BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicatat, atau diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Periode waktu dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

sebuah penelitian tentang: pengaruh laba akuntansi, arus kas opera- sional, ukuran perusahaan, tingkat pertum- buhan perusahaan terhadap harga saham

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 sampai Maret 2014

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

H 2 : Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja Modal

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini yakni pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan penguasaan keterampilan kognitif baik secara sendiri-sendiri atau bersama -

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

Analisis Regresi Linier ( Lanjutan )

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

REGRESI LINIER BERGANDA

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Indonesia (BEI) yang bergerak dalam bidang pertambangan. Perusahaan yang terdaftar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap penelitian tentu tidak terlepas dari objek penelitian atau unit of

Berikut sebuah penelitian:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam melakukan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari Bursa Efek Indonesia melalui website resmi yaitu

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Retribusi Daearah dari tahun 2011 sampai variable (independent variable) tehadap variabel terikat (dependent

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel harga saham (Y)

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. dan tujuan penelitian seperti yang telah disampaikan sebelumnya, maka metode

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses

BAB I Pendahuluan. 1. Mengetahui pengertian penelitian metode regresi. 2. Mengetahui contoh pengolahan data menggunakan metode regresi.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ekspor kayu lapis Indonesia di pasar

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia ( Bank

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampoerna, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun terhitung

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Gatak Gatak Gatak Kartasura Kartasura Baki

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah investasi swasta di

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

UJI ASUMSI KLASIK (Uji Normalitas)

TABEL 3 DATA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penelitian ada tiga jenis, yaitu data deret waktu (time series), data silang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jadwal penelitian dilaksanakan mulai Maret 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Runtun Waktu Data runtun waktu (time series) merupakan data yang dikumpulkan, dicatat, atau diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Periode waktu dapat berupa tahunan, bulanan, mingguan, kuartalan, serta pada beberapa kasus periode waktu dapat berupa hari atau jam. Dalam kasus ekonomi, analisis runtun waktu digunakan untuk menemukan pola variasi masa lalu yang dapat digunakan untuk : a. Meramalkan nilai masa depan dan membantu dalam manajemen operasi bisnis. b. Membuat perencanaan bahan baku, fasilitas produksi, dan jumlah staf guna memenuhi permintaan di masa mendatang. Ada dua jenis runtun waktu yaitu : a. Deterministik yaitu apabila berdasarkan pengalaman masa lalu, keadaan yang akan datang dari suatu runtun waktu dapat ditentukan dengan pasti. b. Stokastik yaitu apabila berdasarkan pengalaman yang lalu hanya dapat ditentukan struktur probabilistik keadaan yang akan datang. 2.1.1 Plot data Langkah awal yang baik untuk menganalisis data runtun waktu adalah memplot data tersebut secara grafis. Hal ini untuk mengetahui adanya trend atau pengaruh musiman pada data. 8

9 Analisis runtun waktu seperti pendekatan Box-Jenkins maupun Error Correction Model, mendasarkan analisis pada data runtun waktu yang stasioner. Suatu data runtun waktu dikatakan stasioner apabila tidak terdapat perubahan yang sistematis dalam rata-rata dan varians dari data runtun waktu tersebut. Untuk data yang stasioner apabila di plot data tersebut terhadap waktu maka akan sering melewati sebuah garis yang sejajar dengan sumbu horizotal, dan autokorelasinya akan menurun dengan teratur untuk lag yang cukup besar. Sebaliknya, untuk data yang tidak stasioner, varians menjadi semakin besar apabila jumlah data runtun waktu diperluas, dan tidak sering melewati sebuah garis yang sejajar dengan sumbu horizontal, serta autokorelasinya cenderung tidak menurun. Misalnya,,, adalah suatu runtun waktu yang stasioner, maka berlaku : a. ( )=, untuk 1,2,, b. ( )= =, untuk sebarang c. (, )=( )( )=, dengan dan adalah konstan untuk setiap. 2.1.2 Fungsi Autokorelasi (Fak) Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual antar pengamatan dalam suatu deret waktu. Autokovariansi adalah variansi bersama dari peubah yang sama yaitu dari data runtun waktu itu sendiri. Pada runtun waktu stasioner, kovariansi antara dan dirumuskan sebagai berikut : (, )=, = (2.1)

