TINJAUAN PUSTAKA. melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen. Perubahan itu

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain.

II.Tinjauan Pustaka. terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap. adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tubuh dalam keadaan diam atau bergerak (Harsono,1988:223). Menurut

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL. Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI

H. Kajian Pustaka 1. Hakekat Belajar Mengajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tungkai berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian atas, serta

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Skinner (1950:22), belajar ialah tingkah laku ketika subjek belajar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Perkembangan bola voli

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

LARI JARAK PENDEK (SPRINT)

HUBUNGAN TINGGI BADAN, BERAT BADAN, VO2MAX

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

MAKALAH LARI JARAK JAUH, JARAK PENDEK, DAN JARAK MENENGAH

KOLERASI PANJANG TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 40 METER PADA SISWA PUTRA DI SEKOLAH DASAR. Oleh Siti Hijir SD Negeri 003 Rambah

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

II. TINJAUAN PUTAKA. beregu, dimainkan oleh dua kelompok dan masing-masing kelompok. terdiri sebelas pemain termasuk penjaga gawang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. masehi para biara-biara di cina kuno sudah mengenal bentuk-bentuk

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

(Skripsi) Oleh. Dodi Kurnia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

SPRINT & START INA ATLETIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

SPRINT & START. oleh: Cukup Pahalawidi,M.Or. Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan TKJI untuk Anak Usia Tahun. Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. darah. Masase adalah pemijatan atau pengurutan pada bagian tertentu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK TERHADAP LARI 100 METER

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Istilah atletik berasal dari kata athlon(bahasa yunani) yang berarti berlomba

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

(Skripsi) Oleh AHMAD TOBRANI

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

BAB III METODE PENELITIAN. dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga Stadion Bumi Siliwangi

Berilah tanda silang ( x ) huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling benar!

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

BAB III METODE PENELITIAN. membuktikan sesuatu atau untuk mencari sebuah jawaban.

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

MAKALAH SENAM LANTAI

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

II. TINJAUAN PUSTAKA. waktunya terbatas, fisik dan mental yang lelah dan sambil menghadapi lawan. menentukan penampilan pemain di lapangan sepakbola.

RUNNING SKILLS. Skill highlights

BAB II KAJIAN PUSTAKA. otot. Kaitannya dengan peningkatan prestasi lompat jauh, lari cepat sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

LOMPAT JANGKIT. B. Pengertian Lompat Jangkit (Triple Jump)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu

KORELASI PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah senam berasal dari bahasa inggris Gymnastic dalam bahasa aslinya

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB II LANDASAN TEORI. maupun muda semua sangat mengemari olah raga ini. diperbolehkan menggunakan anggota badan kecuali tangan dan lengan.

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

Sejarah Lempar Lembing

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

JURNAL HUBUNGAN DAYA TAHAN DENGAN LARI SPRINT 80 METER SISWA KELAS V SD NEGERI PANAGUAN 03 PROPPO KABUPATEN PAMEKASAN 2015/2016

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

KORELASI PANJANG LENGAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN TOLAK PELURU

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA GRAB START RENANG PADA ATLET PUTRA TIRTA TARUNA YOGYAKARTA TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu sarana dalam pembangunan bangsa, khususnya pembangunan dalam bidang jasmani

A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU): Peserta menguasai dasar-dasar atletik untuk siswa Sekolah Dasar

Transkripsi:

8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Salah satu upaya untuk mewujudkan kualitas manusia adalah melalui pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani dan keterampilan berfikir psikis. Dalam pelaksanaannya, aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, dan melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani adalah olahraga yang dilakukan tidak semata-mata untuk mencapai suatu prestasi, terutama dilakukan di sekolah-sekolah terdiri atas latihan-latihan tanpa alat, dilakukan didalam ruang dan lapangan terbuka. (Supandi 1990 dikutip Dini Rosdiani.2012 : 69 ). Tujuan pendidikan jasmni adalah mengembangkan aspek jasmani dan rohani, dalam rangka mengembangkan manusia seutuhnya. Pendidikan jasmani bagi masyarakat Indonesia dalam pengertian pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, jelas bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari upaya pembangunan manusia seutuhnya.

