BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007/2008

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini

LAMPIRAN 1 LANGKAH PEMODELAN ANALISA STABILITAS TIMBUNAN PADA PROGRAM PLAXIS 8.6

BAB 1 PENDAHULUAN. geologis tanah yang ada di Indonesia, kiranya hal tersebut sangat sulit untuk

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada

BAB III PROSEDUR ANALISIS

REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

4 PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Proyek Jalan bebas Hambatan Medan Kualanamu merupakan proyek

KUAT GESER 5/26/2015 NORMA PUSPITA, ST. MT. 2

ANALISA DAYA DUKUNG TANAH MENGGUNAKAN PROGRAM ELEMEN HINGGA YANG DIBERI PERKUATAN GEOTEXTILE DAN TANPA PERKUATAN GEOTEXTILE ABSTRACT

PENGARUH GEOTEKSTIL TERHADAP KUAT GESER PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN UJI TRIAKSIAL TERKONSOLIDASI TAK TERDRAINASI SKRIPSI. Oleh

BAB III LANDASAN TEORI. Boussinesq. Caranya dengan membuat garis penyebaran beban 2V : 1H (2 vertikal

BAB IV KRITERIA DESAIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1. Langkah Program PLAXIS V.8.2

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun oleh : TITIK ERNAWATI

ANALISA DEFORMASI PONDASI TIANG BOR DENGAN MODEL ELEMEN HINGGA PADA TANAH STIFF CLAY

BAB 4 PEMBAHASAN. memiliki tampilan input seperti pada gambar 4.1 berikut.

BAB 4 HASIL ANALISA PENGARUH GEMPA TERHADAP KONSTRUKSI LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL WOVEN

DAFTAR ISI. i ii iii. ix xii xiv xvii xviii

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

ANALISA KONSOLIDASI DAN KESTABILAN LERENG BENDUNG KOSINGGOLAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TOPIK BAHASAN 8 KEKUATAN GESER TANAH PERTEMUAN 20 21

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

KORELASI KAPASITAS DUKUNG MODEL PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR DENGAN LUAS PERKUATAN GEOTEKSTIL (STUDI LABORATORIUM) Muhammad. Riza.

PENGARUH METODE KONSTRUKSI PONDASI SUMURAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL (148G)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEKANIKA TANAH KRITERIA KERUNTUHAN MOHR - COULOMB. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

Stabilitas Lereng Menggunakan Cerucuk Kayu

STUDI STABILITAS SISTEM PONDASI BORED PILE PADA JEMBATAN KERETA API CIREBON KROYA

DESAIN PONDASI TIANG DENGAN NAVFAC DAN EUROCODE 7 ABSTRAK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI PERILAKU TIANG PANCANG KELOMPOK MENGGUNAKAN PLAXIS 2D PADA TANAH LUNAK ( VERY SOFT SOIL SOFT SOIL )

Adapun langkah-langkah metodologi dalam menyelesaikan tugas akhir ini dapat dilihat pada flow chart sebagai berikut. Mulai.

PERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS. Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan pada konstruksi teknik sipil akibat proses konsolidasi tanah

STUDI KORELASI ANTARA TIPE GEOTEKSTIL TERHADAP TANAH DASAR YANG MEMIKUL SUATU TIMBUNAN JALAN DENGAN BEBAN YANG BERBEDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk tanah terkonsolidasi normal, hubungan untuk K o (Jaky, 1944) :

ANALISA BEBAN GEMPA PADA DINDING BASEMENT DENGAN METODA PSEUDO-STATIK DAN DINAMIK

KAJIAN KAPASITAS DUKUNG FONDSI TIANG PANCANG PADA TANGKI TIMBUN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA DAN MEYERHOF

PENDAHULUAN BAB. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN 1 1.

ANALISIS STABILITAS TANAH TIMBUNAN DENGAN PERKUATAN SABUT KELAPA

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL PADA TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN PERKUATAN ANYAMAN BAMBU DAN GRID BAMBU DENGAN BANTUAN PROGRAM PLAXIS

LANGKAH PEMODELAN ANALISA KAPASITAS LATERAL KELOMPOK TIANG PADA PROGRAM PLAXIS 3D FOUNDSTION

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

ANALISIS DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL TANAH LUNAK DI BAWAH PILED-GEOGRID SUPPORTED EMBANKMENT

ANALISIS PENGARUH KETINGGIAN TIMBUNAN TERHADAP KESTABILAN LERENG

LANGKAH-LANGKAH PEMODELAN MENGGUNAKAN PLAXIS V8.2. Pada bagian ini dijelaskan tentang cara-cara yang dilakukan untuk memodelkan proyek