10 dengan menyatakan autokovariansi lag ke-, sedangkan,=0,1,2, disebut fungsi autokovariansi. Korelasi antara dan didefinisikan sebagai berikut : = (, ) ( )( ) = dengan =( )= ( ), selanjutnya disebut autokorelasi lag ke-, sedangkan,=0,1,2 disebut fungsi autokorelasi (Fak), dengan =1. Pada prakteknya, ditaksir oleh (autokorelasi sampel), dengan nilai : dengan = = (2.2) = = 1 ( )( ) = 1 Fak ini berperan dalam mengidentifikasi model runtun waktu yang cocok, yaitu dengan melakukan pemeriksaan terhadap nilai untuk mengetahui apakah nilainya secara efektif menuju nol setelah lag tertentu. 2.1.3 Fungsi Autokorelasi Parsial (Fakp) Fungsi autokorelasi parsial digunakan untuk mengukur korelasi antara dan. Fakp yaitu himpunan autokorelasi parsial untuk berbagai lag-, didefinisikan sebagai berikut : =,=1,2, (2.3)

11 dengan adalah determinan matriks autokorelasi yaitu 1 1 = 1 dan adalah determinan matriks autokorelasi dengan kolom terakhir diganti dengan 2.2 Analisis Regresi Analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis hubungan antarpeubah. Hubungan tersebut dapat diekspresikan dalam bentuk persamaan yang menghubungkan peubah terikat (dependent variable) Y dengan satu atau lebih peubah bebas (independent variable),. Terdapat dua jenis regresi yaitu regresi linier dan regresi tidak linier, yang menjadi fokus tugas akhir ini adalah regresi linier. Apabila hanya terdapat satu peubah bebas, maka model yang diperoleh dinamakan model regresi linear sederhana; sedangkan apabila peubah bebas yang digunakan lebih dari satu, model yang diperoleh dinamakan model regresi linear ganda. 2.2.1 Regresi Linear Sederhana Regresi linier sederhana merupakan hubungan antara peubah terikat Y dan satu peubah bebas X. Bentuk umum regresi linier sederhana : = + + ;=1,2, (2.4)

12 dengan : = Konstanta (intercept) = Koefisien regresi untuk X N = Banyak observasi. = Error Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengestimasi parameter regresi linier sederhana sebagai berikut : 2.2.1.1 Penaksiran Parameter Dalam kenyataannya, semua observasi yang dilakukan tidak selalu berada tepat pada garis regresi. Melihat kenyataan tersebut, upaya terbaik yang harus dilakukan adalah dengan menentukan dan sedemikian sehingga nilai error ( ) yang ada pada persamaan (2.4) dapat diminimalkan. Metode yang digunakan untuk mencapai penyimpangan atau error yang minimum adalah metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Square /OLS). Secara matematis, meminimalkan nilai error dengan metode OLS dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut : = =( ) =( )

13 akan minimum bila : =0 2( ) =0 =0 2 ( )=0 Jika persamaan tersebut disusun kembali maka diperoleh apa yang disebut persamaan normal kuadrat terkecil sebagai berikut : + = + = Jika adalah penaksir untuk dan adalah penaksir untuk maka diperoleh : = = ( )( ( = = dengan : ) ) = 1 = 1 sehingga taksiran untuk persaman regresi di atas dapat ditulis sebagai = + (2.5) Penaksir dan pada persamaan (2.5) belum tentu merupakan penaksir tebaik untuk dan. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah dan

