BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan menyebarkan data dan informasi (Murhada dkk, 2011). Menurut Al-Bahra Bin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung bertujuan untuk menjamin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan intrakulikuler yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan

BAB I PENDAHULUAN. Data dan informasi merupakan aspek penting dalam sebuah organisasi baik

3.3 Metode Pengumpulan Data Studi Pustaka ( Library Research Method Wawancara ( Interview

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III LANDASAN TEORI. Sistem merupakan bagian-bagian atau prosedur-prosedur yang saling

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

BAB II LANDASAN TEORI

2.2.4 Nilai Informasi Pengertian Sistem Informasi Manfaat Sistem Informasi Komponen Sistem Informasi

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga komputer dapat memproses input menjadi output.

DAFTAR ISI.. RIWAYAT HIDUP PENULIS Abstrak Abstract Lembar Pengesahan KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH..

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB III LANDASAN TEORI. ini, adapun teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan sangat pesat terutama dibidang teknologi komputer. Disadari maupun. komputerisasi akan mempermudah aktivitas sehari-hari.

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005).

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )

BAB III METODE PENELITIAN. Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan

BAB III LANDASAN TEORI

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Jogiyanto (2004:4), aplikasi merupakan program yang berisikan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6].

4/18/14 Testing dan Audit Perangkat Lunak - Universitas Mercu Buana Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Untuk mendukung penulis dalam melakukan penelitian dan pengumpulan

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Lusyani Sunarya S.Sn (2010:45) Company Profile. sebuah aset lembaga atau perusahaan yang biasa digunakan sebagai tanda

BAB III LANDASAN TEORI. Sistem merupakan bagian-bagian atau prosedur-prosedur yang saling

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di

BAB II LANDASAN TEORI. produk itu baik atau rusak ataupun untuk penentuan apakah suatu lot dapat diterima

BAB III LANDASAN TEORI. atau untuk menyelesaikan sasaran yang tertentu (FitzGerald:1981:5). lebih berarti bagi penerimanya (Mustakini, 2001:8).

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Perusahaan atau Organisasi tidak dapat terlepas dari kegiatan atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah Apotik Vita Sari

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif.

Pendaftaran ujian penerimaan. Biaya MOS Seragam Sekolah Seragam Pesantren Kas masuk. Daftar ulang. Biaya bulanan. Biaya tahunan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut:

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Teknik Informatika S1

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu Apotek Cibatu

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek penelitian penulis ialah SMK PGRI 3 Cimahi, yakni Sejarah Singkat SMK PGRI 3 Cimahi

BAB III LANDASAN TEORI. Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Nama : Rendi Setiawan Nim :

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. bertempat di jalan Raya Batujajar Cimareme Padalarang.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis telah melakukan penelitian di sebuah cafe yang bernama Treehouse

Modern structured analysis Approch(MSAA) dan structured system Analysis and Design Method (SSADM) BY LILIS PUSPITAWATI, SE.,M.SI

ABSTRAKSI. : Inventory, Stok, Barang Masuk, Barang Keluar.

BAB III LANDASAN TEORI. dipanggil oleh pengguna. Data disimpan dengan cara-cara tertentu sehingga mudah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. perancangan sistem, dan tahap evaluasi rancangan sistem. sistematis. Adapun model penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

ABSTRAK. Kata Kunci : kamus, Indonesia, Mandarin, kata, kalimat, hanzi, pinyin, bushou.

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Tanjungpinang merupakan

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

Nama : Rendi Setiawan Nim :

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon Terbaik dalam pelayanan servis di bengkel.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. Informasi dapat dihasilkan dari

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Arsitektur Sistem Kebutuhan Perangkat Lunak Tabel 4.1

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix ABSTRAK...

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Perhitungan Penjualan PT Panca Patriot Prima

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB II LANDASAN TEORI. kebutuhan akan beberapa aktivitas seperti sistem perniagaan, permainan, pelayanan masyarakat, periklanan (Pramana, 2005).

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 64 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Sistem informasi merupakan sistem yang mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan menyebarkan data dan informasi (Murhada dkk, 2011). Menurut Al-Bahra Bin Lajamudin (2013), sistem informasi juga dapat didefinisikan sebagai berikut: a. Suatu sistem yang yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponenkomponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi. b. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan dapat memberikan informasi bagi pengambilan keputusan atau mengendalikan organisasi. c. Suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi yang bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan laporan laporan pada pihak luar. 2.1.1 Komponen Sistem Informasi Sistem informasi diilustrasikan dalam 5 (lima) komponen yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 (Lajamudin, 2013).