STUDI PERBANDINGAN PERANCANGAN PONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN EUROCODE 7 TERHADAP NAVFAC ABSTRAK

Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II

HALAMAN PENGESAHAN BERITA ACARA BIMBINGAN TUGAS AKHIR MOTTO PERSEMBAHAN

TUGAS AKHIR. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Sarjana di Program Studi Teknik Sipil. Disusun Oleh NIM NIM

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak

I. Tegangan Efektif. Pertemuan I

DAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2


BAB III LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )

LAMPIRAN 1 HASIL PENGUJIAN TRIAKSIAL UNCOSOLIDATED UNDRAINED (UU)

BAB IV PERENCANAAN LERENG GALIAN

Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Kestabilan Struktur Embankment Di Daerah Reklamasi (Studi Kasus : Malalayang)

ANALISIS PENURUNAN TANAH DASAR PROYEK SEMARANG PUMPING STATION AND RETARDING POND BERDASAR EMPIRIS DAN NUMERIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS. MRT (twin tunnel) dengan shield pada tanah lempung berlanau konsistensi lunak

BAB IV EVALUASI KINERJA DINDING GESER

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

KUAT GESER TANAH YULVI ZAIKA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAK.TEKNIK UNIV. BRAWIJAYA

Karakteristik Kuat Geser Puncak, Kuat Geser Sisa dan Konsolidasi dari Tanah Lempung Sekitar Bandung Utara

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ABSTRAK... i ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...

Karakterisasi Sifat Fisis dan Mekanis Tanah Lunak di Gedebage

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

Kuat Geser Tanah. Mengapa mempelajari kekuatan tanah? Shear Strength of Soils. Dr.Eng. Agus Setyo Muntohar, S.T., M.Eng.Sc.

PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP KESTABILAN DINDING MSE DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL DI DAERAH REKLAMASI MALALAYANG

PERENCANAAN STRUKTUR TANGGUL KOLAM RETENSI KACANG PEDANG PANGKAL PINANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE OASYS GEO 18.1 DAN 18.2

DESAIN DINDING DIAFRAGMA PADA BASEMENT APARTEMEN THE EAST TOWER ESSENCE ON DARMAWANGSA JAKARTA OLEH : NURFRIDA NASHIRA R.

Pengaruh Kedalaman PVD Pada Analisis Konsolidasi Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

LAMPIRAN A CONTOH PERHITUNGAN. parameter yang digunakan dalam perhitungan ini adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mendesain bangunan geoteknik salah satunya konstruksi Basement, diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN BERITA ACARA MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

Perilaku Tanah Dasar Fondasi Embankment dengan Perkuatan Geogrid dan Drainase Vertikal

LAMPIRAN 1 DIAGRAM PENGARUH R. E. FADUM (1948) UNTUK NAVFAC KASUS 1. Universitas Kristen Maranatha

1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENURUNAN KONSOLIDASI PONDASI TELAPAK PADA TANAH LEMPUNG MENGANDUNG AIR LIMBAH INDUSTRI. Roski R.I. Legrans ABSTRAK

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Transkripsi:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENGUMPULAN DATA Berdasarkan hasil studi literatur yang telah dilakukan, pada penelitian ini parameter tanah dasar, tanah timbunan, dan geotekstil yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Parameter tanah dasar Pada penelitian ini, tanah dasar diasumsikan terdiri dari material lempung murni yang seragam dimana tanah diasumsikan berada dalam kondisi unconsolidated undrained dengan parameter sebagai berikut: Berat isi kering (γ dry ) = 12 kn/m 2 Berat isi jenuh (γ sat ) = 14 kn/m 2 Kohesi tak terdrainase (c u ) = 5 s.d. 30 kn/m 2 Sudut geser dalam (φ) = 0 Poisson rasio (υ) = 0,50 (pada Program PLAXIS di-input 0,495) Koefisien permeabilitas (k) = 10 5 m/hari Kohesi undrained (c u ) yang digunakan sebagai data input Program PLAXIS 8.6 adalah nilai kohesi dengan kelipatan 5 yang dimulai dari 5 kn/m 2 hingga 30 kn/m 2. Sedangkan modulus elastisitas undrained (E 50 u ) diperoleh dengan menggunakan Persamaan (2.31) dengan mengasumsikan indeks plastisitas (I p ) tanah dasar sebesar 60 % yang diambil berdasarkan Tabel 2.1 (Departemen 57