14 merupakan penaksir terbaik untuk dan akan dilakukan pemeriksaan model (Herrhyanto, 2003) dengan sifat-sifat taksiran sebagai berikut : a) Tak bias Bila b adalah taksiran yang baik dari, maka b dikatakan taksiran tak bias jika : ()= b) Variansi minimum Misalkan ada dua penaksir tak bias dan untuk. Jika mempunyai variansi yang lebih kecil dibandingkan dengan, maka dikatakan penaksir tak bias bervariansi minimum. Sebuah penaksir tak bias akan mencapai variansi minimum diantara semua penaksir tak bias lainnya, apabila variansi dari penaksir itu minimal sama dengan batas bawah Cramer-Rao. Perumusan dari batas bawah Cramer-Rao untuk variansi dari adalah sebagai berikut: c) Konsisten 1 ln(;) = 1 ln(;) Untuk membuktikan bahwa sebuah penaksir adalah konsisten bagi parameternya dapat menggunakan ketidaksamaaan Chebyshev s dengan perumusan: ( <) 1 1 Jika lim =0, maka dikatakan penaksir adalah konsisten bagi parameternya.

15 d) Statistik Cukup Statistik =(,,, ) dikatakn cukup untuk parameter Β, jika fungsi kepadatan peluang bersyarat: =, =,, = =(,,, )= tidak bergantung pada. 2.2.1.2 Uji t Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing peubah bebas terhadap peubah terikat. Sebelum melakukan pengujian terlebih dahulu dibuat hipotesis yang berbentuk : Hipotesis : Statistik uji : H 0 : =0 artinya peubah bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peubah terikat H 1 : 0 artinya peubah bebas mempunyai pengaruh signifikan terhadap peubah terikat = () Kriteria pengujian : Tolak H 0 jika > / Terima H 0 jika < / dimana nilai / diperoleh dari tabel t dengan =0,05 dan derajat kebebasan n k -1 (n adalah banyaknya observasi dan k adalah banyaknya peubah bebas).

16 2.2.1.3 Ukuran Goodness of Fit (R 2 ) Ukuran goodness of fit sering juga disebut dengan uji koefisien determinasi majemuk (R 2 ). Ukuran ini perlu untuk memeriksa apakah model regresi yang terestimasi cukup baik atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut, harus dilakukan suatu cara untuk mengukur seberapa dekat garis regresi yang terestimasi dengan data. Ukuran ini mencerminkan seberapa besar variasi dari Y yang dapat diterangkan oleh X. Bila R 2 = 0, artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali, tetapi jika R 2 = 1, artinya variasi dari Y, 100% dapat diterangkan oleh X. Dengan demikian ukuran goodness of fit dari suatu model ditentukan oleh R 2 yang nilainya antara 0 dan 1. 2.2.2 Regresi linier ganda Regresi linier ganda adalah hubungan antara peubah terikat Y dengan dua atau lebih peubah bebas X 1, X 2,..., Xn. Bentuk umum regresi linier ganda : = + + + + + (2.6) dimana =1,2,3,, ( ) dengan : = intercept = koefisien regresi untuk X 1 = koefisien regresi untuk X 2 = koefisien regresi untuk X k

a 0 = Y a 1 Xa 2 X 2 17 = koefisien pengganggu (error) Penaksiran parameter pada regresi linier ganda dapat dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil. Adapun rumus untuk menaksir koefisien regresi adalah sebagai berikut : =( ) (2.7) dengan : X X T = matriks data peubah bebas = bentuk transpose matriks data peubah bebas (X T X) -1 = invers perkalian matriks X T dan X Y = Vektor data peubah terikat Bukti : =+ = = ( ) ( ) = + = 2 + Catatan: adalah matriks (1 1) atau suatu scalar dan nilai transposenya ( ) = adalah skalar yang sama. Dalam OLS harus dipenuhi: Sehingga diperoleh = 2 +2 =0 = = ( )