9 (Rosdiani, 2012 : 64). Pendidikan jasmani sering pula diartikan dengan gerak badan, gerak fisik, gerakan jasmani, kegiatan fisik, kegiatan jasmani, bina fisik, bina jasmani. Yang pada hakikatnya berarti gerak jasmani manusia atau dapat disebut gerak manusiawi (human movement). Tidak semata-mata gerak otot tetapi gerak manusia seutuhnya. Gerak itu merupakan esensi. Esensi pendidikan jasmani adalah yang mengikuti batasan gerak dan waktu. (Rosdiani, 2012 : 64). Materi ajar pendidikan jasmani diklarifikasi menjadi enam aspek yaitu : 1),Permainan dan olahraga, 2) Aktifitas dan pengembangan, 3) Uji diri atau senam, 4) Aktifitas ritmik, 5) Akuatik (renang), 6) Aktifitas luar sekolah. Di dalam tiap-tiap aspek materi ajar pendidikan jasmani yang harus diberikan kepada peserta didik, materi tersebut harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan. B. Lari a. Definisi Lari 1). Lari adalah gerakan tubuh dimana kedua kaki ada saat melayang di udara (kedua telapak kaki lepas dari tanah) yang mana lari diartikan berbeda dengan jalan yang selalu kontak dengan tanah. (Bahagia, 2000:11). 2). Lari adalah frekuensi langkah yang dipercepat sehingga pada waktu berlari ada kecenderungan badan melayang. Artinya pada waktu lari

10 kedua kaki tidak menyentuh tanah sekurang-kurangnya satu kaki tetap menyentuh tanah. (Djuminar, 2004: 13) 3). Lari didefinisikan sebagai gerakan tubuh, dimana pada suatu saat semua kaki tidak menginjak tanah. Jadi lari merupakan gerakan tubuh dimana pada suatu saat semua kaki tidak menginjak tanah (ada saat melayang di udara) berbeda dengan jalan yang salah satu kaki harus tetap ada yang kontak dengan tanah. b. Macam-macam lari Lari berdasarkan jaraknya dibedakan menjadi lari pendek (sprint), jarak menengah dan jarak jauh. lari jarak pendek (sprint) adalah semua perlombaan lari dimana peserta lari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang harus di tempuh yaitu 100 meter sampai 400 meter. (Basoeki, 1975: 32). Lari jarak menengah menempuh jarak 800 meter dan 1500 meter. Start yang digunakan untuk lari jarak menengah nomor 800 adalah start jongkok. Sedangkan untuk jarak 1500 M menggunakan start berdiri. (Anwarudin, 2010). Pada lari 800 M masing-masing pelari berlari di lintasannya sendiri, setelah melewati satu tikungan pertama barulah pelari itu boleh masuk ke dalam lintasan terdalam, tanpa melakukan halhal yang melanggar peraturan seperti menyikut, menghalangi pelari lain dengan senjata atau menyentuh pelari lain. Lari jarak jauh yang disebut juga long distance menempuh jarak 3000 meter, 5000 meter dan marathon 42,195 Km. Ketahanan fisik dan mental merupakan keharusan bagi pelari jarak jauh. Ayunan lengan dan gerakan kaki dilakukan seringan-ringannya. Makin jauh jarak lari yang ditempuh makin rendah

