PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN GIZI UNTUK MENCEGAH FOODBORNE DESEASES PADA PENJUAL MAKANAN JAJANAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAPAT SUPERVISOR TENTANG PENERAPAN SANITASI HIGIENE OLEH MAHASISWA PADA PELAKSANAAN PRAKTEK INDUSTRI

PENERAPAN HASIL BELAJAR NUTRISI PADA PERILAKU GIZI SISWA SMK SANDHY PUTRA BANDUNG

PENERAPAN HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA PRAKTEK MANAJEMEN USAHA BOGA

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

MANFAAT PENGETAHUAN HIGIENE SANITASI DALAM MEMBUAT MAIN COURSE MAKANAN KONTINENTAL MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA ANGKATAN 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PEDAGANG DENGAN HIGIENE SANITASI MAKANAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN KULON PROGO-DIY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PENGARUH MATA KULIAH BERBASIS GIZI PADA PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maryadi Putra M, 2014

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3

SIKAP MURID DAN PENJUAL MAKANAN JAJANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI KELURAHAN RONGTENGAH KECAMATAN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

DAFTAR PUSTAKA. Almatsier, S Prinsip dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

ABSTRAK. Kata kunci : Tingkat pengetahuan sanitasi makanan, pemilihan tempat makan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

STUDI IDENTIFIKASI KEBERADAAN Escherichia coli PADA AIR CUCIAN DAN MAKANAN KETOPRAK DI KAWASAN KAMPUS UNDIP TEMBALANG

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai pribadi, maupun sebagai anggota keluarga, masyarakat, ataupun sebagai pekerja.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Setiap penyedia jasa penyelanggara makanan seperti rumah

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode analitik deskriptif.

PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN SANITASI DASAR DI PASAR TRADISIONAL PRINGGAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2011 SKRIPSI OLEH : TENGKU HERA ZAFIRAH NIM.

PENGARUH PENGETAHUAN SANITASI DAN HIGIENE TERHADAP PENGOLAHAN MAKANAN SEHAT KELUARGA LPKK

MAKANANN. Oleh: J Program. Studi Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman.

PERILAKU HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN PADA KATERING RUMAH TANGGA DI LEUWIDAHU KOTA TASIKMALAYA. *Nunun Khoerun Nisa

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS ATAS TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH KEDUNGGONG KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO

Cindy K Dastian 1, Idi Setyobroto 2, Tri Kusuma Agung 3 ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB III METODE PENELITIAN

KUALITAS MIKROBIOLOGIS MAKANAN DAN SIKAP PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN PADA KANTIN SEKOLAH DASAR DI WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dalam menggunakan alat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh,

THE BENEFITS OF LEARNING OUTCOMES STUDENTS PRESERVING FOOD AT READINESS PRODUCTS ENTREPRENEURSHIP PRESERVED FOODS

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan bagian yang harus diperhatikan bagi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Tata Boga Jurusan PKK FPTK UPI, Jln. Dr. Setiabudi No. 207

PERILAKU HYGIENITASI PENGELOLAAN DAN PEMBUATAN KUE HOME INDUSTRI RUMAHAN DIDESA LAMPANAH KECAMATAN SEULIMEUM

BAB I PENDAHULUAN. Makanan jajanan (street food) sudah menjadi bagian yang. pedesaan. Salah satu alasan tingginya tingkat kesukaan pada makanan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari luar Provinsi Gorontalo maupun mahasiswa yang berasal dari luar Kota Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HYGIENE DAN SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN KELUARGA ANGGOTA LEMBAGA PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (LPKK)

KATA PENGANTAR AI MARTIN SOPIAH, 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

Gambar 1: Perilaku penjaja PJAS tentang gizi dan keamanan pangan di lingkungan sekolah dasar Kota dan Kabupaten Bogor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan penelitian yang tidak perlu merumuskan hipotesis. Data yang telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRACT. Keywords: Food Handler s Hygiene Sanitation Practice, Escherichia coli RINGKASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia, program studi Pendidikan Tata Boga yang beralamat di Jl. Dr.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendek maupun jangka panjang (Februhartanty dan Iswaranti, 2004).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada usia 6 bulan saluran pencernaan bayi sudah mulai bisa diperkenalkan pada

