan dari data yang tersimpan dan diatur atau

BAB III LANDASAN TEORI

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN KESEHATAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

BAB 1 PENDAHULUAN. pula kebutuhan masyarakat akan informasi-informasi yang terbaru dan selalu terupdate.

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sistem Pendukung Keputusan/ Decision Support System (DSS)

PERANCANGAN LibraryUMS-CMS MENGGUNAKAN CODEIGNITER

Lampiran 1 DFD Level 1 GIS Kampus IPB Darmaga. Lampiran 2 DFD Level 2 proses 3 GIS Kampus IPB Darmaga

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB 4 ANALISIS Pada bab ini akan dilakukan evaluasi dari hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, diantaranya analisis terhadap data yang diperlukan dalam pembangunan sistem, analisis terhadap komponen pembentuk purwarupa aplikasi serta analisis terhadap aspek visualisasi pembuatan tampilan antarmuka dari sistem informasi utilitas jaringan listrik berbasis web. 4.1 Analisis Data Ketelitian Data Terkait Kedetailan Informasi Tingkat ketelitian data berkaitan erat dengan faktor skala peta, dimana semakin besar skala maka tingkat ketelitian data akan semakin tinggi. Dalam sistem informasi ini digunakan skala peta dasar 1 : 1000. Artinya penyajian informasi yang ditampilkan dalam peta menggambarkan setiap objek yang berukuran 1 meter dilapangan. Adapun tingkat akurasi dari ketelitaan data terkait kedetailan informasi yang dihasilkan di hitung berdasarkan seberapa besar satuan alat tulis yang digunakan dalam penggambaran objek yang ada, sebagai ilustrasi 1 mm akan sama dengan 1000 mm atau 1 m di lapangan. Berdasarkan kriteria ketelitian planimetrik diatas, maka informasi mengenai kedetailan suatu objek yang dapat dihasilkan dari skala alat tulis penggambaran objek pada besaran 0,2 mm pada sistem informasi didapatkan tingkat ketelitian katrografis ini pada rentang 2 m. Sebagai ilustrasi apabila dilakukan penggalian kabel tanah maka kesalahan penggalian kabel tanah tersebut berkisar pada radius 2 m dari posisi kabel sebenarnya. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat ketelitian data masih jauh dari ketelitian ideal dilapangan, sehingga perlu dilakukan pengukuran lapangan untuk mendapatkan tingkat akurasi ketelitian data yang memiliki toleransi tingkat kepercayaan yang ideal. Secara keseluruhan data informasi topografi memegang peranan penting dalam memberikan informasi mengenai posisi dan lokasi dari elemen-elemen jaringan listrik yang berada di kampus ITB sehingga sangat membantu dalam 65

penyajian sistem informasi ini. Walaupun ketelitian posisi dan lokasi dari elemen kelistrikan dari sistem informasi ini tingkat kepercayaannya (akurasi) rendah, dimana dampaknya akan mengurangi tingkat kepercayaan dari sistem informasi. Akan tetapi aplikasi sistem informasi ini masih dapat dijadikan sebagai gambaran umum mengenai letak sebenarnya dilapangan. Pertimbangan penggunaan sistem proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator) dalam sistem informasi ini dikarenakan koordinat yang tersimpan merupakan bentuk representasi muka bumi dalam bidang datar yang tersimpan dalam koordinat XY (dalam satuan meter), hal ini dimaksudkan untuk membantu tercapainya parameter informasi yang ingin dihasilkan dari sistem informasi ini. Pertimbangan ini juga dipertegas dengan mengacu, bahwa pada kenyataanya sistem proyeksi UTM umumnya digunakan dalam aplikasi SIG terutama dalam kaitannya dengan analisis spasial yang membutuhkan informasi dalam satuan meter. Perancangan Basis Data Model basis data yang dibuat dalam sistem informasi ini merupakan representasi informasi topografi dan objek dari elemen kelistrikan di lingkungan kampus ITB (real world). Adapun seluruh tahapan perancangan desain basis data mulai dari tahapan konseptual, tahapan logikal, dan tahapan fisikal dibuat hubungan entitas yang saling terkait satu sama lain demi tercapainya parameter dari aplikasi sistem informasi yang telah dibuat. Konsep perancangan basis data yang disusun dalam aplikasi ini dibuat sederhana dan disesuaikan dengan kondisi nyata di lingkungan Kampus ITB, namun mengingat keterbatasan dari kemampuan query dan hasil visualisasi tampilan antarmuka sistem informasi maka perlu ditambah beberapa data atribut yang mewakili masing-masing entitas apabila dilakukan pengembangan terkait sistem informasi utilitas distribusi jaringan listrik ini. Tahapan Ekstraksi Data Proses ekstraksi data adalah proses pengambilan nilai parameter pembentuk data spasial dan atribut dari basis data PostgreSQL. Pada dasarnya untuk mendapatkan suatu informasi data dilakukan query ke dalam basis data, dimana 66