11 lutut diangkat dan langkah juga semakin kecil. Start yang digunakan dalam lari jarak jauh adalah start berdiri. C. Lari jarak pendek (sprint 200 meter) Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang sangat membutuhkan kecepatan reaksi, kordinasi dan akselerasi yang baik (Anwarudin 2010 : 13). Lari sprint 200 meter merupakan nomor lari jarak pendek, dimana pelari harus berlari di lintasan masing-masing setengah keliling dengan jarak 200 meter. Seprinter harus menggunakan kekuatan dan tenaganya seefisien dan seekonomis mungkin dalam usaha mencapai kecepatan maksimum. Kalau terdapat perbedan antara lari 100 meter, 200 meter, dan 400 meter, perbedaan itu terletak pada penghematan tenaga karena perbedaan jarak yang harus ditempuh. Perbedaan lainnya ialah bahwa pada lari 200 meter dan 400 meter, pelari harus lari pada tikungan. Pada pelari 200 meter, penggunaan tenaga dapat dikatakan tidak banyak berbeda dengan lari 100 meter. ini dapat dibuktikan dengan rekor dunia untuk lari 100 meter: 9,9 detik, sedangkan untuk lari 200 meter : 19,8 detik, ternyata bahwa waktu dari lari 200 meter tepat dua kali lipat waktu dari lari 100 meter (Basoeki, 1975 : 42). Dapat dikatakan bahwa untuk lari 200 meter, diperlukan kecepatan yang sama dengan kecepatan untuk lari 100 meter, sedangkan jarak yang ditempuh adalah dua kali lipat lebih jauh. Pada lari 200 meter, diperlukan gerakan lari yang lebih rilex dan dengan berirama. Teknik lari yang demikian ini yang lazim disebut the float. Lari

12 ditikungan juga memerlukan teknik khusus. Pelari harus melakukan gerakan floating dengan sedikit condong kekiri, ayunan lengan kiri sedikit masuk, tolakan kaki kiri juga lebih kuat karena berat badan sedikit tergeser kekiri berhubung dengan condong badan kekiri. Sebagai pedoma pengaturan tenaga untuk lari 200 meter (Basoeki, 1975 : 42) adalah sebagai berikut : (a) 60 meter pertama lari dengan kecepatan penuh. (b) 90 meter berikutnya ditempuh dengan floating. (c) sisa jarak 50 meter ditempuh dengan kecepatan maksimal. Pelari 200 meter perlu memupuk dayatahan, agar dapat menempuh jarak tersebut dengan efektif. Kunci pertama yang harus dikuasai oleh pelari cepat atau spint adalah start. Keterlambatan atau ketidaktelitian pada waktu melakukan start sangat merugikan seorang pelari cepat atau sprinter. Oleh sebab itu, cara melakukan start yang baik harus benar-benar diperhatikan dan dipelajari serta dilatih secermat mungkin. Kebutuhan utama untuk lari jarak pendek adalah kecepatan horizontal, yang dihasilkan dari dorongan badan ke depan. Dalam atletik banyak peraturan yang mengikat. antara lain: 1. Teknik Start Start adalah suatu persiapan awal seorang pelari akan melakukan gerakan berlari (Purnomo 2007: 23). Untuk nomor jarak pendek start yang dipakai adalah start jongkok (Crouch Start). Tujuan utama start dalam lari jarak pendek adalah untuk mengoptimalkan pola lari percepatan. Pelari juga harus dapat mengatasi kelembaman dengan menerapkan

13 terhadap start block sesegera mungkin setelah tembakan pistol atau abaaba dari starter dan bergerak kedalam suatu posisi optimum untuk tahap lari percepatan. Aba-aba yang digunakan dalam start lari jarak pendek (sprint). Pertama Bersedia, setelah starter memberikan aba-aba bersedia, maka pelari akan menempatkan kedua kaki menyentuh block depan dan belakang, lutut kaki belakang diletakkan di tanah, terpisah selebar bahu dekat lebih sedikit, jari-jari tangan membentuk V terbalik dan kepala dalam keadaan datar dengan punggung, sedangkan pandangan mata menatap lurus ke kebawah. Gambar 1 Posisi Bersedia (Suhadi Anwarudin, 2010: 14) Kedua siap, setelah ada aba-aba siap, seorang pelari akan menempatkan posisi badan sebagai berikut: lutut ditekan kebelakang, lutut kaki depan ada dalam posisi membentuk sudut siku-siku (90º), lutut kaki belakang membentuk sudut antara 120º-140º, dan pinggang sedikit diangkat tinggi dari bahu, tubuh sedikit condong ke depan, serta bahu sedikit maju ke depan dari dua tangan.

