PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 6 HASIL ANALISA DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

YUANITA ARDI SKRIPSI SARJANA FARMASI. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Gagal jantung merupakan sindrom yang ditandai dengan ketidakmampuan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

INTISARI POLA PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYAPADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN PERIODE

4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Penyakit hipertensi dikenal dengan sebutan silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

Karakteristik Pasien Hipertensi di Bangsal Rawat Inap SMF Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2013

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI-JUNI 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59

I. PENDAHULUAN penduduk Amerika menderita penyakit gagal jantung kongestif (Brashesrs,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

6.2. Alur Penelitian Selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

I. PENDAHULUAN. dilakukan rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol (Chobanian,

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. sehingga meningkatkan risiko PKV seperti pembesaran ventrikel kiri, infark

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jumpai. Peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan perubahan patologis

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular

PROFIL PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK GINJAL-HIPERTENSI.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

EVALUASI DOSIS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2010 DAN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. tingkat stress yang dialami. Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

PENGARUH PENGGUNAAN OBAT GOLONGAN ANGIOTENSIN RECEPTOR BLOCKER

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PROLANIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR. Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

perkembangan penyakit DM perlu untuk diperhatikan agar komplikasi yang menyertai dapat dicegah dengan cara mengelola dan memantau perkembangan DM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada pemeriksaan berulang (PERKI, 2015). Hipertensi. menjadi berkurang (Karyadi, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak beberapa dekade belakangan ini para ilmuan dibidang kesehatan

TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X PADA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

Kata Kunci: Kesesuaian dan ketidaksesuaian, Resep, Obat Antihipertensi

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI TAHUN 2014

Prosiding Farmasi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SKRIPSI NUR AMALIA ROSTIKARINA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROPOSAL PENELITIAN POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN BPJS DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. merupakan penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 20-

Tirta Farma meliputi pemilik sarana apotek, apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. 5. Kegiatan promosi kesehatan kepada masyarakat perlu

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

INTISARI PENGARUH KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PADA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. pula kelompok lanjut usia (lansia) di masyarakat (Sudiarto, 2007). Berdasarkan

PENGARUH PEMBERIAN GARAM SODIUM RENDAH TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI BLUD RUMAH SAKIT UMUM PROF.DR.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

darah. Kerusakan glomerulus menyebabkan protein (albumin) dapat melewati glomerulus sehingga ditemukan dalam urin yang disebut mikroalbuminuria (Ritz

MATA KULIAH FARMAKOTERAPI SISTEM KARDIOVASKULAR DAN RENAL

Transkripsi:

PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG SKRIPSI SARJANA FARMASI Oleh : Rahmi Feni Putri No. BP 04 931 019 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011

ABSTRAK Penelitian tentang penggunaan obat antihipertensi pada pasien penyakit ginjal kronis di Bangsal Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang telah dilakukan. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan metode observasi prospektif dengan teknik pengambilan sampel secara sensus. Data dikumpulkan dari bulan Februari- April 2011. Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan analisis rasionalitas pada penggunaan obat antihipertensi pada pasien hipertensi yang menderita penyakit ginjal kronis di Bangsal Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang yang dibandingkan dengan standar terapi RSUP DR. M. Djamil Padang. Dari 7 orang pasien, terdapat 6 orang pasien yang menerima amlodipin yang kontraindikasi dengan kondisi pasien dan tidak sesuai dengan standar terapi.

I. PENDAHULUAN Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular dimana penderita memiliki tekanan darah diatas normal. Penyakit ini diperkirakan telah menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama penyebab gangguan jantung. Selain mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat juga berakibat terjadinya gagal ginjal maupun penyakit serebrovaskular. Penyakit ini seringkali disebut silent killer karena tidak adanya gejala dan tanpa disadari penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital. Penyakit ini menyebabkan tingginya biaya pengobatan dikarenakan alasan tingginya angka kunjungan ke dokter, perawatan di rumah sakit dan penggunaan obat jangka panjang (Depkes, 2006). Menurut The Seventh Joint National Committee On Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC7) setiap orang dengan tekanan darah sistolik >140 mmhg atau diastolik >90 mmhg didiagnosis hipertensi. Sedangkan WHO (World Health Organization) berdasarkan tekanan sistolik maupun diastolik, yaitu jika sistolik 160 mmhg dan diastolik 95mmHg. Dengan pergantian definisi ini prevalensi hipertensi menjadi 2 kali lipat. Hipertensi umumnya mulai pada usia muda, sekitar 5 sampai 10% pada 20-30 tahun. Bagi pasien hipertensi yang

