7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN GUBERNURPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 067 TAHUN 2017

10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

BAB XVIII BALAI TEKNOLOGI KOMUNIKASI PENDIDIKAN PADA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI BANTEN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT PROVINSI

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

'.- - PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 94 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 281 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 25 TAHUN 2001 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 96 TAHUN 2008 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

RANCANGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

GUBERNUR JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 172 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 56 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-Z TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 99 TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

c. Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan; d. Kelompok Jabatan Fungsional.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 54 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-X TAHUN 2011 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 120 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

b. penyelenggaraan pembinaan dan pelatihan olahraga bagi olahragawan; c. penyelenggaraan pembinaan prestasi olahraga bagi olahragawan; d. penerapan me

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 44 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-N TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 128 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 18 TAHUN 1999 SERI D.13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 3 TAHUN 1999

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 308 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 23 TAHUN 1995 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; 7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akutansi Pemerintah; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; 13. Peraturan Pemerintah 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah; 18. Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Barang Daerah; 19. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PENGELOLA DANA BERGULIR PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT KELURAHAN.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 3. Gubernur adalah Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 4. Dinas adalah Dinas yang menyelenggarakan tugas pembinaan, perlindungan dan pengembangan koperasi dan, usaha mikro, kecil dan menengah. 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas yang menyelenggarakan tugas pembinaan, perlindungan dan pengembangan koperasi dan, usaha mikro, kecil dan menengah. 6. Unit Pengelola Dana Bergulir adalah Unit Pengelola Dana Bergulir Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan. 7. Kepala Unit adalah Kepala Unit Pengelola Dana Bergulir Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan. 8. Dana bergulir adalah uang milik Pemerintah Daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan alokasi pembiayaan yang diperuntukan untuk pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan secara bergulir. BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 Dengan Peraturan Gubernur ini dibentuk Unit Pengelola Dana Bergulir. BAB III KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Pasal 3 (1) Unit Pengelola Dana Bergulir merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas di bidang pengelolaan dana bergulir pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan. (2) Unit Pengelola Dana Bergulir dipimpin oleh seorang Kepala Unit yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Pasal 4 (1) Unit Pengelola Dana Bergulir mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dana bergulir. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Unit Pengelola Dana Bergulir mempunyai fungsi : a. penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Unit Pengelola Dana Bergulir; b. perencanaan, penerimaan, pencatatan, penyimpanan, pembukuan, pelaporan dan pertanggungjawaban dana bergulir yang diterima; c. penyaluran dan penagihan pengembalian dana bergulir; d. pembimbingan dan pendampingan; e. penerimaan, pencatatan, penyimpanan, pembukuan, pelaporan dan pertanggungjawaban pengembalian dana bergulir; f. penyelenggaraan kemitraan pengelolaan dana bergulir; g. penyediaan, pembukuan, pemeliharaan/perawatan dan pelaporan prasarana dan sarana kerja; h. penerimaan hibah dari pihak ketiga yang sah dan tidak mengikat; i. pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang Unit Pengelola Dana Bergulir; j. pelaksanaan fungsi ketatausahaan; dan k. pelaporan dan pertanggungjawaban. BAB IV ORGANISASI Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 5 (1) Susunan organisasi Unit Pengelola Dana Bergulir terdiri atas : a. Kepala Unit; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Penerimaan; d. Seksi Penyaluran dan kemitraan; e. Seksi Penagihan dan Pendampingan. (2) Bagan susunan organisasi Unit Pengelola Dana Bergulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Gubernur ini (3) Kebutuhan pegawai dan peralatan kerja Unit Pengelola Dana Bergulir sebagaimana tercantum dalam lampiran II dan III dalam Peraturan Gubernur ini.

Kepala Unit mempunyai tugas : Bagian Kedua Kepala Unit Pasal 6 a. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4; b. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian dan Seksi; c. menerima hibah dari pihak ketiga yang sah dan tidak mengikat; d. melaksanakan kemitraan dan koordinasi dengan pihak terkait dalam rangka pengembangan dana bergulir. Bagian Ketiga Subbagian Tata Usaha Pasal 7 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas : a. menyusun dan melaksanakan rencana kerja dan anggaran Subbagian Tata Usaha; b. menghimpun, meneliti, mengolah dan menyusun rencana kerja dan anggaran Unit Pengelola Dana Bergulir; c. melaksanakan urusan surat menyurat dan kearsipan; d. melaksanakan pengelolaan kepegawaian; e. melaksanakan pengelolaan keuangan; f. melaksanakan pengelolaan barang; g. melaksanakan urusan kerumahtanggaan termasuk pengamanan kantor; h. melaksanakan kehumasan; i. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur, pemantauan, monitoring, evaluasi, pengawasan dan pembinaan dan kegiatan ketatausahaan; j. menghimpun, menyusun dan menyampaikan laporan Unit Pengelola Dana Bergulir; dan k. Menyampaikan laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Sub Bagian Tata Usaha. (2) Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit. Bagian Keempat Seksi Penerimaan Pasal 8 (1) Seksi Penerimaan mempunyai tugas : a. menyusun dan melaksanakan rencana kerja dan anggaran Seksi Penerimaan;