58 Pemukiman dan Prasarana Wilayah; 2002). Adapun contoh perhitungan modulus elastisitas undrained (E u 50 ) untuk tanah dasar dengan nilai kohesi tak terdrainase (c u ) sebesar 5 kn/m 2 adalah sebagai berikut: E 50 u 15000c = I % p u 15000 5 = 60 = 1250 kn m 2 2. Parameter tanah timbunan Sebagai material timbunan, digunakan tanah tipe silty clay dalam kondisi drained dengan parameter sebagai berikut: Berat isi kering (γ dry ) = 16 kn/m 2 Berat isi jenuh (γ sat ) = 18 kn/m 2 Kohesi (c) = 35 kn/m 2 Sudut geser dalam (φ) = 25 Poisson rasio (υ) = 0,30 3. Parameter geotekstil Geotekstil yang digunakan dalam penelitian ini adalah geotekstil dengan kuat tarik batas sebesar 10 kn/m, 50 kn/m, 100 kn/m, 500 kn/m, dan 1000 kn/m. Karena data input geotekstil dalam Program PLAXIS 8.6 berupa kekakuan aksial (EA), maka kuat tarik batas geotekstil yang digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu dikorelasikan ke dalam kekakuan aksial (EA). Adapun dalam korelasi ini regangan aksial diasumsikan sebesar 5 % sesuai dengan ketentuan yang ada pada BS 8006:1995 CODE OF PRACTICE FOR STRENGTHENED/REINFORCED SOILS AND OTHER FILLS yang

59 menyatakan...the maximum strain ε max in the basal reinforcement should not exceed 5 % for short term applications.... Dengan demikian, maka kekakuan aksial (EA) geotekstil yang digunakan sebagai data input dalam Program PLAXIS 8.6 adalah sebesar 200 kn/m, 1000 kn/m, 2000 kn/m, 10000 kn/m, dan 20000 kn/m yang diperoleh dengan menggunakan Persamaan (2.28). Adapun contoh perhitungan kekakuan aksial geotekstil dengan kuat tarik batas 10 kn/m dan regangan aksial 5 % adalah sebagai berikut: F EA = ε 10 = 0,05 = 200 kn m Gambar 4.1 Pemodelan Timbunan dalam Program PLAXIS 8.6

60 4.2 HASIL PENGOLAHAN DATA Perhitungan stabilitas timbunan dengan perkuatan geotekstil pada dasar timbunan dilakukan menggunakan Program PLAXIS 8.6 dengan hasil keluaran program yang diperoleh (berupa faktor keamanan dan gaya tarik yang terjadi pada geotekstil) kemudian diverifikasi dengan hasil perhitungan manual. Adapun contoh perhitungan stabilitas timbunan secara manual dapat dilihat pada LAMPIRAN 2. Berikut ini merupakan hasil perhitungan tinggi timbunan maksimum yang dapat dipikul oleh tanah dasar dengan menggunakan faktor daya dukung Pilot dimana diambil faktor keamanan sebesar 1,30: Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Tinggi Timbunan Maksimum Tanpa Perkuatan Geotekstil dengan Faktor Daya Dukung Pilot c u (kn/m 2 ) H max (m) c u (kn/m 2 ) H max (m) 5 1,24 20 4,94 10 2,47 25 6,18 15 3,71 30 7,42 Keterangan: c u H max = Kohesi undrained = Tinggi timbunan maksimum Contoh perhitungan tinggi timbunan maksimum yang dapat dicapai untuk timbunan tanpa perkuatan geotekstil pada tanah dasar dengan c u = 15 kn/m 2 menggunakan faktor daya dukung Pilot adalah sebagai berikut: Lebar timbunan ekivalen (B) Tebal lapisan tanah dasar (D) = 20 m = 20 m

61 Berdasarkan hasil perbandingan B dan D diperoleh nilai faktor daya dukung menurut Pilot (N c ) adalah sebesar (π + 2). Dengan demikian, maka daya dukung batas tanah dasar adalah: Q ult = c u = 15 N c ( π + 2) = 77,12 kn m 2 Dengan faktor keamanan 1,30, maka tinggi timbunan maksimum yang dapat dicapai adalah: H max Qult = SF γ dry 77,12 = 1,30 16 = 3,71 m Adapun hasil output Program PLAXIS 8.6 berupa gaya tarik geotekstil dan faktor keamanan struktur timbunan dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Gaya Tarik Geotekstil dan Faktor Keamanan Timbunan pada Program PLAXIS 8.6 T ult (kn/m) 10 c u Bertahap Langsung (kn/m 2 H (m) ) T (kn/m) SF T (kn/m) SF 5 1,50 1,11 1,1576 1,25 1,1544 10 3,00 1,37 1,2074 1,43 1,2048 15 5,00 2,42 1,1837 2,54 1,1807 20 5,00 0,98 1,5390 1,03 1,5382 25 5,00 0,70 1,8863 0,77 1,8776 30 5,00 0,58 2,2343 0,65 2,2322