BAB III METODE PENELITIAN

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan, makanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi

GAMBARAN PENYEBAB KESULITAN MAKAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 3-5 TAHUN DI PERUMAHAN TOP AMIN MULYA JAKABARING PALEMBANG TAHUN 2009

ABSTRAK DUKUNGAN SEKOLAH BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTEK KEAMANAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DI KANTIN SEKOLAH DASAR KECAMATAN GIANYAR

PERILAKU PEDULI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN SANITASI HYGIENE SISWA DI LABORATORIUM TPHP SMK NEGERI 1 PANDAK

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh : Novita Sari. Fitria Kasih Rahma wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL BELAJAR PELATIHAN TATA BOGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DI DESA CIPEUNDEY BANDUNG BARAT

HUBUNGAN BESARAN UANG SAKU DENGAN PEMILIHAN JAJANAN SEHAT. Connections between The Amount of Pocket Money with Selection of Healthy Snack

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN SIKAP DALAM MEMILIH JAJANAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR. Ayu Indrawati Dewi P

EFEKTIFITAS GABUNGAN TES SUBJEKTIF DAN TES OBJEKTIF DALAM MENGEVALUSI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP NEGERI 11 BANDA ACEH

Yulisetyaningrum ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).

The Condition of Food Handler s Higiene and Canteen Sanitation in Senior High School 15 Surabaya

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

STUDI TENTANG PENGETAHUAN, PERILAKU DAN KEBERSIHAN PENJAMAH MAKANAN DI INSTALASI GIZI BLU RSUP Prof. Dr. R.D KANDOU MANADO

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Unnes Journal of Public Health

PRINSIP PENYELENGGARAAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN SERTA SIKAP PENJAMAH MAKANAN DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN KELAS IIA BINJAI

KARYA TULIS ILMIAH. Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU. Semester I VII Tentang Pola Nutrisi Seimbang Tahun 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah kegiatan sistematis terencana yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah objek yang dijadikan sumber data dapat berupa benda,

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KINDI AMELIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan

Pembinaan Pedagang Makanan Kaki Lima untuk Meningkatkan Higiene dan Sanitasi Pengolahan dan Penyediaan Makanan di desa Penatih, Denpasar Timur