14 Gambar 2 Posisi Siap (Suhadi Anwarudin, 2010: 15) Ketiga yak, gerakan yang akan dilakukan pelari setelah aba-aba yak /bunyi pistol adalah badan diluruskan dan diangkat pada saat kedua kaki menolak/ menekan keras pada start blok, kedua tangan diangkat dari tanah bersamaan untuk kemudian diayun bergantian, kaki belakang mendorong lebih kuat,dorongan kaki depan sedikit namun tidak lama, kaki belakang diayun ke depan dengan cepat sedangkan badan condong ke depan, lutut dan pinggang keduanya diluruskan penuh pada saat akhir dorongan. Gambar 3 Posisi Yak (Suhadi Anwarudin, 2010:16)

15 2. Teknik Saat Berlari Saat berlari dengan cepat, pelari pada ujung kaki dengan tubuh condong kedepan. Lengan ditekuk 90 derajad pada siku dan diayunkan kearah lari. Tangan dan otot muka dilemaskan. Masing-masing kaki diluruskan sepenuhnya dengan kuat, dan paha kaki yang memimpin diangkat horizontal. Pinggul tetap pada ketinggian yang sama. 3. Teknik Melewati Garis Finish Garis finish merupakan garis/batas akhir pertandingan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pada waktu pelari mencapai finish yaitu: lari terus menerus tanpa perubahan apapun, posisi dada condong kedepan karena pencatat waktu akan menyetop stopwatch sampai dada menyentuh garis finis, (Anwarudin 2010 :16). Jarak 20 meter terakhir sebelum garis finish merupakan perjuangan untuk mencapai kemenagan dalam perlombaan lari, maka yang perlu diperhatikan adalah kecepatan langkah dan jangan perlambat langkah sebelum melewati garis finish. Gambar 4 Rangkaian dari posisi start dan posisi menyentuh finis (Suhardi Anwarudin, 2010:16) Hal-hal yang harus dihindari dalam lari sprint, antara lain: a. Dorongan ke depan tidak cukup dan kurang tinggi mengangkat lutut. b. Tubuh condong sekali ke depan atau lengkung ke belakang.

16 c. Memutar kepala dan menggerakkan bahu secara berlebihan. d. Lengan diayun terlalu ke atas dan ayunannya terlalu jauh menyilang dada. e. Meluruskan kaki yang akan dilangkahkan kurang sempurna. Hal-hal yang diutamakan dalam lari sprint, antara lain: a. Menjaga kepala tetap tegak dan pandangan lurus ke depan. b. Membuat mata kaki yang dilangkahkan seelastis mungkin. c. Menjaga posisi tubuh sama seperti posisi pada waktu berjalan biasa. d. Mengayunkan lengan sejajar dengan pinggul dan sedikit menyilang ke depan badan. D. Tinggi badan Tinggi badan adalah jarak vetikal dari lantai keujung kepala (vertex). Tinggi badan merupakan faktor penting di dalam berbagai cabang olahraga (Widiastuti, 2011 : 61). Dalam olahraga Atletik khususnya lari, tinggi badan berpengaruh pada jarak yang akan diperoleh. Tinggi badan juga sangat berpengaruh karena jika atlit memiliki postur tubuh yang tinggi maka langkah kaki akan semakin pajang dari pada atlit yang berpostur pendek. Untuk mendapatkan hasil panjang langkah yang baik dan maksimal. Tinggi badan dapat diukur dari alas kaki ke titik tertinggi pada posisi tegak.