b. menyusun rencana kebutuhan dana bergulir dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; c. mencatat, membukukan, melaporkan dan mempertanggungjawabkan penerimaan termasuk hibah dari pihak ketiga yang sah dan tidak mengikat; d. memonitor dan melaporkan ketersediaan dana tunai dana bergulir di Bank yang ditunjuk; e. mengevaluasi dan melaporkan kecukupan ketersediaan dana tunai dana bergulir; f. menginformasikan data penerimaan dana bergulir kepada Seksi Penyaluran dan Kemitraan; g. menyampaikan laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Seksi Penerimaan. (2) Seksi Penerimaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit. Bagian Kelima Seksi Penyaluran dan Kemitraan Pasal 9 (1) Seksi Penyaluran dan Kemitraan mempunyai tugas : a. menyusun dan melaksanakan rencana kerja dan anggaran Seksi Penyaluran dan Kemitraan; b. menyusun rencana penyaluran dana bergulir; c. melaksanakan penyaluran dana bergulir; d. mencatat, membukukan, melaporkan, dan mempertanggungjawabkan penyaluran dana bergulir; e. menyusun rencana kemitraan penyaluran dana bergulir; f. mengoordinasikan, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kemitraan penyaluran dana bergulir; g. menyusun standar operasional prosedur penyaluran dana bergulir dan kemitraan; h. menginformasikan data penyaluran dana bergulir kepada Seksi Penagihan dan Pendampingan; i. melakukan analisa kelayakan calon penerimaan dana bergulir; j. menyampaikan laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Seksi Penyaluran dan Kemitraan. (2) Seksi Penyaluran dan Kemitraan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit.

Bagian Keenam Seksi Penagihan dan Pendampingan Pasal 10 (1) Seksi Penagihan dan Pendampingan mempunyai tugas : a. menyusun dan melaksanakan rencana kerja dan anggaran Seksi Penagihan dan Pendampingan; b. menyusun rencana penagihan dan pendampingan dana bergulir; c. melaksanakan penagihan dan pendampingan dana bergulir; d. mengoordinasikan, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pendampingan dana bergulir; e. menyusun standar operasional prosedur penagihan dan pendampingan dana bergulir; f. menginformasikan data pengembalian dana bergulir kepada Seksi Penerimaan; dan g. menyampaikan laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Seksi Penagihan dan Pendampingan. (2) Seksi Penagihan dan Pendampingan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit. Pasal 11 Jabatan Kepala Unit, Kepala Subbagian dan para Kepala Seksi Unit Pengelola Dana Bergulir merupakan jabatan struktural yang dijabat oleh Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dari Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi persyaratan atas usul Kepala Dinas. BAB V TATA KERJA Pasal 12 (1) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Unit, Kepala Subbagian, para Kepala Seksi, wajib melaksanakan dan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi, profesionalisme, efisiensi, efektifitas, transparansi, produktifitas, akuntabilitas dan menjunjung tinggi etika serta melaksanakan tugas dan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan perundangundangan. (2) Kepala Unit, Kepala Subbagian, para Kepala Seksi, wajib mengoordinasikan, memberikan pengarahan, bimbingan, pembinaan dan petunjuk terhadap bawahan masing-masing sesuai dengan kewenangannya. (3) Kepala Unit dalam melaksanakan tugasnya mengadakan kerja sama dan koordinasi vertikal dan horizontal, baik di satuan kerja perangkat daerah/unit kerja terkait, maupun dengan instansi pemerintah pusat dan swasta.

Pasal 13 (1) Kepala Unit, Kepala Subbagian, para Kepala Seksi, wajib mengawasi pada satuan kerja masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Setiap bawahan wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kepada atasan dan petunjuk kepada bawahan, serta bahan pengambil keputusan pada lingkup tugasnya. BAB VI KEPEGAWAIAN Pasal 14 (1) Pegawai Negeri Sipil Unit Pengelola Dana Bergulir adalah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Daerah. (2) Pengelolaan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan kepegawaian. BAB VII KEUANGAN Pasal 15 (1) Keuangan Unit Pengelola Dana Bergulir merupakan bagian dari Keuangan Pemerintah Daerah. (2) Pengelolaan keuangan Unit Pengelola Dana Bergulir dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 16 (1) Unit Pengelola Dana Bergulir dapat dikembangkan sebagai unit kerja Dinas yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. (2) Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. BAB VIII ASET Pasal 17 (1) Prasarana dan sarana atau aset yang dimanfaatkan oleh Unit Pengelola Dana Bergulir merupakan aset Pemerintah Daerah dengan status kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;

(2) Pengelolaan prasarana dan sarana atau aset dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan keuangan negara/daerah. BAB IX PENGAWASAN DAN PELAPORAN Pasal 18 Pengawasan terhadap Unit Pengelola Dana Bergulir dilaksanakan oleh : a. Lembaga negara yang berwenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara; b. Aparat pengawasan fungsional pemerintah. Pasal 19 (1) Unit Pengelola Dana Bergulir wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan fungsi secara berkala dan/atau sewaktu-waktu kepada Kepala Dinas. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi laporan keuangan dan laporan kinerja. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.