VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SMA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA NEGERI 9 SEMARANG TAHUN 2012

KOSALA JIK. Vol. 3 No. 2 September 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE ORGAN GENITALIA PADA PELAJAR PUTRI DI SMK N 7 SURAKARTA

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

HUBUNGAN MASALAH KEBERSIHAN VULVA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) PADA SISWI SMA NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTERI PADA SAAT MENSTRUASI PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR FEMALE TEENAGER WHEN TO MENSTRUATING

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN GENITALIA EKSTERNA DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS

I. PENDAHULUAN. manusia, dan sering disebut masa peralihan. Tanda - tanda remaja pada

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. hormone yang dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior yang

HUBUNGAN PRILAKU MENJAGA GENITALIA EKSTERNA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI KELAS XI SMA N 1 KECAMATAN PANGKALAN KOTO BARU TAHUN 2012

BAB l PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang

BAB I PENDAHULUAN. dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan. kondisi sehat dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DERMATITIS PADA ANAK BALITADI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUKARAYA TAHUN 2016

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat, salah satunya adalah perilaku perineal hygiene. Perilaku

Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Puteri Terhadap Perilaku Menjaga Kebersihan Daerah Kewanitaan di SMA N 1 Gamping¹

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE GENETALIA DENGAN MOTIVASI MERAWAT ORGAN GENETALIA PADA SISWI MTs TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU HYGIENE ORGAN REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN ABNORMAL FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI DI SMP N 17 SURAKARTA

Kata kunci : Pengetahuan, remaja puteri, kebersihan, genetalia eksterna PENDAHULUAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DI SMP NEGERI 11 KOTA GORONTALO

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

.FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN ALAT REPRODUKSI BAGIAN LUAR PADA SISWI DI SMAN 2 AMBON TAHUN 2012

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENITAL SISWI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PLUS GUNUNGPRING MUNTILAN MAGELANG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU TENTANG VULVA HIGIENE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

ANALISIS FAKTOR PERILAKU YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KEPUTIHAN PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN. Oleh : RONAULI AGNES MARPAUNG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN CARA PENCEGAHAN FLOUR ALBUS

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA

Kata Kunci: Pengetahuan, Sumber Informasi, Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanakkanak

HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

Eka Puspa Janurviningsih 1, Rina Suparyanti 2, Syaifuddin 3

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU GENITAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN ALAT GENITALIA SAAT MENSTRUASI

BAB I PENDAHULUAN. biak dan ekosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tidak sedap

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR DENGAN PRAKTIK HYGIENE GENITALIA EKSTERNAL PADA REMAJA PUTRI PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. & Wartonah, 2006). Pengertian lain personal hygiene menurut Departemen

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI TASIKMALAYA

PENGARUH GAME ONLINE TERHADAP PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA SMA DI KOTA MEDAN. Oleh : GOPINATH NAIKEN SUVERANIAM

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (Leukore/fluor albus) merupakan cairan yang keluar dari vagina.

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada saluran reproduksi (Romauli&Vindari, 2012). Beberapa masalah

PENGETAHUAN TENTANG HYGIENE GENETALIA EKSTERNA SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA DI DESA MINGGIRAN

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PERILAKU SADARI

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

INTISARI PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI SMK FARMASI ISFI BANJARMASIN FARMASI YANG MENGALAMI KEPUTIHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu negara dengan AKI tertinggi Asia dan tertinggi ke-3 di

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU HYGIENE ORGAN REPRODUKSI WANITA PADA SISWI SMP NASIONAL BANTUL DIY TAHUN 2011

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELAWANG.

Transkripsi:

JURNAL ILMU KESEHATAN AISYAH STIKES AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: 2502-4825 E-ISSN: 2502-9495 KELUHAN PADA GENETALIA EKSTERNAL DITINJAU DARI PENGETAHUAN DAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWI SMA GRIEVANCE ON EXTERNAL GENITALIA BASED ON KNOWLEDGE AND PERSONAL HYGIENE IN HIGH SCHOOL STUDENTS Siska Delvia STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi DIII Kebidanan Jln.Dr Mohammad Hatta No 687 B Baturaja Email: delvia_siska@ymail.com ABSTRAK Organ reproduksi merupakan bagian yang sensitif dan memerlukan perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan personal hygiene dengan keluhan pada genetalia eksternal siswi SMA. Metode yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 65 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data diolah menggunakan program pengolah data. uji Chi Square menunjukkan nilai signifikansi p value 0,006 pada variabel pengetahuan dengan keluhan pada genetalia eksternal. Pada variabel personal hygiene dengan keluhan pada genetalia eksternal didapatkan nilai signifikansi p value 0,007. Disarankan kepada siswi yang mengalami keluhan pada daerah genetalia eksternal agar segera berobat ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mencegah keadaan yang lebih buruk. Kata kunci : pengetahuan, personal hygiene, keluhan pada genetalia eksternal ABSTRACT Reproductive organs are very sensitive and require special care. Knowledge and good care is a decisive factor in maintaining reproductive health. This study aims to determine the relationship between knowledge and personal hygiene with grievance on the external genitalia of high school student. The method used is the analytic survey with cross sectional approach. The sample in this study amounted to 65 people by using purposive sampling technique. The data is processed using the data processing program. Chi Square test indicates the significant value of p value 0.006 to the variable knowledge with grievance on the external genitalia. In variable personal hygiene with grievance on the external genitalia obtained significant value of p value 0.007. It is suggested to the students that have grievance in the area of the external genitalia in order to immediately go to the clinic or hospital nearby to prevent the situation worse. Keywords: knowledge, personal hygiene, complaints on external genetalia 1. PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan di Indonesia telah cukup berhasil meningkatkan derajat kesehatan. Namun demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila dibandingkan dengan negara JURNAL ILMU KESEHATAN AISYAH 47

D E L V I A tetangga. Permasalahan utama yang dihadapi adalah rendahnya kualitas kesehatan penduduk yang antara lain ditunjukkan dengan masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita dan ibu serta tingginya proporsi balita yang menderita gizi kurang (Andarmoyo, 2012). Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Pembinaan Kesehatan Reproduksi Remaja dilakukan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku hidup sehat bagi remaja, di samping mengatasi masalah yang ada (Suryati, 2011). Merawat kebersihan organ seksual seringkali tidak dilakukan sesering merawat kebersihan organ tubuh lainnya. Padahal organ seksual membutuhkan perhatian yang ekstra. Pada organ seksual tersebut keringat yang dihasilkan cukup berlebih. Sehingga organ seksual tersebut menjadi lebih lembab yang dapat menjadi media berkembangbiaknya bakteri, penyakit dan bau tidak sedap (Hidayat, 2011). Organ reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan memerlukan perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi. Masalah reproduksi pada remaja perlu mendapat penanganan serius, karena masalah tersebut paling banyak muncul pada negara berkembang, seperti Indonesia karena kurang tersedianya akses untuk mendapat informasi mengenai kesehatan reproduksi. Hal itu terbukti dari banyak penelitian menyatakan rendahnya tingkat pengetahuan mengenai kebersihan organ genitalia para remaja putri (Ayuningtyas, 2011). Pengetahuan yang memadai dan adanya motivasi untuk menjalani masa remaja secara sehat, para remaja diharapkan mampu memelihara kesehatan dirinya agar dapat memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi yang sehat (Kesrepro, 2010). Kebanyakan remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas. Selain itu mereka juga tidak memiliki akses terhadap pelayanan terhadap informasi kesehatan reproduksi. Informasi biasanya hanya dari teman dan media, yang biasanya sering tidak akurat (Muzayannah, 2009). Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Hidayat, 2009). Personal hygiene diartikan sebagai semua aktivitas yang bertujuan untuk mencapai kebersihan tubuh, meliputi membasuh, mandi, merawat rambut, kuku, gigi, gusi dan membersihkan daerah genital (Damayanti, 2010). Beberapa penyakit infeksi yang dapat menyerang organ reproduksi wanita karena kurangnya personal hygiene antara lain trikomoniasis, vaginosis bakterial, kandidiasis vulvo vaginitis, gonore, klamidia, dan sifilis (Evariny, 2011). Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Seseorang dapat sakit, biasanya karena masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut 48 JURNAL ILMU KESEHATAN AISYAH