62 T ult (kn/m) 50 100 500 1000 Keterangan: c u (kn/m 2 ) H (m) Bertahap Langsung T (kn/m) SF T (kn/m) SF 5 1,50 5,13 1,1659 5,31 1,1642 10 3,00 6,23 1,2484 6,32 1,2453 15 5,00 11,42 1,2531 11,79 1,2498 20 5,00 4,68 1,6139 5,04 1,6113 25 5,00 3,43 1,9766 3,76 1,9716 30 5,00 2,87 2,3357 3,17 2,3328 5 1,50 9,33 1,1637 9,71 1,1636 10 3,00 11,36 1,2503 11,69 1,2502 15 5,00 21,48 1,2745 21,92 1,2717 20 5,00 9,04 1,6446 9,87 1,6434 25 5,00 6,75 2,0061 7,38 2,0022 30 5,00 5,66 2,3686 6,23 2,3633 5 1,50 29,14 1,1637 29,22 1,1637 10 3,50 91,84 1,1238 91,85 1,1232 15 5,00 75,62 1,2767 77,04 1,2749 20 5,00 39,48 1,6503 42,81 1,6471 25 5,00 30,45 2,0168 33,19 2,0126 30 5,00 26,05 2,3779 28,48 2,3712 5 1,50 39,31 1,1636 39,76 1,1636 10 3,50 115,49 1,1240 118,11 1,1228 15 5,00 117,09 1,2771 118,96 1,2752 20 5,00 39,48 1,6503 42,81 1,6471 25 5,00 55,76 2,0166 59,95 2,0123 30 5,00 48,84 2,3778 52,31 2,3712 T ult c u H T SF = Kuat tarik batas geotekstil = Kohesi tak terdrainase = Tinggi timbunan = Gaya tarik geotekstil = Faktor keamanan struktur timbunan

63 Berikut ini merupakan hasil perhitungan Program PLAXIS 8.6 berupa deformasi dan faktor keamanan struktur timbunan tanpa menggunakan perkuatan dasar: Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Deformasi dan Faktor Keamanan Timbunan Tanpa Perkuatan Geotekstil c u (kn/m 2 ) H * (m) δ t (cm) δ h (cm) δ v (cm) SF 5 1,50 0,18753 0,14121 0,18753 1,0931 10 3,00 0,20790 0,13636 0,20790 1,1088 15 5,00 0,30398 0,17487 0,30398 1,0560 20 5,00 0,14516 0,08262 0,14516 1,3984 25 5,00 0,10811 0,06090 0,10811 1,7376 30 5,00 0,09228 0,05079 0,09228 2,0708 Keterangan: Penimbunan dilakukan setiap 0,50 m dengan waktu pelaksanaan 5 hari dan waktu konsolidasi untuk setiap tahapan penimbunan adalah 30 hari c u H * δ t δ h δ v SF = Kohesi tak terdrainase = Tinggi timbunan maksimum yang dapat dicapai = Deformasi total = Deformasi horizontal = Deformasi vertikal = Faktor keamanan