berusia antara 40 70 tahun, setiap peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmhg atau tekanan darah diastolik sebesar 10 mmhg akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (Kusmana, 2009). Hipertensi merupakan faktor pemicu terjadinya penyakit ginjal akut serta penyakit ginjal kronis (chronic kidney disease/ckd) karena dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dalam ginjal sehingga mengurangi kemampuan ginjal untuk memfiltrasi darah dengan baik (Guyton, 2006). Obat Antihipertensi mempunyai jalur eliminasi melalui ginjal. Pada kondisi gagal ginjal, obat antihipertensi dapat menyebabkan penumpukan pada ginjal sehingga bisa memperburuk fungsi ginjal. Oleh karena itu diperlukan perhatian dan penanganan yang khusus terutama pemilihan obat antihipertensi yang aman bagi ginjal. Obat-obat golongan Inhibitor ACE (Angiostensin-Converting Enzyme) dan ARB (angiotensin II receptor blocker)atau kombinasi keduanya yang dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi tekanan intraglomerular (Dipiro, 2008). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian melihat pola pengobatan dan peresepan obat antihipertensi pada pasien dengan penyakit ginjal kronis (chronic kidney disease/ckd) yang dilaksanakan di Rumah Sakit RSUP DR. M. Djamil Padang. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan dengan menggunakan metode penelitian observasi prospektif dengan mengumpulkan data rekam medik dan obat yang digunakan oleh penderita penyakit ginjal kronis.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan obat antihipertensi pada pasien hipertensi dengan komplikasi penyakit ginjal kronis di bangsal penyakit dalam RSUP DR. M. Djamil Padang, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Obat antihipertensi yang digunakan pada pasien penyakit ginjal kronis adalah lasix, amlodipin, valsartan, kaptopril dan hidroklortiazid. 2. Terdapat dua macam kombinasi obat pada terapi yaitu : - lasix + amlodipin + valsartan - hidroklortiazid + kaptopril + amlodipin 3. Terdapat masalah kombinasi obat yang tidak tepat yaitu pada penambahan amlodipin yang tidak sesuai dengan standar terapi di RSUP DR. M. Djamil Padang yang sesuai dengan JNC 7 sebagai standar terapi hipertensi internasional. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulis menyarankan kepada : 1. Pihak rumah sakit

a. Mempertimbangkan penggunaan obat antihipertensi yang lebih efektif dan tepat pada pasien hipertensi dengan komplikasi penyakit ginjal kronis. b. Memperhatikan penggunaan obat antihipertensi pada pasien dengan penyakit penyerta. c. Sebaiknya dilakukan monitoring penggunaan obat antihipertensi yang baik untuk menjaga dan meningkatkan kualitas hidup pasien dan pelayanan dirumah sakit. d. Sebaiknya data rekam medik pasien ditulis dengan jelas dan lengkap. 2. Peneliti selanjutnya a. Melakukan penelitian tentang DRP (Drug Related Problem) tentang penggunaan obat antihipertensi pada pasien hipertensi dengan komplikasi penyakit ginjal kronis karena pasien sangat rentan terhadap masalah dalam terapi. b. Mengumpulkan data yang lebih banyak dan memantau kondisi klinis pasien secara periodik selama dirawat di rumah sakit agar perkembangan penyakitnya dapat diketahui secara akurat, sehingga data yang didapatkan juga lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA AHFS. 2002. Drug Information, Volume 1, USA : American Society Hospital Pharmacist American Pharmaceutical Association. 1976. Evaluation Drug Interaction, (Second Edition), Washington DC : American Pharmaceutical Association Published Anonim. 23 April 2008. Waspadai Komplikasi Akibat Hipertensi, Diakses 18 Oktober 2010 dari http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php Anonim. 15 Agustus 2008. Hipertensi Terkontrol, Cegah Kerusakan Ginjal, Diakses 22 Oktober 2010 dari http://medicastore.com/seminar/73/hipertensi_terkontrol_cegah_kerusakan_ginjal. html Anonim, 2008. Hemodialisa dan CAPD, Diakses 5 Juni 2011 dari http://www.suryahusadha.com/index.php?option=com_content&view=article&id=71 &Itemid=104 Bagian Farmakologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. 2007. Evaluasi Peresepan, Diakses 3 Juni 2011 dari http://www.farklin.com/images/multirow3fle14b76904b.pdf Bagian Farmakologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. 2007. Efek Samping Obat, Diakses 3 Juni 2011 dari http://www.farklin.com/images/multirow3fdd369e975e.pdf Chobanian, A.V, et al. 2003. Seventh Report of the Joint National Comitte on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. The Journal of the American Medical Association, 289(19), 2560-2571 Corwin, E.J. 2009. Buku Saku Patofisiologi (Edisi Ketiga), Jakarta : Buku Kedokteran EGC Departemen Kesehatan R.I. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi, Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia Dhillon, S & Rebekah, R. 2009. Pharmacy Case Study, London : Pharmaceutical Press

