PENGARUH JUMLAH SEL PADA HYDROGEN GENERATOR TERHADAP PENGHEMATAN BAHAN BAKAR

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah melakukan pengujian, penulis memperoleh data-data hasil pengujian

PENGARUH PENGGUNAAN ELEKTROLISER TERHADAP DAYA DAN PENGHEMATAN KONSUMSI BAHAN BAKAR BENSIN PADA MESIN SEPEDA MOTOR

ELEKTROLISIS UNTUK EFISIENSI BAHAN BAKAR BENSIN DAN PENINGKATAN KUALITAS GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR

Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan (JIPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu campuran komplek antara hidrokarbon-hidrokarbon sederhana

Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

I. PENDAHULUAN. premium dan solar. Kelangkaan terjadi hampir di seluruh kabupaten dan kota di

SOLUSI PENGHEMATAN BENSIN DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI SEDERHANA GEN TANDON SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL Oleh: Benny Chandra

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

I. PENDAHULUAN. Permasalahan krisis energi dan polusi udara merupakan permasalahan besar

PENGHEMATAN BAHAN BAKAR SERTA PENINGKATAN KUALITAS EMISI PADA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI PEMANFAATAN AIR DAN ELEKTROLIT KOH DENGAN MENGGUNAKAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

Spark Ignition Engine

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH INJEKSI GAS HIDROGEN TERHADAP KINERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH 1 SILINDER

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

ANALISIS PENGARUH LETAK MIXERHYDROGEN BOOSTER TERHADAP KUALITAS GAS BUANG DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN BENSIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2.2.3 Persentil Konsep Perancangan dan Pengukuran Concept Scoring Hidrogen Karbon Monoksida 2-25

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

Pengaruh Tabung Evaporasi Pada Instalasi Generator Hidrogen. Terhadap Kandungan Polutan Gas Sisa Pembakaran Pada Motor Statis Honda Supra

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Apakah itu Neptunuss

Sistem Injeksi Hidrogen untuk Mengurangi Emisi Hidrokarbon

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

RANCANG BANGUN ALAT PENGHASIL GAS HIDROGEN UNTUK BAHAN BAKAR KOMPOR

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

ANALISIS APLIKASI TURBO CYCLONE, HIDROGEN BOOSTER, DAN WATER INJEKSI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG MOTOR BENSIN 110 CC

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

PENGARUH ELEKTROLISER TERHADAP KEPEKAAN BAHAN BAKAR PADA MESIN DIESEL 1 SILINDER 20 HP

PENGARUH VARIASI ELEKTROLIT KALIUM HIDROKSIDA (KOH) PADA GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA & EMISI GAS BUANG MESIN SUPRA X PGMFi 125 cc

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan bakar minyak disebabkan oleh terjadinya peningkatan

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN ANALISA. 4.1 Perhitungan konsumsi bahan bakar dengan bensin murni

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PERBANDINGAN UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN GENERATOR HHO DRY CELL DAN TANPA MENGGUNAKAN GENERATOR HHO DRY CELL

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia karena hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung

Pengaruh Penggunaan Busi Terhadap Prestasi Genset Motor Bensin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Peralatan uji yang digunakan antara lain : volume akhir setelah terkompresi ( t = 0,173 m 0,170 m

BAB IV HASIL DAN ANALISA

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

STUDI KARAKTERISTIK GENERATOR GAS HHO DRY CELL DAN APLIKASINYA PADA KENDARAAN BERMESIN INJEKSI 1300 CC

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

PENGARUH JARAK ANTAR CELL ELEKTRODA TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO TIPE DRY CELL

a. Harga minyak dunia naik BBM dalam negeri naik

1. PENDAHULUAN. kemajuan teknologi. Tahun 1885, Karl Benz membangun Motorwagen,

Latar belakang Meningkatnya harga minyak mentah dunia secara langsung mempengaruhi harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri. Masyarakat selalu r