permintaan user melalui query dalam bahasa sql akan membangkitkan beberapa fungsi ekstraksi data koneksi dari front end-web server-dbms. Untuk itu dibuat suatu fungsi untuk dapat membaca record yang berisikan data spasial dengan memposisikan fungsi tersebut sebagai fungsi bawaan pada basis data PostgreSQL misalkan fungsi astext (parameter_nama_field). Teknis dari penggunaan fungsi astext ini bertujuan untuk mengubah record data dari format WKB (Well Known Binary) menjadi format WKT (Well Known Text) yang tersimpan didalam field the geom sehingga nantinya data tersebut dapat dibaca dalam record data berbentuk text. Sebagai contoh berikut ialah record data yang tersimpan awalnya seperti terlihat pada tabel 4.1: Tabel 4.1 Data berformat WKB 0101000000F57CFA867F1028414ED09D1FA79E6141 Maka dalam basis data PostgreSQL diubah menjadi bentuk WKT seperti terlihat pada tabel 4.2: Tabel 4.2 Data berformat WKT POINT (788543.763629823 9237816.98801437) Sehingga dapat dijadikan acuan bahwa pada tahapan ekstraksi data spasial dan atribut, PHP memiliki peranan sangat penting karena PHP sebagai penghubung antara tampilan antamuka purwarupa aplikasi dan geodbms PostgreSQL. Dimana koneksi antara tampilan antamuka purwarupa aplikasi dan PostrgeSQL diakomodasi oleh fungsi internal dari PHP misalnya fungsi pg_connect untuk koneksi ke PostgreSQL, pg_exec untuk melakukan execute ke PostgreSQL, dan fungsi-fungsi lainnya. 4.2 Analisis Komponen Pembentuk Purwarupa Aplikasi Analisis Perangkat DBMS dan MapServer Pertimbangan penggunaan perangkat lunak DBMS PostgreSQL dalam pembuatan purwarupa aplikasi sistem informasi ini mengacu pada pengaturan efisiensi berbagai data yang digunakan dalam menampung dua jenis data yang dipakai yaitu data spasial dan data non spasial sebagai suatu kesatuan yang tersimpan 67

dalam geodbms (geodatabase) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan, pengaturan, serta pengolahan dua tipe data yang digunakan dalam pembuatan sistem informasi utilitas jaringan listrik Kampus ITB. Pembuatan geodbms (geodatabase) yang menyimpan kedua jenis data (spasial dan non spasial) didalam satu lingkungan basis data, dimana tabel geometry yang merupakan representasi dari posisi tersimpan dalam sebuah field yang dinamakan the_geom. Atribut the_geom ini merupakan terjemahan data spasial yang tersimpan dalam format WKB (Well Known Binary) maupun WKT (Well Known Text). Dimana dengan adanya penggabungan data spasial dan data non spasial telah mempermudah ketika dilakukan proses penambahan (update) ataupun perubahan (delete) dari entitas dalam sistem informasi yang dibangun. Kapasitas penyimpanan data pada DBMS PostgreSQL sampai sejauh ini tidak terbatas sehingga dapat digunakan untuk penyimpanan yang cukup besar ditambah lagi dengan fasilitas tambahan PostGIS yang memungkinkan penyimpanaan data spasial dalam field the_geom kedalam basis data yang dibuat, sehingga menghasilkan geodbms yang efisien. Faktor lain yang menjadi kelebihan dari DBMS PostgreSQL yang terkadang dianggap hal kecil dalam pembuatan sistem informasi yaitu kecepatan sisi aksesibilitas yang merupakan gerbang utama server dengan tersebut dengan terlebih dulu mendaftarkan login pada perangkat basis data (autentifikasi). Hal ini bertujuan untuk menjaga keutuhan dan keamanan informasi dari pihak yang hendak merusak sebuah teknologi sistem informasi. Penggunaan perangkat lunak MapServer didasarkan sebagai pendukung terintegrasinya DBMS PostgreSQL dan WebServer Apache didalam pembuatan tampilan antarmuka informasi berbasis web yang bertujuan dalam memudahkan pengguna untuk mengakses sebuah sistem informasi yang memiliki tampilan spasial berupa peta. Integrasi ini dikarenakan kedua perangkat lunak tersebut telah memilki suatu konfigurasi yang tidak terlalu rumit sehingga mudah untuk dipelajari dan saling keterkaitan diantara keduanya, yang implikasinya apabila dilakukan proses permintaan (query) pada aplikasi ini maka hasil query dari permintaan tersebut akan selalu stabil dan konsisten, walaupun dilakukan berulang kali. 68