KELUHAN PADA GENETALIA EKSTERNAL, PENGETAHUAN DAN PERSONAL HYGIENE dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (Hidayat, 2009). 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel independen yaitu pengetahuan dan personal hygiene serta variabel dependen yaitu Keluhan pada Genetalia Eksternal dikumpulkan dalam waktu bersamaan. Data diperoleh dengan cara wawancara dengan bantuan kuesioner. Data sekunder diperoleh melalui penelusuran arsip data siswi. Penelitian dilakukan di SMAN 1 Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu dan belangsung pada bulan April s/d Mei 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswi kelas X yang berjumlah 82 orang. Sampel penelitian berjumlah 65 orang diambil dengan menggunakan metode Purposive sampling. Adapun kriteria inklusi penelitian ini antara lain; 1) Siswa kelas X yang hadir saat penelitian; 2) Bersedia menjadi responden penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi sampel adalah siswa tidak hadir saat penelitian dilakukan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Data disajikan dalam bentuk tabel dan tekstual, analisis ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel independen (Pengetahuan dan Personal hygiene) serta variabel dependen (Keluhan pada genetalia eksternal). Tabel 1. Distribusi Frekuensi Keluhan Pada Genetalia Eksternal. Keluhan pada genetalia eksternal Frekuensi % Ya 23 35,4 Tidak 42 64,6 Jumlah 65 100 Dari tabel 1. diketahui bahwa siswi yang tidak mengalami keluhan pada genetalia eksternal (sebanyak 42 responden dengan persentase 64,6%) lebih banyak dibandingkan dengan siswi yang mengalami keluhan pada genetalia eksternal (sebanyak 23 responden dengan persentase 35,4%). Tabel 2. menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 36 orang (55,4%) dan yang memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 29 orang (44,6%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswi. Pengetahuan Frekuensi % Baik 36 55,4 Kurang 29 44,6 Jumlah 65 100 Dari tabel 3. diketahui bahwa responden dengan personal hygiene baik sebanyak 41 orang (63,1%) dan responden dengan personal hygiene kurang sebanyak 24 orang (36,9%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Personal Hygiene Siswi. Personal hygiene Frekuensi % Baik 41 63,1 Kurang 24 36,9 Jumlah 65 100 Analisa Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel Pengetahuan dan Personal hygiene dengan Keluhan pada genetalia eksternal. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dengan batas kemaknaan r value 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna (signifikan) dan bila r value > 0,05 maka hubungannya tidak bermakna. Tabel 4. Hubungan Pengetahuan Dengan Keluhan Pada Genetalia Eksternal. Pengetahuan Keluhan pada genetalia eksterna Ya Tidak Jml % r value Jml % Jml % Baik 7 19,4 29 80,6 36 100 Kurang 16 55,2 13 44,8 29 100 0,006 Jumlah 23 35,4 42 64,6 65 100 JURNAL ILMU KESEHATAN AISYAH 49

D E L V I A Dari tabel 4. dapat disimpulkan bahwa responden yang pengetahuannya baik yang sebanyak 7 orang (19,4%) dan yang tidak sebanyak 29 orang (80,6%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang yang mengalami keluhan pada genetalia eksternal yaitu sebanyak 16 orang (55,2%) dan yang tidak mengalami keluhan pada genetalia eksternal sebanyak 13 orang (44,8%). Hasil analisa bivariat menggunakan uji Chi Square didapatkan r value 0,006 < 0,05. Tabel 5. Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan Pada Genetalia Eksternal Siswi Keluhan pada Personal genetalia eksternal Jml % r value hygiene Ya Tidak Jml % Jml % Baik 9 22,0 32 78,0 41 100 Kurang 14 50,3 10 41,7 24 100 0,007 Jumlah 23 35,4 42 64,6 65 100 Dari tabel 5. disimpulkan bahwa responden dengan personal hygiene baik yang yaitu sebanyak 9 orang (22,0%) dan yang tidak mengalami keluhan pada genetalia eksternal sebanyak 32 orang (78,0%). responden dengan personal hygiene yang kurang mengalami keluhan pada genetalia eksternal yaitu sebanyak 14 orang (50,3%) dan yang tidak mengalami keluhan pada genetalia eksternal sebanyak 10 orang (41,7%). Hasil analisa bivariat dengan uji Chi-Square didapatkan r value 0,007 < 0,05. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang pengetahuannya baik yang sebanyak 7 orang (19,4%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang yang mengalami keluhan pada genetalia eksternal yaitu sebanyak 16 orang (55,2%). Hasil analisa bivariat dengan uji Chi Square didapatkan r value 0,006 ini berarti ada hubungan antara pengetahuan responden dengan keluhan pada genetalia eksternal, maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara pengetahuan dengan Keluhan pada genetalia eksternal terbukti. Menurut Notoatmodjo (2010), bahwa pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurulita (2012) pada siswi SMA negeri I Malang Kabupaten Malang, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan siswa tentang kebersihan alat genetalia eksternal dengan keluhan pada genetalia eksternal dengan r value 0,001. Pada penelitian ini hubungan antara pengetahuan dengan keluhan pada genitalia eksternal adalah bermakna (r value = 0,006). Teori mengatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior), dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan, sebelum orang mengadopsi perilaku baru, dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan. Pada penelitian ini terlihat bahwa semakin baik pengetahuan maka semakin kecil frekuensi untuk mengalami keluhan pada daerah genetalia eksternal. Personal hygiene adalah suatu pemahaman, sikap dan praktik yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan derajat kesehatan, memelihara kebersihan diri, meningkatkan rasa percaya diri, menciptakan keindahan, dan mencegah timbulnya penyakit. Adapun tujuan dari personal hygiene untuk meningkatkan untuk meningkatkan derajat 50 JURNAL ILMU KESEHATAN AISYAH