17 Gambar 5 Mengukur tinggi badan (sumber Widiastuti 2011 : 61) E. Berat Badan Berat badan berkaitan erat dengan berbagai cabang olahraga yang membutuhkan tubuh yang ringan, seperti senam, antara berat badan yang ideal atau ringan dan berat badan berlebih mempengaruhi kekuatan untuk menolak badan secara maksimal (Widiastuti, 2011 : 63). Berat Badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, di mana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan anatara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat dua kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berat badan harus selalu dimonitor agar memberikan informasi yang memungkinkan intervensi gizi yang preventif sedini mungkin guna mengatasi kecenderungan penurunan atau penambahan berat badan yang tidak dikehendaki. Berat badan harus selalu dievaluasi dalam

18 konteks riwayat berat badan yang meliputi gaya hidup maupun status berat badan yang terakhir. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Jadi, berat badan yaitu berat seseorang yang diukur dengan pakaian seminim mungkin. Beberapa hal yang mempengaruhi berat badan salah satunya makanan dan minuman. Dalam sehari kita membutuhkan gizi lengkap seperti Karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Timbangan injak bisa digunakan untuk mengetahui berat badan orang normal remaja dan dewasa. Contoh timbangan injak : Gambar 6 Timbangan Injak F. VO 2 max VO 2 adalah jumlah oksigen yang digunakan oleh otot selama interval tertentu (biasanya 1 menit) untuk metabolism sel dan memproduksi energi (Wiarto 2013:13). VO 2 max adalah kecepatan pemakaian oksigen dalam metabolism aerob maksimum. (Guyton & Hall 2008 dalam buku Wiarto 2013:13). VO 2 max bergantung pada : Kapasitas Cardiac output Kemampuan otot untuk mengambil oksigen dari darah yang lewat.

19 Konsumsi oksigen normal bagi pria dewasa pada waktu istirahat sekitar 250 ml/menit. Pada keadaan maksimum, jumlah ini dapat ditingkatkan sampai pada nilai-nilai pada table dibawah ini :. ML/menit Pria rata-rata tidak berlatih 3600 Pria rata-rata berlatih dalam atletik 4000 Pelari marathon pria 5100 Table 1 rata-rata konsumsi oksigen untuk pria tidak berlatih hingga pelari marathon. VO 2 max adalah volume maksimal O 2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O 2 max ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan. (Wiarto, 2013:15). Setiap sel dalam tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk mengubah makanan menjadi ATP (Adenosine Triphosphate) yang siap dipakai untuk kerja tiap sel yang paling sedikit mengkonsumsi oksigen adalah otot dalam keadaan istirahat. Sel otot yang berkontraksi membutuhkan banyak ATP. Akibatnya otot yang dipakai dalam latihan membutuhkan lebih banyak oksigen dan menghasilkan CO 2. kebutuhan akan oksigen dan menghasilkan CO 2 dapat diukur melalui pernafasan kita. Dengan mengukur jumlah oksigen yang dipakai selama latihan, kita mengetahui jumlah oksigen yang dipakai oleh otot yang berkerja. Makin tinggi jumlah otot yang dipakai maka makin tinggi pula intensitas kerja otot.

20 Normatif data VO 2 Max untuk Pria (nilai dalam ml/kg/min) Usia Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali 13-19 >51.0 45.3-50.9 38.4-45.1 35.0-38.3 <35.0 20-29 >46.5 42.5-46.4 36.5-42.4 33.0-36.4 <33.0 30-39 >45 41.0-44.9 35.5-40.9 31.5-35.4 <31.5 40-49 >43.8 39.0-43.7 33.6-38.9 30.2-35.5 <30.2 50-59 >41.0 35.8-40.9 31.0-35.7 26.1-30.9 <26.1 60 + >36`5 32.2-36.4 26.1-32.2 20.526.0 <20.5 Tabel 2. Normatif data VO 2 Max Sumber : Cooper 1982 Seseorang yang berlatih secara teratur akan memiliki daya tahan paru jantung yang baik dalam mensuplai oksigen. Denyut jantung akan mengalami penurunan dalam jangka waktu tertentu jika seseorang tidak lagi melakukan aktivitas latihan. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara guru olahraga SMP N 2 Purbolinggo, mereka hanya melakukan latihan pada saat ada mata pelajaran olahraga dan itu juga hanya dilakukan saat pemanasan, latihan keterampilan tanpa adanya latihan fisik. Persiapan fisik sangatlah penting untuk memperdalam perkembangan unsur kondisi fisik yang lebih spesifik sesuai dengan tuntutan cabang olahraga atletik untuk peningkatan prestasi. Maka dari itu pelaksanaan latihan daya tahan paru jantung terhadap peredaran darah selalu terkait dengan tenaga aerobik dan anaerobik yang mana unsur tersebut selalu terkait pula dengan sistem energi yang diperlukan. Pengembangan kemampuan terhadap bakat dan minat para