4.3 Analisis Aspek Visualisasi Sistem Informasi Visualisasi Purwarupa Tampilan Antarmuka Aplikasi Dasar pemilihan informasi berbasis web didasari oleh 2 faktor utama yaitu : 1. Faktor kemudahan untuk digunakan dan diakses oleh banyak orang Seiring berkembangnya teknologi informasi dan tingginya tingkat penggunaan internet telah mendasari terciptanya aplikasi sistem informasi menggunakan media berbasis web sebagai tampilan antarmukanya. Hal ini berarti tingkat kemudahan untuk digunakan dan diakses tidak terbatas untuk banyak orang. 2. Faktor murah dan bebas untuk digunakan Manajemen biaya perlu disadari untuk membangun suatu aplikasi sistem informasi dikarenakan membutuhkan tidak sedikit biaya. Mulai dari perangkat lunak, perangkat keras dan operasional lainnya terutama adalah perangkat lunak yang digunakan dimana membutuhkan biaya besar demi memperoleh lisensi resmi dari developer perangkat lunak. Tampilan antarmuka berbasis web untuk aplikasi ini membutuhkan sedikit biaya bahkan gratis untuk penggunaan perangkat lunak yang digunakan. Mulai dari DBMS seperti PostgreSQL yang merupakan DBMS open source lisensi GNU, Apache sebagai web server bersifat open source, bahkan untuk pmapper pun juga bersifat open source. Jadi dapat dikatakan hampir semua perangkat lunak yang digunakan untuk membangun aplikasi client server untuk sistem informasi ini bersifat open source, murah, dan sedikit biaya source. Dalam visualisasinya, sistem informasi ini lebih mengedepankan informasi mengenai penggunaan daya listrik dari masing masing pengguna yang berupa Program studi ataupun Unit kerja yang berada di lingkungan ITB, sehingga informasi penggunaan daya listrik dapat dimonitoring secara teratur dan mempernudah administrator dalam kelancaran pekerjaan yang menyangkut jumlah pemakaian daya listrik di Kampus ITB. 69

Perancangan Desain dan Kemampuan Query Model query dibuat berdasarkan rancangan basis data menggunakan data spasial dan data atribut. Query atribut yang telah dirancang pada perancangan basis data difiltrasi berdasarkan identifier dari suatu objek terpilih melalui proses pencarian baik spasial maupun tekstual. Pada dasarnya tujuan dari query ialah melakukan manipulasi dan pengambilan data dalam bentuk susunan perintah dengan menggunakan bahasa SQL, akan tetapi terdapat keterbatasan dalam hal pengaksesan data di DBMS yang mana keterbatasan itu bergantung dari ketersediaan fungsi-fungsi query yang terdapat di dalam DBMS PostgreSQL. Berdasarkan data atribut yang diakses maka query spasial ini berjalan setelah mapserver mengakses seluruh data atribut yang telah tersimpan dalam DBMS PostgreSQL dengan bantuan JavaScript. Proses ini dilakukan ketika pengguna mengakses entitas yang ada dalam informasi tampilan antarmuka. Inti dari pembuatan desain query dalam aplikasi ini bertujuan untuk terciptanya keefektifan serta efisiensi dari hasil visualisasi tampilan informasi, sehingga tujuan yang ingin disampaikan dalam informasi yang dibangun dapat tercapai dengan cepat dan tepat. Dalam proses penyampaian informasi, terdapat keterbatasan kemampuan informasi query dari hasil tampilan antarmuka. Hal ini didasarkan pada batasan kajian ruang lingkup visualisasi sistem informasi yang berupa gardu listrik, jalur kabel utama, panel distribusi dan letak kwhmeter sebagai gambaran utama dari fasilitas kelistrikan. Maka dari itu, kemampuan query informasi yang dihasilkan dari pembangunan sistem informasi ini belum seluruhnya dibuat mengingat batasan kajian dari penelitian tugas akhir ini. Akan tetapi keterbatasan kemampuan query ini dapat diatasi dengan pembuatan query builder dalam DBMS PostgreSQL. Dari segi pengembangan sistem informasi ini masih terdapat beberapa kekurangan terutama bila dilihat pada sisi klien dimana penambahan informasi hanya terbatas pada dua jenis transaksi utama yang ada, sehingga perlu dilakukan pengembangan sistem informasi yang lebih user friendly sehingga informasi yang dihasilkan lebih informatif bila dilihat dari sisi klien. 70

Aspek Kartografi Pertimbangan tampilan visualisasi informasi dari segi katrografi lebih menekankan pada pemberian warna warna yang lebih cerah pada seluruh entitas yang berhubungan dengan unsur kelistrikan dibandingkan dengan entitas spasial pendukung. Sebagai ilustrasi warna kabel listrik dan gardu diberi warna merah yang artinya kedua unsur tersebut merupakan elemen kelistrikan yang mengalirkan arus tegangan listrik. Hal ini dimaksudkan untuk lebih menekankan bahwa sistem informasi yang dibangun ini merupakan sebuah media penyampaian informasi terkait jaringan listrik di lingkungan Kampus ITB. Performansi Sistem Faktor kecepatan dalam mengakses sebuah informasi berbasis web mutlak dipertimbangkan sebagai salah satu faktor keberhasilan dalam kaitannya dengan penyampaian informasi yang hendak diberikan pada pihak pengguna. Dimana secara umum performansi bergantung pada seberapa besar data spasial dan atribut yang disimpan serta spesifikasi dari perangkat komputer dalam pembuatan sistem informasi. Berdasarkan hasil uji coba implementasi sistem informasi ini, didapatkan ratarata waktu tempuh dalam mengakses tampilan antarmuka serta data atribut hasil query dari sistem informasi yang dibangun, kurang lebih berkisar dalam rentang waktu 5-10 detik. 71