64 Sedangkan hasil perhitungan deformasi dan faktor keamanan struktur timbunan dengan menggunakan perkuatan dasar dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Deformasi dan Faktor Keamanan Timbunan Dengan Perkuatan Geotekstil T ult (kn/m) 10 50 100 500 1000 c u (kn/m 2 ) H * (m) δ t (m) δ h (m) δ v (m) SF 5 1,50 0,18775 0,14006 0,18775 1,1576 10 3,00 0,20942 0,13587 0,20942 1,2048 15 5,00 0,30449 0,17310 0,30449 1,1807 20 5,00 0,14716 0,08251 0,14716 1,5390 25 5,00 0,10975 0,06086 0,10975 1,8776 30 5,00 0,09375 0,05076 0,09375 2,2322 5 1,50 0,18607 0,13798 0,18607 1,1642 10 3,00 0,20782 0,13444 0,20782 1,2453 15 5,00 0,29772 0,16883 0,29772 1,2531 20 5,00 0,14652 0,08220 0,14652 1,6113 25 5,00 0,10958 0,06078 0,10958 1,9716 30 5,00 0,09363 0,05070 0,09363 2,3328 5 1,50 0,18456 0,13601 0,18456 1,1637 10 3,00 0,20589 0,13290 0,20589 1,2503 15 5,00 0,29077 0,16477 0,29077 1,2745 20 5,00 0,14587 0,08190 0,14587 1,6434 25 5,00 0,10938 0,06068 0,10938 2,0022 30 5,00 0,09348 0,05063 0,09348 2,3633 5 1,50 0,17730 0,12980 0,17730 1,1637 10 3,00 0,19551 0,12611 0,19551 1,2501 15 5,00 0,26019 0,14712 0,26019 1,2749 20 5,00 0,14126 0,07971 0,14126 1,6471 25 5,00 0,10786 0,05996 0,10786 2,0126 30 5,00 0,09240 0,05120 0,09240 2,3712 5 1,50 0,17712 0,12893 0,17712 1,1636 10 3,00 0,18961 0,12280 0,18961 1,2500 15 5,00 0,24314 0,13791 0,24314 1,2752 20 5,00 0,13751 0,07819 0,13751 1,6464 25 5,00 0,10631 0,05927 0,10631 2,0123 30 5,00 0,09123 0,04961 0,09123 2,3712

65 Keterangan: Penimbunan dilakukan setiap 0,50 m dengan waktu pelaksanaan 5 hari dan waktu konsolidasi untuk setiap tahapan penimbunan adalah 30 hari T ult c u H * δ t δ h δ v SF = Kuat tarik batas geotekstil = Kohesi tak terdrainase = Tinggi timbunan maksimum yang dapat dicapai = Deformasi total = Deformasi horizontal = Deformasi vertikal = Faktor keamanan Dengan mengambil faktor keamanan yang relatif sama antara timbunan dengan dan tanpa perkuatan dasar, hasil perhitungan peningkatan tinggi timbunan akibat penggunaan material geotekstil sebagai perkuatan dasar dapat dilihat pada Tabel 4.5.

66 Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Peningkatan Tinggi Timbunan pada Timbunan Dengan dan Tanpa Geotekstil untuk Faktor Keamanan yang Relatif Sama T ult (kn/m) 10 50 100 500 1000 c u (kn/m 2 ) Dengan Geotekstil Tanpa Geotekstil H ** (m) SF H ** (m) SF SF H ** (m) H ** (%) 5 1,50 1,1576 1,50 1,0931 0,0645 0,00 0,00 10 3,00 1,2048 3,00 1,1088 0,0960 0,00 0,00 15 5,00 1,1807 4,50 1,1487 0,0320 0,50 11,11 20 5,00 1,5390 4,50 1,5268 0,0122 0,50 11,11 25 5,00 1,8776 4,50 1,8982 0,0206 0,50 11,11 30 5,00 2,2322 4,50 2,2648 0,0326 0,50 11,11 5 1,50 1,1642 1,50 1,0931 0,0711 0,00 0,00 10 3,00 1,2453 2,50 1,3210 0,0757 0,50 20,00 15 5,00 1,2531 4,00 1,2726 0,0195 1,00 25,00 20 5,00 1,6113 4,00 1,6929 0,0816 1,00 25,00 25 5,00 1,9716 4,50 1,8982 0,0734 0,50 11,11 30 5,00 2,3328 4,50 2,2648 0,0680 0,50 11,11 5 1,50 1,1637 1,50 1,0931 0,0706 0,00 0,00 10 3,00 1,2503 2,50 1,3210 0,0707 0,50 20,00 15 5,00 1,2745 4,00 1,2726 0,0019 1,00 25,00 20 5,00 1,6434 4,00 1,6929 0,0495 1,00 25,00 25 5,00 2,0022 4,50 1,8982 0,1040 0,50 11,11 30 5,00 2,3633 4,50 2,2648 0,0985 0,50 11,11 5 1,50 1,1637 1,50 1,0931 0,0706 0,00 0,00 10 3,50 1,1232 3,00 1,1088 0,0144 0,50 16,67 15 5,00 1,2749 4,00 1,2726 0,0023 1,00 25,00 20 5,00 1,6471 4,00 1,6929 0,0458 1,00 25,00 25 5,00 2,0126 4,00 2,1074 0,0948 1,00 25,00 30 5,00 2,3712 4,50 2,2648 0,1064 0,50 11,11 5 1,50 1,1636 1,50 1,0931 0,0705 0,00 0,00 10 3,50 1,1228 3,00 1,1088 0,0140 0,50 16,67 15 5,00 1,2752 4,00 1,2726 0,0026 1,00 25,00 20 5,00 1,6464 4,00 1,6929 0,0465 1,00 25,00 25 5,00 2,0123 4,00 2,1074 0,0951 1,00 25,00 30 5,00 2,3712 4,50 2,2648 0,1064 0,50 11,11

