BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
2. Hasil Penelitian Pemanfaatan Penggunaan Korespondensi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan produktif meliputi kemampuan berbicara dan menulis, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Di SMP Negeri 45 Bandung, kegiatan menulis tampaknya belum begitu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif,

BAB I PENDAHULUAN. lain. Pada masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu. menulis dan membaca merupakan komunikasi tertulis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan yang diajarkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengetahuan serta membentuk kepribadian individu. Sehubungan

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya siswa menghadapi masalah dalam menggunakan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nadia Keti Dwiguna, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keterampilan bersastra adalah keterampilan menulis. Selain

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Media internet sebagai sumber belajar efektif dalam meningkatkan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

Menulis Paragraf Induktif dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Quantum Writing

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Setelah peneliti selesai melakukan penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

III. METODE PENELITIAN. berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Kusuma, 2009:141).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. mampu menjadi mampu dan dari keadaan tidak memiliki keterampilan. pada peserta didik yang memiliki manfaat sesuai dengan tingkat

V. KESIMPULAN. pembelajaran debat pada desain pembelajaran menulis teks argumentasi dilakukan

BAB II KAJIAN TEORI. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

PEDOMAN SINGKAT PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Kencana, 2013),hlm Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sebuah keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa terbagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB 5. Simpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Simpulan berikut merupakan jawaban atas pertanyaan terkait dengan penerapan pengembangan model pembelajaran Writing untuk mahasiswa Sastra Inggris di Unsoed dan UMP. Terdapat 4 pokok bahasan yang diuraikan melalui pertanyaan. Agar sistematis, simpulan akan diuraikan berdasarkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pokok tersebut. Sedangkan simpulan lain dirangkum untuk poim-poin berikutnya. 1. Kondisi saat ini tentang model pembelajaran menulis bahasa Inggris, implementasi, dan evaluasi untuk mata kuliah Writing bagi mahasiswa Sastra Inggris Unsoed dan UMP. Pengajaran mata kuliah Writing di Sastra Inggris Unsoed dan UMP belum memenuhi sasaran seperti yang diharapkan. Jumlah mahasiswa dalam satu kelas pada umumnya besar sehingga mahasiswa kurang memperoleh kesempatan latihan menulis di kelas. Pembelajaran belum berimbang antara penjelasan teori dan praktik. Mahasiswa masih perlu pendalaman pengetahuan tata bahasa Inggris serta pengayaan 285

286 kosa kata. Selain itu, mereka perlu teori dan latihan untuk pengembangan paragraf, serta penyusunan kalimat agar terwujud susunan secara koheren. Ketika praktik menulis, mahasiswa belum memanfaatkan komputer untuk mempermudah pengerjaan seperti pengecekan ejaan atau penyuntingan. Materi yang dibahas dalam perkuliahan Writing terlalu banyak. Akibatnya, kesempatan menulis menjadi kurang. Padahal melalui praktik di kelas, mahasiswa bisa memperoleh masukkan dari dosen. Mahasiswa kebanyakan mengandalkan masukkan serta koreksian dosen dalam latihan menulis. Mereka kurang mendapatkan kesempatan latihan mengekspresikan bahasa Inggrisnya dalam bahasa tulis yang bisa dipahami pembaca secar universal. Tulisan seharusnya bisa dipahami mereka dari berbagai latar belakang kultur pembacanya. Dosen berperan dominan; sedangkan mahasiswa jarang berpartisipasi dalam kegiatan kelas. Penggunaan bahasa Inggris sebagai pengantar perkuliahan belum maksimal. Sebenarnya, penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dapat melatih mahasiswa mengungkapkan gagasannya dalam bahasa sasaran sehingga memperlancar mereka mengungkapkan idenya. Ketika praktik menulis, mahasiswa belum memanfaatkan komputer untuk mempermudah pengerjaan seperti pengecekan ejaan atau penyuntingan. Penjabaran ini sekaligus menjawab hipotesis pertama dalam penelitian ini yang memprediksi bahwa pembelajaran Writing di Unsoed dan UMP bersifat teacher-centred.