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

KAJI EKSPERIMEN: PENAMBAHAN ELEKTROLISER PADA SEPEDA MOTOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR SPESIFIK DAN PERUBAHAN KADAR EMISI GAS BUANG

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor merupakan konsumsi terbesar pemakaian

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

2.1.2 Siklus Motor Bakar Torak Bensin 4 Langkah

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain:

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

I. PENDAHULUAN. (induction chamber) yang salah satunya dikenal sebagai tabung YEIS. Yamaha pada produknya RX King yang memiliki siklus pembakaran 2

JURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

BAB II LANDASAN TEORI. oksigen (O2) dan hydrogen gas (H2) dengan menggunakan arus listrik yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 3.2 Hukum Utama Termodinamika Penjelasan Umum

BAB II LANDASAN TEORI

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

PENGARUH PEMASANGAN DUA CDI DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP OUTPUT DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

PENGARUH LARUTAN NATRIUM BIKARBONAT PADA ALAT ELEKTROLISER TERHADAP PENGHEMATAN BAHAN BAKAR

Pengaruh Penambahan Gas HHO Terhadap Unjuk Kerja Mesin Diesel Putaran Konstan Dengan Variasi Massa Katalis KOH pada Generator Gas HHO

BAB II TINJAUAN LITERATUR

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

PEMANFAATAN ELEKTROLISA AIR SEBAGAI ALRENATIF PENGHEMAT BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR HONDA 100 CC

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET Suriansyah Sabaruddin 1)

I. PENDAHULUAN. mengimpor minyak dari Timur Tengah (Antara News, 2011). Hal ini. mengakibatkan krisis energi yang sangat hebat.

I. PENDAHULUAN. produksi minyak per tahunnya 358,890 juta barel. (


PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP TORSI

Transkripsi:

PENGARUH JUMLAH SEL PADA HYDROGEN GENERATOR TERHADAP PENGHEMATAN BAHAN BAKAR A. Yudi Eka Risano Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, UNILA Jl. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145 Telp. (0721) 3555519, Fax. (0721) nomor 701609 E-mail: yudi_95@yahoo.com Abstrak Semakin banyaknya kendaraan bermotor menyebabkan semakin sedikitnya cadangan minyak bumi dan pencemaran udara. Salah satu solusi dari permasalahan di atas, dengan cara pemakaian hydrogen generator yang merupakan alat untuk menghemat bahan bakar yang bekerja dengan cara memisahkan senyawa kimia antara gas hidrogen (H 2 ) dan oksigen (O 2 ) dari molekul air ( H 2 O ) dengan menggunakan arus listrik (elektrolisis). Proses pembentukan gas hydrogen dan oksigen terjadi dengan cara menggunakan 2 elektroda atau lebih, yang dialiri arus listrik searah. Pada elektroda positif akan terbentuk hydrogen, sedangkan pada elektroda negatif akan terbentuk oksigen. Jumlah dan kecepatan gas hidrogen ( H 2 ) dan oksigen ( O 2 ) yang dihasilkan sangat dipengaruhi antara lain oleh penggunaan katalisator dan besarnya arus listrik yang digunakan. Hydrogen generator yang paling sederhana terdiri dari tabung elektrolisis, sel, dan sistem kelistrikan. Pengujian prestasi hydrogen generator pada mesin dilakukan dengan cara mencatat waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan 50 ml bensin pada saat tanpa memakai hydrogen generator, dan saat memakai hydrogen generator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hydrogen generator dapat menghemat bahan bakar dimana pada pengujian yang telah dilakukan penghematan maksimum saat menggunakan 4 pelat elektroda, yaitu sebesar 18,85 %, dan daya listrik rata-rata yang digunakan 198,3 watt. Dari hasil pengujian tersebut didapat konfigurasi jumlah pelat elektroda yang efektif yaitu, menggunakan 4 pelat dengan gap 1-1.5mm, untuk campuran 1560ml air dengan 2,5 gram soda kue. Kata kunci : bahan bakar, Hydrogen generator, daya listrik PENDAHULUAN Saat ini kendaraan bermotor, seperti mobil dan motor sudah menjadi alat tarnsportasi darat yang sangat sering digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Dengan semakin banyaknya pengguna kendaraan bermotor, maka tidak hanya berdampak positif terhadap hidup manusia, tetapi juga dampak negatif, antara lain yaitu semakin cepat habisnya cadangan minyak bumi di dunia dan udara yang tercemar akibat dari emisi gas buang kendaraan bermotor. Pencemaran udara yang diakibatkan oleh gas buang kendaraan bermotor pada akhirakhir ini sudah pada kondisi yang sangat memprihatinkan dan memberikan andil yang terbesar dalam pencemaran udara secara total terutama di kota-kota besar negara berkembang. Salah satu polutan gas buang kendaraan bermotor yang ikut berpartisipasi dalam pencemaran udara adalah hidrokarbon. Hidrokarbon sederhana dengan sejumlah kecil bahan tambahan non-hidrokarbon bersifat sangat volatil yang sangat mudah menguap dan mengemisikan hidrokarbon ke udara. Hidrokarbon yang diemisikan tersebut merupakan polutan primer karena dilepaskan ke udara secara langsung oleh kendaraan bermotor baik pada saat pengisian bahan bakar maupun karena tidak sempurnanya pembakaran yang terjadi di ruang bakar. Karena dampak yang ditimbulkan akibat dibebaskanya hidrokarbon ke udara atmosfer, kiranya perlu dilakukan pengendalian terhadap 63