8 Hardware (Perangkat Keras) Software (perangkat lunak) DATA Procedures (Prosedur) People (Manusia) Gambar 2.1 Lima komponen sistem informasi (Lajamudin, 2003) Penjelasan dari lima komponen sistem informasi adalah sebagai berikut (Lajamudin, 2013): 1. Perangkat keras (hardware) adalah salah satu komponen dari sebuah komputer yang memiliki sifat bisa dilihat dan diraba oleh manusia secara langsung atau yang berbentuk nyata yang berfungsi untuk mendukung proses komputerisasi. 2. Perangkat lunak (software) merupakan kumpulan dari perintah/fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas tertentu. 3. Prosedur (procedures) adalah dokumentasi proses sistem, buku penuntun operasional (aplikasi) dan teknis. Prosedur menghubungkan berbagai perintah, aturan yang akan menentukan rancangan dan penggunaan sistem informasi. 4. Manusia (peoples) adalah mereka yang terlibat dalam kegiatan sistem informasi seperti operator, pengguna sistem informasi dan sebagainya. 2.2. Sekolah Menurut buku pedoman Badan Akreditasi Nasional Sekolah atau Madrasah yang disingkat menjadi BAN S/M (2014), sekolah/madrasah adalah bentuk satuan pendidikan formal yang meliputi Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah

9 Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), Sekolah Luar Biasa (SLB), dan satuan pendidikan formal lain yang sederajat. Sekolah dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia yang ditempuh dalam waktu 6 (enam) tahun. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke SMP atau sederajat. Pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Nomor 20 Tahun 2001) Pasal 17 (tujuh belas) mendefinisikan pendidikan sebagai berikut: 1. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat. 2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) serta Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau sederajat merupakan jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus dari SD atau sederajat. SMP ditempuh dalam waktu 3 (tiga) tahun, mulai dari kelas 7 (tujuh) sampai kelas 9 (sembilan). Saat ini SMP menjadi program Wajar (wajib belajar) sembilah tahun yang meliputi SD dan SMP. 3. Selanjutnya adalah Sekolah menengah atas atau SMA merupakan lanjutan dari jenjang pendidikan menengah pertama. Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 18 (delapan belas) diatur tentang pendidikan menengah atas bahwa pendidikan menengah atas terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan yang berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah

10 Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. 2.3. Pendataan dan Pengelolaan data Pendataan adalah kegiatan mencatat dan memasukkan data kedalam sebuah catatan (KBBI, 2015). Menurut Petroutsos (2002), data merupakan bentuk yang masih mentah atau informasi kasar berupa fakta, angka-angka yang belum dapat bercerita banyak, sehingga data perlu diolah melalui sebuah model untuk menghasilkan informasi. Siklus pengolahan data (expended data processing cycle) yaitu masukan (input), memproses (processing) dan keluaran (output) dapat ditambahkan tiga atau lebih tahapan lagi yaitu pengorganisasian (organization), penyimpanan (storage), pendistribusian (distribution). 2.4. Standar Penilaian Pendidik Tenaga Kependidikan dan Sarana Prasarana pada Badan Akreditas Nasional (BAN S/M) Perangkat akreditasi sekolah/madrasah dikembangkan berdasarkan standar yang mengacu pada standar nasional pendidikan. Peraturan pemerintah nomor 32 tahun 2013 tentang standar nasional pendidikan (Pasal 1 ayat 1) menyatakan bahwa standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar nasional pendidikan harus dijadikan acuan guna memetakan secara utuh profil kualitas sekolah/madrasah. Oleh karena itu, komponen instrumen akreditasi disusun berdasarkan pada komponen standar nasional pendidikan (BAN/S-M, 2014). Standar pendidik, tenaga

11 kependidikan, sarana dan prasana merupakan bagian dari komponen akreditasi sekolah/ madrasah dengan penjelasan sebagai berikut: a. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. b. Standar Sarana dan Prasarana Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (BAN/S-M, 2014). Kedua standar tersebut disertakan dengan kriteria rinci pada borang penilaian akreditasi (yang terdapat dalam lampiran). 2.5. Pengertian Sarana dan Prasarana Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2015). Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Sedangkan menurut ketentuan umum Permendiknas (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007). Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah. Sarana pendidikan

12 antara lain gedung, ruang kelas, meja, kursi serta alat-alat media pembelajaran. Sedangkan yang termasuk prasarana antara lain seperti halaman, taman, lapangan, jalan menuju sekolah dan lain-lain. 2.6 Pengujian Perangkat lunak Pengujian perangkat lunak adalah proses pengevaluasian fitur-fitur perangkat lunak dan pencarian perbedaan antara persayaratan yang ada dan yang diharapkan. Berdasarkan standar IEEE, pengujian perangkat lunak merupakan aktifitas yang dilakukan untuk mengevaluasi kualitas produk, mengidentifikasi kelemahan dan permasalahan yang terjadi atau mungkin terjadi pada produk. Pengujian perangkat lungak dilakukan untuk menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan (Simarmata, 2010). 2.6.1 Metode Pengujian Perangkat Lunak Pengujian dilakukan dengan melibatkan unit-unit dari semua modul. Dalam pengujian perangkat lunak terdapat dua metode untuk menguji unit pada setiap modul dari aplikasi yaitu metode white-box dan black-box. Metode white-box adalah cara pengujian yang dilakukan dengan meneliti kode-kode program yang ada dan menganalisis apakah ada kesalahan atau tidak. Jika ada modul yang menghasilkan output yang tidak sesuai dengan proses bisnis yang dilakukan, maka baris-baris program, variabel dan parameter yang terlibat pada unit tersebut akan diperiksa dan diperbaiki, kemudian diperiksa kembali apakah program sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan (Fatta, 2007).