21 siswa SMP N2 Purbolinggo untuk meraih prestasi tentu saja harus didukung pula oleh kemampuan fisik dan kualitas daya tahan paru jantung yang baik pula. Oleh karena itu diharapkan para siswa agar dapat melakukan latihan fisik secara teratur demi peningkatan unsur-unsur yang berkaitan dengan aktivitas olahraga. Pada dasarnya nutrisi juga dapat meningkatkan kapasitas kerja maksimal, kekuatan dan power, tetapi persediaan energi yang terbatas memang dapat membatasi daya tahan. Reka ramu gizi dan dukungan nutrisi selama latihan memang dapat memperpanjang daya tahan dan meningkatkan penampilan pada olahraga yang berlangsung lama. G. Otot Otot merupakan suatu organ yang penting sekali memungkinkan tubuh dapat begerak, dalam menjalankan sistem otot ini tidak bisa dilepaskan dengan kerja saraf. Jadi otot, khususnya otot rangka merupakan sebuah alat yang menguasai gerak aktif dan memelihara sikap tubuh. Sistem otot adalah semua otot tubuh, yang terikat tulang, yang menyusun dinding sebagian besar organ internal, dan yang menyusun jantung. Jenis jaringan otot ada tiga yaitu otot kerangka, otot viseral dan otot jantung. (Basoeki, 1988: 76). Dalam pembahasan ini yang berkaitan dengan penelitian adalah otot kerangka. Secara garis besar fisiologis otot dalam hal ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan struktur otot dan fungsi otot.

22 H. Kekuatan Otot Tungkai Kekuatan otot adalah kemampuan otot-otot untuk menggunakan tenaga maksimal atau mendekati maksimal, untuk mengangkat beban. (Sumosardjuno, 1997:6). Otot-otot yang kuat dapat melindungi persendian yang dikelilinginya dan mengurangi kemungkinan terjadinya cedera karena aktivitas fisik. Dalam aktivitas olahraga terutama olahraga Atletik lari jarak pendek 200 meter, kekuatan otot merupakan unsur penting untuk menggerakkan organ-organ tubuh. Tanpa kekuatan otot yang besar, tidak akan tercapai prestasi yang maksimal. Biasanya seorang atlet mempunyai keunggulan jauh lebih besar dibandingkan dangan orang kebanyakan. Tungkai terdiri dari tungkai atas dan tungkai bawah. Tungkai atas terdiri atas pangkal paha sampai lutut, sedangkan tungkai bawah terdiri atas lutut sampai kaki. Tulang tungkai terdiri atas: Tulang pangkal paha, Tulang paha, Tulang kering, Tulang betis, Tulang tempurung lutut, Tulang pangkal kaki, Tulang telapak kaki, Tulang ruas jari kaki. (Soedarminto, 1992:60-61). a. Otot - otot tungkai atas meliputi M. abduktor maldanus,m. abduktor brevis, M. abduktor longus. Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut M. abduktor femoralis dan berfungsi menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur,m. rektus femuralis, M. vastus lateralis eksternal, M. vastus medialis internal, M. vastus inter medial, Biseps femoris, berfungsi membengkokkan paha dan meluruskan tungkai bawah, M. semi membranosus, berfungsi tungkai bawah, M. semi