emisi hidrokarbon terutama hidrokarbon yang dihasilkan saat motor belum mencapai temperatur kerjanya. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah dengan penambahan hidrogen sesaat setelah penyalaan dalam ruang bakar, dimana hidrokarbon yang belum terbakar di ruang bakar akan diikat oleh hidrogen tambahan, sehingga terjadi pembakaran lanjut yang akan menghasilkan gas buang yang lebih bersih. Salah satu solusi dari permasalahan di atas, dengan cara pemakaian hydrogen generator. TINJAUAN PUSTAKA Motor Bakar Mesin bensin dikategorikan sebagai mesin kalor. Yang dimaksud mesin kalor disini adalah mesin yang menggunakan sumber energi termal untuk menghasilkan kerja mekanik. Selanjutnya jika ditinjau dari cara memperoleh energi termal, mesin kalor dibagi menjadi dua, yaitu, mesin pembakaran luar dan mesin pembakaran dalam. Yang dimaksud mesin pembakaran luar adalah mesin yang proses pembakarannya terjadi di luar mesin. Energi termal dari hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin melalui beberapa dinding pemisah. Contohnya adalah mesin uap. Sedangkan yang dimaksud mesin pembakaran dalam adalah mesin dimana proses pembakaran berlangsung di dalam mesin itu sendiri, sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Mesin pembakaran dalam ini umumnya dikenal dengan sebutan motor bakar. Contoh dari mesin kalor dalam ini adalah motor bakar torak dan turbin gas. Selanjutnya jenis motor bakar torak itu sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu mesin bensin atau motor bensin dikenal dengan mesin Otto dan motor disel. Perbedaan pokok antara kedua mesin ini adalah pada system penyalaannya. Pada mesin bensin penyalaan bahan bakar dilakukan oleh percikan bunga api listrik dari antara kedua elektroda busi. Oleh sebab itu mesin bensin dikenal juga dengan sebutan Spark Ignition Engine. Di dalam mesin disel, penyalaan bahan bakar terjadi dengan sendirinya, oleh karena itu bahan bakar disemprotkan ke dalam ruang bakar yang berisi udara yang bertekanan san bersuhu tinggi. Bahan bakar itu terbakar dengan sendirinya oleh udara yang mengandung O 2 bersuhu melampaui suhu titik nyala (flash point) dari bahan bakar. Mesin disel ini dikenal juga dengan sebutan Compression Ignition Engine. Proses Pembakaran Pada Motor Bensin 4 - Langkah Proses Pembakaran adalah : reaksi antara Komponen bahan bakar (C dan H) dan Komponen Udara [Oksigen, (O)] yang butuh panas awal pembakaran, serta reaksi berlangsung sangat cepat, untuk menghasilkan panas yang jauh lebih besar. Kondisi yang dibutuhkan untuk terjadinya proses pembakaran yaitu adanya unsur-unsur yang dapat terbakar tadi (hidrogen- karbon dan oksigen) dan teknik untuk mengawali proses pembakaran. Ada beberapa hal yang mempengaruhi efisiensi bahan bakar, emisi gas buang, dan daya output yang dihasilkan oleh motor bensin, diantaranya sifat bahan bakar, perbandingan udara/ bahan bakar operasi, penggunaan aditif, sistem dan waktu pengapian, geometri ruang bakar, besarnya turbulensi campuran, dan komposisi campurannya (kondisi udara pembakaran), sebagaimana dilaporkan oleh Ganesan V. (1996) dan Wardono H. Hydrogen Generator Hydrogen Generator merupakan alat untuk menghemat bahan bakar mesin bensin. Hydrogen Generator adalah sebuah alat untuk memisahkan senyawa kimia antara gas hidrogen ( H 2 ) dan oksigen ( O 2 ) dari molekul air ( H 2 O ) dengan menggunakan arus listrik (elektrolisis). Gas hidrogen hasil dari pemisahan inilah yang dapat berfungsi sebagai penghemat mesin bensin. 64