18 2.2.2.1 Asumsi-Asumsi Dalam Regresi Linier Ganda Prinsip-prinsip yang mendasari regresi linier berganda tidak berbeda dengan regresi linier sederhana. Akan tetapi, dalam regresi linear berganda terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi agar terhindar dari permasalahan yang dapat mengganggu model, bahkan dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil dari persamaan yang dibentuk. 1. Asumsi normalitas data Uji normalitas data untuk mengetahui distribusi data pada tiap-tiap peubah. Dalam analisis regresi linier, data yang harus berdistribusi normal adalah data yang berasal dari peubah terikatnya. Hipotesis : H 0 : = Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : < = Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Statistik uji : Menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Kriteria pengujian : Terima H 0 jika nilai signifikan Tolak H 0 jika nilai signifikan < 2. Uji linieritas Hipotesis : H 0 : = Persamaan regresi linier H 1 : < = Persamaan regresi tidak linier

19 Kriteria pengujian : Tolak H 0 jika nilai F hitung > F tabel atau nilai signifikan < Terima H 0 jika nilai F hitung F tabel atau nilai signifikan dengan F tabel diperoleh dari ()()() dimana k adalah banyak peubah dan n adalah banyaknya observasi. 3. Uji Multikolinieritas Multikoliniearitas adalah suatu kondisi dimana satu atau lebih peubah bebas berkorelasi dengan peubah bebas lainnya, atau dengan kata lain suatu peubah bebas merupakan fungsi linier dari peubah bebas lainnya. Teknik untuk mendeteksi multikolinieritas adalah Variance Inflation Factor (VIF) dengan rumus sebagai berikut : dengan : k = banyaknya peubah bebas = ; =1,2,, (2.8) = koefisien determinasi antara peubah bebas ke-j dengan peubah bebas lainnya. Berdasarkan rumus (2.8) jika =0 artinya antar peubah bebas tidak berkorelasi, maka nilai VIF = 1. Jika 0 artinya ada korelasi antar peubah bebas, maka nilai VIF > 1. Sumber lain menyebutkan kolinieritas dianggap ada jika VIF > 5 artinya model dianggap tidak mempunyai kolinieritas jika korelasi antar peubah bebas hanya mencapai 0,8 (Nachrowi, 2006). Oleh karena itu, kolinieritas tidak ada jika nilai VIF mendekati angka 5.

20 Cara mengatasi kolinieritas : a. Melihat informasi sejenis yang ada b. Tidak mengikutsertakan salah satu peubah yang kolinier c. Menstransformasikan peubah dengan melakukan pembedaan (difference) d. Mencari data tambahan. 4. Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi liner kesalahan pengganggu (e) mempunyai varians yang sama atau tidak dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat scatterplots regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Adapun cara untuk mengatasi heterekoskedastisitas yaitu dengan metode Generalized Least Squares (GLS). 5. Autokorelasi Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan yang satu dengan pengamatan lain yang disusun menurut urutan waktu.. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat digunakan uji Durbin-Watson/uji d (Nachrowi,2006). Hipotesis H 0 : =0 (tidak terjadi autokorelasi) H 1 : 0 (terjadi autokorelasi)

21 Statistik uji =21 =2(1 ) dimana : = Kriteria pengujian Terima H 0 jika DW = 2 (=0) Tolak H 0 jika DW = 0 (=1) artinya ada autokrelasi positif, dan DW = 4 (= 1) artinya ada autokorelasi negatif Selain dengan melihat nilai, autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan nilai dl dan du, dengan prosedur sebagai berikut : a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif b. Menentukan nilai DW (Durbin-Watson) c. Menentukan nilai dl dan du Nilai dl dan du dapat dilihat pada tabel Durbin-Watson pada signifikan 0, 05 d. Pengambilan keputusan du < DW < 4-dU maka H 0 diterima (tidak terjadi autokorelasi) DW < dl maka H 0 ditolak (terjadi autokorelasi) 4-dU < DW < 4-dL maka tidak ada kesimpulan.