DiPiro, J.T. dkk. 2008. Pharmacotherapy Patophysiologic Approach (Seventh Edition), United State : McGraw Hill Companies, Inc Edward, C & Walker, R. 2003. Clinical Pharmacy and Therapeutics, (3th Edition), New York : Churchill Livingstone Efrina, Y. 2010. Kajian Penggunaan Metformin Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di SMF Penyakit dalam RSUP Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. (Skripsi), Padang : Universitas Andalas Handayani, L. 2008. Evaluasi Penggunaan Digoksin Pada IRNA Ilmu Penyakit Dalam dan IRNA Ilmu Penyakit Anak RS. DR. M. Djamil Padang. (Skripsi), Padang : Universitas Andalas Hermawan, A.G. 1980. Hipertensi Merupakan Problema di Masyarakat. Cermin Dunia Kedokteran, 19, 22-23 Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, 2008. ISO Farmakoterapi, Jakarta : PT, Ikrar Mandiri Abadi Ismahun, P. 2001. Peranan Angiotensin II Receptor Antagonist pada Penyakit Jantung Hipertensi. Cermin Dunia Kedokteran, 132, 20-23 Goodman & Gilmans. 2005. The Pharmacological Basic Of Therapeutic, USA : Mc Graw-Hill Medical Publish Division Companies Guyton, A.C. 2006. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit (Edisi ketiga), Jakarta : EGC Kabo, P. 2010. Bagaimana Menggunakan Obat-Obat Kardiovaskular Secara Rasional, Jakarta : Balai Penerbit FKUI Katzung, B.T. 2001. Basic & Clinical Pharmacology (Eighth Edition), United State : McGraw Hill Companies, Inc Komite Medik. 2007. Standar Pelayanan Medik SMF Jantung PJR RSUP DR. M. Djamil Padang. Padang : RSUP DR. M. Djamil Padang Kusmana, D. 2009. Hipertensi : Definisi, Prevalensi, Farmakoterapi dan Latihan Fisik. Cermin Dunia Kedokteran, 36, 3, 161-167

Majid, A. 2004. Krisis Hipertensi Aspek Klinis dan Pengobatan. Medan : Universitas Sumatera Utara Molony, D.A & Craig, J. 2009. Evidence-Based Nephrology. United Kingdom : Blackwell Publishing Ltd Mutschler, E. 1999. Dinamika Obat (Edisi Kelima), Bandung : Penerbit ITB Mycek, Harvey & Champe. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar, Jakarta : Widya Medika Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : PT Rineka Cipta Price, S. A & Wilson, L. M. 2005. Patofisiologi, Konsep Klinis dan Proses- Proses Penyakit Edisi 6, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Robbins & Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi II Edisi IV, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Siregar, C. 2003. Farmasi Rumah Sakit : Teori dan Penerapan, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Siregar, C. 2005. Farmasi Klinik Teori dan Penerapan, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Soemohardjo, S. 8 Mei 2009. Pemakaian Antibiotik Rasional, Diakses 12 Agustus 2011 dari http://biomedikamataram.wordpress.com/2009/05/08/pemakaianantibiotik-rasional/ Stringer, J.L. 2009. Konsep Dasar Farmakologi, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Suzuki, H & Saruta, T. 2004. Kidney and Blood Pressure Regulation, Vol 143, Switzerland : Karger Wells, B.J. dkk. 2009. Pharmacotherapi Handbook, (Seventh Edition), United State : McGraw Hill Companies, Inc Yusmainita. 28 Agustus 2007. Hukun dan Etika Perlindungan Pasien Melalui Pelayanan Asuhan Kefarmasian di Rumah Sakit Pemerintah, Diakses 3 Juni 2011 dari http://pengantar-farmasi.blogspot.com/2007_08_01_archive.html