Prosedur Pengujian Gambar 1. Hydrogen generator Cara Kerja Hydrogen Generator Arus listrik mengalir dari battery menuju sel di dalam tabung elektrolisis, aliran arus listrik tersebut mengalir melalui air di antara celah pelat positif dan negatif, aliran arus listrik tersebut menghasilkan gelembunggelembung gas yang berupa gas hidrogen dan oksigen, pada pelat positif terbentuk gelembung gas oksigen dan pada pelat negatif terbentuk gelembung gas hidrogen. Gas yang dihasilkan dari proses elektrolisis air, kemudian dialirkan menuju tabung bubler, pada tabung bubler yang berisi air akan terbentuk gelembung-gelembung gas, gas tersebut, kemudian dialirkan menuju saringan udara atau pada intake manifold pada motor bakar. METODOLOGI Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pengujian antara lain ; a. 1 buah hydrogen generator, (yang sudah dilengkapi voltmeter dan ampermeter) b. Soda kue c. Bensin d. 2 botol ukur e. Selang f. Kunci 10 g. Stopwatch h. 1 unit mesin bensin. Prosedur Pengujian Menggunakan Hydrogen Generator 1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Merakit sel, pada percobaan 1 menggunakan 2 sel. 3. Memasang sel pada skup yang terdapat di tutup tabung, pastikan baut pengikat terpasang dengan erat. 4. Mengisi air ke dalam tabung elektrolisis sebanyak 1560 ml. 5. Mencampurkan soda kue sebanyak 7,5 gram dengan air. 6. Melilitkan seal tape pada ujung mulut pipa. 7. Memasang tutup pipa, pastikan tidak terjadi kebocoran pada celah antara tutup dengan pipa, dengan cara membolak-balik tabung. 8. Menguji produksi hidrogen dengan cara memasukkan selang dari saluran keluar tabung ke dalam botol berisi air. Jika tidak terlihat gelembung gas, maka periksa sambungan kabel, dan periksa ada kebocoran atau tidak pad tabung. 9. Memasukkan selang dari saluran gas keluar ke dalam filter udara. 10. Mengisi botol ukur dengan bensin. 11. Menghubungkan pompa bensin ke botol ukur yang terisi bensin dengan menggunakan selang. 12. Menyalakan mesin, setelah mesin nyala, pastikan bensin mengalir dari botol ke dalam pompa bensin. 13. Menghidupkan hydrogen generator, dengan cara memasang penjepit ke terminal aki. 14. Mengukur waktu yang digunakan untuk setiap pemakaian 50 ml bensin. 15. Mencatat waktu yang digunakan, tegangan listrik, dan arus listrik yang mengalir. Prosedur Pengujian Tanpa Menggunakan Hydrogen Generator 1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Mengisi botol ukur dengan bensin 65