KELUHAN PADA GENETALIA EKSTERNAL, PENGETAHUAN DAN PERSONAL HYGIENE kesehatan, memelihara kebersihan diri, mencegah timbulnya penyakit, menciptakan keindahan, dan meningkatkan rasa percaya diri. Personal hygiene genetalia merupakan pemeliharaan kebersihan dan kesehatan individu yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga terhindar dari gangguan alat reproduksi dan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis serta meningkatkan derajat kesehatan. Pada penelitian, hasil analisa bivariat didapatkan hasil bahwa siswi dengan personal hygiene baik yang mengalami keluhan pada genetalia eksternal yaitu sebanyak 9 orang (22,0%) sedangkan yang personal hygiene kurang mengalami keluhan pada genetalia eksternal yaitu sebanyak 14 orang (50,3%). Hasil analisa bivariat dengan uji Chi-Square didapatkan r value 0,007 hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara personal hygiene dengan keluhan pada genetalia eksternal, maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara personal hygiene dengan keluhan pada genetalia eksternal terbukti. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Menjaga kebersihan bukan hanya untuk terlihat bagus dan menarik tapi juga untuk menjaga kesehatan kita serta mencegah timbulnya penyakit (Maryam, 2009). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurulita (2012) pada siswi SMA negeri I Malang Kabupaten Malang, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara personal hygiene dengan keluhan pada genetalia eksternal dengan r value 0,0003. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan nampak kecenderungan hasil bahwa siswi dengan personal hygiene yang baik frekuensi mengalami keluhan pada daerah genetalia semakin rendah. Hal ini disebabkan perilaku menjaga kebersihan pribadi yang baik, membuat faktor-faktor penyebab terjadinya keluhan pada daerah genetalia eksternal tidak berkembang. Hal inilah yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya keluhan pada daerah genetalia eksternal. Salah satu dampak yang bisa terjadi bila tidak menjaga kebersihan tubuh diantaranya muncul bau khas dari daerah vagina, karena dinding vagina serta leher rahim mengeluarkan cairan. Apabila cairan ini berwarna putih atau kekuningan adalah sehat dan normal. Leukorea adalah cairan putih yang keluar dari vagina secara berlebihan. Biasanya para wanita maupun remaja putri mengalami keputihan pada saat menjelang haid dan sesudah haid. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan keluhan pada genetalia eksternal dimana nilai signifikansi p value 0,006. Ada hubungan yang bermakna antara personal hygiene dengan keluhan pada genetalia eksternal dimana nilai signifikansi p value 0,007. Petugas kesehatan disarankan untuk memberikan penyuluhan kepada siswi tentang pentingnya menjaga kebersihan daerah genetalia. Kepada siswi yang mengalami keluhan pada daerah genetalia eksterrnal disarankan agar segera berobat ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mencegah keadaan yang lebih buruk. JURNAL ILMU KESEHATAN AISYAH 51

D E L V I A DAFTAR PUSTAKA Akbar, M. E., Damayanti, B. 2012. Pengaruh Lama Ketiadaan Inang Terhadap Kapasitas Reproduksi Parasitoid Snellenius Manilae Ashmed (Hymenoptera: Braconidae). Jurnal Entomologi Indonesia. Vol. 9 No. 1, 14-22. Andarmoyo, (2012). Personal Hygiene, Konsep, Proses, Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Andira, D. 2010. Seluk Beluk Kesehatan. Jakarta: Bina Pustaka Ayuningtyas, D. N. 2011. Hubungan Anatara Pengetahuan Dan Perilaku Manjaga Kebersihan Genetalia Eksternal Dengan Kejadian Keputihan Pada Siswi SMAN 4 Semarang. Artikel KTI. Semarang: FK UNDIP. Damayanti, Ira. 2012. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dampak Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi Siswi Kelas XI di SMK Batik 2 Surakarta. http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/ files/disk1/1/01-gdl-iradamayan-33-1- 1-iradama-i-pd. Hidayat. 2011. Menyusun Skripsi dan Tesis Edisi Revisi. Bandung: Informatika Muzzayanah, S. N. 2009. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Bagaimana Menyikapinya? https://poltekkesniau.ac.id (19 April 2016) Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nugroho, Taufan. 2011. Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika. Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Reproduksi Wanita. Yogyakarta: A Plus Books Suryati Romauli, S. ST., Ann Vida Vindari, S. ST, 2011, Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika. 52 JURNAL ILMU KESEHATAN AISYAH