287 2. Rancangan model pembelajaran, implementasi, dan evaluasi yang dapat dikembangkan dalam pengajaran Writing untuk mahasiswa Sastra Inggris di Unsoed dan UMP secara lebih efektif. Model Pembelajaran Pengembangan model pembelajaran Writing ini mengkombinasikan tiga aspek sebagai pondasi: masukkan dosen; koreksi dosen; dan komunikasi tertulis antara mahasiswa dengan mitranya di luar negeri melalui e-mail. Mahasiswa membutuhkan materi perkuliahan serta koreksian dosen sebagai penguat untuk ketepatan (accuracy). Komunikasi tertulis melalui e-mail dipergunakan sebagai penguat untuk kefasihan (fluency) dalam menulis. Mahasiswa langsung praktik menulis yang sebenarnya sehingga merangsang mereka mengungkapkan gagasannya sesuai dengan tatanan bahasa Inggris yang bisa dipahami oleh pembaca dari berbagai latar belakang budaya. Implementasi Sebelum mengikuti perkuliahan, mahasiswa harus mempunyai dua atau lebih mitra untuk berkorespondensi melalui e-mail yang berasal dari negara yang bahasa pertamanya tidak sama atau mirip dengan bahasa Indonesia atau bahasa daerah lainnya di Indonesia. Mahasiswa mengikuti kuliah di kelas. Dosen menugasi mahasiswa menulis karangan secara manual selama pembelajaran yang berfungsi sebagai draft dan dikumpulkan dosen untuk dibaca, dikoreksi, dan diberi komentar. Pada pertemuan berikutnya, dosen mengembalikan draft yang telah dikoreksi dan diberi komentar. Mahasiswa harus menulis kembali draft tersebut di rumah

288 menggunakan komputer sebagai hasil akhir karangan yang dikumpulkan pada minggu selanjutnya. Mereka juga latihan menulis dalam bahasa Inggris menggunakan e-mail. Mahasiswa menghubungi mitra-mitranya dari luar negeri untuk latihan menulis. Selama berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, dosen memberi masukkan kepada mahasiswa. Mahasiswa juga berlatih menulis secara mandiri dengan mitranya dari luar negeri yang dilakukan melalui e-mail. Evaluasi Evaluasi terhadap materi yang telah dibahas adalah dengan meminta mahasiswa menrapkan materi pada karangan. Proses penulisan berlangsung dari draft awal yang dikerjakan di kelas degan arahan dosen. Sesudah itu, mahasiswa menyempurnakan draft tersebut sebagai hasil akhir karangan di rumah yang diketik menggunakan komputer. Monitoring dosen terhadap latihan menulis di luar kelas dilakukan dengan meminta mahasiswa mengumpulkan bukti print-out korespondensi. Mereka mengumpulkan kepada dosen hasil tersebut ke dalam stopmap. Pada minggu ketiga, mahasiswa mengumpulkan dua stopmap yang berisi draft karangan mereka, dan print-out hasil korespondensi e-mail. 3. Efektifitas model pembelajaran yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa Sastra Inggris di Unsoed dan UMP. Hasil uji coba statistik menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap penerapan model pembelajaran Writing dengan pencapaian hasil kompetensi menulis