3. Menghubungkan pompa bensin ke botol ukur yang terisi bensin dengan menggunakan selang. 4. Menyalakan mesin, setelah mesin nyala, pastikan bensin mengalir dari botol ke dalam pompa bensin. 5. Mengukur waktu yang digunakan untuk setiap pemakaian 50 ml bensin. 6. Mencatat waktu yang digunakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengujian tanpa dan dengan menggunakan hydrogen generator dengan menggunakan : Volume air : 1560 ml Tegangan listrik : 12 volt Jumlah soda kue : 2,5 gram dan menggunakan variasi jumlah pelat diperoleh data sebagai berikut : Tabel 1. Data Hasil Pengujian Jumlah plat percobaan ke : rpm arus listrik (ampere) volume bahan bakar (ml) waktu (detik) Tanpa hydrogen generator 1 2101 50 195 2 1915 50 200 3 2098 50 208 4 2040 50 210 5 1980 50 208 6 2030 50 206 7 2130 50 208 8 2100 50 209 9 2080 50 208 10 1970 50 207 4 1 1974 13 50 220 2 2262 15,5 50 232 3 2330 16 50 266 4 2240 16,4 50 261 5 2156 16,8 50 251 6 1989 17,2 50 265 7 2240 17,2 50 260 8 2170 17,4 50 264 9 2105 17,8 50 263 10 1998 18 50 266 8 1 2028 27 50 195 2 2158 29 50 206 3 2016 30 50 222 66

Dari data hasil pengujian selanjutnya dihitung konsumsi bahan bakar, besarnya penghematan, daya listrik yang digunakan dan perbandingan daya listrik dengan penghematan yang dihasilkan (tabel 2). Tabel 2. Data hasil perhitungan jumlah plat Percobaan ke : arus listrik (amper) waktu (detik) daya konsumsi listrik bahan bakar (watt) (ml/det) persentase penghematan (%) 1 194 0,26 2 199 0,25 3 208 0,24 4 209 0,24 Tanpa 5 208 0,24 hydrogen 6 206 0,24 0 generator 7 208 0,24 8 208 0,24 9 208 0,24 10 207 0,24 konsumsi rata-rata bahan bakar 0,24 1 13 219 156 0,23 2 15,5 231 186 0,22 3 16 266 192 0,19 4 16,4 260 196,8 0,19 5 16,8 250 201,6 0,20 4 6 17,2 264 206,4 0,19 18,8 7 17,2 260 206,4 0,19 8 17,4 264 208,8 0,19 9 17,8 262 213,6 0,19 10 18 265 216 0,19 konsumsi rata-rata daya listrik dan bahan bakar 198,3 0,20 1 27 195 324 0,26 8 2 29 205 348 0,24 3 30 221 360 0,23 0,6 konsumsi rata-rata daya listrik dan bahan bakar 344 0,24 Dari data hasil perhitungan dapat dilihat konsumsi bahan bakar mengalami penurunan pada saat menggunakan hydrogen generator menggunakan 4 pelat, jika dibandingkan dengan konsumsi bahan bakar tanpa menggunakan hydrogen generator, penurunan konsumsi bahan bakar atau penghematan ratarata sebesar 18,85 % atau sebanyak 0,045776 ml/detik, dan ketika menggunakan 8 pelat penghematannya sebesar 0,58 % atau 0,001408 ml/detik. Dari tabel data hasil perhitungan dapat dilihat konsumsi rata-rata daya listrik ketika pengujian menggunakan 4 pelat sebesar 198,3 67