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU DALAM MEMILIH PRODUK MAKANAN KEMASAN PADA IBU-IBU PKK DI BR

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

HIGIENE SANITASI MAKANAN, MINUMAN DAN SARANA SANITASI TERHADAP ANGKA KUMAN PERALATAN MAKAN DAN MINUM PADA KANTIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN PERILAKU TENTANG HIGIENE DAN SANITASI PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN GIZI UNTUK MENCEGAH FOODBORNE DESEASES PADA PENJUAL MAKANAN JAJANAN 1) Ai Nurhayati, 2) Tati Setiawati, 3) Cica Yulia 1)2)3) Dosen Prodi Pendidikan Tata Boga FPTK UPI, inoey2003@yahoo.com ABSTRAK Mahasiswa pada umumnya menghabiskan waktunya sebagian besar di kampus, sehingga harus memenuhi kebutuhan melalui makanan jajanan di kantin lingkungan kampus. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan pendidikan gizi tentang sanitasi hygiene bagi penjual makanan jajanan di lingkungan kampus berdasarkan analisis perilaku personal hygiene sanitasi dalam penanganan (food handling practise) makanan jajanan di kantin lingkungan kampus mulai penyiapan bahan, pengolahan, penyajian makanan dan minuman kepada konsumen serta peralatan yang digunakan untuk mencegah foodborne deseases. Desain penelitian tahap pertama digunakan Deskriptif. Pengambilan data menggunakan tes dan pedoman observasi, dengan metode wawancara dan pengamatan. Objek penelitian adalah para penjual makanan jajanan di kantin dalam lingkungan kampus UPI. Tehnik sampling dengan menggunakan sampel total sehingga sampel adalah seluruh penjual makanan jajanan yang ada di dalam lingkungan kampus UPI. Analisis hasil penelitian dilakukan secara deskriptif dalam bentuk tabulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan penjual makanan berada pada kategori yang baik, sedangkan sikap personal hygiene berada pada kategori cukup baik, dan perilaku personal hygiene berada pada kategori cukup baik. Kata Kunci: sanitasi hygiene, penjual makanan jajanan ABSTRACT Students generally spend most of his time on campus, so it must meet the requirements through street food in the campus cafeteria. The purpose of this research is to develop nutrition education on sanitation hygiene for street food sellers in campus based on the analysis of behavior in the handling of personal hygienesanitasi ( food handling practices) street food in the cafeteria campus began preparing the materials, processing, presentation of food and beverages to consumers and equipment which is used to prevent foodborne deseases. The first phase of the research design used descriptive. Retrieving data using tests and guidelines for observation, interview and observation methods. The object of research is the street food vendors in the cafeteria in the campus environment UPI. Sampling technique using total sample so that the sample is a whole seller of street food available within the UPI. Analysis of the results of research conducted descriptively in the form of tabulation. The results showed that the knowledge of the food vendors in the category of good, while the attitude of the categories of personal hygiene are quite good, and personal hygiene behavior in the category quite Students generally spend most of his time on campus, so it must meet the requirements through street food in the cafeteria campus environment. The purpose of this research is to develop nutrition education on sanitation hygiene for street food sellers in campus based on the analysis of behavior in the handling of personal hygienesanitasi (food handling practices) street food in the cafeteria campus began preparing the materials, processing, presentation of food and beverages to consumers and equipment which is used to prevent foodborne deseases. The first phase of the research design used descriptive. Retrieving data using tests and guidelines for observation, interview and observation methods. The object of research is the street food vendors in the cafeteria in the campus environment UPI. Sampling technique using total sample so that the sample is a whole seller of street food available within the UPI. Analysis of the results of research conducted descriptively in the form of tabulation. The results showed that the knowledge of the food vendors in the category of good, while the attitude of the categories of personal hygiene are quite good, and personal hygiene behavior in the category enough. Keywords: sanitation hygiene, sales food snacks 9

PENDAHULUAN Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dasar bahwa makanan jajanan mempunyai kontribusi nyata terhadap mahasiswa yang pada umumnya menghabiskan waktunya sebagian besar di kampus, sehingga harus memenuhi kebutuhan melalui makanan jajanan di kantin lingkungan kampus. Konsumsi makanan jajanan mempunyai aspek negatif jika keamanannya kurang di perhatikan. Makanan yang tidak aman menurut Anwar (2004) akan menyebabkan penyakit yang disebut dengan foodborne deseases, yaitu gejala penyakit yang timbul akibat mengonsumsi pangan yang mengandung bahan/senyawa beracun atau organisme pathogen yang dikandung oleh bahan makanan (intoksikasi) atau karena pencemaran. Oleh sebab itu sanitasi hygiene bagi penjual makanan jajanan di lingkungan kampus harus benar-benar diperhatikan berdasarkan analisis perilaku personal hygienesanitasi dalam penanganan (food handling practise) makanan jajanan di kantin lingkungan kampus mulai penyiapan bahan, pengolahan, penyajian makanan dan minuman kepada konsumen serta peralatan yang digunakan untuk mencegah foodborne deseases. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: bagaimana pengembangan model pendidikan gizi untuk mencegah foodborne deseases pada penjual makanan jajanan di kantin Universitas Pendidikan Indonesia?. Rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan dalam beberapa permasalahan dalam bentuk pertanyaan penelitian yaitu: (1) Apakah penjual makanan jajanan di kantin UPI memiliki pengetahuan tentang sanitasi hygiene dalam penyelenggaraan makanan dan minuman jajanan untuk mencegah foodborne deseases?; (2) Bagaimana perilaku personal hygiene penjual makanan dan minuman jajanan di kantin UPI agar makanan yang dijual aman dan sehat sehingga menghindari terjadinya foodborne deseases?; (3) Bagimana sanitasi dalam penanganan (food handling practise) di kantin UPI dari mulai penyiapan bahan, pengolahan, penyajian makanan dan minuman kepada konsumen serta peralatan yang digunakan untuk mencegah foodborne deseases?; dan (4) Bagimana model pendidikan gizi yang tepat untuk penjual makanan dan minuman jajanan di kantin UPI agar makanan yang dijual aman dan sehat sehingga menghindari terjadinya foodborne deseases? Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan pendidikan gizi tentang sanitasi hygiene bagi penjual makanan jajanan di lingkungan kampus berdasarkan analisis perilaku personal hygienesanitasi dalam penanganan (food handling practise) makanan jajanan di kantin lingkungan kampus mulai penyiapan bahan, pengolahan, penyajian makanan dan minuman kepada konsumen serta peralatan yang digunakan untuk mencegah foodborne deseases. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah cross-sectional study, yaitu study yang dirancang untuk mengumpulkan peubah-peubah bebas (faktor resiko) dan tidak bebas (out come) secara bersamaan dan hanya sekali selama penelitian berlangsung. Metode penelitian yang digunakan antara lain studi dokumentasi dan literatur untuk mengkaji atau menganalisis dokumen dan hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan penelitian. Pengumpulan data dilakukan di sekitar Kampus UPI Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung.Penelitian mulai dari persiapan sampai pelaporan dilakukan selama 8 bulan dari mulai bulan Mei 2014 sampai dengan Desember 2014. Populasi penelitian adalah seluruh penjual makanan jajanan di lingkungan kampus 10