13 Metode pengujian black-box terfokus pada apakah fungsi - fungsi pada perangkat lunak memenuhi kebutuhan (requirement) yang disebutkan dalam spesifikasi. Pada pengujian black-box, cara pengujian hanya dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul, kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses bisnis yang diinginkan (Fatta, 2007). 2.6.2 Equivalence Partitioning Equivalence Partitioning (EP) merupakan metode black box testing yang membagi domain masukan dari fungsi kedalam kelas-kelas sehingga test case dapat diperoleh. Equivalence Partitioning berusaha untuk mendefinisikan kasus uji yang menemukan sejumlah jenis kesalahan, dan mengurangi jumlah kasus uji yang harus dibuat. Kasus uji yang didesain untuk Equivalence Partitioning berdasarkan pada evaluasi dari kelas ekuivalensi untuk kondisi masukan yang menggambarkan kumpulan keadaan yang valid atau tidak. Kondisi masukan dapat berupa spesifikasi nilai numerik, kisaran nilai, kumpulan nilai yang berhubungan atau kondisi boolean (Pressman, 2001). 2.7. Skala Likert Pengukuran skala atau sikap dapat dihitung dengan metode penjumlahan rating (Method of Summated Ratings). Metode penjumlahan rating merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skala. Nilai skala setiap pernyataan ditentukan oleh distribusi respons setuju dan tidak setuju dari responden yang bertindak sebagi kelompok uji coba (Azwar, 2011).

14 Skala likert merupakan skala yang berisi lima tingkat prefensi jawaban dengan pilihan jawaban: 1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3 = ragu-ragu atau netral 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju Untuk memperoleh persentase penilaian dari setiap kategori pertanyaan digunakan skala likert yang diperoleh dengan rumus aritmatika mean, yaitu: Dimana: P = Persentase pernyataan Xi = Nilai kuantitatif total/skor pernyataan n = Jumlah responden N = Nilai item pernyataan terbaik (Azwar, 2011). 2.8. Data Flow Diagram (DFD) Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuh model yang menampilkan seluruh kebutuhan utama dari sebuah sistem informasi pada satu diagram: input dan output, proses, dan penyimpanan data (data storage). DFD digunakan untuk melihat bagaimana sistem bekerja. DFD dinilai mudah untuk dibaca karena modelnya dan

15 hanya terdapat lima simbol yang digunakan (Satzinger et al, 2007). Berikut adalah simbol-simbol DFD yang disajikan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Simbol-simbol Data Flow Diagram (DFD) (Satzinger et al, 2007) Simbol Process Data Flow External Agent Data Store Real-time Link Keterangan Proses merupakan instruksi langkah demi langkah yang mengubah arus data yang masuk menjadi arus data yang keluar (komputer atau orang atau keduanya melakukan pekerjaan) Menunjukkan data yang mengalir dari satu proses ke proses lain, menunjukkan arah masukana atau keluaran dari suatu proses. Sumber atau tujuan data diluar sistem. Berupa unit atau orang yang terkait dan berinteraksi dengan sistem Menunjukkan informasi yang disimpan dalam database. Biasanya sesuai dengan entitas data pada Entity Relationship Diagram (ERD) komunikasi bolak-balik antara agen eksternal dan proses selama proses mengeksekusi (contoh: kartu kredit dan verifikasi) Data flow diagram dapat dibagi ke dalam berbagai tingkatan. Tingkatan ini dapat menunjukkan DFD tingkat tinggi atau tingkat rendah dari sistem. Proses DFD tingkat tinggi dapat didekomposisi terpisah menjadi tingkat rendah. DFD tingkat tinggi ditunjukkan dengan adanya satu proses utama yang merepresentasikan proses dalam bentuk abstrak atau secara umum. DFD ini dikenal sebagai diagram konteks. Pada tingkat selanjutnya dapat disebut diagram level 0, yang menjelaskan lebih rinci lagi mengenai subproses yang terjadi pada proses utama. Selanjutnya adalah diagram level 1, yang menjelaskan secara rinci subproses dari diagram level 0, begitu seterusnya (Satzinger et al, 2007).

16 2.9. Entity Relationship Diagram (ERD) Entity Relationship Diagram (ERD) adalah model yang digunakan untuk mendefinisikan kebutuhan penyimpanan data (data storage) pada pengembangan sistem dengan pendekatan tradisional. Kebutuhan data storage tersebut termasuk entitas data, atributnya, dan hubungan antara entitas data (Satzinger et al, 2007). Berikut adalah hasil kutipan simbol-simbol ERD disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Simbol-simbol Entity Relationship Diagram (ERD) (Satzinger et al, 2007) Simbol Keterangan Entitas data (Entity) Garis lurus untuk penghubung antar entitas data Kardinalitas simbol hubungan antar entitas Hubungan tepat satu ke nol atau lebih. Hubungan satu atau nol ke satu atau lebih