watt, dan pada pengujian menggunakan 8 pelat sebesar 344 watt. Pada hasil perhitungan saat pengujian menggunakan 4 pelat, perbandingan penghematan yang dihasilkan 0,09 % untuk setiap 1 watt daya yang digunakan, dan pada saat pengujian menggunakan 8 pelat di dapat perbandingan penghematan 0,00168 % untuk setiap 1 watt daya yang digunakan, jadi konsumsi daya listrik yang paling efektif adalah pada saat pengujian menggunakan 4 pelat. Dari data hasil pengujian dapat dilihat persentase penghematan mengalami penurunan ketika menggunakan 8 pelat, hal ini tidak sesuai dengan teori, karena semakin banyak sel, maka gelembung gas hydrogen dan oksigen yang dihasilkan akan semakin banyak, sehingga kualitas pembakaran akan semakin baik. Jika melihat dari data hasil pengujian, ketidak sesuaian ini diakibatkan arus listrik yang mengalir terlampau besar, yaitu +30 ampere, sehingga menyebabkan air di dalam tabung elektrolisa terlalu panas sehingga menguap, dan juga menyebabkan konsumsi daya listrik yang tidak efektif. Uap air yang masuk ke dalam silinder menyebabkan pembakaran tidak sempurna, akibat dari pembakaran yang tidak sempurna adalah konsumsi bahan bakar yang boros. SIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Dari hasil pengujian dengan menggunakan hydrogen generator berhasil menghemat konsumsi bahan bakar dengan persentase penghematan rata-rata maksimum sebesar 18,85 %, yaitu dengan menggunakan 4 pelat/ sel. 2. Dari hasil pengujian hydrogen generator diperoleh bahwa semakin banyak jumlah pelat/sel maka semakin besar daya listrik yang digunakan. 3. Konsumsi rata-rata daya listrik paling efisien pada pengujian menggunakan 4 pelat stainless steel, yaitu 198,36 watt. 4. Temperatur air di dalam tabung elektrolisis yang terlalu tinggi, mengurangi persentase penghematan, karena uap air masuk ke dalam silinder. DAFTAR PUSTAKA 1 Achmadi, Suminar. 1983. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta. 2 Achmad, Hiskia. 1992. Elektrokimia dan Kinetika Kimia. Citra Aditya Bakti. Bandung. 3 Hidayatullah, Poempida, Mustari, F. 2008. Rahasia Bahan Bakar Air. Ufuk Publishing House. Jakarta. 4 Kristanto, Philip. Sistem Injeksi Hidrogen untuk Mengurangi Emisi Hidrokarbon. Universitas Kristen Petra, surabaya, Jawa Timur. [5] Krist, Thomas. 1993. Dasar-dasar Pneumatik. Penerbit Erlangga. Jakarta. [6] Muhammad As adi, Syahrir Ardiansyah Pohan. Kajian Penambahan Hydrogen Booster Pada Motor Bensin 115cc. [7] Mustagfiry, M. 2008. Analisa Pemilihan Elektroliser Bahan Bakar Air Pada sepeda Motor. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang. [8] Riza, M. 2008. Pengaruh Kuat arus Terhadap Laju Produksi Gas Hidrogen (H 2 ) Melalui Metode Elektrolisis Pada Kompor Bahan Bakar Air. Universitas Muhammadiyah Malang. [9] Sudirman, Urip. 2008. Hemat BBM Dengan Air. PT. Kawan Pustaka. Jakarta [10] Wardono, H. 2004. Modul Pembelajaran Motor Bakar 4-Langkah. Jurusan Teknik Mesin-Universitas Lampung. Bandar Lampung. 68