UPI, berdasarkan pengamatan terletak dibeberapa tempat yaitu panjual makanan di Kantin KOPMA, Kantin FIP, Kantin MIPA, Kantin UPI Net, Kantin Perpustakaan dan Kantin Pasca Sarjana keseluruhan jumlah respondennya sebanyak 46 responden. Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel total. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan angket. Angket yang dipakai menggunakan tes dan pedoman observasi. Tes yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda. Sedangkan untuk mengukur personal hygiene dan sanitasi menggunakan pedoman observasi. Analisis Data Pengolahan data penelitian dilakukan dengan tabulasi, kemudian dianalisis secara statistik sederhana, dengan menentukan persentase. Persentase data digunakan untuk melihat besar kecilnya frekuensi jawaban dalam angket yang dihitung dalam jumlah persentase. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang akan diuraikan sesuai dengan tujuan dari penelitian. 1. Pengetahuan Sanitasi Hygiene Penjual Makanan Jajanan di kantin lingkungan kampus UPI untuk mencegah foodborne deseases 11 Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi orang yang menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan makanan dan proses pengolahannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya foodborne deseases, antara lain adalah perilaku penjaja makanan yang buruk yaitu higienis perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan menggunakan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih dan juga dapat dikarenakan pengetahuan yang rendah tentang sanitasi hygiene penyelenggaraan makanan (Susana dan Hartono, 2003). Pengetahuan merupakan segala informasi yang diperoleh dari pihak luar diri subjek yang disertai pemahaman pada informasi yang diterima. Pengetahuan dapat diperoleh dengan cara bertanya kepada orang lain, pengalaman sendiri, cerita dari orang lain atau melalui media masa. Pengetahuan sanitasi hygiene responden pada umumnya berada pada kategori baik. Pengetahuan sanitasi hygiene yang telah dimiliki responden berkaitan dengan pengetahuan penjamah makanan, meliputi persyaratan bahan mentah, pencegahan kontaminasi silang, penggunaan peralatan, penggunaan air, pengolahan, pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Pengetahuan sanitasi hygiene responen berada pada kategori baik seperti tabel 1. Tabel 1 Pengetahuan Sanitasi Hygiene Penjual Makanan Jajanan di kantin lingkungan kampus UPI untuk mencegah foodborne deseases No Kategori Responden n % 1 Kurang 0 0 2 Sedang 9 26 3 Baik 25 74 Jumlah 34 100 Berdasarkan Tabel 1, pengetahuan sanitasi hygiene dari penjual makanan di kantor lingkungan kampus UPI pada umumnya berada pada kategori baik. Pengetahuan sanitasi hygiene menunjukan penjual makanan jajanan di kantin lingkungan kampus UPI lebih dari setengahnya yaitu 74% berada pada kategori baik, kurang dari