289 bahasa Inggris mahasiswa di Sastra Inggris Unsoed dan UMP. Temuan ini sekaligus menjawab hipotesis kedua dan ketiga tentang adanya pengaruh peningkatan kompetensi menulis dalam bahasa Inggris dari mahasiswa Sastra Inggris Unsoed dan UMP terhadap penerapan pengembangan model pembelajaran mata kuliah Writing melalui perhitungan pre dan post test kelas eksperimen dan kelas kontrol; serta perbandingan hasil antara kelas gabungan antara eksperimen dan kontrol dari kedua universtas. Hasilnya secara signifikan menunjukkan adanya pengaruh yang bersifat mendukung penerapan model pembelajaran Writing yang dikembangkan. 4. Pengaruh penerapan rancangan model pembelajaran tersebut terhadap aspek-aspek lain yaitu proficiency, kosa kata, dan tata bahasa. Penghitungan atas pengaruh nilai yang dicapai mahasiswa terhadap aspek proficiency, kosa kata, dan tata bahasa dilakukan untuk membandingkan perolehan kelas kontrol dan eksperimen, serta kelompok gabungan kelas kontrol dan eksperimen di Unsoed dan UMP. Berdasarkan hasil perhitungan statistik, penerapan model pembelajaran Writing ini hanya mempunyai dampak positif terhadap aspek proficiency dan kosa kata. Hasil analisis data memperlihatkan nilai yang signifikan. Tetapi pengaruh terhadap aspek penguasaan tata bahasa ternyata tidak seperti yang diharapkan. Temuan ini menjawab hipotesis keempat dari penelitian ini. 5. Reaksi mahasiswa yang telah mengikuti model pembelajaran Writing yang dikembangkan Mahasiswa menganggap menulis dalam bahasa Inggris adalah susah karena meliputi berbagai hal yang kompleks, seperti tata bahasa, kosa kata, kohesi serta

290 koherensi dalam paragraf. Mahasiswa menganggap aspek-aspek tata bahasa, kosa kata, tata cara penulisan, serta teori bagaimana menulis adalah penting untuk dibahas dalam perkuliahan Writing. Alokasi waktu untuk mata kuliah Writing, yakni +100 menit atau setara dengan 2 SKS adalah cukup, walau mahasiswa mengeluh terbatasnya waktu praktik menulis di kelas. Mahasiswa menyarankan sistem penilaian perkuliahan Writing mencakup pada keseluruhan aspek dan dalam bentuk portofolio. Mahasiswa bekerja keras untuk memperoleh mitra yang bersedia bertukar pikiran dalam belajar bahasa Inggris. Sebagian mahasiswa memilih praktik menulis dengan mitra yang berasal dari negara berbahasa Inggris karena mereka dapat memberikan informasi yang diperlukan dalam belajar bahasa Inggris. Mahasiswa tidak menyusun draft terlebih dahulu untuk menuliskan pesan yang hendak dikirimkan melalui e-mail, sehingga rasa percaya diri mereka telah tumbuh. Selain itu, mereka berhasil belajar mengerjakan tugsnya secara mandiri tanpa bergantung kepada dosen. Mahasiswa menjabarkan manfaat yang diperoleh selama latihan menulis lewat e-mail untuk memperkaya kosa kata, mempelajari cara pengoperasian internet, menambah pengetahuan budaya, dan meningkatkan keterampilan membaca. Mahasiswa membaca situs lain ketika membuka internet yang berguna untuk menambah wawasan yang terkait dengan penambahan kosa kata, tata bahasa, serta pengetahuan umum. Kondisi ini tentunya dapat mempengaruhi kecakapan mereka dalam menulis. Sebagian besar mahasiswa menyatakan tidak tertarik melanjutkan korespondensi yang telah dijalin dengan mitranya di luar negeri setelah berakhirnya tugas perkuliahan Writing karena ketiadaan waktu.

291 B. Implikasi Simpulan-simpulan dari hasil penelitian yang telah diperoleh di atas dapat diterapkan dalam kegiatan perkuliahan Writing agar dapat diimplementasikan dalam kelas yang sebenarnya. Adapun implikasi yang bisa dilakukan dalam keseharian dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengajaran Writing menggunakan internet sebagai salah satu media untuk latihan menulis dapat dilakukan untuk membantu mahasiswa memperbanyak latihan. Pada dasarnya, latihan ini menekankan prinsip learning by doing, dimana mahasiswa benar-benar melakukan praktik menulis dalam bahasa Inggris pada konteks yang nyata. Melalui media internet, mahasiswa akan memperoleh kesempatan latihan menulis. 2. Selama ini, dosen mengeluhkan terlalu banyaknya koreksi yang harus dilakukan jika ia memberikan tugas terlalu sering kepada mahasiswa. Penggunaan sarana e-mail sebagai latihan menulis, tentunya akan membantu dosen mengurangi beban koreksi tersebut. Mahasiswa masih memperoleh kesempatan latihan menulis sebanyak-banyaknya, sedangkan dosen tidak harus selalu mengoreksi latihan mereka. Mitra korespondensi mahasiswa selama latihan menulis selama biasanya akan meminta klarifikasi terhadap kalimat-kalimat yang kurang jelas pengungkapannya. Dengan demikian, mahasiswa akan mengoreksi sendiri kalimat-kalimatnya yang belum jelas maknanya.