67 Keterangan: Penimbunan dilakukan setiap 0,50 m dengan waktu pelaksanaan 5 hari dan waktu konsolidasi untuk setiap tahapan penimbunan adalah 30 hari T ult c u H ** SF SF H ** = Kuat tarik batas geotekstil = Kohesi tak terdrainase = Tinggi timbunan yang dapat dicapai dengan faktor keamanan tertentu = Faktor keamanan = Deviasi faktor keamanan = Peningkatan tinggi timbunan dengan faktor keamanan tertentu

68 4.3 PEMBAHASAN HASIL Berikut ini merupakan grafik perbandingan gaya tarik geotekstil dengan kuat tarik batas 10 kn/m, 50 kn/m, 100 kn/m, 500 kn/m, dan 1000 kn/m pada tanah dasar dengan variasi nilai kuat geser: KUAT TARIK BATAS GEOTEKSTIL 10 kn/m 3,00 2,50 Gaya Aksial (kn/m) 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 Bertahap Langsung Gambar 4.2 Perbandingan Gaya Tarik Geotekstil Untuk Kuat Tarik Batas 10 kn/m dengan Variasi Nilai Kuat Geser

69 KUAT TARIK BATAS GEOTEKSTIL 50 kn/m 14 12 10 Gaya Aksial (kn/m) 8 6 4 2 0 Bertahap Langsung Gambar 4.3 Perbandingan Gaya Tarik Geotekstil Untuk Kuat Tarik Batas 50 kn/m dengan Variasi Nilai Kuat Geser KUAT TARIK BATAS GEOTEKSTIL 100 kn/m 25 20 Gaya Aksial (kn/m) 15 10 5 0 Bertahap Langsung Gambar 4.4 Perbandingan Gaya Tarik Geotekstil Untuk Kuat Tarik Batas 100 kn/m dengan Variasi Nilai Kuat Geser

70 KUAT TARIK BATAS GEOTEKSTIL 500 kn/m 100 90 80 70 Gaya Aksial (kn/m) 60 50 40 30 20 10 0 Bertahap Langsung Gambar 4.5 Perbandingan Gaya Tarik Geotekstil Untuk Kuat Tarik Batas 500 kn/m dengan Variasi Nilai Kuat Geser KUAT TARIK BATAS GEOTEKSTIL 1000 kn/m 140 120 100 Gaya Aksial (kn/m) 80 60 40 20 0 Bertahap Langsung Gambar 4.6 Perbandingan Gaya Tarik Geotekstil Untuk Kuat Tarik Batas 1000 kn/m dengan Variasi Nilai Kuat Geser

71 Dari hasil perbandingan yang ditunjukkan pada Gambar 4.2 Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa gaya tarik geotekstil yang diperoleh dari perhitungan tanpa memperhatikan tahapan penimbunan secara umum lebih besar daripada gaya tarik geotekstil yang diperoleh dari perhitungan dengan memperhatikan tahapan penimbunan. Berikut ini merupakan grafik perbandingan faktor keamanan timbunan dengan kondisi tanah dasar yang bervariasi ditinjau dari kuat gesernya: KUAT TARIK BATAS GEOTEKSTIL 10 kn/m 2,50 2,00 Faktor Keamanan 1,50 1,00 0,50 0,00 Bertahap Langsung Gambar 4.7 Perbandingan Faktor Keamanan Timbunan Untuk Geotekstil dengan Kuat Tarik Batas 10 kn/m

72 KUAT TARIK BATAS GEOTEKSTIL 50 kn/m 2,50 2,00 Faktor Keamanan 1,50 1,00 0,50 0,00 Bertahap Langsung Gambar 4.8 Perbandingan Faktor Keamanan Timbunan Untuk Geotekstil dengan Kuat Tarik Batas 50 kn/m KUAT TARIK BATAS GEOTEKSTIL 100 kn/m 2,50 2,00 Faktor Keamanan 1,50 1,00 0,50 0,00 Bertahap Langsung Gambar 4.9 Perbandingan Faktor Keamanan Timbunan Untuk Geotekstil dengan Kuat Tarik Batas 100 kn/m