setengahnya responden yaitu 26% berada pada kategori sedang. 2. Perilaku Personal Hygiene Penjual Makanan Jajanan di kantin lingkungan kampus UPI untuk mencegah foodborne deseases Perilaku penjual makanan jajanan yang baik sangat penting dalam menentukan makanan yang aman dan sehat untuk di konsumsi. mempengaruhi kualitas makanan. Perilaku menurut Loudon (dalam Notoatmodjo, 2003) dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktifitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses evaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa. Saifudin Azwar (1995) mengungkapkan bahwa masuk akal tampaknya apabila sikap ditafsirkan dari bentuk perilaku yang tampak. Selanjutnya untuk mengukur perilaku dapat diketahui dengan cara menanyakan langsung pada yang bersangkutan. Penjaja makanan dengan perilaku personal hygiene yang kurang tepat kemungkinan akan 12 menkontaminasi makanan jajanan sehingga makanan jajanan menjadi tidak aman. Perubahan perilaku yang diharapkan, dapat terjadi melalui perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan atau masing-masing berpengaruh langsung terhadap perilaku, walaupun kondisi yang berpengaruh secara langsung tidak mudah. Perilaku personal hygiene di analisis menjadi tiga waktu yaitu pertama dilakukan pada pagi hari sekitar jam 07.00 08.00 WIB saat persiapan pengolahan atau penyajian makanan pada gerobak/ tempat menjual makanan. Pengamatan kedua dilakukan pada siang hari sekitar pukul 12.00-13.00 WIB saat waktu makan siang, sehingga dapat teramati ketika penjual makanan jajanan melakukan proses memporsi atau proses penyajian terhadap konsumen dan penangan peralatan kotor. Pengamatan ketiga pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB untuk melihat perilaku penjual makanan jajanan melakukan proses merapikan tempat menjual makanan. Perilaku personal hygiene sebagai responden disajikan pada tabel 2. Tabel 2 Prilaku Personal Hygiene Penjual Makanan Jajanan di kantin lingkungan kampus UPI untuk mencegah foodborne deseases No Waktu Baik Cukup baik Kurang baik n % n % n % 1 Pagi 10 29 22 65 2 6 2 Siang 11 32 20 59 3 9 3 Sore 7 21 27 79 0 0 Jumlah 28 27 69 68 5 5 Berdasarkan tabel 2, perilaku personal hygiene pada waktu pagi kurang dari setengahnya responden (29%) beperilaku baik, sedangkan lebih dari setengahnya responden (65%) berperilaku cukup baik, dan sebagian kecil responden (6%) berperilaku kurang baik. Perilaku personal hygiene waktu siang, kurang dari setengahnya responden (32%) beperilaku baik, sedangkan lebih dari setengahnya responden (59%) berperilaku cukup baik, dan sebagian kecil responden (9%) berperilaku kurang baik. Perilaku personal hygiene waktu sore, sebagian kecil responden (21%) beperilaku baik, sebagian besar responden (79%) berperilaku cukup baik, dan tidak seorangpun responden (0%) berperilaku kurang baik. Perilaku personal hygiene penjual makanan secara umum berperilaku cukup baik dengan persentase sebesar 69%. Penjual makanan yang memiliki perilaku personal hygiene yang baik sebesar 27% serta sebagian kecil (5%) berperilaku kurang baik. Hal ini menunjukan perilaku personal hygiene pada