292 3. Mahasiswa dapat praktik menulis secara bebas sehingga akan menumbuhkan rasa percaya dirinya dalam menulis. Kesempatan ini akan sulit diperoleh mahasiswa dalam praktik menulis di kelas. Mahasiswa biasanya akan merasa khawatir untuk menulis mengingat hasil karangan biasanya hanya dibaca oleh dosen saja yang akan bisa berdampak pada penilaian akhir. Akibatnya, latihan menulis di kelas kurang dapat mendukung untuk menciptakan suasana menyenangkan untuk latihan menulis. Kreatifitas mahasiswa dalam menulis perlu ditumbuhkan. Paradigma pembelajaran mata kuliah Writing perlu digeser dari tradisi yang selama ini terlalu bergantung pada dosen ketika belajar, menjadi dorongan dari dosen kepada mahasiswa untuk mencari sumber-sumber belajar lain di luar kelas yang salah satunya adalah internet. 4. Beberapa PT di Indonesia, fasilitas yang tersedia masih beragam. Beberapa PT memiliki sarana yang lengkap, tetapi sebagian lainnya masih belum. PT yang lengkap fasilitasnya dapat memanfaatkan internet sebagai salah satu sarana pembelajaran untuk mahasiswanya. PT yang belum mempunyai fasilitas internet dapat mengakses internet melalui warnet. Terkait dengan hasil penelitian ini, mahasiswa menghadapi permasalahan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk sewa internet. Pembiayaan ini pada awalnya akan terasa berat karena belum terciptanya kebutuhan untuk menggunakan internet. Apabila nantinya mahasiswa telah terbiasa dengan penggunaan internet sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran maka beban tersebut tentunya akan berkurang sedikit demi sedikit. Selama ini, belum banyak dosen yang

293 mengharuskan mahasiswa mencari sumber-sumber informasi di internet. Dengan demikian, perlu pembiasaan dalam menggunakan internet sebagai bagian dari proses pembelajaran. 5. Cakrawala mahasiswa perlu diperluas melalui berbagai informasi dari sumber-sumber yang terdapat dalam internet. Mahasiswa bisa memanfaatkan internet sebagai salah satu sarana dalam mengembangkan keterampilan berbahasa Inggrisnya. Mereka perlu menyadari akan pentingnya sarana tersebut dalam belajar bahasa Inggris. Sesudah selesainya perkuliahan Writing, mahasiswa seharusnya tidak berhenti begitu saja untuk menggali pengetahuan berbahasa Inggris mereka melalui internet. Oleh karena itu, dosen perlu mengkaitkan aktifitas perkuliahannya agar mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan internet. 6. Motivasi bisa berasal dari dalam diri sendiri (intrinsic motivation) maupun motivasi dari luar (extrinsic motivation). Beberapa ahli menjelaskan bahwa motivasi dari dalam diri akan dapat bertahan lebih lama dari pada motivasi dari luar. Pada pendidikan formal seperti perkuliahan Writing, motivasi dari dalam tidak mudah untuk dibangun. Pembelajaran akademis secara formal ini biasanya lebih berorientasi pada pencapaian hasil akhir. Oleh karena itu, mahasiswa mempunyai motivasi yang berbeda-beda. Pada perkuliahan Writing, dosen harus berperan untuk memberikan motivasi eksternal kepada mahasiswanya agar mereka mau memperbanyak latihan menulis selain dari yang diperoleh di dalam kelas saja. Dorongan dosen ini diwujudkan dalam