73 KUAT TARIK BATAS GEOTEKSTIL 500 kn/m 2,50 2,00 Faktor Keamanan 1,50 1,00 0,50 0,00 Bertahap Langsung Gambar 4.10 Perbandingan Faktor Keamanan Timbunan Untuk Geotekstil dengan Kuat Tarik Batas 500 kn/m KUAT TARIK BATAS GEOTEKSTIL 1000 kn/m 2,50 2,00 Faktor Keamanan 1,50 1,00 0,50 0,00 Bertahap Langsung Gambar 4.11 Perbandingan Faktor Keamanan Timbunan Untuk Geotekstil dengan Kuat Tarik Batas 1000 kn/m

74 Hasil yang ditunjukkan pada Gambar 4.7 Gambar 4.11 memperlihatkan bahwa pengaruh perhitungan stabilitas timbunan dengan memperhatikan tahapan penimbunan dan tanpa memperhatikan tahapan penimbunan tidak memberikan pengaruh yang cukup besar. Hal ini dikarenakan peningkatan kuat geser tanah dasar pada tanah lunak berlangsung dengan sangat lambat terkait dengan waktu konsolidasi yang dibutuhkan pada tanah lempung lunak berlangsung sangat lama. Salah satu faktor yang mempengaruhi lambatnya laju konsolidasi pada tanah lempung lunak adalah sifat permeabilitas tanah lunak yang buruk. Hasil perhitungan yang diperoleh dari Program PLAXIS 8.6 berupa gaya tarik geotekstil dengan memperhatikan tahapan penimbunan dan tanpa memperhatikan tahapan penimbunan sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 4.2 kemudian dibandingkan untuk memperoleh tingkat efisiensi kuat tarik perlu geotekstil. Adapun hasil perhitungan efisiensi kuat tarik perlu untuk kedua pendekatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.6.

75 Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Efisiensi Kuat Tarik Geotekstil dengan Memperhatikan Tahapan Penimbunan T ult (kn/m) c u (kn/m 2 ) H (m) T (kn/m) Efisiensi Bertahap Langsung (%) 5 1,50 1,11 1,25 11,20 10 3,00 1,37 1,43 4,20 10 15 5,00 2,42 2,54 4,72 20 5,00 0,98 1,03 5,33 25 5,00 0,70 0,77 8,79 30 5,00 0,58 0,65 10,41 50 100 500 1000 5 1,50 5,13 5,31 3,39 10 3,00 6,23 6,32 1,42 15 5,00 11,42 11,79 3,14 20 5,00 4,68 5,04 7,14 25 5,00 3,43 3,76 8,78 30 5,00 2,87 3,17 9,46 5 1,50 9,33 9,71 3,91 10 3,00 11,36 11,69 2,82 15 5,00 21,48 21,92 2,01 20 5,00 9,04 9,87 8,41 25 5,00 6,75 7,38 8,54 30 5,00 5,66 6,23 9,15 5 1,50 29,14 29,22 0,27 10 3,50 91,84 91,85 0,01 15 5,00 75,62 77,04 1,84 20 5,00 39,48 42,81 7,78 25 5,00 30,45 33,19 8,26 30 5,00 26,05 28,48 8,53 5 1,50 39,31 39,76 1,13 10 3,50 115,49 118,11 2,22 15 5,00 117,09 118,96 1,57 20 5,00 39,48 42,81 7,78 25 5,00 55,76 59,95 6,99 30 5,00 48,84 52,31 6,63

76 Keterangan: T ult c u H T = Kuat tarik batas geotekstil = Kohesi tak terdrainase = Tinggi timbunan = Gaya tarik geotekstil Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa efisiensi kuat tarik rata-rata untuk perhitungan kuat tarik perlu geotekstil dengan kedua pendekatan tersebut adalah 5,50 %. Ini menunjukkan bahwa apabila perhitungan kuat tarik perlu geotekstil dilakukan tanpa memperhatikan tahapan penimbunan, maka kuat tarik perlu yang diperoleh dapat direduksi sebesar 5,50 %. Berikut ini merupakan grafik hasil perhitungan peningkatan tinggi timbunan akibat penggunaan material geotekstil sebagai perkuatan dasar timbunan di atas tanah lunak dengan kuat geser antara 5 kn/m 2 sampai dengan 30 kn/m 2 untuk faktor keamanan yang relatif sama dan waktu konstruksi yang sama:

77 KUAT TARIK BATAS GEOTEKSTIL 10 kn/m 5,00 4,50 4,00 3,50 Tinggi Timbunan (m) Faktor Keamanan 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 Tinggi timbunan tanpa geotekstil Faktor keamanan timbunan tanpa geotekstil Tinggi timbunan dengan geotekstil Faktor keamanan timbunan dengan geotekstil Gambar 4.12 Peningkatan Tinggi Timbunan untuk Geotekstil dengan Kuat Tarik Batas 10 kn/m KUAT TARIK BATAS GEOTEKSTIL 50 kn/m 5,00 4,50 4,00 3,50 Tinggi Timbunan (m) Faktor Keamanan 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 Tinggi timbunan tanpa geotekstil Faktor keamanan timbunan tanpa geotekstil Tinggi timbunan dengan geotekstil Faktor keamanan timbunan dengan geotekstil Gambar 4.13 Peningkatan Tinggi Timbunan untuk Geotekstil dengan Kuat Tarik Batas 50 kn/m

78 KUAT TARIK BATAS GEOTEKSTIL 100 kn/m 5,00 4,50 4,00 3,50 Tinggi Timbunan (m) Faktor Keamanan 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 Tinggi timbunan tanpa geotekstil Faktor keamanan timbunan tanpa geotekstil Tinggi timbunan dengan geotekstil Faktor keamanan timbunan dengan geotekstil Gambar 4.14 Peningkatan Tinggi Timbunan untuk Geotekstil dengan Kuat Tarik Batas 100 kn/m KUAT TARIK BATAS GEOTEKSTIL 500 kn/m 5,00 4,50 4,00 3,50 Tinggi Timbunan (m) Faktor Keamanan 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 Tinggi timbunan tanpa geotekstil Faktor keamanan timbunan tanpa geotekstil Tinggi timbunan dengan geotekstil Faktor keamanan timbunan dengan geotekstil Gambar 4.15 Peningkatan Tinggi Timbunan untuk Geotekstil dengan Kuat Tarik Batas 500 kn/m

79 KUAT TARIK BATAS GEOTEKSTIL 1000 kn/m 5,00 4,50 4,00 3,50 Tinggi Timbunan (m) Faktor Keamanan 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 Tinggi timbunan tanpa geotekstil Faktor keamanan timbunan tanpa geotekstil Tinggi timbunan dengan geotekstil Faktor keamanan timbunan dengan geotekstil Gambar 4.16 Peningkatan Tinggi Timbunan untuk Geotekstil dengan Kuat Tarik Batas 1000 kn/m Berdasarkan Gambar 4.12 Gambar 4.16 diketahui bahwa dengan waktu pelaksanaan konstruksi timbunan dan waktu konsolidasi yang sama, penggunaan material geotekstil sebagai perkuatan dasar timbunan di atas tanah lunak mampu meningkatkan tinggi timbunan hingga 1 m atau 25 % lebih tinggi daripada timbunan tanpa perkuatan geotekstil. Berdasarkan Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 diperoleh grafik perbandingan faktor keamanan sebagaimana yang ditunjukkan oleh Gambar 4.17.

80 PERBANDINGAN FAKTOR KEAMANAN 2.50 2.00 Faktor Keamanan 1.50 1.00 Tult = 10 kn/m Tult = 50 kn/m Tult = 100 kn/m Tult = 500 kn/m Tult = 1000 kn/m Tanpa geotekstil 0.50 0.00 0 35 Gambar 4.17 Perbandingan Faktor Keamanan Struktur Timbunan Dengan dan Tanpa Perkuatan Geotekstil Berdasarkan Gambar 4.17 diketahui bahwa penggunaan material geotekstil sebagai perkuatan dasar timbunan mampu meningkatkan faktor keamanan timbunan hingga 0,30 atau sekitar 21 %.

81 KUAT TARIK BATAS GEOTEKSTIL 1000 kn/m 120 110 100 90 Gaya Aksial (kn/m) 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jarak (m) cu = 30 kn/m2 cu = 25 kn/m2 cu = 20 kn/m2 cu = 15 kn/m2 cu = 10 kn/m2 cu = 5 kn/m2 Gambar 4.18 Gaya Tarik Geotekstil dengan Kuat Tarik Batas 1000 kn/m Berdasarkan Gambar 4.18 terlihat bahwa gaya tarik terbesar pada geotekstil terjadi pada tengah timbunan dimana berkurang secara berangsur hingga mencapai nol pada kaki timbunan. Disamping itu, juga terlihat bahwa peningkatan kuat geser tanah dasar menyebabkan gaya tarik aksial geotekstil mengalami penurunan.