23 tendinosus (seperti urat), berfungsi membengkokkan urat bawah serta memutar ke dalam, M. sartorius, berfungsi eksorotasi femur, memutar keluar waktu lutut fleksi, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar. Gambar 7 Otot Tungkai Bagian Atas b. Otot-otot tungkai bawah meliputi : Otot tulang kering, depan M. tibialis anterior, berfungsi mengangkut pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki, M. ekstensor talangus longus, berfungsi meluruskan jari telunjuk ke jari tengah, jari manis dan kelingking jari, Otot ekstensi jempol, berfungsi dapat meluruskan ibu jari kaki, Tendo achilles, berfungsi meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut (M. popliteus), M. falangus longus, berfungsi membengkokkan empu kaki, M. tibialis

24 posterior, berfungsi membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki disebelah ke dalam. Gambar 8 Otot Atas Bagian Belakang & Samping Bawah Contoh latian kekuatan otot tungkai menggunakan Naik turun bangku dengan barbell di punggung dan Squat Jump. Cara melakukan squat jump yaitu sikap permulaan anak jongkok, posisi kaki depan dan belakang, kedua jari-jari tangan dikaitkan menempel ditengkuk, kedua siku ke arah samping. Setelah ada aba-aba anak meloncat sampai kedua kaki lurus rapat. Mendarat kembali seperti sikap permulaan. Gerakan ini dilakukan sekuat-kuatnya. I. Kerangka Pemikiran Berat badan merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dengan keadaan (kondisi) siswa. Dalam kegiatan olahraga berat badan merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi termasuk gerakan saat melakukan lari sprint. Tinggi badan merupakan faktor penting di dalam

25 berbagai cabang olahraga (Widiastuti 2011:60). Secara teknis postur tubuh sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam aktifitas olahraga. Jadi tinggi badan sangat diperlukan dan mempengaruhi seorang atlit atau siswa pada saat melakukan lari seprint. Seorang atlit lari jarak pendek (seprint) juga memerlukan kemampuan volume oksigen maksimal (VO 2 Max) karena Seseorang yang memiliki daya tahan paru jantung yang baik dalam mensuplai oksigen tidak akan mengalami penurunan kecepatan saat melakukan lari jarak pendek, apalagi jarak yang ditempuh adalah 200 meter. Kekuatan otot menunjang kecepatan yang baik bagi pelari. Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. (Sajoto, 1990: 16). Meningkatkan kekuatan atlit lari akan meningkatkan pula tingkat prestasinya. Kekuatan otot tungkai merupakan unsur yang yang sangat penting bagi atlit jarak pendek, karena dengan kekuatan otot tungkai yang maksimal dan lebih maka seorang pelari akan mendapatkan kecepatan yang baik serta menghasilkan prestasi yang maksimal. Dengan demikian, diduga tinggi badan, berat badan, VO 2 max, dan kekuatan otot tungkai memiliki hubungan terhadap lari jarak pendek 200 meter. J. Hipotesa Hipotesis diartikan sebagai Ssuatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto, 2013 : 110). Oleh karena itu suatu hipotesis perlu di uji guna mengetahui apakah hipotesis tersebut terdukung oleh data yang

26 menunjukan kebenarnnya atau tidak. Jadi intinya hipotesis harus dibuktikan kebenarannya dengan cara penelitian. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara yang harus di uji lagi kebenarannya melaui penelitian ilmiah, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H 1 : Ada hubungan antara tinggi badan dengan lari jarak pendek 200 meter. H 0 : Tidak ada hubungan antara tinggi badan dengan lari jarak pendek 200 meter. H 2 : Ada hubungan antara berat badan dengan lari jarak pendek 200 meter. H 0 : Tidak Ada hubungan antara berat badan dengan lari jarak pendek 200 meter. H 3 : Ada hubungan antara VO 2 max dengan lari jarak pendek 200 meter. H 0 : Tidak Ada hubungan antara VO 2 max dengan lari jarak pendek 200 meter. H 4 : Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan lari jarak pendek 200 meter. H 0 : Tidak Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan lari jarak pendek 200 meter.