294 bentuk tugas-tugas yang harus dilakukan mahasiswa di luar kelas. Dengan begitu, dosen merupakan faktor penting dalam menumbuhkan motivasi mahasiswa untuk mengembangkan sendiri keterampilan menulisnya melalui penggunaan sarana internet selama latihan menulis. 7. Pembelajaran Writing masih membutuhkan bimbingan dari dosen. Mahasiswa tidak dapat dibiarkan begitu saja untuk mengembangkan keterampilan menulisnya melalui internet. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kemampuan pengetahuan tata bahasa mahasiswa dalam menulis masih membutuhkan penanganan secara khusus dari dosen. Oleh karena itu, peran dosen masih sangat dibutuhkan dalam pembelajaran Writing. 8. Model pembelajaran ini hanya memodifikasi model yang selama ini telah diterapkan. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran ini akan dapat mengindarkan pertentangan yang mungkin muncul oleh karena penggunaan suatu metode yang baru. Pada umumnya, dosen maupun mahasiswa akan merasa kurang nyaman untuk mengubah tradisi pembelajaran yang secara ritual telah mereka jalani. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran ini dapat menjembatani perubahan yang ada pada perkuliahan Writing. C. Saran Berikut ini adalah saran-saran yang disampaikan untuk dosen mata kuliah Writing, mahasiswa Sastra Inggris, pengelola program Sastra Inggris, dan peneliti lain berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan di atas.

295 1. Kepada Dosen: Dosen mata kuliah Writing perlu menyadari akan perlunya internet sebagai salah satu dari sumber-sumber belajar dalam mengembangkan keterampilan berbahasa. Dosen mata kuliah Writing dapat mengembangkan materi yang hendak dipergunakan dalam mengajar melalui internet. Untuk menumbuhkan budaya tersebut di atas, dosen perlu mendorong serta merancang berbagai aktifitas yang mengharuskan mahasiswa menggunakan internet. Kerjasama antara dosen mata kuliah Writing dengan dosen mata kuliah lain harus selalu dibina. Dosen mata kuliah Writing perlu berkoordinasi dengan rekan sejawatnya agar pengajaran mata kuliah tersebut akan selaras dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. 2. Kepada Mahasiswa Sastra Inggris: Mahasiswa Sastra Inggris perlu membiasakan diri dengan melakukan pencarian berbagai informasi untuk proses pembelajarannya melalui internet. Dengan begitu, mereka akan merasakan bahwa penggunaan internet merupakan kebutuhan dalam pengembangan ilmunya. Kebutuhan tersebut harus muncul dari diri sendiri. Mahasiswa Sastra Inggris dapat mencari informasi lain yang tidak diperoleh dari dosennya di kelas juga melalui internet. 3. Kepada Pengelola Program Sastra Inggris: Pihak pengelola program Sastra Inggris perlu memperhatikan kebutuhan bagi tiap-tiap perkuliahan karena antara satu mata kuliah dengan lainnya akan berbedabeda. Pada perkuliahan Writing, dosen dituntut lebih banyak waktunya untuk mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Oleh karena itu, pengelola

296 program perlu memikirkan untuk memberikan imbalan yang setimpal agar pelaksanaan perkuliahan dapat berlangsung sesuai dengan harapan. Mengingat pentingnya internet, pengelola program Sastra Inggris perlu memikirkan dilengkapinya sarana internet yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Penggunaan internet tidak saja dimanfaatkan oleh mata kuliah Writing, tetapi juga mata kuliah-mata kuliah yang lain. Oleh karena itu, pengelola diharapkan menjadikan skala prioritas untuk pengembangan fasilitas. 4. Kepada Peneliti Lain: Peneliti lain yang berminat pada bidang ini dapat mempergunakan hasil penelitian ini sebagai masukkan untuk langkah berikutnya. Masih banyak aspek yang perlu digali guna perbaikan pembelajaran Writing di tingkat universitas, khususnya di Sastra Inggris. Dengan melakukan berbagai eksperimen terkait dengan upaya peningkatan pembelajaran Writing di universitas, niscaya akan bisa diperoleh hasil yang lebih meningkat.