umumnya berada pada kategori cukup baik. Perilaku personal hygiene yang cukup baik diharapkan dapat menunjang keamanan dan kesehatan makanan yang dikonsumsi oleh mahasiswa. Meskipun pada umumnya penjual makanan sudah berperilaku cukup baik, namun masih saja pada penyajian makanan kurang bersih. 3. Sanitasi dalam Penanganan (food handling practise) makanan jajanan di kantin lingkungan Kampus UPI Penjaja kantin harus memahami pentingnya menjaga kebersihan makanan, mengetahui bagaimana cara penanganan bahan makanan yang benar pada saat datang sampai bahan makanan tersebut akan diolah menjadi makanan matang yang akan disajikan kepada konsumen serta ketika bahan makanan tersebut akan disimpan kedalam lemari pendingin. Apabila penanganannya salah maka akan terjadi penyebaran bibit penyakit yang akan merugikan konsumen dan usaha kantin tersebut Sanitasi dalam penangan (food handling practice) makanan jajanan di kantin lingkungan UPI dari mulai penyiapan bahan, pengolahan, penyajian makanan dan minuman kepada konsumen serta peralatan yang digunakan untuk mencegah foodborne deseases. Berdasarkan tabel 3, penanganan (food handling practice) makanan jajanan di kantin sebagian besar (82%) responden menangani dengan baik, sedangkan sebagian kecil (18%) responden menangani dengan cukup baik. Penanganan (food handling practice) makanan jajanan di kantin secara umum berperilaku baik dengan persentase sebesar 82%. Hal ini menunjukan penanganan (food handling practice) makanan jajanan di kantin UPI berada pada kategori baik. KESIMPULAN Tabel 3 Penanganan (food handling practise) makanan jajanan di kantin lingkungan Kampus UPI No Kategori Responden n % 1 Penanganan (food handling practice) Baik 28 82 2 Penanganan (food handling practice) Cukup Baik 6 18 3 Penanganan (food handling practice Kurang Baik 0 0 Kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah: 1. Pengetahuan sanitasi hygiene responen berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang sanitasi hygiene dalam penyelenggaraan makanan dan minuman jajanan yang dimiliki oleh penjual makanan dikampus Jumlah 34 100 13 UPI sudah memenuhi kriteria dalam penyelenggaraan makanan untuk mencegah foodborne deseases. 2. Perilaku personal hygiene penjual makanan dan minuman jajanan di kantin UPI berkaitan dengan sanitasi hygiene pribadi, berada pada kategori cukup baik. Hal ini menunjukan penjaja setelah memiliki pengetahuan yang baik maka mereka bisa bersikap cukup baik dalam pelaksanaan personal hygiene. 3. Sanitasi dalam penanganan (food handling practise) di kantin UPI dari mulai penyiapan bahan, pengolahan, penyajian makanan dan minuman kepada konsumen serta peralatan yang digunakan untuk mencegah foodborne deseases secara umum berada pada kategori baik.

DAFTAR PUSTAKA Adam, M dan Y. Motarjemi. 2001. Dasar-Dasar Keamanan Pangan untuk Petugas Kesehatan. Peterjemahan: Maria A. Wijayarini. EGC. Jakarta. Ali, Moh, 1985, Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi, Bandung: Angkasa Anwar, F. (2004) Keamanan Pangan. Editor: Baliwati, Y.F., A. Khomsan, C.M. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Azwar, Azrul, 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber. Cahanar, P dan Suhanda, I. 2006.Makan Sehat Hidup Sehat. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara Chandra, Budiman, 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC, Jakarta DEPKES.2003. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan. Djajadiningrat, S. 1989. Makanan Kesehatan dan Katering. Jakarta : CV Miswar. Dwiriani. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya. Ellis Endang, Ai Nurhayati dan tati Setiawati. 2009. Analisis Perilaku Gizi Remaja di Daerah Perkotaan dan Pedesaan. Laporan Penelitian LPPM Universitas Pendidikan Indonesia. Fathonah, 2005. Hygiene Sanitasi Makanan. Semarang: UNNES press. Komalasari. 2003 Kontribusi Energi dan Protein Makanan Jajanan terhadap Konsumsi Energi dan Protein Total Serta Kaitannya dengan Status Gizi. Thesis. Semarang: Universitas Diponegoro. Kusmayadi, Ayi dan Dadang Sukandar, 2008. Cara Memilih dan Mengolah Makanan Untuk Perbaikan Gizi Masyarakat. http:// database.deptan.go.id 14